Pagi ini Namira setelah kedua putranya berangkat sekolah,dia ke toko mengecek hasil kerja karyawannya yang ada di pasar subuh.
"Bagaimana toko pas kemarin rame gak?" tanyanya ke kasir toko sembako "Terus sayur yang baru datang kemarin bagus bagus gak?" tanyanya lagi.
"Alhamdulilah toko selalu rame dan penghasilan melebih target dan walau tak sebanyak bulan kemarin" ucap Nina si kasir toko.
"Sayur, aman sentosa mbak. Terus mbak, aku kemarin pesan bawang merah, bawang putih, kentang, wortel dan tomat. Masing masing minta di lebihi satu karung dan satu peti" ucap susi menjelaskan.
"Terus dana dari mana dek!.....kan kamu tahu semua, jangan dadakan karena mbak lagi membuat rumah kontrakan di balikpapan! " serunya menjelaskan.
"Tenang aja mbak, dana aman ke untungan dalam satu minggu ini sudah aku hitung cukup... tapi aku gak bisa setor ke mbak heheee" ucap Susi kemudian cekikikan.
"Mbak gak marahkan uang sampean aku puter buat modal menambah isian lapak, untungnya lumayan mbak!"serunya lagi.
"Kamu ini terserahlah, tapi ingat uang para petani di kebun jangan sampai telat lo ya" Namira memperingati.
"Siap dan....perintah akan segera di laksanakan" canda Susi sambil memberi hormat seperti seorang prajurit.
"Mbak Susi ini bisa aja ya, bu bos juga di ajak bercanda" kata Nina heran, sedangkan Susi hanya menanggapi dengan cengengesan.
"Hehee"
"Nin, dari jaman dulu kelakuan Susi memang seperti itu, itu malah membuat semangat para teman yang lain. Supaya semua bisa bekerja tetap semangat, jadi kita kumpul ada waktu kerja serius dan ada waktu bercanda" terang Namira.
"Ya sudah ini sudah jam sembilan, waktunya saya pergi ke balikpapan"
"Mau ngapain mbak ke balikpapan kok buru buru... mau kencan ya" goda Susi sambil mengedipkan mata dan berlalu karena ada pembeli di lapak. Sedangkan Nina hanya tersenyum kemudian kembali ke mejanya
Namira hanya geleng kepala melihat kelakuan anak buah yang serasa adik kandung.
Kemudian Namira pergi ke kota balikpapan menggunakan sepeda motor. Karena saat ini Namira hanya memiliki satu buah mobil pik'up buat antar sayur dari kebun di bawa ke Balikpapan dan Samarinda buat ke butuhan warung makan miliknya.
Namira sampai di warungnya sekitar jam sepuluh baru sampai, dan di salah satu pojok ada Pras sendirian sedang menikmati makan.
"Sudah lama menunggu pak?" tanya Namira merasa tak enak dia terlambat.
"Baru saja" jawab Pras singkat sambil melanjutkan makan dengan santai.
"Baru saja kok sudah habis dua gelas es teh" batin Namira gak percaya. "trus doyan atau lapar ya, makannya kok lahap banget" gerutunya.
Kemudian duduk di depan Pras sambil main HP. Setelah Pras sudah selesai makan
baru Namira bertanya.
" Makan siang apa sarapan ya,,, tapi kalau di bilang sarapan ini sudah lewat, kalau di bilang makan siang ya kecepatan! " seru Namira dengan sengaja.
"Sarapan tambahan isi amunisi sebelum bergerak ke lapangan" kata Pras "siapa tahu di jalan ada janda yang bisa di gandeng di ajak kencan" guraunya lagi.
Sedangkan Namira mendengar Pras berkata siapa tahu di jalan ada janda yang mau di ajak kencan langsung wajah Namira bersemu merah.
Kemudin Namira mengajak Pras pergi jalan, Karena hari ini merekan Akan mencari pedagangnya yang mau ajak kerja Sama.
"Kalau sudah selesai ayo kita kemana dululah ya....
pasar Kelandasan , Rapak Atau kebun sayur." Tanya Namira memberi pilihan kemana pasar yang akan di tuju .
"Saya ngikut anda saja, yang penting kualitas bagus harganya sesuai dan bisa saling menguntungkan" jawab Pras. Kemudian Namira berpikir di ajak aja keliling pasar kelandasan tempat terdekat dengan warung makannya walau harganya juga bagus.
Setelah di ajak keliling pasar dari kelandasan ke Rapak belum ada yang cocok, Namira jadi jengkel jadi di arahkan ke pasar kebun sayur di bagian yang ada di luar lapak lapak di pinggir jalan.
Namira sangat senang pada saat dia melihat Pras merasa jijik pada saat menginjak tanah yang becek.
Setelah puas mengerjain baru di ajak ke dalam pasar di sana banyak pedagang yang berteriak menawarkan dagangannya.
" Sayur mbak"
"Lombok mbak "salah satu pedagang yang di lewati Namira dan Pras berteriak.
"Berapa lombok sekilo? " tanya Pras kepada pedagang itu.
"Seratus sekilo" jawab pedagang itu.
"Mahal sekali sekarang lombok ya? " kata Pras lagi.
"Iya pak, karena awal musim hujan banyak batang lombok busuk" ucap pedagang itu menjelaskan.
"Yang mahal bukan hanya lombok tetapi banyak juga sayuran mahal karena banyak batangnya busuk." lanjutnya lagi.
"Kalau mau murah menanam sendiri aja pak! " serunya lagi. "baju pake jas masa beli lombok perhitungan" gumam pedagang itu lirih.
Tapi tetap kedengaran sama Namira, Namira mendengar gumaman pedagang itu hanya tersenyum saja.
"Kami masi mau liat liat yang lain dulu bu... mari" kata Namira sopan kemudian berlalu pergi.
"Bagaimana ada tempat yang cocok tidak pak Pras " pada saat mereka sudah sampai dan masuk mobil Namira sudah penasaran dengan pedagang yang akan di ajak kerja sama.
" Saya sepertinya angkat tangan aja sudah, bu Namira saja yang menyediakan semua bahan saya yang sediakan dananya" ucapnya pasrah karena lelah.
"Bapak yakin dengan pilihan saya? " tanya Namira heran.
"Yakin" jawabnya cepat.
"Memang, pemasok langgan warung ibu ada dimana? " tanyanya heran.
"Saya mengambil sayuran hijau langsung dari petani , tapi bukan sembarang petani ya..... saya yang menyediakan pupuk, Bibit Dan lain lainnya"
Namira menerangkan.
"Kenapa anda tidak bicara dari tadi, huu... " geram Pras kesal.
" tapi gak apalah, kesempatan bisa jalan bareng sama janda cantik, apalagi kalau mau di jadikan istri" lanjutnya berucap dalam hati.
"Kan anda tidak ada bertanya " jawab Namira santai.
"Kalau semua bahan dari saya, saya mau ada surat perjanjian di atas materai karena ini bisa membantu para petani saya" ucap Namira.
"Baiklah bu saya setuju"jawab Pras cepat.
Kemudian mereka kembali ke warung makan Namira, dalam diam. Tapi sebelum itu Pras sudah menghubungi Andi untuk membuatkan surat perjanjian kerja sama yang baru lagi.
"Bu Mira, mengapa anda tidak merubah konsep warung makan anda agar lebih berkelas? " tanya Pras heran.
" Saya sengaja membuat warungnya tetap seperti ini, agar masyarakat menengah ke bawah juga bisa menikmati" jawab Namira enteng.
"Karena bagi saya itu sama saja menolong warga yang ingin makan dengan harga terjangkau. Kalau sudah jadi seperti restoran para pelanggan pada kabur takut gak sanggup bayar" lanjutnya menjelaskan.
Sedangkan Pras menyimak, dia kagum, Namira seorang janda tapi mau memikirkan warga di sekitarnya. Hal itu malah membuat dia ingin menjadikan Namira istrinya.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments