Bab 20. Kebimbangan Parman Menjalankan Perintah

Pras hari ini perasaannya galau sebab pujaan hati susah di hubungi serta dia di paksa oleh ibunya mengikuti acara makan malam bersama keluarga gadis yang akan menjadi tunangannya.

Pras bingung bila menerima, batinnya tersiksa sebab pujaan hatinya menolak setiap dia hubungi, bila di tolak dia dibilang anak durhaka. Pras yang sedang kacau pikiran dan nasib percintaannya dia pergi menemui sahabatnya karena dia butuh tempat curhat.

Di tempat sahabatnya ternyata sedang ada tamu, jadi dia akhirnya pergi ke pantai sebab semenjak Pras mengenal Namira dirinya tidak pernah lagi ke bar bila pikiran sedang kacau.

Pras duduk di tepi pantai, dia sengaja mencari tempat yang sepi. Dia berteriak sekencang kencangnya, melepaskan segala rasa beratnya beban yang dia rasa.

Tidak terasa dia tertidur hingga petang sedangkan hpnya mati karena ke habisan daya. Dia tertidur di atas pasir putih.

******

Sedangkan ibunya Pras nyonya Dewi, sejak tadi berusaha menghubungi Pras tetapi selalu di luar jangkauan. Nyonya Dewi takut apa bila Pras kabur, jadi dia memerintah pengawalnya buat mencari putranya.

"Parman! " seru nyonya Dewi memanggil salah satu orang kepercayaannya.

"Parmaaann" teriaknya memanggil, sebab yang di panggil tak kunjung datang.

Seorang pria dengan badan yang kekar datang dengan tergopoh gopoh menghampiri nyonya Dewi.

"Ada apa nyonya? " setelah berada di dekat nyonya Dewi pria itu bertanya sebab tidak biasanya sang nyonya memanggil hingga berteriak seperti tadi.

"Kamu dari mana, kenapa mendengar saya memanggil tidak langsung datang hah,,, " omel nyonya Dewi.

"Tadi saya sedang di pos nyonya" jawab pria itu.

"Kenapa kamu di pos memang di mana pak satpam" tanyanya heran. "Apa dia sudah bosan kerja di sini, bila iya cari gantinya!" serunya lagi.

"Maaf nyonya, Dodo satpam kita sedang izin menunggui istrinya di rumah sakit. Bukankah kemarin nyonya dengar sendiri bila tuan besar yang memberi izin" terang pria itu yang bernama Parman, dia menjawab tegas walau dalam hati ketar ketir takut kena semprot sang nyonya.

Nyonya Dewi akhirnya tidak jadi emosi karena dia ingat kemarin mertuanya yang memberi izin, sebab apa kata sang tuan besar tak ada yang berani membantah. Bila membantah itu artinya bersiap keluar dari rumah besar itu.

"Parman, kamu sekarang cari Pras sampai ketemu dan bawa pulang. Bila dia menolak paksa dengan cara apa pun" perintah nyonya Dewi ke pada Parman.

"Siap nyonya " jawab Parman tegas kemudian dia berlalu pergi, padahal dalam hati dongkol sebab dia sudah di perintah tuan besar untuk sementara waktu harus menggantikan Dodo. Tetapi bila dia menolak perintah dari nyonya Dewi dia juga tak berani sebab yang menggajihnya adalah suami dari nyonya Dewi putranya tuan besar.

Parman mengajak beberapa temannya buat mencari Pras hingga petang baru dia menemukan sang putra dari majikannya yang sedang tertidur di tepi pantai.

Dia membangunkan Pras tetapi sepertinya Pras enggan untuk bangun.

"Tuan...tuan bangun hari sudah senja ayo kita pulang! tuan" Parman membangunkan Pras tapi tak kunjung bangun, sepertinya Pras lebih suka dengan dunia mimpi yang indah dari pada dunia nyata.

Akhirnya Parman ingat pesan sang nyonya, membawa Pras pulang dengan cara apa pun.

"Met,,, ayo bantu angkat tuan " ajak Parman.

"Gak papalah nanti tuan bangun ngamuk bisa berabe kita di jadikan perkedel" jawab Slamet bergidik ngeri, sebab dia pernah melihat tuan mudanya pas ngamuk.

"Sudahlah kita ini hanya bawahan gak kita kerjakan nyonya yang marah kalau kita kerjakan tuan muda yang marah,,,kita gak bisa apa apa, maka kita turuti nyonya aja dulu masalah tuan muda marah urusan belakang kitakan cuma neolitik perintah" jawab Parman menjelaskan.

