James

James membawa Saidah Gazebo belakang kampus. Dia benar - benar sesak mendengar Saidah sudah menikah. Cintanya pada Saidah tidak main-main. Sungguh itu benar adanya. Saidah berjalan mengikuti langkah james sambil menoleh ke kanan kiri.

Sesampainya ...

" Katakan padaku dengan jelas! Jangan membuat status yang sengaja membuatku cemburu," ucapannya kali ini tak ada nyaring suara bercanda. Dia benar -benar merasa tidak enak pada james.

" James ... Aku sudah menikah dan itu benar," jawab Saidah di tata dengan sebaik mungkin tanpa ada ragu tapi berharap itu tak menyakitinya.

" Hanya itu? Tidakkah kamu ingin menjelaskan kenapa jadi seperti ini?" tanyanya dengan sangat dingin. James tak pernah seperti ini sebelumnya. Tapi mau bagaimana lagi mungkin hatinya sakit.

Saidah diam seribu bahasa. Dia kembali teringat bagaimana dia melangsungkan pernikahan secara mendadak dengan Saal kala itu.

Beberapa bulan lalu ...

Saal yang sedang ngampus hingga malam. Mendapati sesuatu yang aneh dalam satu ruangan kosong di samping kampus. Hanya ada petugas kebersihan security dan dirinya kala itu. Dia lembur sehingga tak pulang malam ini. Hari itu pun Saal tak menghubungi adiknya sama sekali sebab tadi Saal sudah melihatnya pulang. Saidah juga sempat berpamitan pulang.

Ada suara aneh di dalam ruangan itu di mana ruangan itu remang -remang ada bayangan entah apa itu. Saal mendekati ruangan itu namun di hentikan oleh petugas kebersihan. Dia nampak gugup dan itu terlihat jelas.

" Pak anda sedang apa di sini?" tanyanya dengan raut berkeringat dan terlihat aneh.

" Mau melihat ruangan ini Sepertinya saya mendengar sesuatu mang. Biarkan saya mengeceknya," ujar mang jajang selaku petugas kebersihan kampus ini. Suaranya agak bergetar membuat Saal tak yakin jika tak ada sesuatu. Tapi Saal mengalah.

" Sudah saya kunci kok pak! Pasti tidak ada siapapun," jawab mang jajang pada akhirnya. Saal mengangguk paham.

" Baiklah," jawabnya kemudian pergi.

Namun baru saja dia melangkahkan kakinya beberapa langkah dia mendengar suara teriakan dari ruangan itu. Mang jajang jadi kaget saat Saal berbalik. Nampak dosen muda itu berlari kencang dan menendang pintu dengan keras akibat suara teriakan seorang gadis.

" Jangan!!!! Lepaskan," teriaknya sambil menangis.

Bertepatan dengan itu suara pintu di tendang oleh Saal tanpa meminta persetujuan mang jajang terlebih dahulu.

Brrrraaaaaakkkkk!!

Mata Saal terbelalak tak percaya dia mendapati adiknya Saidah sedang di lucuti pakaiannya oleh beberapa pemuda. Saal kenal mereka semua dia adalah putra petinggi kampus ini. Wajah Saal merah padam melihat baju adiknya suah terlepas tinggal dalaman yang menutupi buah d*d* nya saja. Sungguh pemandangan laknat. Saidah nampak terkulai lemas sambil menangis dia tak bisa berbuat apa-apa karena beberapa laki-laki itu memegang Saidah.

" Bajingan kalian!!!!" teriak Saal menggema di seluruh ruangan. Mereka semua langsung melotot mendapati Saal masuk dengan wajah marah. Dia juga menelpon Abinya yang seorang polisi untuk membantunya seketika. Hal itu membuat wajah pelaknat itu menegang. Seusai itu Saal menampar dan menghajar mereka sebagai pelajaran.

" Pak ... Ma ... Afkan kami! Ka ... Mi... Penasaran dengannya! Ka ... Re... Na sok jual mahal," jawab salah seorang dari mereka. Sontak saja Saal menamparnya sekali lagi.

Plaakkkk!

