Bab 9. Awal Perjuangan Namira Tanpa Sang Putri Dan Suami

Di pagi hari yang cerah, Namira terbangun kesiangan. Pagi ini setelah masak dan membersihkan rumah, Namira bersiap ke ladang namun pada saat mau membuka pintu rumahnya, ponselnya berbunyi.

Di rogoh tas tempat di mana dia meletakkan hp, di lihat nama yang menghubunginya.

Keningnya mengkerut setelah tahu siapa yang telah menghubunginya.

Dia heran ada apa mang Karta menghubunginya di jam segini bukankah tadi subuh sudah dia kasih kabar bila tidak kepasar.

Karena penasaran akhirnya di angkat panggilan tersebut.

"Halo, Assalamu'alaikum " kata Namira menjawab telpon.

"Wa'alaikumsalam " jawab mang Karta.

"Ada apa mang? "tanya Namira.

" Begini mbak, tadi saya abis ngantar penumpang ke terminal, saya melihat mas Yanto dan Yuli membawa koper dan tas mereka mau kemana ya? " tanya mang Karta.

"Maaf ya mbak bukan saya mau tau, tapi ini istri saya nanya sebab kemarin dia juga melihat mas Yanto membawa Yuli ke bidan Nira!" lanjut mang Karta.

Namira bingung mau menjawab apa, sebab gak mungkin dia membongkar aib rumah tangganya.

"Oh... itu mang, mas Yanto dan Yuli lagi mengunjungi keluarganya yang ada di Berau" akhirnya Namira berbohong karena dia tidak mungkin cerita kalau Yanto dan Yuli telah dia usir.

"Begitu to mbak, maaf ya mbak menggangu" kata mang Karta.

"Iya mang, gak papa... oh ya mang ini saya mau ke kebun panen sayuran, nanti sampean bisakah mengantarkan sayurnya ke lapak?" tanya Namira.

"Bisa mbak, yang penting dapat bonus ha.. haha.. becanda mbak" jawab mang Karta.

"Tenang aja mang nanti saya tambahin ongkosnya, sekarang mamang pintar bisnis nih" jawab Namira.

"Gak mbak, mamang cuma bercanda mana mungkin saya seperti itu, bisa lari nanti para pelanggan saya " elak mang Karta.

"Santai aja mang saya paham kok... mang sudah ya, saya mau ke kebun dulu. Assalamu'alaikum " kata Namira.

"wa'alaikumsalam" jawab mang Karta.

Kemudian Namira pergi ke kebun, dia bersyukur karena tidak ada ketemu dengan orang saat di jalan.

"Alhamdulilah jalannya sepi, jadi gak ada yang bertanya macam macam" batinnya.

Namira sampai di kebun langsung menuju pondok, di letakkan bekal makanan yang di bawa dari rumah. Kemudian dia berganti pakaian khusus buat di kebun.

Sebelum turun dari pondok dia menggunakan caping buat menutupi kepala dari sinar matahari.

Hingga siang hari Namira baru menyelesaikan panen ubi baru satu bedeng, dia menghela nafas,"huh" kemudian di angkatnya ubi yang sudah di masukan karung.

"Capeknya, hm.. mungkin karena ini mas Yanto selingkuh, karena aku kurang perhatian dan gak mau bantuin dia di kebun" gumam Namira.

"Setelah ini siapa yang mau ngerawat kebunku" lirihnya

Kemudian Namira membuka bekal dan menyantapnya, menu sederhana yang dia buat di rumah. Tumis sawi dan tempe goreng serta sambal tomat.

Setelah makan Namira kemudian turun ke kebun, karena dia mau lanjut panen. Kali ini dia memanen sayuran, dia memanen secukupnya saja buat dia jualan esok pagi.

Pada saat Namira memasukan sayuran ke dalam karung mang Karta datang bersama dengan istrinya.

"Mbak, sudah selesai panennya?" tanya mang Karta.

"Belum mang!" seru Namira.

"Saya belum panen kemangi sama lombok" lanjut Namira.

