Liburan di Pesantren

" Bang ... Jadi Mudik? Abang yakin di kampus tidak sibuk?" cecar Saidah. Sebab biasanya Saidah pulang sendiri dari dulu. Saal selalu menetap di rumah ini seorang diri. Saal menggelengkan kepalanya menandakan bahwa tidak ada kesibukan.

" Tidak ada dek. Kita pulang pasti semua orang sudah merindukan kita," jawabnya dengan merapikan pakaian. Sàal menatap Saidah yang termenung di tempat tanpa merapikan pakaiannya.

" Dek ... Pakaian itu tidak akan berpindah ke koper sendiri jika tidak kamu bantu! Ck. Apakah aku terlalu tampan sehingga membuat gagal fokus hmmm ... " goda Saal pada istrinya itu. Saidah yang mendengar jadi malu dan semburat merah itu nampak tercetak dengan jelas.

Bluussshhhhh.

" Ih ... Abang ini! Kenapa bisa se-Pede itu sih," omel Saidah dengan merapikan baju-bajunya. Tanpa menatap apa yang ada di mimik wajah suaminya itu Saal nampak tersenyum tipis mendengar omelan Saidah. Tapi dia juga menyahutinya.

" Temanmu saja di kampus banyak yang suka. Jadi wajar abang mengatakan itu! Mahasiswi itu gak bisa lihat dosennya bening dikit dek. Abang udah lama ngajar jadi sedikit pahamlah selera mereka," jawabnya dengan ucapan yang mendominasi. Tentu saja Saidah kalah Start dengan suaminya secara dia sudah lebih dulu lahir ke dunia ini. Dengan itu saja pengalamannya sudah kurang.

" Ya - Iya ... Saidah percaya abang ganteng, abang sukses, abang perfeksionis jika di jadikan pendamping, abang juga sholeh. Pokoknnya emang idaman nona - nona," jawabannya menunjukkan cemburu apa menjabarkan Saal versi Saidah apa gimana? gadis itu udah yang nerocos kayak kereta api gak menemukan gerbong tempat pemberhentian.

" Lalu? Apakah adek mengidamkan abang semenjak dulu??" tentu saja pertanyaan Saal itu menjebak istrinya. Saidah tanpa sadar mengatakan iya membuat Saal tersenyum puas. Jawaban pertama dia benarkan begitu saja.

" Tentu saja bang! Abang itu kriteria Saidah banget sih bang. Tapi sayangnya gak nemu nih yang kayak abang. Udah saidah cariin ke mana - mana tuh gak nemu tapi. Beneran ... Ini," jawaban Saidah membuat Saal berbangga hati. Bolehlah ya Saal merasa dapat pujian dari istri sendiri.

" Eh ... Gak gitu maksud Saidah bang! Saidah tadi mengutarakan pikirannya pingky," ujarnya lagi setelah sadar. Dia menggaruk kepala yang tak gatal sehingga membuat Saal menggelengkan kepalanya cepat.

Percakapan mereka mungkin hanya sebatas ini itu saja. Tapi demi apapun secar tidak langsung saidah mengatakan bahwa dia menyukai abangnya semenjak dulu. Fix bukan? Saal pandai menjebak Saidah. Dia bahkan pandai menemukan rasa penasarannya pada Saidah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di pesantren Ashabul Kahfi Kakek Atha, Nenek Flo, Ayah dan Bunda kedatangan tamu yang membuat mereka mungkin agak terkejut. Pasalnya Saal tak pernah mengatakan apapun pada mereka perihal satu ini.

" Bunda dan keluarga maafkan saya jika lancang datang ke pesantren! Tapi saya tidak bisa diam saja seperti ini. Saya juga sudah menyampaikan maksud Saal pada keluarga saya semenjak dulu. Saal sudah memutuskan memilih menikah langsung daripada berpacaran saya iyakan selama proses itu. Tapi, 2 bulan terakhir ini saya kaget saat Saal menghilang dan tiba - tiba menikah dengan perempuan lain dan itu adiknya hal itu membuat saya merasa di bodohi. Tolong ... Jangan permainkan saya dan keluarga saya," pinta Gadis dewasa dengan segala keglamorannya itu yang kini meminta tanggung jawab atas sikap Saal dan keputusannya. Ya, Shalu kini berada di pesantren tempat mereka sekeluarga berkumpul.

" Nak ... Kami tidak bisa memutuskan apapun. Kami saja baru tahu bahwa Saal pernah akan menikahimu. Dia bahkan belum mengatakan apapun pada kami," ujar Bunda Seena sebijak mungkin. Namun Shalu menangis mendengar penuturan bunda Saal merasa dia juga lepas tanggung jawab.

" Tapi ... Bagaimana dengan saya bunda! Janji itu bagaiman? Bukankah janji adalah hutang yang harus di tepati!!" serunya dengan lantang dengan hati yang tak terima.

Hati ibu mana yang tak sakit jika di hadapkan pada hal ini. Abi Atha yang tak lain adalah kakeknya Saal jadi kembali teringat kisah rumit keluarganya terdahulu. Atha nampak menghela nafas. Dia berharap kejadian rumit itu tak menurun pada Saal. Pemuda itu cukup baik jika harus melakukan hal poligami ini. Ini tidak baik untuk pernikahannya dengan Saidah.

" Mas ... " lirih Seena meminta keputusan pada suaminya. Nampak Hafla mengangguk mengiyakan kode istrinya.

" Tunggu Saal datang! Kami akan menanyai dia perihal dirimu nak. Kami harus adil dalam mencari informasi. Jika mau tinggallah di sini. Mereka akan datang hari ini kita clearkan hubungan kalian jika Saal menghendakinya," jawab Hafla setenang mungkin. Dia tak mau menyalahkan putranya. Saal pasti sudah memikirkan semuanya dari awal. Kenapa dia tak menceritakan tentang Shalu pada keluarganya. Pasti ada alasan di balik semua itu.

" Baik ... Akan saya tunggu," jawab Shalu dengan menggangguk setuju.

■ Jangan lupa likeeee, komen dan bintangnya ya makasih sayangku.

Terpopuler

Comments

erinatan

erinatan

memang kita manusia hanya bisa berencana tp semua takdir ada di dlm genggamannya😔

2024-03-10

0

Ati Rohayati

Ati Rohayati

slalu kaya wanita ngga laku aja ya ngejar ngejar suami orang , malahan ada kok yang udah tunangan tapi tak jadi nikah emang bukan jodoh kali

2024-01-23

0

Siti Yuliatin

Siti Yuliatin

ortu bijak...

2023-12-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!