Question

Sesampainya di kampus ...

Sepanjang perjalanan ke kampus mobil Saal macam seperti di dalam gedung bioskop just suara musik yang merdu sekali. Tak ada suara lainnya.

" Turunlah dulu!" seru saal pada Saidah.

Saidah yang turun itu akhirnya membuka pintu mobil sambil mengendap-endap. Namun saat dia sudah di luar di kagetkan dengan suara Bu Chintiya.

" Saidah? Kenapa keluar dari mobil pak Saal," tatapannya malah sangat horor. Dosen mudah satu ini nampak tak suka pada Saidah karena sudah berangkat bersama dengan Saal.

" Sekalian jalan jadi dia saya suruh bersama! Saidah pergilah!" perintah Saal dengan santainya. Sedang Saidah sudah melipir pergi ke ruang kelasnya. Saidah juga tak menoleh lagi ke belakang biarkan saja suaminya itu yang menyelesaikan.

Saal masih merapikan pakaiannya kembali dan mengambil tasnya. Chintiya masih setia menatap Saal dengan tatapan tak percaya dengan apa yang di ucapkannya.

" Ada apa lagi? Apakah ada yang belum di sampaikan?" tanya Saal dengan tatapan biasa saja. Chintiya mengangguk serius pada Saal.

" Benarkah kalian sedang tidak pacaran?" tanya Chintiya penuh curiga sekali. Saal menghela nafas ternyata masih topik yang sama yakni saidah.

" Kami bukan anak remaja yang labil harus pacaran! Permisi," jawabnya kemudian pergi karena bagi Saal itu pertanyaan yang kurang bermutu.

Saat Saal melewatinya begitu saja sungguh membuat hati bu Chintiya gusar. Masih saja hatinya itu tak percaya begitu saja. Namun dia harus kembali pada tujuannya yakni mengambil berkas yang tertinggal di mobil.

Di ruang kelas Saidah pun masih saja belum melangkahkan kakinya masuk. Dia diam di dekat pintu. Sesekali menghela nafas malas menanggapi pertanyaan mereka. Tapi mereka nampak masih fokus pada ponselnya akhirnya Saidah memutuskan untuk masuk ke kelasnya.

" Saidun!!!" teriak temannya dan langsung menyergap Saidah yang baru saja masuk.

" Astaga bau ketek kalian bikin pusing kepalaku," omel Saidah dengan mencoba melepaskan tubuhnya dari mereka.

" Jelaskan! No menghindar ... Noh, lihat si james diam mulu dari pagi!!! Kasihan dong Saidun!!!" cecar mereka. Saidah melirik dimana james berada. Iya, dia menatap james yang duduk terdiam sambil menunduk di pojok. Ada rasa kasihan namun bagaimana lagi. Sudah keputusan Abang Saal membuat status itu.

Mereka pun mengajak Saidah duduk di kursinya. James nampak tak ikut nimbrung dengan mereka. Teman -teman saidah yang udah kepo banget membuat saidah nyengir tak enak sekali. Mereka terus saja menanyakan hal yang malas Saidah jawab. Sungguh ini membuatnya kesal. Apalagi dia tak nyaman melihat james seperti itu.

" Berhentilah bertanya! Lain kali pasti akan aku jawab. Tuh, bu Chintiya udah ada di ambang pintu guys," ujar Saidah. Mereka pun mengangguk serentak tanpa di komando lagi.

Materi kuliah pagi ini sangatlah menyangsikan. Bu Chintiya nampak tak biasa. Ada tatapan beda yang dia layangkan. Ya, dia sangat merasakan perbedaan itu. Terutama bagi Saidah bu Chintiya nampak menatapnya dalam-dalam. Selama materi Saidah tak begitu memperhatikan hal itu tapi teman-temannya jika bu Chintiya itu sedang mengibarkan perbedaan yang siginifikan.

" Sai ... Coba lihat apakah kamu tidak merasakan jika bu Chintiya beda? Dia seperti ada sesuatu hal yang berbeda dan itu di tujukan padamu," ucap sahabat yang duduk di sampingnya. Saidah mengangguk pelan paham akan yang di maksud. Dia sebenarnya juga merasakan bahwa bu Chintiya agak berbeda padanya mungkin karena kejadian tadi pagi di parkiran dosen.

...----------------...

Setelah berjam - jam dengan ketidak bersahabatan bu Chintiya akhirnya mereka bisa menghirup udara bebas dari tatapan sang dosen muda. Saidah sedari tadi mencuri pandang ke arah James. Pemuda itu lebih banyak diam daripada banyak bicara seperti biasanya.

" Saidah katakan! Benarkah kau sudah menikah?" tanya mereka bersamaan.

Saidah pun tidak mungkin menghindari hal itu lagi. Iya, saidah pada akhirnya bercerita jika dia sudah menikah dengan seseorang yang lebih dewasa darinya, penyayang dan bertanggung jawab. Hanya saja keluarga belum mengizinkan mempublikasikannya.

" Sudah ... Kami sudah lama kenal dan dia juga bukan orang sembarangan. Aku yang siapa ini merasa tidak pantas! Jadi, aku mohon maaf ya guys jika merahasiakan ini. Karena memang perjanjian kami sebelum menikah. Kami hanya ingin privasi terjaga hanya itu," jawab Saida tiba-tiba terdengar dewasa.

" Oh ... Saidun!!! Senangnya. Tenang say kami gak akan marah sama sekali justru kami bahagia dan berharap kamu mau mengenalkannya pada kami suatu hari," ucapnya Ramai dengan jawaban Saidah.

Maaf james ... Kamu harus mendengar semuanya sekarang!!! Tapi ini yang terbaik bagimu daripada besok dan besok lagi untuk mengetahui hal ini.

Saat mereka sedang mengobrol bahagia. Tiba-tiba james ingin mengajak Saidah ke tempat yang di mana hanya ada mereka berdua.

" Saidah ... Aku ingin bicara denganmu di tempat lain!" ajaknya dengan tatapan wajah dingin. Mereka semua menatap James tak percaya.

Terpopuler

Comments

Dia Amalia

Dia Amalia

hati² saiii waspada dgn para ulat² end burung puyu😂🤣😂🤣

2023-12-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!