"Boleh saya bantuin mbak! " seru istri mang Karta.

" Apa ibu gak repot kalau bantuin saya " tanya Namira.

"Saya lagi gak ada kerjaan kok mbak" jawab istrinya mang Karta.

"Kalau gitu boleh bu.. mari kita panen lombok" ajak Namira.

"Mang ini kunci lapak saya, nanti tolong ubi dan sayur ini di masukan lapak ya" kata Namira menyerahkan kunci lapaknya.

Setelah mang Karta pergi Namira dan ibu Sumi istrinya mang karta memetik lombok yang sudah tua.

Mereka memetik lombok sambil bercerita panjang lebar, sampai pada saat ibu Sumi bertanya kemana perginya Yanto.

Namira terdiam dia kemudian menangis tersedu sedu.

"Hiks...hiks.. hiks.. hiks" tangis Namira membuat ibu Sumi kaget.

"Mbak kenapa menangis? apa kata kata ibu ada yang membuat mbak sakit hati? " tanya ibu Sumi.

"Ibu ti.. tidak bersalah" jawab Namira.

" Saya tidak apa apa kok bu, cuma terharu ada yang perhatian dengan keluarga saya" lanjut Namira.

" Ayo kita lanjut lagi panennya" kata Namira lagi.

" Bu, apa besok ibu sibuk?" tanya Namira.

"Ibu gak sibuk kok mbak" jawab ibu Sumi "emang kenapa?" lanjut bu Sumi penasaran.

"Kalau gak sibuk bisa gak besok bantuin saya panen sayur setelah saya pulang dari pasar!" seru Namira.

" Nanti saya kasih upah, tapi ya gak banyak setengah hari saya kasih lima puluh ribu aja" lanjut Namira.

"Mau... mau banget mbak, karena saya juga butuh biaya buat anak sekolah" jawab bu Sumi antusias.

"Alhamdulilah, kalau memang rezeki gak kemana" ucapnya bersyukur.

Setelah selesai panen jam sudah menunjukkan jam lima sore, mereka buru buru bersiap pulang kerumah masing masing.

Tapi sebelum itu, Namira memberikan upah ke ibu Sumi serta sayuran, lombok dan singkong buat ibu Sumi bawah pulang.

" Bu, ini upah ibu hari ini ya" kata Namira sambil menyerahkan uang sebesar lima puluh ribu.

"Loh, mbak kan saya kerjanya mulai besok?" tanya bu Sumi heran sambil mengembalikan uang tersebut.

"Ini rezeki buat ibu gak boleh di tolak, dan ini ada sedikit sayuran dan singkong buat di bawa pulang" kata Namira sambil memberikan sayuran dan singkong.

" Bu, jangan lupa besok kalau gak ada halangan bantuin saya lagi ya" ucap Namira mengingatkan.

"iya mbak, ibu pasti bantuin" jawab ibu Sumi sebelum berlalu pulang karena mang Karta telah menjemputnya.

Namira berjalan sambil menenteng tas berisi ponsel dan tempat bekal, karena lombok dan kemangi yang telah dia panen bersama ibu Sumi telah di bawa mang Karta duluan yang akan di letakan di teras rumahnya.

Di perjalanan pulang Namira mampir ke rumah orangtuanya. Di logatnya ke dua putranya sedang bermain, tapi pada saat

Episodes
1 Di Tikung Anak Kandung
2 Bab 2. Awal Mula Kedekatan
3 Bab 3. Hubungan Yang Hambar
4 Bab 4. Cinta Salah Alamat
5 Bab 5. Suara Hati Yuli
6 Bab 6. Hari Yang Melelahkan
7 Bab 7. Suara Yang Meresahkan
8 Bab 8. Terusirnya Yanto dan Yuli
9 Bab 9. Awal Perjuangan Namira Tanpa Sang Putri Dan Suami
10 Bab 10. Godaan Eyang Kakung
11 Bab 11. Bapak Bapak Juga Suka Rumpi
12 Bab 12. Candra Merindukan Sosok Seorang Ayah
13 Bab 13. Pertemuan Yanto dan Candra
14 Bab 14. Ajakan Kerja Sama
15 Bab 15. Awal Kerja Sama
16 Bab 16. Pergi Berdua Pria Menjengkelkan
17 Bab 17. Ini Karma Atau Sudah Suratan Takdir
18 Bab 18. Dua Putra Namira Yang Membanggakan
19 Bab 19. Pras Yang Posesif
20 Bab 20. Kebimbangan Parman Menjalankan Perintah
21 Bab 21. Acara Makan Malam Yang Menegangangkan
22 Bab 22.Dukungan Dari Sang Papa
23 Bab 23. Namira Yang Cuek
24 Bab 24. Pertemuan Dua Sahabat Lama
25 Bab 25. Acara Lamaran Yang Penuh Drama
26 Bab 26. Drama Pingitan
27 Bab 27. Akhirnya sah
28 Bab 28. Wejangan Dari Ibunya Namira
29 Bab 29. Lupa Hari
30 Bab 30.Rayuan Tuan Alex
31 Bab 31. Ke Berangkatan Nyonya Dewi Dan Tuan Alex
32 Bab 32. Rencana Bulan Madu Pras dan Namira
33 Bab 33. Tamu Tak Di Undang
34 Bab 34. Ke Panikan Pras Di Bandara
35 Bab 35. Ke Kecewaan Liliana
36 Bab 36.Obrolan Tuan Alex Dan Putranya
37 Bab 37.
38 Bab 38. Ke Datangan Prita
39 Bab. 39 Ke Pulangan Pasangan Lebai
40 Bab 40. Gara Gara Seblak
41 Bab 41. Rindunya Yuli Terhadap Ibu Kandungnya
42 Bab 42. Santo Setuju Ikut Menemui Sang Ayah
43 Bab 43. Santo Yang Baik Hati
44 Bab 44. KFC Ala Kampung
45 Bab 44. Kemarahan Candra
46 Bab 45. Nasehat Bu Sumi Buat Santo
47 Bab 47. Pras Terlambat Pulang
48 Bab 48. Ke Jailan Tuan Gunawan
49 Bab 49. Undangan Reuni
50 Bab 50. Sudah Memiliki Cucu
51 Bab 51. Kecurigaan Santo
52 Bab 52. Gak Ada Gunanya
53 Bab 53. Papa Yang Jail
54 Bab 54. Paramita Bangun Dari Tidur Panjangnya
55 Bab 55. Dua Tamu Tuan Alex
56 Bab 56. Kebimbangn tuan Alex
57 Bab 57. Mesin Pencetak Anak
58 Bab 58. Minta Bantuan
59 Bab 59. Penghuni Yang Unik
60 Pengumuman
61 Bab 61. Kedatangan Liliana
62 Bab 62. Gosip Di Pagi Hari
63 Bab 63. Di Potong Di Jadikan Perkedel
64 Bab 64. Pelan Pelan Tapi Pasti
65 Bab 65. Panggilnya Abang Dong
66 Bab 66. Siapa Ya Bu Tamunya.
67 Bab 67. Minta Maaf
68 Bab 68. Trio A
69 Bab 69. Drama Di Depan Rumah
70 Bab 70
71 Bab 71. Acara Aqiqah Si Kembar
72 Bab 72 Drama Perpisahan
73 Bab 73. Isi Paket Milik Lia
74 Bab 74. Adik Mbak Yang Terbaik
75 Bab 75. Awal Ke Dekatan
76 Bab 76. Obrolan Antara Kakak Beradik
77 Bab 77. Pertemuan Yanto dan Mery
78 Bab 78. Ibu Kerja Di Mana?
79 Bab 79. Mengawasi
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Di Tikung Anak Kandung
