Malam ini Saidah yang baru sampai di kamarnya melihat ada Gaun tanpa lengan di ranjang dan bertuliskan " Kenakanlah pakaian ini! Aku segera datang," tentu saja atensi Saidah langsung ambyar. Dia tak pernah mengumbar kulit mulusnya pada siapapun. Saidah masih saja menatap ke arah baju itu. Bagaimana bisa dia memakai baju beginian. Nanti Abang marah jika aku menggodanya. Kayak cewek gak punya iman.
Saidah bergeser ke meja. Di sana ada sesuatu yang tertutup apik bahkan estetik. Saidah duduk di sampingnya saidah berfikir ini kamar abangnya siapa yang berani masuk ke sini selain mereka berdua dan keluarga Saal. Tapi abang Saal dan kue ini sepertinya itu hal yang mustahil. Bang Saal bahkan tak pernah merayakan ultahnya dan merayakannya sebelumnya.
Ting.
Pesan masuk nampak di layar ponsel Saidah.
" Abang ... " Gumamnya.
Abang akan sampai! Abang harap kamu sudah menggunakan baju itu.
Pesan itu membuat Saidah lari terbirit-birit ke kamar mandi karena dia baru sadar sudah sangat lama melamun karena tak percaya. Saidah si cantik itu mandi secepat kilat layaknya hantaran JNE, JNT dan sejenisnya itu wkwkwkwk.
Saat Saidah mengenak dress pendek tanpa lengan itu dengan aksen kalung emas yang Saal belikan saat dia menjadi adiknya. Saidah nampak menemukan kulitnya nampak bersinar dengan menggunakn dress ini. Saat Saidah menatap kaca rias dengan pikiran menerawang entah kemana tiba-tiba pelukan Saal membuyarkan hal itu.
Dag. Dig. Dug.
Hati keduanya berpacu dengan cepat seperti genderang yang mau perang. Seperti lagunya Ahmad Dani. Pelukan Saal sangatlah hangat dan terpaan nafasnya di dekat rahang mengelurakan aroma mint yang segar.
" Happy Birthday's yang ke 21 Dek! Semoga yang kamu inginkan segera terwujud," Bisikan Saal tentu saja membuat Saidah merinding disko. Malam ini bahkan malam aneh. Saal membalikkan tubuh Saidah untuk menghadapnya.
Saal mendekatkan tubuhnya pada Saidah dan kemudian menarik istrinya itu ke dalam dekapannya. Saal tak segan menarik tengkuknya dan kali ini dengan beraninya Saal menikmati bibir ranum Saidah tanpa sungkan dan apalah itu. Saal menikmatinya namun Saidah mematung di tempat tak bisa membalas ciuman itu. Sebab ini pertama kalinya bibirnya di sentuh oleh seseorang. Saal nampak tersenyum mendapati Saidah tak membalas ciumannya bahkan tak tersinggung sebab dia yakin gadis itu tak pernah melakukannya. Terlihat dari ciumannya yang sangat kaku tidak luwes begitu saja.
Saidah sudah nampak terengah-engah. Saal pada akhirnya melepaskannya dan menyapu bibir Saidah menggunakan ibu jarinya.
" Manis," lirih Saal.
" Iya ... ! Abang mengatakan sesuatu pada Saidah?" tanyanya menatap Saal. Saal mengangguk.
" Rasanya sangat manis. Abang suka," jawabnya membuat semburat merah yang tak terkendalikan di wajah Saidah.
Tanpa basa basi lagi Saal mengajak Saidah duduk di kursi dalam kamarnya. Saal menghidupkan lilin itu dan membiarkan Saidah berdoa untuk dirinya.
" Make a wish-lah," bisik Saal yang diikuti anggukan Saidah. Saidah yang berdiri dengan membawa kuenya mengajak Saal berdiri dan berswafoto untuk kebahagiaan malam ini. Saal berdiri tanpa ada penolakan. Saidah juga melingkarkan tangannya pada tangan Saal.
" Makasih bang untuk malam ini," ujar Saidah. Saal mengangguk dan membantu Saidah makan kuenya dalam potongan kecil begitu pun Saal. Seusai makan kue itu Tiba-tiba saal mwnggendong Saidah dan membawa ke ranjang tempat mereka selama beberapa pekan ini menghabiskan malam pada satu ranjang meskipun sejatinya tak ada hal yang di lakukan kecuali tidur manja manis gulita.
Saal menatap Saidah yang berada di bawah kungkungannya dengan posesif. Saal memajukan wajahnya sambil berbisik.
" Aku hanya ingin kamu fokus pada ujian. Malam ini biarkan aku melakukan Dp dalam malam pertama kita," bisiknnya sangat romantis sehingga membuat bulu kuduk Saidah merinding ding dong.
Cup.
Saal kemudian bukan hanya sekedar mengecup tapi dia mulai menjelajahi manisnya bibir ranum Saidah dan melumatnya lebih dalam. Dia membuat Saidah kuwalahan akan perlakuannya. Namun Saal benar-benar menikmati hal itu
Mmmpeeetttt.
Saidah melepaskan ciumannya dengan nafas terengah. Dia menatap Saal dengan malu bahkan semburat merah di pipinya sangat kentara.
" Abang ... Bibir Saidah berasa tebel. Udahan ya!" pinta Saidah. Sontak saja Saal melemparkan tubuhnya ke samping Saidah sambil tertawa lepas. Saidah jadi garuk-garuk kepala.
" Maaf ya ... Udah kayak di sengat lebah! Hahahah. Thank you kiss-nya Dek. Oh iya ... Dinner yuk! Udah abang siapin di balkon," ujarnya kemudian mengajak Saidah beranjak. Saidah hanya mengangguk kecil dan berdiri. Saal masih setia menggenggam tangan mungil Saidah.
" Thank abang ... Padahal sebelumnya tak ada perayaan apapun," jawab Saidah dengan mengikuti Saal melangkah. Pemuda itu nampak mengangguk kecil seraya berkata.
" Kita akan memulainya dari awal! Abang tahu bukan pernikahan ini yang abang harapkan. Tapi jodoh, maut, rezeki sudah ada yang mengatur. Sekuat apapun abang menolak adek tetap saja adek adalah istri abang yang sah di kata Allah dan negara," ujarnya membuat Saidah brebes milih. Air matanya mulai tumpah. Namun segera di hapus olehnya.
Bang ... Maafkan Saidah. Saidah tahu abang cinta sama mbak Shalu! Itu kenapa dulu Saidah menolak dengan abang. Karena Saidah adalah adik abang sedang mbak Shalu adalah tujuan abang. Harusnya abang tidak mengatakan iya waktu itu. Setidaknya mbak Shalu tidak akan marah padaku tapi abang keukeuh menikahi Saidah. Pasti mbak Shalu marah sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Shindy Yuliarti
mrebes thor bukan brebes hehe
2024-09-01
0
erinatan
apkh getaran2 cinta dah datang eeeaaa....
2024-03-10
0
Dia Amalia
klu gk diharapkan ya jgn diteruskn bg saal bikin gedeg aja ucapan mu😏😏😏
2023-12-17
0