Bab 8. Terusirnya Yanto dan Yuli

Namira masih menangisi nasib pernikahannya yang di tikung anak kandungnya sendiri, setelah tenang Namira keluar kamar dan di lihat Yanto yang masih menenangkan Yuli di kamarnya.

"Yul sudah jangan menangis, ayah pasti bertanggung jawab kepada bayi yang ada di dalam kandunganmu ini" ucap Yanto.

"Tapi yah, ibu pasti marah kalau ayah menikahiku!" seru Yuli.

"Ayah akan bicara dengan ibu, agar dia mau mengerti" ucap Yanto

"Semoga ibu nanti mau menerima ya yah, dan gak jadi mengusir kita"doa Yuli.

"Amin" sahut Yanto. "tapi bil... " ucapan Yanto terpotong karena melihat ada Namira di depan pintu.

"Saya akan memaafkan kalian " potong Namira.

"Dek... apa bener kamu memaafkan mas?" tanya Yanto senang.

"siapa yang bilang saya akan memaafkan seorang penghianat seperti kalian dengan mudah, saya hanya melanjutkan apa katamu saja" jawab Namira ketus.

" saya mendatangi kalian karena ada yang mau saya katakan pada kalian" lanjut Namira dingin.

"Dek.. apakah kita gak bisa kembali seperti biasanya aja kalau ngomong, mas tau kalau aku salah" kata Yanto sakit hati karena Namira berbicara dengan nada dingin.

"Tapi apa tidak bisa adek maafkan kesalahan mas, tuhan aja pemaaf ayolah dek maafkan mas" lanjutnya.

"saya akan memaafkan kamu apa bila kamu bisa menyatukan gelas ini menjadi seperti semula" ucap Namira sambil mengambil gelas yang ada di atas meja kemudian membantingnya.

Yanto terkejut dengan apa yang di lakukan Namira "dek mana bisa gelas yang sudah pecah seperti itu di satukan kembali karena itu terlalu kecil" ucap Yanto spontan.

"Itulah saya menyuruh anda menyatukannya agar anda tau seperti apa hati saya saat ini" teriak Namira, kemudian Namira berjalan ke gudang belakang mengambil sebuah koper dan tas ransel yang ada di atas lemari penyimpanan, kemudian dia kembali masuk ke kamar Yuli.

Tanpa bicara Namira mengemas baju Yuli. Tapi sebelum itu Namira sudah memasukkkan pakaian Yanto ke tas ransel.

"Bu mengapa baju Yuli ibu masukan koper semua apa ibu mau mengusir Yuli? " tanya Yuli heran dengan kelakuan ibunya.

" Memang apa yang kamu harapkan di sini? melihat saya mati bunuh diri gitu!" kata Namira ketus.

"Bu kenapa ngomong kayak gitu, Yuli sayang ibu Yuli gak mau jauh dari ibu hiks.. hiks... hiks" kata Yuli sampai menangis takut kalau ibunya betul betul mengusirnya.

Namira tidak menghiraukannya dia tetap melanjutkan memasukan barang barang Yuli ke koper dan sebagian dia masukan ke dalam kardus. Setelah selesai di angkat dan di bawa ke ruang tamu.

Yanto terkejut pada saat baru masuk rumah, karena dia melihat ada koper, tas ransel dan satu kardus yang sudah di ikat menggunakan tali rapia.

Rupanya Yanto tadi keluar rumah buat menenangkan diri pada saat Namira pergi ke gudang.

" Dek ini barang siapa apa dirimu mau pergi meninggalkan mas?" tanya Yanto heran.

"hahahaaa...." Namira tertawa terbahak bahak "apakah itu yang kamu harapkan saya yang pergi dari rumah ini? iya begituan! " "janganlah kamu mimpi di siang bolong Yanto" kata Namira kasar.

"Dek...ja.. jadi ini barang mas" tanya Yanto.

"Ternyata otakmu masih berfungsi, benar sekali ini bajumu dan baju Yuli" kata Namira.

"Karena aku tak sudi melihat kalian lagi di sini " lanjut Namira lagi.

"Dek tolonglah jangan seperti ini, kita pasti bisa melewati semua dengan damai " ucap Yanto.

"Ha..damai...kamu berharap di dalam mimpi saja sana" ketus Namira.

"Bila kamu dan dia tidak pergi sekarang juga

yang kamu temui besok pagi jenazahku di dalam kamar" ancam Namira.

deg

Yanto terkejut dengan ancaman Namira yang tidak main main.

"Dek aku harus kemana membawa Yuli pergi" tanya Yanto.

"Terserah yang penting pergilah yang jauh, agar saya tidak lagi melihatmu dan dirinya lagi" jawab Namira dingin.

"Bu, jangan usir Yuli. Yuli mau sama ibu" mohon Yuli.

Yuli dari tadi hanya diam mendengarkan perdebatan ibu dan ayah sambungnya yang sekaligus calon ayah biologis buat anaknya. Akhirnya bersuara.

"Kalian pergilah saya sudah tak mau kalian di sini pergi... pergiiii.. cepat keluarrr" teriak Namira sambil membuka pintu rumahnya.

Dengan terpaksa Yanto mengajak Yuli ke luar rumah, dengan menggendong tas ransel serta mengangkat koper dan kardus yang berisi barang Yuli menuju motornya.

" Yul, ayo kita pergi dari sini karena kita memang salah" ajak Yanto pasrah "dek, maaf mas sudah membuatmu kecewa mas pergi, semoga adek sehat dan bahagia selalu walau tak bersama mas Assalamu'alaikum " pamitnya tapi baru beberapa langkah Namira berseru.

"Tunggu"

Yanto berhenti kemudian berbalik dan tersenyum.

"Tolong jatuhkan talak buatku sekarang juga" pinta Namira "biar saya mudah mengurus perceraian kita di pengadilan.

Mendengar permintaan Namira senyum Yanto memudar dengan terpaksa dia mengucapkan kata talak.

Deg

Yanto bimbang, sebelum mengucapkan kata talak, di tatapnya Namira sendu.

"Namira binti Muhamad Naryo dengan ini saya jatuhkan talak satu setelah ini kamu bukan istriku lagi" ucap Yanto sendu dia berlalu dengan mengusap air matanya yang jatuh.

Mendengar kata talak yang di ucapkan Yanto, Namira langsung terduduk dia menangis dengan menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Setelah mengucapkan kata talak Yanto cepat cepat keluar karena tak sanggup lagi berada di dalam rumah karena melihat Namira menangis, Yanto langsung membawa Yuli pergi entah kemana.

Sedangkan Namira masih di tempat duduk sambil menangis, setelah puas menangis Namira pergi menutup pintu kemudian masuk kamar.

Di dalam kamar Namira duduk di tepi ranjang dia menatap foto pernikahannya yang di tengahnya ada foto Yuli, dia tak menyangka bila Yuli putri kandungnya sendiri yang telah menjadi orang ketiga di rumah tangganya.

Anak yang begitu dia sayang dari kecil telah mencuri suaminya sendiri, sungguh semua itu membuat hatinya hancur.

Anak yang dia rawat dengan sepenuh hati yang selalu di manjakan melebih anaknya yang lain, telah mendukungnya.

Entah sampai kapan rasa sakit itu akan hilang dari dirinya, dia merasa tak sanggup. Tapi dia harus bertahan demi ayah, ibu dan kedua putranya.Dia harus bisa berjuang sendiri, mencari nafkah buat kedua putranya.

Namira harus bisa berjuang walau tanpa ada Yanto dan Yuli yang membantunya lagi.

"Namira kamu harus bisa menghadapi ini...cukup sudah jangan lagi keluarkan air mata buat mereka yang tak setia" ucapnya menyemangati pada diri sendiri.

Kemudian Namira merebahkan diri dan tidur, hingga pagi menjelang Namira tak ingin bangun, karena hari ini dia mau ke kebun memanen ubi, lombok dan sayuran buat besok dia jualan.

\*\*\*\*

Episodes
1 Di Tikung Anak Kandung
2 Bab 2. Awal Mula Kedekatan
3 Bab 3. Hubungan Yang Hambar
4 Bab 4. Cinta Salah Alamat
5 Bab 5. Suara Hati Yuli
6 Bab 6. Hari Yang Melelahkan
7 Bab 7. Suara Yang Meresahkan
8 Bab 8. Terusirnya Yanto dan Yuli
9 Bab 9. Awal Perjuangan Namira Tanpa Sang Putri Dan Suami
10 Bab 10. Godaan Eyang Kakung
11 Bab 11. Bapak Bapak Juga Suka Rumpi
12 Bab 12. Candra Merindukan Sosok Seorang Ayah
13 Bab 13. Pertemuan Yanto dan Candra
14 Bab 14. Ajakan Kerja Sama
15 Bab 15. Awal Kerja Sama
16 Bab 16. Pergi Berdua Pria Menjengkelkan
17 Bab 17. Ini Karma Atau Sudah Suratan Takdir
18 Bab 18. Dua Putra Namira Yang Membanggakan
19 Bab 19. Pras Yang Posesif
20 Bab 20. Kebimbangan Parman Menjalankan Perintah
21 Bab 21. Acara Makan Malam Yang Menegangangkan
22 Bab 22.Dukungan Dari Sang Papa
23 Bab 23. Namira Yang Cuek
24 Bab 24. Pertemuan Dua Sahabat Lama
25 Bab 25. Acara Lamaran Yang Penuh Drama
26 Bab 26. Drama Pingitan
27 Bab 27. Akhirnya sah
28 Bab 28. Wejangan Dari Ibunya Namira
29 Bab 29. Lupa Hari
30 Bab 30.Rayuan Tuan Alex
31 Bab 31. Ke Berangkatan Nyonya Dewi Dan Tuan Alex
32 Bab 32. Rencana Bulan Madu Pras dan Namira
33 Bab 33. Tamu Tak Di Undang
34 Bab 34. Ke Panikan Pras Di Bandara
35 Bab 35. Ke Kecewaan Liliana
36 Bab 36.Obrolan Tuan Alex Dan Putranya
37 Bab 37.
38 Bab 38. Ke Datangan Prita
39 Bab. 39 Ke Pulangan Pasangan Lebai
40 Bab 40. Gara Gara Seblak
41 Bab 41. Rindunya Yuli Terhadap Ibu Kandungnya
42 Bab 42. Santo Setuju Ikut Menemui Sang Ayah
43 Bab 43. Santo Yang Baik Hati
44 Bab 44. KFC Ala Kampung
45 Bab 44. Kemarahan Candra
46 Bab 45. Nasehat Bu Sumi Buat Santo
47 Bab 47. Pras Terlambat Pulang
48 Bab 48. Ke Jailan Tuan Gunawan
49 Bab 49. Undangan Reuni
50 Bab 50. Sudah Memiliki Cucu
51 Bab 51. Kecurigaan Santo
52 Bab 52. Gak Ada Gunanya
53 Bab 53. Papa Yang Jail
54 Bab 54. Paramita Bangun Dari Tidur Panjangnya
55 Bab 55. Dua Tamu Tuan Alex
56 Bab 56. Kebimbangn tuan Alex
57 Bab 57. Mesin Pencetak Anak
58 Bab 58. Minta Bantuan
59 Bab 59. Penghuni Yang Unik
60 Pengumuman
61 Bab 61. Kedatangan Liliana
62 Bab 62. Gosip Di Pagi Hari
63 Bab 63. Di Potong Di Jadikan Perkedel
64 Bab 64. Pelan Pelan Tapi Pasti
65 Bab 65. Panggilnya Abang Dong
66 Bab 66. Siapa Ya Bu Tamunya.
67 Bab 67. Minta Maaf
68 Bab 68. Trio A
69 Bab 69. Drama Di Depan Rumah
70 Bab 70
71 Bab 71. Acara Aqiqah Si Kembar
72 Bab 72 Drama Perpisahan
73 Bab 73. Isi Paket Milik Lia
74 Bab 74. Adik Mbak Yang Terbaik
75 Bab 75. Awal Ke Dekatan
76 Bab 76. Obrolan Antara Kakak Beradik
77 Bab 77. Pertemuan Yanto dan Mery
78 Bab 78. Ibu Kerja Di Mana?
79 Bab 79. Mengawasi
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Di Tikung Anak Kandung