2
Bab 2. Awal Mula Kedekatan
3
Bab 3. Hubungan Yang Hambar
4
Bab 4. Cinta Salah Alamat
5
Bab 5. Suara Hati Yuli
6
Bab 6. Hari Yang Melelahkan
7
Bab 7. Suara Yang Meresahkan
8
Bab 8. Terusirnya Yanto dan Yuli
9
Bab 9. Awal Perjuangan Namira Tanpa Sang Putri Dan Suami
10
Bab 10. Godaan Eyang Kakung
11
Bab 11. Bapak Bapak Juga Suka Rumpi
12
Bab 12. Candra Merindukan Sosok Seorang Ayah
13
Bab 13. Pertemuan Yanto dan Candra
14
Bab 14. Ajakan Kerja Sama
15
Bab 15. Awal Kerja Sama
16
Bab 16. Pergi Berdua Pria Menjengkelkan
17
Bab 17. Ini Karma Atau Sudah Suratan Takdir
18
Bab 18. Dua Putra Namira Yang Membanggakan
19
Bab 19. Pras Yang Posesif
20
Bab 20. Kebimbangan Parman Menjalankan Perintah
21
Bab 21. Acara Makan Malam Yang Menegangangkan
22
Bab 22.Dukungan Dari Sang Papa
23
Bab 23. Namira Yang Cuek
24
Bab 24. Pertemuan Dua Sahabat Lama
25
Bab 25. Acara Lamaran Yang Penuh Drama
26
Bab 26. Drama Pingitan
27
Bab 27. Akhirnya sah
28
Bab 28. Wejangan Dari Ibunya Namira
29
Bab 29. Lupa Hari
30
Bab 30.Rayuan Tuan Alex
31
Bab 31. Ke Berangkatan Nyonya Dewi Dan Tuan Alex
32
Bab 32. Rencana Bulan Madu Pras dan Namira
33
Bab 33. Tamu Tak Di Undang
34
Bab 34. Ke Panikan Pras Di Bandara
35
Bab 35. Ke Kecewaan Liliana
36
Bab 36.Obrolan Tuan Alex Dan Putranya
37
Bab 37.
38
Bab 38. Ke Datangan Prita
39
Bab. 39 Ke Pulangan Pasangan Lebai
40
Bab 40. Gara Gara Seblak
41
Bab 41. Rindunya Yuli Terhadap Ibu Kandungnya
42
Bab 42. Santo Setuju Ikut Menemui Sang Ayah
43
Bab 43. Santo Yang Baik Hati
44
Bab 44. KFC Ala Kampung
45
Bab 44. Kemarahan Candra
46
Bab 45. Nasehat Bu Sumi Buat Santo
47
Bab 47. Pras Terlambat Pulang
48
Bab 48. Ke Jailan Tuan Gunawan
49
Bab 49. Undangan Reuni
50
Bab 50. Sudah Memiliki Cucu
51
Bab 51. Kecurigaan Santo
52
Bab 52. Gak Ada Gunanya
53
Bab 53. Papa Yang Jail
54
Bab 54. Paramita Bangun Dari Tidur Panjangnya
55
Bab 55. Dua Tamu Tuan Alex
56
Bab 56. Kebimbangn tuan Alex
57
Bab 57. Mesin Pencetak Anak
58
Bab 58. Minta Bantuan
59
Bab 59. Penghuni Yang Unik
60
Pengumuman
61
Bab 61. Kedatangan Liliana
62
Bab 62. Gosip Di Pagi Hari
63
Bab 63. Di Potong Di Jadikan Perkedel
64
Bab 64. Pelan Pelan Tapi Pasti
65
Bab 65. Panggilnya Abang Dong
66
Bab 66. Siapa Ya Bu Tamunya.
67
Bab 67. Minta Maaf
68
Bab 68. Trio A
69
Bab 69. Drama Di Depan Rumah
70
Bab 70
71
Bab 71. Acara Aqiqah Si Kembar
72
Bab 72 Drama Perpisahan
73
Bab 73. Isi Paket Milik Lia
74
Bab 74. Adik Mbak Yang Terbaik
75
Bab 75. Awal Ke Dekatan
76
Bab 76. Obrolan Antara Kakak Beradik
77
Bab 77. Pertemuan Yanto dan Mery
78
Bab 78. Ibu Kerja Di Mana?
79
Bab 79. Mengawasi
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!