"Kakung sudah dapat ikan kiper dua sama ikan kakap satu lumayanlah, dan tunggu dulu ya! kakung mancing lagi, siapa tahu nanti dapat ikan yang besar. " ucap eyang kakung menyuruh Candra menunggu karena dia masih penasaran karena belum dapat ikan yang besar.
" Iya kung!" seru Candra.
" kung, boleh gak adek juga mancing? "
"Memang adek bisa mancing? " tanya Namira penasaran.
"Bisa dong bu.... kan adek sudah sering ikut mas Santo sama aki mancing di sungai, pas kalau mas Santo sudah pulang sekolah kan sering pergi menyusul aki dan nenek ke kebun!" ucap Candra menjelaskan bila dia sudah sering ikut mancing.
" Ya sudah, ayo kakung antar pilih pancing yang cocok buat adek" ajak eyang kakung.
Pada saat ayahnya Namira dan Candra pergi tinggalah, Namira dan Yanto berdua. Namira dia tidak menghiraukan dengan adanya Yanto, dia asik dengan hp yang di pegangnya.
Sedangkan Yanto yang merasa di cuekin sama Namira, dia sadar bila sikap Mantan istrinya berubah karena perbuatannya di masa lalu.
Karena hari sudah menjelang sore dan Yuli menunggu di rumah yang sudah dia sewa akhirnya Yanto dengan terpaksa pamit pulang.
"Dek Mira! saya pamit pulang, nanti kalau anak anak kangen mas, telpon aja ya jangan ragu. Mas mungkin gak bisa kalau harus menemui anak anak, tapi mas janji kalau sekedar mengangkat sebuah telpon dan mengobrol dengan Santo atau pun Candra. Nanti kalau ada rejeki! mas kirim ke rekeningmu. "
"Assalamu'alaikum " pamit Yanto kemudian dia berlalu pergi tanpa menoleh ke arah belakang lagi
"Wa'alaikumsalam "jawab Namira cuek.
Setelah ke pergian Yanto, Candra datang sambil membawa sebuah pancing. Dia mancing bersama eyang kakung sampai menjelang magrib baru mereka sadar, karena hari sudah mulai gelap.
" Mir ayo pulang, nanti kalau kemalaman susah mencari mobil! atau kita ke Samarinda dulu ! baru kita pulang naik bus aja." seru ayahnya Namira menjelaskan bila tidak dapat mobil terevel yang menuju samboja lebih baik naik bus aja.
"Loh bu....ayah kemana kok gak ada?" tanya Candra heran karena dari tadi dia gak sadar ayahnya sudah pergi.
"Ayah sudah pergi pada saat adek sama kakung pergi sewa pancing"
" Masa adek dari tadi gak sadar sih, kalau dari tadi ayahnya sudah pergi" Namira heran kalau Candra sempat gak sadar bila Yanto sudah pergi.
" Kenapa ayah gak pamit sama adek ya bu! " seru Candra heran dan dia merasa bila ayahnya sudah gak sayang dia lagi.
"Apa ayah sudah ada anak yang lain ya bu! makanya ayah gak mau sama adek lagi"! seru Candra yang hampir menangis.
"Itu gak bener sayang, ayah buru buru karena ada kerjaan yang harus dia selesaikan.
Tadi dia sudah di hubungi bosnya" bohong Namira agar tidak ada drama menangis dan merajuk lagi.
Kemudian Namira mengotak atik hpnya
memesan taksi online. Sekitar sepuluh menit menunggu, taksi online yang di pesan Namira datang. Setelah itu mereka pulang menuju ke tempat tinggalnya.
\*\*\*\*
Ke esokan harinya kegiatan Namira kembali sibuk dengan beraneka macam masakan dan rutinitas seperti biasanya. Dia mulai beraktifitas dari jam dua subuh sudah berkutat di dapur. Di bantu oleh ibunya , mereka menyiapkan bahan yang akan di olah menjadi makanan yang banyak peminatnya di warung.
" Bu... bila masih mengantuk lebih baik tidur aja di kamar bu!" seru Namira karena di lihatnya beberapa kali ibunya menguap.
" Ayo sudah kita lanjut, nanti bila ibu masih merasa mengantuk, ibu akan pergi istirahat! " seru ibunya Namira.
Mereka mengolah makanan hingga pukul setengah enam pagi. Kemudian di bungkus, sambil bercerita.
" Mir....bagaimana sidangnya kemarin" ibunya Namira penasaran karena kemarin tidak ikut ke persidangan.
"Lancar bu seperti jalan tol, tanpa hambatan" jawab Namira sambil bercanda.
"Kamu ini ada ada aja"
"Loh, bener bu...sidangnya sangat lancar. Mira tinggal nunggu akta cerai aja kok, jadi gak ada lagi sidang lanjutan. " Namira menjelaskan agar ibunya tidak lagi bertanya tanya lagi.
Pukul enam pagi Namira seperti biasa membuka warung dan menyiapkan dagangannya.
Sedangkan ibunya menyediakan sarapan buat cucu dan suaminya.
"Santo bangun ini sudah pagi, nanti telat sekolah loh sayang. Mas... mas bangun " Namira masuk kerumah dan membangunkan putra pertamanya.
"Hmm" Gumam Santo kemudian menggeliat dan mengucek matanya.
Namira melihat putranya sudah bangun, di tinggalnya keluar. Karena di luar sudah ada yang memanggil.
"Mir...Mira beli" teriak seorang ibu ibu memanggil.
"Eh, bu Sania ....mau beli apa bu? " tanya Namira.
"Beli gula sekilo sama teh.... terus gorengan sepuluh ribu ya " kata bu Sania.
Hari hari Namira hanya di sekitar pembelinya yang ada di warung dan di toko. Namira kini menjadi seorang yang memikirkan bagaimana bisa mengumpulkan uang yang banyak buat kedua putranya, bukan memikirkan pasangan hidup.
Namira masih trauma karena sudah dua kali gagal dalam pernikahannya.
Walau ada yang datang melamar selalu di tolak, dengan alasan masih ingin sendiri.
\*\*\*\*\*
Sudah lima tahun Namira hidup menjanda dan kini Santo sudah masuk SMP dan Candra sudah kelas empat SD. Dan kini Namira menjadi orang yang sukses, warung sederhananya sudah menjadi sebuah toko besar dan di sebelahnya ada warung makan.Namira juga membuka warung makan di kota, dia juga mendirikan usaha kue kering dan tokonya ada di kota balikpapan dan samarinda.
Namira banyak membantu warga sekitar yang membutuhkan pekerjaan, dia sangat di hormati di kampungnya. Karena dia sangat baik kepada siapa saja.
Kini Namira menjadi janda cantik, kaya dan baik hati.
Hari ini adalah hari di mana dia harus bertemu dengan pengusaha yang ingin mengajak kerja sama dalam kuliner.
Pengusaha dari pulau jawa itu memiliki restoran di berapa kota di kalimantan dan kini dia sedang mengamati restorannya yang ada di balikpapan.
Suatu hari dia berjalan jalan dan melihat warung makan sederhana tetapi ramai pengunjung, itu menjadi tanda tanya dalam benaknya.
Di dalam mobil dia membuka jasnya ,kemudian turun dan masuk ke warung. Dia mencoba menu yang menggugah seleranya, dan rasanya sangat nikmat.
Dia ingin bertemu dengan pemilik warung tetapi ternyata pemiliknya gak ada di tempat, sebab pemiliknya berada di cabang yang ada di kota Samarinda.
Pengusaha itu heran, warung yang punya cabang tapi tetap sederhana. Oleh sebab itu dia penasaran dengan pemilik warung dan ingin bertemu.
Kemudian dia meminta no HP pemilik warung kepada pelayan yang ada di situ, pelayan tersebut awalnya menolak. Tetapi dengan bujukan kerja sama dalam kuliner, akhirnya di kasih juga no HP yang di inginkan.
\*\*\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments