Bab 19. Pras Yang Posesif

Namira kini sedang di kota Samarinda bersama Santo putra sulungnya, mereka sedang memeriksa hasil laporan penjualan selama dua bulan ini. Sebab Namira selama dua bulan belum sempat mengecek secara langsung, hanya mengecek melalui email yang di kirim oleh bawahannya.

Bukannya tidak percaya, tetapi hanya waspada agar tidak ada yang merasa cemburu di antara anak buahnya. Makanya dia akan mendengarkan semua laporan mereka, tetapi dia juga mencocokkan hasil yang ada.

Apa bila di rumah makan yang ada di kota Samarinda, Namira mempunyai ruangan pribadi berbeda dengan di Balikpapan. Sebab di Samarinda rumah makannya sudah seperti restoran, walau masih ada juga tempat berjualan lesehan seperti yang ada di kota Balikpapan.

"Mas! coba kamu cocokkan dengan yang di kirim oleh pak Mus, bila cocok berarti beliau dapat di percaya walau ibu gak harus datang ke sini" kata Namira.

"Loh....emang ibu gak ke sini lagi " tanya Santo penasaran sebab kata kata ibunya menyiratkan seolah olah gak mau lagi ke sini.

" Bukan gitu mas! maksud ibu, bila ibu gak sempat berarti laporannya bisa di kirim melalui email aja " terang Namira.

"Ohh.... ya udah ayo kita kerjain bersama sama aja biar cepat selesai" ajak Santo.

'drt..drrt.. drrt'

Saat sedang asik dengan pekerjaan mereka HP milik Namira berdering, setelah di cek ternyata telpon dari Pras. Setelah di lihat siapa yang menghubungi, Namira bimbang antara mengangkat atau tidak. Sebab dia malas bila selalu di atur! Akhirnya di biarkan hpnya berbunyi hingga beberapa saat. Membuat sang putra heran tidak biasanya ibunya mengabaikan dering ponselnya seperti sekarang.

"Siapa bu yang menelepon? " tanyanya penasaran, sebab dering ponsel ibunya bila di hitung sudah lima kali berbunyi.

"Bukan siapa siapa, cuma orang iseng aja" jawab Namira acuh.

" kok ibu bisa tau kalau itu telpon dari orang iseng, sedangkan dari tadi gak ada ibu mengangkatnya" tanya Santo heran sebab dia tidak ada melihat ibunya mengangkat telpon dari tadi.

Karena tidak ingin putranya tambah penasaran dengan terpaksa Namira menjawab telpon dari Pras yang dari tadi telah dia abaikan.

" Halo, Assalamu'alaikum "

"wa'alaikumsalam, kenapa baru di angkat padahal aku dari tadi menelepon? memang lagi sibuk apa sampai gak sempat angkat telpon? Padahal masakan yang kamu kirim ke restoran hari ini bukan kamu yang masak. " berondong Pras pada saat Namira baru angkat telpon.

Namira menghela napas mendengar semua kata kata Pras dia bingung mau menjawab apa, dia juga heran kenapa seolah olah dia seorang kekasih yang lalai. Padahal mereka hanya sebatas rekan kerja.

"Saya saat ini sedang ada di Samarinda, karena sudah dua bulan semenjak kita kerja sama saya tidak sempat memeriksa hasil laporan penjualan warung makan saya" akhirnya Namira menjawab dengan berat hati.

" Kenapa gak ngomong bila mau ke Samarinda? kan kalau ngomong aku bisa antar, terus sama siapa kamu ke sana? " tanya Pras posesif.

"Kenapa saya harus laporan ke anda bila mau ke tempat warung makan saya?" Namira balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Pras.

"Mira..... kenapa malah balik bertanya sih, apa susahnya jawab pertanyaanku!" kata Pras geram.

"Atau kamu saat ini bersama pria lain iya? " tanyanya lagi. " Makanya kamu susah jawab pertanyaanku?" lanjutnya.

"Iya saya saat ini bersama dengan seorang pria yang sangat saya sayangi dan cintai melebihi cinta saya ke pada kedua orang tua saya" jawab Namira asal sambil melirik Santo yang sedang memeriksa berkas yang ada di hadapannya menggantikan sang ibu. Santo tidak ingin ikut campur dengan urusan sang ibu dengan orang yang ada di telpon. Karena baginya selama orang itu tidak menyakiti ibunya dia tidak akan ikut campur.