Dia bersama temannya mengangkat tubuh Pras hingga masuk kedalam mobil Pras.

Pras terbangun pada saat mobil menginjak lobakan, dia heran kok bisa dia berada di dalam mobil di kucek matanya kemudian dia menoleh ke kanan kiri. Pada saat pandangannya melihat Parman dia tau siapa dalangnya yang berani mengangkat dirinya.

"Pak Parman siapa yang memerintah bapak membawa saya" tanyanya kemudian karena dia segan dengan Parman sebab Parman adalah pengawal kesayangannya sejak kecil sebab beliau adalah guru yang mengajari bela diri.

Serta Parmanlah yang selalu ada waktu dia kecil hingga dia beranjak dewasa.

"Nyonya Dewi " jawab Parman singkat.

" Hah,,, kenapa mama menyuruh bapak menjemput saya?" monolog Pras lirih tapi masih bisa di dengar oleh Parman sedangkan Slamet dia menaiki mobil yang mereka bawa tadi.

"Bukankah malam ini ada acara makan malam di restoran milik nyonya" jawab Parman .

'Drt..drt.. drt.. drt' ponsel milik Parman berbunyi.

Dilihatnya bahwa nyonya Dewi yang memanggil dia mendesah membuang rasa berat di dada.

"Huh"

"Kenapa pak? " tanya Pras heran " telpon dari mama ya! bilang aja kalau aku belum ketemu" kata Pras asal.

"Bisa kena damprat nyonya bapak bila berbohong" jawab Parman ketus.

"Kan seru pak kalau mama ngomel jadikan gagal acara makan malamnya " jawab Pras berusaha cari cela menggagalkan acara mamanya.

"Ha... ha.. ha... Kamu senang bapak runyam, bisa bisa gak bisa pulang nemuin anak bini " kekeh Parman. "Ini sudah seminggu bapak belum pulang nemuin bini, bapak sudah kangen berat " cerocos Parman.

"Hahaa...hahaa....hahaa" Pras tertawa terbahak bahak karena mendengar pak Parman curhat.

Kemudian Parman memarkirkan mobil di pinggir jalan sebab dia akan menelpon sang nyonya balik.

"Kenapa berhenti pak?" tanya Pras heran.

"Gak papa" jawab Parman singkat kemudian dia menelpon nomer sang nyonya.

"Kenapa dari tadi saya hubungi tak kamu angkat Parman? bagaimana sudah ketemu belum anak nakal itu?" tanya nyonya Dewi beruntun.

"Maaf tadi saya sedang menyetir nyonya"

"Loh memang kemana teman kamu yang lain? "

"Mereka berpencar mencari tuan muda"

"Jadi Pras belum ketemu?"

"Sudah nyonya, tuan muda bersama saya"

"Kalau gitu langsung kamu bawa ke restoran ini waktunya tinggal setengah jam, takutnya keluarga Liliana sudah datang. Saya juga mau kesan, bersama suami saya" perintah nyonya Dewi.

"Huh...kenapa bapak bilang kalau aku udah ketemu sih, coba bilang belum" kata Pras pada saat sambungan telpon telah di matikan.

Parman cuek dia menjalankan mobil yang dia kendarain menuju restoran tempat acara makan malam.

Pras yang melihat Parman diam dan fokus menyetir dia hanya bisa menghela napas, karena sudah gak bisa kabur lagi.

Tepat pukul tujuh malam mereka sampai dan di depan restoran nyonya Dewi sudah berkacak pinggang dengan pandangan tajam menandakan sedang marah.

"Kenapa bajumu penuh pasir begini, seharusnya tadi ganti dulu. Kalau seperti ini bisa ilfil Liliana melihat kamu" cerocos nyonya Dewi.

"Maaf nyonya bukankah tadi anda yang menyuruh langsung kemari" jawab Parman.

"Tapi gak seperti ini juga kemari pake baju kotor" geram nyonya Dewi.

"Parman cepat ambil baju ganti di mobilnya Pras di bagasi, biasanya anak nakal ini kemana mana selalu bawa baju ganti" perintahnya.

Kemudian Pras dengan gontai berjalan menuju mobil mengambil baju ganti yang biasa dia siapkan apa bila ada meting dadakan.

*******

Episodes
1 Di Tikung Anak Kandung
2 Bab 2. Awal Mula Kedekatan
3 Bab 3. Hubungan Yang Hambar
4 Bab 4. Cinta Salah Alamat
5 Bab 5. Suara Hati Yuli
6 Bab 6. Hari Yang Melelahkan
7 Bab 7. Suara Yang Meresahkan
8 Bab 8. Terusirnya Yanto dan Yuli
9 Bab 9. Awal Perjuangan Namira Tanpa Sang Putri Dan Suami
10 Bab 10. Godaan Eyang Kakung
11 Bab 11. Bapak Bapak Juga Suka Rumpi
12 Bab 12. Candra Merindukan Sosok Seorang Ayah
13 Bab 13. Pertemuan Yanto dan Candra
14 Bab 14. Ajakan Kerja Sama
15 Bab 15. Awal Kerja Sama
16 Bab 16. Pergi Berdua Pria Menjengkelkan
17 Bab 17. Ini Karma Atau Sudah Suratan Takdir
18 Bab 18. Dua Putra Namira Yang Membanggakan
19 Bab 19. Pras Yang Posesif
20 Bab 20. Kebimbangan Parman Menjalankan Perintah
21 Bab 21. Acara Makan Malam Yang Menegangangkan
22 Bab 22.Dukungan Dari Sang Papa
23 Bab 23. Namira Yang Cuek
24 Bab 24. Pertemuan Dua Sahabat Lama
25 Bab 25. Acara Lamaran Yang Penuh Drama
26 Bab 26. Drama Pingitan
27 Bab 27. Akhirnya sah
28 Bab 28. Wejangan Dari Ibunya Namira
29 Bab 29. Lupa Hari
30 Bab 30.Rayuan Tuan Alex
31 Bab 31. Ke Berangkatan Nyonya Dewi Dan Tuan Alex
32 Bab 32. Rencana Bulan Madu Pras dan Namira
33 Bab 33. Tamu Tak Di Undang
34 Bab 34. Ke Panikan Pras Di Bandara
35 Bab 35. Ke Kecewaan Liliana
36 Bab 36.Obrolan Tuan Alex Dan Putranya
37 Bab 37.
38 Bab 38. Ke Datangan Prita
39 Bab. 39 Ke Pulangan Pasangan Lebai
40 Bab 40. Gara Gara Seblak
41 Bab 41. Rindunya Yuli Terhadap Ibu Kandungnya
42 Bab 42. Santo Setuju Ikut Menemui Sang Ayah
43 Bab 43. Santo Yang Baik Hati
44 Bab 44. KFC Ala Kampung
45 Bab 44. Kemarahan Candra
46 Bab 45. Nasehat Bu Sumi Buat Santo
47 Bab 47. Pras Terlambat Pulang
48 Bab 48. Ke Jailan Tuan Gunawan
49 Bab 49. Undangan Reuni
50 Bab 50. Sudah Memiliki Cucu
51 Bab 51. Kecurigaan Santo
52 Bab 52. Gak Ada Gunanya
53 Bab 53. Papa Yang Jail
54 Bab 54. Paramita Bangun Dari Tidur Panjangnya
55 Bab 55. Dua Tamu Tuan Alex
56 Bab 56. Kebimbangn tuan Alex
57 Bab 57. Mesin Pencetak Anak
58 Bab 58. Minta Bantuan
59 Bab 59. Penghuni Yang Unik
60 Pengumuman
61 Bab 61. Kedatangan Liliana
62 Bab 62. Gosip Di Pagi Hari
63 Bab 63. Di Potong Di Jadikan Perkedel
64 Bab 64. Pelan Pelan Tapi Pasti
65 Bab 65. Panggilnya Abang Dong
66 Bab 66. Siapa Ya Bu Tamunya.
67 Bab 67. Minta Maaf
68 Bab 68. Trio A
69 Bab 69. Drama Di Depan Rumah
70 Bab 70
71 Bab 71. Acara Aqiqah Si Kembar
72 Bab 72 Drama Perpisahan
73 Bab 73. Isi Paket Milik Lia
74 Bab 74. Adik Mbak Yang Terbaik
75 Bab 75. Awal Ke Dekatan
76 Bab 76. Obrolan Antara Kakak Beradik
77 Bab 77. Pertemuan Yanto dan Mery
78 Bab 78. Ibu Kerja Di Mana?
79 Bab 79. Mengawasi
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Di Tikung Anak Kandung
