Dia Istri CEO, Bukan Pelakor
"Neng, awas di belakangmu!" teriak laki-laki setengah baya berteriak dari arah belakang.
Ada perkelahian tiga laki-laki kekar melawan seorang gadis sendirian di jalan yang sepi. Yang awalnya ingin mencari bengkel karena mobil terkena ranjau paku bertemu dengan mereka yang bertarung. Tiga laki-laki memegang senjata badik, sedangkan seorang gadis menggunakan tangan kosong.
"Hyaaat!" teriak Gadis itu memiringkan badannya karena mendengar diperingatkan dari jauh.
Badik itu hanya mengenai angin padahal awalnya diayun ke arah punggung, "Awas jangan mendekat, Pak!" teriak gadis itu sambil terus menangkis, menendang, dan sekuat tenaga bertarung melawan semampunya.
"Tenang saja, Neng. Bapak juga bisa melawan mereka!"
Pertarungan mulai seimbang setelah dua lawan tiga. Saling membelakangi berada di tengah dikelilingi musuh, "Mengapa kalian tidak gentleman bermain keroyokan?" tanya laki-laki setengah baya sambil terus bertarung.
"Gadis ingusan itu tidak mau menyerahkan tasnya," jawab salah satu dari tiga laki-laki.
"Siapa yang sudi memberikan tas pada perampok, gila aja kali, hyaaat!" Gadis itu terus melawan perampok yang menyerang dengan senjata andalan.
"Neng, hati-hati!"
"Panggil Fa saja, Pak."
"Ok, Fa. Panggil Pak Darma, ayo semangat lumpuhkan lawan!" semangatnya.
Hampir setengah jam berlalu, tetapi pertarungan tetap berlangsung. Laki-laki setengah baya mulai kelelahan. Pukulan dan tendangan mulai tidak fokus, "Silakan mundur, Pak. Beristirahatlah, Fa sanggup melawan mereka sendirian, Hyyaaat!" dengan semangat Fa berhasil menendang satu badik yang dipegang musuh.
"Brengsek, tangguh juga gadis ingusan ini!" teriak perampok yang ditendang lengannya.
Suara badik yang jatuh tepat diatas aspal terdengar keras. Kemungkinan tiga perampok itu juga mulai kelelahan. Sehingga membuat Fa mulai bersemangat, "Terimalah ini, Brengsek, bug!" Fa menendang kaki salah satu perampok yang masih memegang badik.
"Tangguh juga kamu, ya!"
Dua perampok langsung menyerang gadis muda yang bernama Fa bersamaan. Fa mulai kewalahan sedangkan Pak Darma yang awalnya berniat mundur langsung berniat bergabung membantu Fa. Hanya sayangnya, perampok yang badiknya terjatuh langsung diambil dan diayunkan di pinggang Pak Darma sebelah kanan, "Mampus lo!"
"Aaaarrg!" Pak Darma perlahan mulai terduduk mengerang kesakitan.
"Pak Darma!" teriak Fa sambil menendang musuh yang berhenti menyerang dan melihat lawan bersimbah darah.
Fa langsung berlari mendekati Pak Darma yang mulai terduduk. Badik masih menancap di pinggang Pak Darma sebelah kanan, "Pak Darma, bagaimana ini?" tanya Fa panik.
Tiga perampok itu juga mulai panik melihat salah satu lawannya tumbang. Mereka panik dan saling pandang memberikan kode satu sama lain, "Ayo kita kabur saja!"
"Kita pergi dari sini!"
Fa tidak memperdulikan tiga perampok itu pergi meninggalkan tempat. Lebih fokus pada Pak Darma yang terkena badik di pinggang. Fa memperhatikan badik tidak menancap terlalu dalam kemungkinan karena terkena tulang rusuk bagian bawah.
"Bertahan dan jangan bergerak, Pak Darma. Fa akan mencabut dan memberikan pertolongan pertama!"
"Ya, lakukanlah!"
Fa mencabut badik yang menancap perlahan. menekan dengan luka menggunakan telapak tangan agar darah tidak terus mengalir. Membuka kemeja putih yang dikenakan dan merobeknya menjadi panjang.
Kemeja langsung dililit di pinggang diikat dengan kuat, "Maaf, Pak Darma. Bertahanlah Fa harus menggendong Anda di belakang."
"Bapak mau dibawa ke mana, Fa?"
"Di ujung jalan ini ada klinik kecil, semoga Fa kuat menggendong Anda."
Sambil menggendong Pak Darma di punggung, Fa berlari sekuat tenaga. Menyusuri jalan sepi yang kebetulan tidak ada orang satu pun yang melintas. Tidak mempedulikan peluh mengalir deras kaki hanya bisa dilangkahkan sekuat tenaga dan secepat mungkin.
"Fa, apakah masih jauh, Bapak sudah tidak tahan lagi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Andrea Ann
Mampir baca
2024-09-15
0
Hanipah Fitri
aku mampir thor
2024-04-19
1
Uthie
Coba keep 👍
2024-03-20
1