"Siapa pria itu, apa perlu aku singkirkan dia agar tidak bisa berada di dekatmu lagi? " tanya Pras berang.

"Jangan coba coba anda menyakiti pria ke sayangan.saya, sebab kedua putra saya adalah segalanya bila anda berani menyakitinya seujung kuku saja. Maka anda akan berhadapan langsung dengan saya, serta saya tidak akan memaafkan anda seumur hidup saya. " ancam Namira sambil tersenyum sinis.

Namira sangat senang saat ini bisa mengerjain Pras sebab dia tahu bila Pras pulang ke kotanya karena akan di kasihkan oleh orangtuanya. Oleh sebab itu Namira tidak ingin membuka hati buat Pras, dia takut kecewa. Sebab kejadian yang lalu pada saat suami dan putrinya berkhianat membuat luka hati yang susah di obat.

Namira sudah tidak percaya dengan adanya pasangan yang setia untuknya. Kadang dia melihat ayah dan ibunya serta mang Karta dan ibu Sumi, dia iri kenapa dia tidak bisa mendapatkan pasangan yang setia seperti mereka.

"Mira sayang....bukan seperti itu ,mana berani aku menyakiti mereka. Coba dari tadi kamu bilang kalau bersama mereka aku gak akan marah marah seperti tadi." rayu Pras, karena dia takut bila Namira menjauhinya.

"Siapa yang anda panggil sayang? kita tidak ada hubungan apa apa perlu di garis bawahi hubungan kita hanya sekedar urusan kerjasama saja tidak lebih" terang Namira.

"Tapi saya beneran sayang sama kamu, makanya aku takut bila kamu ada yang mendekati. Kalau perlu setelah dari sini aku akan melamarmu kepada kedua orang tuamu dan kedua putramu" ucapnya kemudian diam sejenak sebelum melanjutkan.

"Bila perlu hari itu juga kita menikah" bujuk Pras lagi.

"Anda salah bila mau mengajak saya menikah, karena kita tidak cocok dan saya tidak mencintai anda" elak Namira.

"Siapa bilang kita tidak cocok! Gak adakan! kalau cinta cukup diriku saja yang sangat mencintaimu gak papa, karena akan aku buat kamu bucin kepadaku"

Pras selalu berusaha agar Namira menerima dirinya,

sebab dia takut bila wanita yang sangat dia cintai di miliki orang lain, padahal nanti malam adalah pertemuan keluarganya dengan keluarga gadis yang akan di jodohkan dengan dirinya.

Dia saat ini frustrasi, takut wanita yang dia suka menghindarinya dan tidak mau ketemu lagi. Bila dia menerima perjodohan, tapi bila dia menolak takut orangtuanya malu.

" Saya tahu dari Andi bila malam ini keluarga besar anda akan mengadakan pertemuan dengan gadis yang akan di jodohkan dengan anda.... saya doakan semoga acaranya lancar ya amin" kata Namira sambil berdoa agar acara perjodohan Pras lancar. Pras mendengar doa Namira dia mengepalkan tangannya geram kemudian dia berucap sinis.

"Aku berdoa semoga aja acaranya gagal agar gak ada yang memaksa aku dengan melanjutkan perjodohan"

" Jangan seperti itu, kasihan kedua orang tua anda.... mereka bila menjodohkan anda itu berarti gadis itu gadis baik baik" jelas Namira.

"Sudahlah kita gak usah pikirin hal itu, sekarang kamu maukan menerima lamaranku" tanya Pras.

"Saya tidak bisa menikung jodoh orang lain, karena saya tau sakitnya di khianati" jawab Namira sendu.

"Lebih baik kita seperti biasanya aja, saya matikan teleponnya ya ini sudah waktu makan siang kasihan putra saya sudah kelaparan" alasan Namira kerena dia capek meladeni debat dengan pria yang susah di nasehatin.

"Ya udah nanti lagi aku telpon lagi bila gak sibuk" akhirnya Namira mematikan sambungan telpon .