2
Bab 2. Awal Mula Kedekatan
3
Bab 3. Hubungan Yang Hambar
4
Bab 4. Cinta Salah Alamat
5
Bab 5. Suara Hati Yuli
6
Bab 6. Hari Yang Melelahkan
7
Bab 7. Suara Yang Meresahkan
8
Bab 8. Terusirnya Yanto dan Yuli
9
Bab 9. Awal Perjuangan Namira Tanpa Sang Putri Dan Suami
10
Bab 10. Godaan Eyang Kakung
11
Bab 11. Bapak Bapak Juga Suka Rumpi
12
Bab 12. Candra Merindukan Sosok Seorang Ayah
13
Bab 13. Pertemuan Yanto dan Candra
14
Bab 14. Ajakan Kerja Sama
15
Bab 15. Awal Kerja Sama
16
Bab 16. Pergi Berdua Pria Menjengkelkan
17
Bab 17. Ini Karma Atau Sudah Suratan Takdir
18
Bab 18. Dua Putra Namira Yang Membanggakan
19
Bab 19. Pras Yang Posesif
20
Bab 20. Kebimbangan Parman Menjalankan Perintah
21
Bab 21. Acara Makan Malam Yang Menegangangkan
22
Bab 22.Dukungan Dari Sang Papa
23
Bab 23. Namira Yang Cuek
24
Bab 24. Pertemuan Dua Sahabat Lama
25
Bab 25. Acara Lamaran Yang Penuh Drama
26
Bab 26. Drama Pingitan
27
Bab 27. Akhirnya sah
28
Bab 28. Wejangan Dari Ibunya Namira
29
Bab 29. Lupa Hari
30
Bab 30.Rayuan Tuan Alex
31
Bab 31. Ke Berangkatan Nyonya Dewi Dan Tuan Alex
32
Bab 32. Rencana Bulan Madu Pras dan Namira
33
Bab 33. Tamu Tak Di Undang
34
Bab 34. Ke Panikan Pras Di Bandara
35
Bab 35. Ke Kecewaan Liliana
36
Bab 36.Obrolan Tuan Alex Dan Putranya
37
Bab 37.
38
Bab 38. Ke Datangan Prita
39
Bab. 39 Ke Pulangan Pasangan Lebai
40
Bab 40. Gara Gara Seblak
41
Bab 41. Rindunya Yuli Terhadap Ibu Kandungnya
42
Bab 42. Santo Setuju Ikut Menemui Sang Ayah
43
Bab 43. Santo Yang Baik Hati
44
Bab 44. KFC Ala Kampung
45
Bab 44. Kemarahan Candra
46
Bab 45. Nasehat Bu Sumi Buat Santo
47
Bab 47. Pras Terlambat Pulang
48
Bab 48. Ke Jailan Tuan Gunawan
49
Bab 49. Undangan Reuni
50
Bab 50. Sudah Memiliki Cucu
51
Bab 51. Kecurigaan Santo
52
Bab 52. Gak Ada Gunanya
53
Bab 53. Papa Yang Jail
54
Bab 54. Paramita Bangun Dari Tidur Panjangnya
55
Bab 55. Dua Tamu Tuan Alex
56
Bab 56. Kebimbangn tuan Alex
57
Bab 57. Mesin Pencetak Anak
58
Bab 58. Minta Bantuan
59
Bab 59. Penghuni Yang Unik
60
Pengumuman
61
Bab 61. Kedatangan Liliana
62
Bab 62. Gosip Di Pagi Hari
63
Bab 63. Di Potong Di Jadikan Perkedel
64
Bab 64. Pelan Pelan Tapi Pasti
65
Bab 65. Panggilnya Abang Dong
66
Bab 66. Siapa Ya Bu Tamunya.
67
Bab 67. Minta Maaf
68
Bab 68. Trio A
69
Bab 69. Drama Di Depan Rumah
70
Bab 70
71
Bab 71. Acara Aqiqah Si Kembar
72
Bab 72 Drama Perpisahan
73
Bab 73. Isi Paket Milik Lia
74
Bab 74. Adik Mbak Yang Terbaik
75
Bab 75. Awal Ke Dekatan
76
Bab 76. Obrolan Antara Kakak Beradik
77
Bab 77. Pertemuan Yanto dan Mery
78
Bab 78. Ibu Kerja Di Mana?
79
Bab 79. Mengawasi
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!