Di dalam kamar Pak Darma mengacungkan dua jempol kepada Faza. Saat ada keributan Pak Darma dan Ibu Niken mengintip dari balik korden jendela. Mereka selesai solat subuh saat mendengar ada keributan di depan pintu.
"Pak Darma melihat Fa tadi?" tanyanya dengan berbisik.
"Iya, Bapak tahu Fa sengaja menyikut perut Paris."
Belum saja Faza membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu pintu terbuka dengan suara keras. Paris masuk dengan wajah yang marah dan emosi. Faza hanya berdiri di samping tempat tidur, sedangkan Pak Darma dan Ibu Niken berbaring lagi di tempat tidur seolah baru bangun tidur.
"Paris, ada apa buka pintu tidak punya aturan?" tanya Pak Darma.
"Siapa dia?" tanya Paris sambil menunjuk Faza.
"Namanya Faza, dia perawat pribadi Papi."
"Paris mau pecat dia sekarang!"
"Eee. main pecat saja, tidak bisa begitulah."
Paris melotot memandang Faza yang berdiri terpaku. Ingin melangkah maju diurungkan saat melihat kaki kiri Faza di mundurkan satu langkah, "Mana ada perawat kelakuannya seperti preman, pokoknya Paris mau dia dipecat sekarang juga!"
Pak Darma menarik napas dalam-dalam sambil mengedipkan mata kepada Faza, "Ok, akan Papi pecat Fa, tetapi mulai sekarang Paris yang merawat Papi."
"Paris tidak punya waktu."
"Berarti Papi tidak bisa memecat dia."
"Papi!" teriak Paris mendekati tempat tidur.
Faza maju dua langkah tepat mendekati Paris yang berdiri tepat di pinggir tempat tidur. Paris tersentak kaget dan memundurkan badannya, "Mau apa lo?"
"Tidak, Fa mau membantu Tuan Darma yang akan bangun dan duduk," jawab Faza asal.
Tangan Pak Darma langsung diangkat, "Ayo, Fa. Bantu duduk!"
"Baik, Tuan." Faza membantu Pak Darma duduk sambil tangan kiri menopang punggung sambil mengedipkan mata pada Ibu Niken.
Paris kesal dengan menghentakkan kaki seperti anak kecil. Bibirnya monyong lima centimeter melihat Pak Darma bangun diikuti Ibu Niken. Langsung berbalik badan dan meninggalkan kamar dengan wajah ysng cemberut.
"Paris," panggil Pak Darma.
Paris yang baru saja sampai di pintu langsung menghentikan langkah dan berbalik badan, "Apa?' tanyanya dengan jutek.
"Sana mandi dan temani Papi sarapan, Papi ingin bicara sama kamu, Nak!"
"Tidak, Paris capek," jawabnya langsung berlalu meninggalkan kamar.
"Paris!" teriak Pak Darma.
"Ada apa lagi, Pi?"
"Papi tunggu satu jam di meja makan, kalau tidak akan Papi hentikan semua fasilitas yang kamu miliki, mengerti?"
Kembali Paris menghentakkan kaki seperti anak kecil, "Papi selalu saja mengancam itu, iya baiklah!" Paris meninggalkan kamar dengan kesal dan marah.
Paris ke luar kamar, Pak Darma tertawa lepas sambil memeluk istri tercinta, "Terima kasih istriku, Idemu menjadikan Fa perawat pribadi memang tepat. Baru masuk rumah saja dia sudah mulai marah dan emosi."
"Sama-sama, Papi."
Faza langsung mengerutkan keningnya, tidak memahami yang dikatakan Pak Darma. Pasalnya kemarin saat di rumah, Ibu Niken mengatakan memerintahkan untuk sementara menjadi perawat atas perintah Pak Darma. Namun, ide itu berasal dari Ibu Niken.
"Apa maksudnya ini, Pak Darma?"
"Maaf, Nak. Nanti Bapak ceritakan, terima kasih sudah bisa membuat kami tertawa pagi ini."
"Fa semakin tidak mengerti, apa tujuan sebenarnya, Pak?"
"Sini duduk, Bapak ceritakan!"
Faza mengangguk dan duduk di samping tempat tidur. Bersiap mendengarkan cerita Pak Darma. Namun tiba-tiba pintu terbuka kembali tanpa diketuk terlebih dahulu, "Papi ...!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Enung Samsiah
hadeeeh,, apalagi faris nyelonong wae,,,,
2024-01-31
1
uyhull01
ya Allah apa lgi sii Paris kya bocah aja main buka pintu sembrangan,
2023-12-16
1
Rosy
ya Allah Paris..kirain watak kamu itu songong,dingin dan sedikit datar seperti kulkas tapi ternyata kamu seperti bocah 😂
2023-12-06
1