Kemarahan Friska

2 hari kemudian, keadaan Vano sudah semakin membaik dan hari ini sudah diperbolehkan pulang. Sesampainya di rumah, Friska langsung bergegas menuju dapur untuk membuatkan makanan untuk Vano. Dia memilih untuk membuat sop ayam yang spesial untuk Vano agar Vano cepat pulih. Friska hanya membuat sedikit sop tanpa berniat membaginya dengan Ardigo, dia sudah cukup jera dengan penolakan pria itu.

Daripada aku hanya membuang-buang makanan. Begitulah pikir Friska

Setelah matang, Friska langsung membawa nampan yang berisi semangkuk sop dan segelas air putih ke kamar Ardigo. Setelah mengetuk pintu terlihatlah sosok pria yang menjulang tinggi di hadapannya

"Ini makanan Vano" ujar Friska sambil menyerahkan nampan tersebut, dan hanya dibalas deheman oleh Ardigo

3 hari menjaga Vano di rumah sakit membuat tugas kuliahnya terbengkalai dan menggunung, dan sepertinya malam ini dia harus begadang untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut. Sedangkan untuk pekerjaannya di kafe, dia sudah menghubungi Rivan untuk meminta izin. And as usual, Rivan selalu mengizinkannya

Ardigo terus menyuapi Vano dengan telaten. Bau harum sop ayam yang terus menguar membuat perutnya ikut lapar dan menggodanya untuk ikut menikmati masakan istrinya tersebut. Namun ego seorang Ardigo tidaklah semudah itu untuk ditaklukkan, alhasil dia hanya menahan rasa laparnya tanpa berniat mencicipi sop ayam buatan Friska

Ardigo senang melihat Vano yang makan dengan lahap, terbesit sedikit perasaan bersalah di hatinya karena selama ini sering memberikan Vano makanan sembarangan

"Papa tidak makan? ini sopnya enak sekali pa" ujar Vano kepada sang ayah

"Enggak sayang, papa tidak lapar. Vano makan yang banyak ya" balas Ardigo yang jelas berbohong. Lagi-lagi egonya tidaklah mudah ditaklukkan

"Papa beli sopnya dimana? besok-besok Vano mau dibelikan lagi ya pa. Rasanya enak" ujar Vano sambil mengangkat kedua jempolnya sambil tersenyum yang juga mengundang senyum indah di bibir Ardigo

"Ini masakan tante Friska" jawab Ardigo yang langsung mengundang kebingungan Vano

"Apakah Vano boleh memakannya? kata papa kan tante Friska itu belum tentu baik" ujar Vano polos

"Maaf sayang, waktu itu papa salah paham kepada tante Friska. Dan mulai sekarang, tante Friska akan masak makanan yang Vano mau" ujar Ardigo. Setidaknya dia tidak mau terus terusan meracuni pikiran Vano dengan menganggap Friska adalah orang jahat. Karena selama beberapa hari mengenal Friska, dia tidak menemukan hal-hal buruk dan mencurigakan tentang gadis itu. Dan dia mulai berpikir untuk memberikan sedikit kepercayaan kepada Friska

"Benarkah? yeayyy..." Ujar Vano bersemangat membuat Ardigo tersenyum geli

"Oh iya, papa ingin bertanya sesuatu. Ketika papa tidak ada di rumah sakit, apakah tante Friska galak kepada Vano?" tanya Ardigo, karena jujur dia sangat takut Friska akan melakukan hal yang macam-macam kepada Vano. Karena tidak sedikit kasus ibu tiri yang menganiaya anak tirinya, dia hanya takut Vano menjadi salah satunya.

"Tidak pa, tante Friska selalu baik kepada Vano. Dia selalu menanyakan apa yang Vano butuhkan, menawarkan untuk menyuapi Vano makan, dan dia juga selalu menawarkan untuk menggendong Vano ke kamar mandi. Tapi selalu Vano tolak karena kata papa kan Vano harus menjaga jarak dengan orang baru" ujar Vano polos yang berhasil menohok hati Ardigo. Ia sedikit merasa bersalah karena selalu mencurigai Friska. Namun perasaan bersalah itu tidak bertahan lama karena dia dengan cepat menepisnya.

Mungkin dia belum menunjukkan sifat aslinya. Batinnya kembali mencurigai Friska. Keras? itulah hati Ardigo. Setelah memastikan Vano menghabiskan makanannya, dia pun menaikkan selimut sebatas dada Vano dan menyuruh Vano untuk istirahat

"Vano tidur dulu ya, papa mau ke bawah" ujar Ardigo membelai rambut halus Vano

"Iya pa" balas Vano

Saat melewati ruang tengah Ardiigo melihat Friska yang sedang sibuk mengetik di laptopnya dan ditemani oleh tumpukan buku yang tidak sedikit. Kaca mata anti radiasi tampak membingkai mata bening milik wanita tersebut. Ardigo berjalan melewati Friska menuju dapur untuk meminum segelas air putih. Setelah itu, dia duduk di sofa yang berseberangan dengan Friska sambil membuka tablet untuk memeriksa e-mail dari perusahaannya.

Tak terasa sudah 3 jam waktu berlalu dan sepasang suami istri itu saling sibuk dengan urusannya masing masing tanpa mengucapkan sepatah katapun. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang dan Friska sudah merasakan perutnya yang keroncongan karena memang dia tidak sempat sarapan tadi pagi.

Sebaiknya aku masak mie instan saja, biar cepat. Batin Friska lalu bangkit dan berjalan menuju dapur tanpa menghiraukan Ardigo yang ada di seberangnya. Dia juga berniat hanya membuat makanan untuk dirinya sendiri karena sudah pasti pria itu tidak akan memakan masakannya.

Aroma wangi langsung menguar ke udara ketika Friska selesai dengan mie instannya, walaupun hanya mie instan tetapi Friska tetap berkreasi dengan menambahkan telur sebagai topping dan juga irisan ayam sehingga tampak sangat menggoda. Dia langsung membawa semangkuk mie tersebut ke ruang tengah dan berniat memakannya sambil tetap mengerjakan tugas

Ardigo menelan air liurnya ketika Friska meletakkan semangkuk mie di seberangnya. Karena sejak tadi terlalu fokus dengan pekerjaannya, dia bahkan melupakan perutnya yang sudah kelaparan sejak tadi. Dia berniat mencari makanan setelah pekerjaannya selesai. Begitulah Ardigo, sosok yang sangat hard worker. Dia mencuri pandang ke arah Friska yang sedang memegang sendok dan akan melahap mie dihadapannya. Namun tiba-tiba..

Kruyuk kruyukk

Tangan Friska menggantung di udara ketika mendengar suara perut seseorang, yang pasti bukan perutnya. Dia menatap pria yang ada di seberang meja sedangkan yang ditatap hanya menundukkan kepala pura-pura sibuk dengan  tabletnya. Friska pun menurunkan sendoknya dan tidak jadi melahap makanannya. Rasa iba tiba-tiba menggerogoti hati nya

"mas lapar?" tanya Friska menatap Ardigo

"Saya lupa kalau saya belum makan dari tadi pagi karena mengurus kepulangan Vano. Nanti saya bisa makan sendiri" balasnya tanpa menatap Friska

*Dasar! masih saj*a gengsian. Batin Friska

"Kenapa tidak pesan sekarang saja? kamu kan belum makan dari tadi pagi"

"Kerjaan saya masih banyak. Saya bisa mengurus makan saya sendiri" balas Ardigo tetap dengan nada dinginnya. Namun di dalam hatinya, dia sangat menginginkan semangkuk mie yang ada dihadapannya tersebut. Sayangnya lagi-lagi kegengsiannya mendominasi

Friska yang mulai mengerti sifat Ardigo tidak lagi mendebatnya melainkan mengangkat mangkuk mie tersebut dan meletakkan di hadapan sang suami.

"Mas makan ini dulu. Jangan memaksakan untuk terus bekerja" ujar Friska sambil kembali ke tempatnya

"Tidak perlu, kamu saja yang makan" balas Ardigo bersikeras dan itu sukses membuat Friska sedikit emosi

"Mas! disaat seperti ini pun kamu masih saja gengsian? aku tidak bisa dan tidak pernah bisa untuk tidak peduli dengan orang-orang di sekitarku. Kamu mungkin bisa saja mengabaikanku yang ada di sekitarmu, bahkan mungkin disaat aku kesulitan kamu bisa bersikap acuh, tapi aku tidak! Tolong hargai aku sedikit saja, setidaknya jangan menganggapku sesuatu yang menjijikkan. Sehina itu ya aku di mata kamu? bahkan untuk makan masakanku saja kamu tidak mau. Bukan aku yang mengharapkan pernikahan ini mas! aku juga ingin segera terbebas dari sini" ucap Friska meluapkan semua kekesalannya, bahkan matanya pun sampai berkaca-kaca. Rasa penat dan lapar yang bercampur aduk membuatnya sampai sekesal itu bahkan hampir menangis.

Sementara itu, Ardigo hanya terdiam mendengar ucapan Friska. Ia merasa sedikit tertampar dengan ucapan Friska, dia menyadari bahwa apa yang diucapkan Friska memanglah benar. Tapi apa salahnya? dia hanya menolak makanan itu, bahkan dia tidak membentak Friska. Tapi kenapa perempuan itu sampai sekesal itu? dan dia bahkan hampir menangis. Ardigo sedikit merasa bersalah terhadap Friska

Setelah meluapkan kekesalannya, Friska pun merapikan barang-barangnya dan berniat masuk ke kamar dan melanjutkan tugasnya disana.

"Terserah kamu mau makan atau tidak. Kalau kamu tidak mau, kamu bisa membuangnya" ketus Friska kemudian berlalu dari hadapan Ardigo

Ardigo hanya termenung menatap semangkuk mie instan yang menjadi sumber kemarahan Friska. Dengan ragu, dia meraih mangkuk tersebut dan mulai melahap isinya. Hal pertama yang dia sadari adalah mie tersebut sangat enak dan tidak terasa seperti mie instan biasa. Lama kelamaan dia mempercepat suapannya. Setelah ini dia berniat untuk meminta maaf kepada Friska sekaligus mengucapkan terimakasih.

To be continued

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

terima kasih...