*****

Episodes
1 Di Tikung Anak Kandung
2 Bab 2. Awal Mula Kedekatan
3 Bab 3. Hubungan Yang Hambar
4 Bab 4. Cinta Salah Alamat
5 Bab 5. Suara Hati Yuli
6 Bab 6. Hari Yang Melelahkan
7 Bab 7. Suara Yang Meresahkan
8 Bab 8. Terusirnya Yanto dan Yuli
9 Bab 9. Awal Perjuangan Namira Tanpa Sang Putri Dan Suami
10 Bab 10. Godaan Eyang Kakung
11 Bab 11. Bapak Bapak Juga Suka Rumpi
12 Bab 12. Candra Merindukan Sosok Seorang Ayah
13 Bab 13. Pertemuan Yanto dan Candra
14 Bab 14. Ajakan Kerja Sama
15 Bab 15. Awal Kerja Sama
16 Bab 16. Pergi Berdua Pria Menjengkelkan
17 Bab 17. Ini Karma Atau Sudah Suratan Takdir
18 Bab 18. Dua Putra Namira Yang Membanggakan
19 Bab 19. Pras Yang Posesif
20 Bab 20. Kebimbangan Parman Menjalankan Perintah
21 Bab 21. Acara Makan Malam Yang Menegangangkan
22 Bab 22.Dukungan Dari Sang Papa
23 Bab 23. Namira Yang Cuek
24 Bab 24. Pertemuan Dua Sahabat Lama
25 Bab 25. Acara Lamaran Yang Penuh Drama
26 Bab 26. Drama Pingitan
27 Bab 27. Akhirnya sah
28 Bab 28. Wejangan Dari Ibunya Namira
29 Bab 29. Lupa Hari
30 Bab 30.Rayuan Tuan Alex
31 Bab 31. Ke Berangkatan Nyonya Dewi Dan Tuan Alex
32 Bab 32. Rencana Bulan Madu Pras dan Namira
33 Bab 33. Tamu Tak Di Undang
34 Bab 34. Ke Panikan Pras Di Bandara
35 Bab 35. Ke Kecewaan Liliana
36 Bab 36.Obrolan Tuan Alex Dan Putranya
37 Bab 37.
38 Bab 38. Ke Datangan Prita
39 Bab. 39 Ke Pulangan Pasangan Lebai
40 Bab 40. Gara Gara Seblak
41 Bab 41. Rindunya Yuli Terhadap Ibu Kandungnya
42 Bab 42. Santo Setuju Ikut Menemui Sang Ayah
43 Bab 43. Santo Yang Baik Hati
44 Bab 44. KFC Ala Kampung
45 Bab 44. Kemarahan Candra
46 Bab 45. Nasehat Bu Sumi Buat Santo
47 Bab 47. Pras Terlambat Pulang
48 Bab 48. Ke Jailan Tuan Gunawan
49 Bab 49. Undangan Reuni
50 Bab 50. Sudah Memiliki Cucu
51 Bab 51. Kecurigaan Santo
52 Bab 52. Gak Ada Gunanya
53 Bab 53. Papa Yang Jail
54 Bab 54. Paramita Bangun Dari Tidur Panjangnya
55 Bab 55. Dua Tamu Tuan Alex
56 Bab 56. Kebimbangn tuan Alex
57 Bab 57. Mesin Pencetak Anak
58 Bab 58. Minta Bantuan
59 Bab 59. Penghuni Yang Unik
60 Pengumuman
61 Bab 61. Kedatangan Liliana
62 Bab 62. Gosip Di Pagi Hari
63 Bab 63. Di Potong Di Jadikan Perkedel
64 Bab 64. Pelan Pelan Tapi Pasti
65 Bab 65. Panggilnya Abang Dong
66 Bab 66. Siapa Ya Bu Tamunya.
67 Bab 67. Minta Maaf
68 Bab 68. Trio A
69 Bab 69. Drama Di Depan Rumah
70 Bab 70
71 Bab 71. Acara Aqiqah Si Kembar
72 Bab 72 Drama Perpisahan
73 Bab 73. Isi Paket Milik Lia
74 Bab 74. Adik Mbak Yang Terbaik
75 Bab 75. Awal Ke Dekatan
76 Bab 76. Obrolan Antara Kakak Beradik
77 Bab 77. Pertemuan Yanto dan Mery
78 Bab 78. Ibu Kerja Di Mana?
79 Bab 79. Mengawasi
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Di Tikung Anak Kandung
