Kamar Gelap

Seusai makan malam semua keluarga memilih untuk istirahat. Kemungkinan besar keluarga Saal akan bermalam satu minggu penuh. Mabuk gak tuh bang Saal satu kamar dengan si Imut Saidah hehe.

Saidah usai membersihkan dapur kesayangannya itu segera beranjak. Dia harus belajar besok uji lisan dengan dosennya. Menyebalkan saat mata kantuk ada saja yang harus di kerjakan.

Sebel banget.

Di kamar nampak Saal sudah sibuk dengan laptopnya seperti biasa. Tak ada sapaan atau Say hallo. Tapi not bad lebih baik seperti ini biar sama -sama fokus pada tugas masing-masing.

" Tutup pintunya dengan benar! Nanti ada yang masuk lagi seperti bunda," suara itu membuat Saidah nge-blank. Dia lama sekali menjawab seperti orang gagu. " Kamu dengar gak sih dek! Tutup pintunya dengan benar," ujar Saal lagi. Kali ini embel-embel dek dia sematkan lagi. Iya, Saal kerap kali memanggil saidah Adik karena saal menganggapnya adik sendiri. Jadi, wajar jika dia memanggilnya dengan panggilan dek.

" Iya pak ... Saidah kunci?" Dia memastikan sesuatu agar tak salah paham. Saal mengiyakan ucapan Saidah sedangkan si empunya udah yang suudhon aja.

" Iya kunci saja," jawab Saal yang masih fokus pada laptopnya itu. Kaget tiba-tiba saidah mengatakan hal di luar nalar Saal.

" Pak ... Emangnya mau ngapain pakai kunci pintu segala???!!" teriakan kecil dari saidah. Tatapan tajam itu kini menghunus Saidah sampai gadis itu nyengir.

" Menurut kamu kita harus ngapain?" tanya Saal membagongkan. Saidah pun berpikir keras sampai tak menjawab pertanyaan Saap dengan segera. " Makanya sekolah yang benar! Jangan ngeres melulu isi otaknya dek! Kunci pintu ya kunci aja kenapa harus ada alasan kenapa pintu di kunci. Ck. Ada -ada aja kamu ini," jawab Saal lagi.

Wih malunya saidah ngapain tanya-tanya. Udah tahu abang Saal tak berminat masih saja di pepet. Malu-maluin saja Saidah. Saat saidah berjalan di samping Saal tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba.

Jedaaaaarrrrrr.

Saidah terkejut dan melompat sebab bersamaan dengan suara petir lampu padam. Entah kebodohan apalagi yang Saidah lakukan sehingga dengan beraninya dia duduk di pangkuan Saal dengan gaya erotis hahahah. Saap masih terpaku di tempatnya dengan kamar yang gelap gulita. Namun beberapa detik berikutnya Saal di kagetkan dengan suara Saidah.

" Bang! Hidupin dong lampunya. Saidah takut," rintihnya dengan suara parau. Ya, Saidah takut kegelapan dan Saal tahu betul itu. Dia segera mengangkat Saidah duduk di kursi panjang itu. Bahaya jika satu kamar lama-lama dengan Saidah. Bisa-bisa buka puasa sewaktu-waktu. Wkwkwkwk.

" Bentar Dek," jawabnya sambil mencari ponsel untuk daya terang sesaat.

Saat Saal mencari korek untuk menghidupkan lilin di kamarnya itu terdengar Suara Aidan yang menyebalkan di balik pintu. Tapi sorot pandang Saal menatap saidah yang meringkuk. Dia benar- benar takut dengan suasana gelap. Saal akhirnya menghela nafas dan buru-buru menghidupkan lilin- lilin itu.

" Saal ... Enak ini bro! Suasana romantis buat kalian. Kamu ini selalu beruntung dalam segala hal Saal! Selamat menikmati jamuan sebelum tidur Saal dari istrimu hahahahah!" tawa sumbang itu membuat rusuh di hati Saal. Bagaimana tidak selain dia malu karena perihal ini dia juga kasihan melihat Saidah yang nampak takut.

" Dasar saudara gak ada akhlak kamu dan!!!" jawab Saal yang detik berikutnya dia sudah menemukan korek di laci dekat pintu kamarnya.

Saat kamarnya sudah agak terang saal kembali ke tempat duduknya. Dia mendapati Saidah berdiri dan menghapus jejak air mata yang mungkin tadi keluar tanpa permisi.

" Maaf pak ... Tadi gak sengaja," ucap Saidah. dia ingat betul bagaimana dengan gaya sensualnya itu dia naik di pangkuan Saal tanpa permisi sama sekali. Sungguh seperti gadis jalang. Memalukan. Mana lakinya ogah ngelirik malah menyodorkan diri. Apa gak malu-maluin tuh. Dasar Saidah sableng.

" Belajarlah! Bukankah tadi akan belajar," jawab Saal tanpa menimpali permintaan maaf. Sedang Saidah mengangguk mengiyakan.

Mereka berdua fokus pada pekerjaan masing -masing hingga larut malam. Hujan pun kini menyapa kamar mereka. Sehingga Saal harus menutup jendela karena anginnya membawa air masuk kamar.

Krak. Plugh.

Saal sukses menguncinya. Dinginnya malam membuat Saal harus mengakhiri pekerjaannya. Mata juga sudah mulai mengantuk tandanya harus istirahat. Saat Saal akan ke ranjang di mana mereka tidur saal mendapati istrinya itu tidur di atas tumpukan bukunya. Wajahnya yang selalu natural membuat Saal suka memandang istrinya.

" Maafkan abang ya Saidah jika saat ini belum bisa menjadi suami yang baik. Abang juga masih harus beradaptasi dengan keadaan kita. Abang juga masih harus memberikan penjelasan pada seseorang tentang hubungan kita saat ini. Belajarlah dengan benar sekarang! Suatu hari abang pasti menjadi milikmu seutuhnya. Meskipun abang sendiri tidak tahu kapan itu," lirihny sambil mengusap rambut saidah yang hitam legam nan indah. Saal hanya mengulas senyum mendapati istri tidur dalam keadaan masih cantik.

Cantik.

Ya, setidaknya Saal tidak buta akan hal itu. Dia tahu bahwa Saidah adalah gadis cantik dari oroknya. He.

Terpopuler

Comments

Mika Saja

Mika Saja

sall penjelasan SM siapa,,bknnya SDH dijlskan ya ,,,,,Saidah bersabarlah,,,,pasti indah PD waktunya nti ya🥰

2023-12-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!