Malam ini seolah malam perpisahan bagi Faza dengan rumah sekaligus perguruan yang selama ini untuk bernaung. Ada banyak murid perguruan duduk melingkar sambil bersila. Menyaksikan pendiri dan cucunya bertarung satu lawan satu.
Babe Noor memang sudah cukup umur, tetapi ilmu bela dirinya tidak bisa dianggap remeh. Jarang sekali ada yang bisa menandingi ilmu bela diri Babe Noor kecuali dua sahabat sebaya beliau.
Faza harus mengeluarkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk melawan kakeknya sendiri. Mulai tendangan, pukulan dan jurus yang diajarkan dulu hampir semua digunakan. Hanya sayangnya, sangat sulit bisa melawan Babe Noor yang tangguh dan mumpuni.
"Hanya seperti itu saja kekuatanmu, Fa?" tanya Babe Noor mengintimidasi.
"Tunggu, Be. Fa masih banyak cadangan tenaga!" Semangat Faza terus berusaha melawan dengan sekuat tenaga.
Sambil bertarung, Faza selalu memperhatikan gerakan Babe Noor. Hanya dengan mengetahui cara dan pertahanan yang digunakan Babe Noor. Faza bisa sedikit demi sedikit mengetahui cara melawan babenya sendiri.
"Bagus, ayo tunjukkan pada Babe kemampuanmu, Fa!" teriaknya.
"Fa tidak mungkin mengecewakan Babe!" Faza terus-menerus menyerang di titik kelemahan laki-laki.
Sedikit demi sedikit Babe Noor kewalawan dan memundurkan kakinya karena terdesak. Faza semakin bersemangat unutk menyerang, "Jangan menyerah begitu saja, Be. Fa masih sanggup melawan Babe!"
"Cukup, Babe sudah percaya Fa bisa mengalahkan Babe."
Dengan terpaksa Fa menghentikan pertarungan melawan Babe Noor. Langsung mengulurkan tangan mencium punggung tangannya. Kemudian melipatkan kedua tangan di dada kepada murid perguruan yang sedang menyaksikan pertarungan.
"Babe percaya Fa akan kuat setelah ini."
"Terima kasih, Fa mohon doanya."
" Doa Babe akan selalu bersama Fa."
Keesokan harinya, Faza berangkat ke klinik untuk mulai bekerja menjadi perawat pribadi. Dengan petunjuk standar kesehatan dari Hanna sebagai referensi. Faza hanya membawa tas ransel berisi baju secukupnya saja.
"Selamat siang, Pak Darma." Faza langsung mencium punggung tangan laki-laki pengusaha kaya-raya.
"Selamat siang, mengapa hanya bawa tas rangsel saja, Fa?"
"Rumah dekat ini, nanti kalau kurang bisa pulang lagi," jawab Faza sambil tersenyum.
Asisten Yoga dan tiga bodyguard datang mengambil koper milik tuannya. Pak Darma duduk di kursi roda dan siap untuk pulang. Salah satu bodyguard yang yang bertugas mendorong kursi roda sampai di parkiran.
Faza pertama kali masuk rumah mewah di perumahan elit langsung terkagum-kagum. Rumah bak istana suatu kerajaan di negeri dongeng. Ditambah dengan fasilitas super mewah dan modern.
"Fa, ayo masuk!" panggil Ibu Niken.
"Iya, Bu."
Tiba-tiba ada laki-laki tua jangkung berlari mendekati Ibu Niken dan langsung membungkuk hormat, "Selamat siang, Nyonya, Tuan."
"Siang, Pak Ban. Apakah kamar tamu sudah siap?"
"Sudah, Nyonya."
"Dia Neng Faza yang akan merawat Tuan mulai sekarang, tolong antar Ke kamar tamu, mengerti?"
"Siap, Nyonya. Mari ikut Pak Bandi, Neng Fa!"
"Terima kasih, Pak."
Pak Bandi adalah kepala asisten rumah tangga yang sudah bekerja selama bertahun-tahun. Setiap makanan bergizi yang dikonsumsi oleh Pak Darma adalah tanggung jawabnya. Orangnya tegas, galak dan jutek, tetapi terkenal baik hati dan suka menolong.
Kamar yang akan ditempati Faza ada di samping kamar milik Paris. Sedangkan kamar utama yang ditempati pasangan pengusaha ada di depan kamar Paris dan Faza, "Ini kamarmu, Neng Fa. Jangan lama-lama di dalam kamar, Pak Ban tunggu di depan pintu. Ingat hari ini langsung bekerja dilarang bersantai, mengerti?"
"Mengerti, Pak."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Serli Ati
udah lama gak baca tulisan mu Thor kangen banget, semangat terus Thor...
2024-07-05
0
uyhull01
smngat Fa awal perjuanganmu ini 💪
2023-12-16
1
Nena Anwar
yakinlah Fa pasti bisa menjalaninya dengan sabar dan kuat karena Fa perempuan tangguh 💪💪💪
2023-12-05
2