" Bajingan kalian. Dia begitu karena menjaga kehormatannya!!! Kalian salah telah melecehkan adikku," kesal saal. Mereka semua menatap saal dengan rasa takut. Saal kemudian melepas hem-mya untuk di pakaikan pada Saidah dia tak masalah menggunakan kaos dalam sebab dirinya laki-laki. Tapi tubuh molek Saidah sudah mereka lihat dan jamah meskipun tak seutuhnya. Saidah terus menangis tanpa henti. Tak menyangka jika dia akan mengalami ini. Saal merasa dadanya sakit dan sesak mendapati Saidah di perlakukan tak baik seperti ini.

Deg.

Adik pak Saal. Bodoh kau Makrus!!! Bisa - bisanya tak mengenalinya dengan baik. Sial,

Sedangkan petugas kebersihan itu terlihat gemetar menyaksikan ini semua. Apalagi yang mereka lecehkan adalah adik pak saal sungguh ini merupakan kemalangan bagi mang jajang karena membiarkan mereka melakukannya karena sempat di ancam.

" Pak ... Ampuni saya! Saya tak bisa apa- apa saat tuan muda makrus mengancam akan memberhentikan saya dari kampus. Anak dan istri saya butuh makan," ujarnya sambil bergetar karena takut. Saal menghela nafas. Anak berandal ini bahkan sudah mengancam petugas kampus karena merasa orang tuanya memiliki jabatan.

" Sudahlah mang. Semuanya terlanjur," jawab saal pada akhirnya.

Suara sirine mobil polisi membuat Mereka semua takut dan ingin berlari. Namun tatapan saal sungguh mematikan. Saat semua polisi meringkuk Makrus dan teman-temannya itu. Dia mengancam Saal dengan lidah brengseknya itu.

" Aku akan membuat perhitungan denganmu tuan saal karena sudah menganggu kenikmatanku malam ini," ujarnya dengan meledek. Saal mencoba menahan emosinya dengan jelas. Kata 'kenikmatan' jelas saja bermakna mencicipi tubuh Saidah.

Tanpa ba bi bu lagi dan protes atau apapun Saal menggendong adiknya ke pelukan dalam dada bidangnya. Saidah menangis tanpa henti. Membuat jantung Saal ingin berhenti saat melihat Saidah tadi pakaiannya di lucuti. Bahkan hampir saja mereka melepas bra Saidah jika dia tak cepat datang. Malam ini sungguh malam naas bagis Saidah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

" Sai ... Tak adakah yang ingin kamu jelaskan padaku??" tanya James membuyarkan lamunannya.

" Tidak ada james! Aku sedang tak ingin mengatakan apapun," seketika Saidah berlari keluar dari kampus.

Dadanya sesak kembali saat harus mengingat kejadian beberapa bulan lalu. Untuk seceria ini dia butuh keberanian. Untuk kembali kuliah di sini dia butuh beberapa waktu. Dia berlari ke arah jalan raya untuk menyetop taxi yang lewat. Saidah kembali menangis setelah sekian bulan.

" Mungkin inilah alasan bang saal tak ingin menyentuhku. Karena dia pun masih mengingat malam itu bagaimana mereka menjamahku di depan matanya," tangis Saidah tergugu sambil menutup matanya di dalam taxi. Sopir taxi hanya menatapnya dari kaca spion sehingga akhirnya dia memberanikan diri bertanya.

" Mbak baik -baik saja?" tanyanya.

" Iya pak. Tidak apa," jawabnya sambil menghapus air matanya itu.

Sedangkan james mematung di tempat karena saidah tiba-tiba pergi dengan raut wajah memerah. James yakin dia menangis.

" Ada apa dengannya?" lirih james.

■ For pembaca

Jangan lupa dukung author dengan meninggalkan jejak like, komen, rate untuk menilai. Dengan begitu kelangsungan novel ini akan berjalan dengan lancar. Dukungan kalian adalah motivasi terbesar bagi author. Makasih.

Terpopuler

Comments

erinatan

erinatan

ternyata seperti itu thorrr,wah ngeri juga ya...

2024-03-10

0

Fitri Nur Hidayati

Fitri Nur Hidayati

kampus disalahgunakan para anak petinggi. trus kelanjutannya gimana yg diringkus polisi

2024-01-13

0

Naftali Hanania

Naftali Hanania

hukum kebiri aja tuh para peleceh 😡😡😡😡😡😡😡😡😡😡😡

2024-01-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!