2024-04-23

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

dasar Duda ngk punya akhlak🤔

2024-04-03

3

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabsr

2024-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Wanita Asing
2 Kehidupan Baru
3 Aku Sudah Menikah, Kak
4 Sabar Friska, Sabar..
5 Curhatan Vano
6 Rumah Sakit
7 Permohonan Friska
8 Kemarahan Friska
9 VISUAL
10 1 tahun
11 Mulai Berteman
12 Manusia Menyebalkan
13 Ke Rumah Mama
14 Masa Lalu
15 Maaf, Saya Tidak Sengaja
16 Tumben
17 Kedatangan Felicya
18 Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19 Menarik
20 Perayaan Pertemanan
21 Mama
22 Siapakah Lelaki Itu?
23 Kesal
24 Sopir Baru
25 Tidak Jadi Mengagumi
26 Sedikit Iri
27 Bebek Goreng
28 Bertemu Kembali
29 Kehangatan Keluarga
30 Kehangatan Keluarga Part 2
31 Hari Pertama Magang
32 Bertemu CEO
33 Pendamping Hebat
34 Adik Vano
35 Mengunjungi Kafe
36 Obrolan Menegangkan
37 Ada Apa Dengan Mereka?
38 Sakit Tapi Bahagia
39 Office Girl dan Friska
40 Lembur di Kafe
41 Pertengkaran
42 Menyesal
43 Sarapan
44 Kedatangan Heri
45 Perlu Berbicara
46 Permintaan Maaf
47 Kegagalan Berbuah Manis
48 Pengakuan
49 Perhatian itu
50 Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51 Kesedihan Vano
52 Pelajaran Untuk Vano
53 Permintaan Ardigo
54 Cemas
55 Dokter
56 Jahil
57 Permintaan Vano
58 Dibatalkan Sepihak
59 Dikunjungi Sahabat
60 Rencana
61 Sikap Aneh
62 Tragedi
63 Kenyataan
64 Harapan
65 Serangan Mendadak
66 Kembali
67 Menginterogasi
68 Maaf ya readers
69 Hukuman
70 Pulang
71 Reyhan dan Friska
72 Reyhan dan Friska 2
73 Berawal Dari Pelukan
74 Sorry and I love You
75 Bolehkah?
76 Candu
77 Morning Mood
78 Family Time
79 Family Time 2
80 Makan Siang Bersama
81 Diantara Dua Lelaki
82 Kabar Bahagia
83 Kebahagiaan Kecil
84 Mantan Mertua
85 Tentang Sarah
86 Rasa Takut
87 Memastikan Sendiri
88 Luapan Emosi
89 Surprise Gagal
90 Kejutan Lagi
91 I Love You My Perfect Stranger
92 PENGUMUMAN PENTING!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kedatangan Wanita Asing
2
Kehidupan Baru
3
Aku Sudah Menikah, Kak
4
Sabar Friska, Sabar..
5
Curhatan Vano
6
Rumah Sakit
7
Permohonan Friska
8
Kemarahan Friska
9
VISUAL
10
1 tahun
11
Mulai Berteman
12
Manusia Menyebalkan
13
Ke Rumah Mama
14
Masa Lalu
15
Maaf, Saya Tidak Sengaja
16
Tumben
17
Kedatangan Felicya
18
Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19
Menarik
20
Perayaan Pertemanan
21
Mama
22
Siapakah Lelaki Itu?
23
Kesal
24
Sopir Baru
25
Tidak Jadi Mengagumi
26
Sedikit Iri
27
Bebek Goreng
28
Bertemu Kembali
29
Kehangatan Keluarga
30
Kehangatan Keluarga Part 2
31
Hari Pertama Magang
32
Bertemu CEO
33
Pendamping Hebat
34
Adik Vano
35
Mengunjungi Kafe
36
Obrolan Menegangkan
37
Ada Apa Dengan Mereka?
38
Sakit Tapi Bahagia
39
Office Girl dan Friska
40
Lembur di Kafe
41
Pertengkaran
42
Menyesal
43
Sarapan
44
Kedatangan Heri
45
Perlu Berbicara
46
Permintaan Maaf
47
Kegagalan Berbuah Manis
48
Pengakuan
49
Perhatian itu
50
Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51
Kesedihan Vano
52
Pelajaran Untuk Vano
53
Permintaan Ardigo
54
Cemas
55
Dokter
56
Jahil
57
Permintaan Vano
58
Dibatalkan Sepihak
59
Dikunjungi Sahabat
60
Rencana
61
Sikap Aneh
62
Tragedi
63
Kenyataan
64
Harapan
65
Serangan Mendadak
66
Kembali
67
Menginterogasi
68
Maaf ya readers
69
Hukuman
70
Pulang
71
Reyhan dan Friska
72
Reyhan dan Friska 2
73
Berawal Dari Pelukan
74
Sorry and I love You
75
Bolehkah?
76
Candu
77
Morning Mood
78
Family Time
79
Family Time 2
80
Makan Siang Bersama
81
Diantara Dua Lelaki
82
Kabar Bahagia
83
Kebahagiaan Kecil
84
Mantan Mertua
85
Tentang Sarah
86
Rasa Takut
87
Memastikan Sendiri
88
Luapan Emosi
89
Surprise Gagal
90
Kejutan Lagi
91
I Love You My Perfect Stranger
92
PENGUMUMAN PENTING!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!