2
Bab 2. Awal Mula Kedekatan
3
Bab 3. Hubungan Yang Hambar
4
Bab 4. Cinta Salah Alamat
5
Bab 5. Suara Hati Yuli
6
Bab 6. Hari Yang Melelahkan
7
Bab 7. Suara Yang Meresahkan
8
Bab 8. Terusirnya Yanto dan Yuli
9
Bab 9. Awal Perjuangan Namira Tanpa Sang Putri Dan Suami
10
Bab 10. Godaan Eyang Kakung
11
Bab 11. Bapak Bapak Juga Suka Rumpi
12
Bab 12. Candra Merindukan Sosok Seorang Ayah
13
Bab 13. Pertemuan Yanto dan Candra
14
Bab 14. Ajakan Kerja Sama
15
Bab 15. Awal Kerja Sama
16
Bab 16. Pergi Berdua Pria Menjengkelkan
17
Bab 17. Ini Karma Atau Sudah Suratan Takdir
18
Bab 18. Dua Putra Namira Yang Membanggakan
19
Bab 19. Pras Yang Posesif
20
Bab 20. Kebimbangan Parman Menjalankan Perintah
21
Bab 21. Acara Makan Malam Yang Menegangangkan
22
Bab 22.Dukungan Dari Sang Papa
23
Bab 23. Namira Yang Cuek
24
Bab 24. Pertemuan Dua Sahabat Lama
25
Bab 25. Acara Lamaran Yang Penuh Drama
26
Bab 26. Drama Pingitan
27
Bab 27. Akhirnya sah
28
Bab 28. Wejangan Dari Ibunya Namira
29
Bab 29. Lupa Hari
30
Bab 30.Rayuan Tuan Alex
31
Bab 31. Ke Berangkatan Nyonya Dewi Dan Tuan Alex
32
Bab 32. Rencana Bulan Madu Pras dan Namira
33
Bab 33. Tamu Tak Di Undang
34
Bab 34. Ke Panikan Pras Di Bandara
35
Bab 35. Ke Kecewaan Liliana
36
Bab 36.Obrolan Tuan Alex Dan Putranya
37
Bab 37.
38
Bab 38. Ke Datangan Prita
39
Bab. 39 Ke Pulangan Pasangan Lebai
40
Bab 40. Gara Gara Seblak
41
Bab 41. Rindunya Yuli Terhadap Ibu Kandungnya
42
Bab 42. Santo Setuju Ikut Menemui Sang Ayah
43
Bab 43. Santo Yang Baik Hati
44
Bab 44. KFC Ala Kampung
45
Bab 44. Kemarahan Candra
46
Bab 45. Nasehat Bu Sumi Buat Santo
47
Bab 47. Pras Terlambat Pulang
48
Bab 48. Ke Jailan Tuan Gunawan
49
Bab 49. Undangan Reuni
50
Bab 50. Sudah Memiliki Cucu
51
Bab 51. Kecurigaan Santo
52
Bab 52. Gak Ada Gunanya
53
Bab 53. Papa Yang Jail
54
Bab 54. Paramita Bangun Dari Tidur Panjangnya
55
Bab 55. Dua Tamu Tuan Alex
56
Bab 56. Kebimbangn tuan Alex
57
Bab 57. Mesin Pencetak Anak
58
Bab 58. Minta Bantuan
59
Bab 59. Penghuni Yang Unik
60
Pengumuman
61
Bab 61. Kedatangan Liliana
62
Bab 62. Gosip Di Pagi Hari
63
Bab 63. Di Potong Di Jadikan Perkedel
64
Bab 64. Pelan Pelan Tapi Pasti
65
Bab 65. Panggilnya Abang Dong
66
Bab 66. Siapa Ya Bu Tamunya.
67
Bab 67. Minta Maaf
68
Bab 68. Trio A
69
Bab 69. Drama Di Depan Rumah
70
Bab 70
71
Bab 71. Acara Aqiqah Si Kembar
72
Bab 72 Drama Perpisahan
73
Bab 73. Isi Paket Milik Lia
74
Bab 74. Adik Mbak Yang Terbaik
75
Bab 75. Awal Ke Dekatan
76
Bab 76. Obrolan Antara Kakak Beradik
77
Bab 77. Pertemuan Yanto dan Mery
78
Bab 78. Ibu Kerja Di Mana?
79
Bab 79. Mengawasi
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!