Eh

Dengan semangat 45 Saal menaiki tangga. Dia tak akan menyia - nyiakan kesempatan bersama Saidah. Saal tanpa mengelu apapun lagi sedang Saidah komat kamit dalam hatinya. Saal mengulas senyum dari bawah sampai di dalam kamar.

Ih ... Abang Serem kalau udah kayak gini!

Saat Saal mendekati Saidah dan akan menyentuhnya kembali. Saidah langsung memegangnya.

" Eits ... Eits ... Mau ngapain coba abang? Gak boleh ah minggir!" seru Saidah dengan ekspresi yang lucu.

" Biar jadi satu," jawab Saal singkat. Saidah geleng -geleng dengan cepat.

" Enggak bisa ... Enggak bisa abang!" tolak Saidah dengan diikuti mata Saal yang melotot tak percaya dengan ucapan Saidah.

" Dek ... Jangan mulai lagi! Udah seriusan ini," ujar Saal menimpali ucapannya.

" Adek seriusan abang!!! Adek mens loh gak bisa di pegang beneran serius gak bohong," sambil mengacungkan jemari peace. Saal kemudian berdiri dan memukul angin begitu saja karena gagal.

" Astaga Adek ! Kenapa gak bilang dari tadi," kesal Saal yang dari tadi sudah yang semangat sekali. Dia nampak duduk di samping Saidah. Saidah juga membenahi bajunya yang sedikit melorot.

" Abang ... Tadi langsung serang Saidah tanpa tanya dulu sih," ujar Saidah dengan lugunya. Saal menghela nafas dan terkekeh mendengar ucapan istrinya. Jika di ingat - ingat dirinya memang langsung tancap gas tanpa bertanya dulu.

Saidah jadi manyun melihat saal tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Saal juga tak menyangka dirinya dan Saidah terjebak dalam hubungan pernikahan sejauh ini. Selama ini Saidah sudah bersikap baik dalam hubungan ini bahkan dia lebih sabar menghadapi Saal. Adiknya ini agaknya perempuan yang berbeda dari yang lain.

" Bang/ Dek .... " panggil mereka berdua secara bersamaan. Akhirnya mereka berdua tertawa bersama karena seperti orang yang sedang kasmaran.

Hahahahhaha.

" Duluan saja Dek!" seru Saal menginterupsi pembicaraan.

" Bang ... Adek kangen papa sama mama," ujarnya dengan hambar dan diam. Saal seketika langsung menoleh ke arah istrinya. Dia melihat saidah dengan mata berkaca - kaca.

" Dek ... Apakah abang menyakitimu? Sampai kamu merindukan Papa dan Mama," Saal menunggu jawaban dan berharap Saidah sedang tidak marah lagi padanya. Saidah nampak menggelengkan kepalanya.

" Tidak bang Saal ... Saidah memang seperti ini jika sudah lama tak makam papa mama. Rasanya Saidah jadi anak tak berguna. Terkadang Saidah melo sekali saat bertengkar dengan bang Saal rasanya Saidah udah yang mau pergi aja sebab hati Saidah rasanya udah kayak sendirian langsung seketika. Aneh kan ya! Itu bahkan udah dari dulu bang ... " jawab Saidah dengan tatapan sendu dan mendung. Bahkan air matanya sudah meleleh begitu saja. Saal langsung menarik Saidah ke dalam pelukannya. Dia mengusap air mata itu.

" Maafkan bang Saal ya dek! Abang gak niat nyakitin adek," ucapnya mengusap rambut saidah. Saidah diam dia nampak tergugu.

" Harusnya abang bahagia sama mbak Shalu. Maafin Saidah ya bang sudah ngikat abang sejauh ini," lirihnya sambil tergugu. Saal langsung mencelos hatinya. Apakah setega itu dia mempermainkan pernikahan ini dan Saidah? Jika dia tak menikah dengan Shalu itu bukan salah Saidah tapi takdir mereka memang tak berjodoh. Saal mungkin paham akan hal itu tapi tidak dengan Shalu dia malah membuat Saal tak habis pikir. Bagaimana biaa gadis itu memintanya menikahinya juga. Ini tidak masuk dalam nalar Saal sama sekali. Itu sama saja membuat Saidah tersakiti.

...----------------...

Di ruangan Saal siang tadi ...

" Saal ... Aku tidak peduli jika kamu sudah menikah! Aku akan menerima semuanya. Jadikan aku istri keduamu aku yakin Saidah akan memahaminya," ujar Shalu membuat Saal bungkam. Dia malas menanggapinya. Dia tak ingin Bunda dan Saidah menangis jika memutuskan untuk menikahi Shalu. Itu adalah hal baru.

" Tidak Shalu! Aku tidak akan mengulangi sejarah tidak mengenakkan itu. Aku memang dari keluarga besar pesantren yang pernah melakukan perihal poligami terselubung bahkan rumit dan aku sudah di ajari menjadi lelaki setia dan bertanggung jawab pada satu pasangan. Jadi poligami bukanlah pilihanku Shalu," kebungkamannya mampu menyampaikan apa yang telah berkecamuk dalam dada semenjak Shalu terus memaksanya untuk menikah.

" Saal ... Keluargamu yang memaksamu menikahinya! Bahkan aku tak sekali pun di berikan kesempatan itu," ujar Shalu agak kesal kali ini. Saal benar-benar menolak kehadirannya kembali.

" Shalu cukup!!! Jangan merembet kemana - mana. Di sini aku yang salah karena telah menjanjikanmu sebuah pernikahan. Jadi, jangan pernah membawa keluargaku dalam permasalahan kita," jawab Saal tegas kali ini. Diq tidak marah pada Shalu tapi ucapan Shalu sungguh membuatnya tidak suka. Jelas di sini yang salah adalah Saal yang tak kunjung memberi tahu keluarganya dan telah berjanji pada Shalu.

...----------------...

" Eh, abang ... " lirih Saidah membuyarkan lamunan Saal perihal tadi. Gadis imut itu langsung menyambar pipi kanan kiri dan dahi. "Adek sayang sama Bang Saal!" saal membeo seketika. Bagaimana bisa dari kata "Eh" jadi bilang sayang. Seusai mengecup seluruh wajah Saal Saidah berlari ke kamar mandi karena perutnya sakit.

" Jangan ngelamun ya bang!" serunya dari kamar mandi. Saal hanya terkekeh di buatnya. Saidah sungguh menggemaskan jika seperti ini. Kecupan Saidah itu memberikan semburat merah pada Wajah Saal.

Adek ... Ini sudah pandai merayu abang.

Terpopuler

Comments

erinatan

erinatan

😘😘😘

2024-03-10

0

Dia Amalia

Dia Amalia

silsilah poligami ne ceritanya saal amit² ya bg saal,,
1 aja gk etek² bg saal 🤣😂🤣😂

2023-12-17

2

Ayu Kerti

Ayu Kerti

betul abang, tegas dgn masa lalu.

2023-12-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!