2
Bab 2. Awal Mula Kedekatan
3
Bab 3. Hubungan Yang Hambar
4
Bab 4. Cinta Salah Alamat
5
Bab 5. Suara Hati Yuli
6
Bab 6. Hari Yang Melelahkan
7
Bab 7. Suara Yang Meresahkan
8
Bab 8. Terusirnya Yanto dan Yuli
9
Bab 9. Awal Perjuangan Namira Tanpa Sang Putri Dan Suami
10
Bab 10. Godaan Eyang Kakung
11
Bab 11. Bapak Bapak Juga Suka Rumpi
12
Bab 12. Candra Merindukan Sosok Seorang Ayah
13
Bab 13. Pertemuan Yanto dan Candra
14
Bab 14. Ajakan Kerja Sama
15
Bab 15. Awal Kerja Sama
16
Bab 16. Pergi Berdua Pria Menjengkelkan
17
Bab 17. Ini Karma Atau Sudah Suratan Takdir
18
Bab 18. Dua Putra Namira Yang Membanggakan
19
Bab 19. Pras Yang Posesif
20
Bab 20. Kebimbangan Parman Menjalankan Perintah
21
Bab 21. Acara Makan Malam Yang Menegangangkan
22
Bab 22.Dukungan Dari Sang Papa
23
Bab 23. Namira Yang Cuek
24
Bab 24. Pertemuan Dua Sahabat Lama
25
Bab 25. Acara Lamaran Yang Penuh Drama
26
Bab 26. Drama Pingitan
27
Bab 27. Akhirnya sah
28
Bab 28. Wejangan Dari Ibunya Namira
29
Bab 29. Lupa Hari
30
Bab 30.Rayuan Tuan Alex
31
Bab 31. Ke Berangkatan Nyonya Dewi Dan Tuan Alex
32
Bab 32. Rencana Bulan Madu Pras dan Namira
33
Bab 33. Tamu Tak Di Undang
34
Bab 34. Ke Panikan Pras Di Bandara
35
Bab 35. Ke Kecewaan Liliana
36
Bab 36.Obrolan Tuan Alex Dan Putranya
37
Bab 37.
38
Bab 38. Ke Datangan Prita
39
Bab. 39 Ke Pulangan Pasangan Lebai
40
Bab 40. Gara Gara Seblak
41
Bab 41. Rindunya Yuli Terhadap Ibu Kandungnya
42
Bab 42. Santo Setuju Ikut Menemui Sang Ayah
43
Bab 43. Santo Yang Baik Hati
44
Bab 44. KFC Ala Kampung
45
Bab 44. Kemarahan Candra
46
Bab 45. Nasehat Bu Sumi Buat Santo
47
Bab 47. Pras Terlambat Pulang
48
Bab 48. Ke Jailan Tuan Gunawan
49
Bab 49. Undangan Reuni
50
Bab 50. Sudah Memiliki Cucu
51
Bab 51. Kecurigaan Santo
52
Bab 52. Gak Ada Gunanya
53
Bab 53. Papa Yang Jail
54
Bab 54. Paramita Bangun Dari Tidur Panjangnya
55
Bab 55. Dua Tamu Tuan Alex
56
Bab 56. Kebimbangn tuan Alex
57
Bab 57. Mesin Pencetak Anak
58
Bab 58. Minta Bantuan
59
Bab 59. Penghuni Yang Unik
60
Pengumuman
61
Bab 61. Kedatangan Liliana
62
Bab 62. Gosip Di Pagi Hari
63
Bab 63. Di Potong Di Jadikan Perkedel
64
Bab 64. Pelan Pelan Tapi Pasti
65
Bab 65. Panggilnya Abang Dong
66
Bab 66. Siapa Ya Bu Tamunya.
67
Bab 67. Minta Maaf
68
Bab 68. Trio A
69
Bab 69. Drama Di Depan Rumah
70
Bab 70
71
Bab 71. Acara Aqiqah Si Kembar
72
Bab 72 Drama Perpisahan
73
Bab 73. Isi Paket Milik Lia
74
Bab 74. Adik Mbak Yang Terbaik
75
Bab 75. Awal Ke Dekatan
76
Bab 76. Obrolan Antara Kakak Beradik
77
Bab 77. Pertemuan Yanto dan Mery
78
Bab 78. Ibu Kerja Di Mana?
79
Bab 79. Mengawasi
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!