Ke Rumah Mama

Jangan lupa like, vote dan comment nya ya readers ku yang budiman 🍭

Keheningan langsung tercipta sesaat setelah mobil yang dikendarai Ardigo mulai melaju memecah jalanan di sore menjelang malam ini. Friska diam sambil menatap lurus ke depan, sedangkan pria tampan di sampingnya sibuk dengan pikirannya sendiri. Raut datar andalan tak pernah absen dari wajah tampan itu.

"Berapa banyak pria lagi yang kamu dekati?" pertanyaan yang tiba-tiba keluar dari mulut Ardigo memecah keheningan di dalam mobil. Friska menatap tajam ke arah pria itu namun tidak menunjukkan emosinya

"Maksudnya?" tanya Friska mencoba biasa saja

"Selain saya dan pria tadi, ada berapa pria lagi yang punya hubungan denganmu?"

"Cari tau saja sendiri!" balas Friska acuh. Dia terlalu malas meladeni omongan kosong Ardigo.

Baginya, meladeni omongan orang tentang kehidupannya hanya akan membuang waktu dan tenaga, apalagi orang yang sudah jelas tidak menyukainya, seperti Ardigo. Dia lebih memilih cuek dan tidak peduli selama hal itu tidak mengganggu hidupnya. Selain itu, Friska juga sudah sangat lelah karena ramainya pengunjung di kafe siang ini, walaupun dia hanya masuk di siang hari tetap saja terasa sangat lelah.

Ardigo terlihat kesal dengan jawaban Friska.

Sepertinya aku melupakan fakta bahwa dia adalah wanita yang sangat sulit untuk ditebak. Batinnya sambil melirik sekilas ke arah Friska. Sementara gadis itu terlihat tenang bahkan tidak terganggu sedikit pun dengan pertanyaan Ardigo

"Saya hanya kasihan kepada Mama dan Papa, mereka menganggap kamu sebagai wanita dan juga menantu yang baik. Mereka pasti sangat kecewa kalau tau penilaiannya salah"

"Aku juga kasihan kepada Mama dan Papa. Mereka adalah orang yang sangat baik dan selalu berpikir positif kepada semua orang. Sementara anaknya, malah suka memfitnah orang lain tanpa tau kebenarannya. Mereka juga pasti sangat sedih kalau tau anaknya mempunyai sikap buruk seperti ini" balas Friska sambil menyeringai diujung kalimatnya

Skakmat! Ardigo hanya menelan salivanya mendengar ucapan Friska. Dia tidak habis pikir, ternyata Friska malah membalikkan kata katanya. Sebenarnya Ardigo bukanlah orang yang suka mencampuri urusan orang lain, apalagi bersikap impulsif dengan menyimpulkan sesuatu seenaknya. Tapi dia tidak tau kenapa dia malah menuduh Friska begitu saja. Padahal bisa saja itu teman atau saudara Friska.

"Terserah kamu" hanya itu yang bisa dia ucapkan. Dia tidak tau lagi harus membalas perkataan Friska dengan apa. Sementara Friska langsung menyandarkan tubuhnya ke sandaran mobil dengan posisi miring menghadap jendela, kemudian tersenyum tipis karena berhasil membungkam mulut pedas sang suami

Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit mereka pun tiba di rumah megah dan mewah. Rumah berwarna cream itu pun tampak semakin indah karena dihiasi lampu lampu yang tak kalah bagus. Mereka tiba memang saat hari sudah mulai gelap. Friska sangat tertegun melihat kemewahan rumah orangtua Ardigo. Seketika dia kembali teringat bahwa Ardigo pernah Mengatakan dia punya perusahaan ketika akan memaksanya menikah dulu.

Bukankah aku menikah dengannya untuk menjaga nama baik keluarga dan perusahaannya? astaga! jadi dia punya perusahaan? perusahaan yang seperti apa? aku yakin perusahaannya bukanlah perusahaan kecil. Pantas saja rumahnya seperti istana. Batin Friska sambil memperhatikan rumah besar yang ada di hadapannya saat ini. Selama ini dia tidak pernah mengingat atau peduli tentang latar belakang sang suami. Dia hanya fokus kepada hidupnya agar bisa cepat menyelesaikan pernikahan palsu ini

Namun dia tidak mau berlama lama menatap rumah itu karena tidak ingin dianggap norak oleh Ardigo. Mereka pun masuk bersama dan langsung disambut oleh Vano yang sedang menonton di ruang keluarga bersama Reno, opa nya.

"Papaa.. tanteee" sapa Vano saat melihat Friska dan Ardigo yang sudah tiba

"Hai sayang / hai vano" balas Ardigo dan Friska bersamaan

Friska langsung mendekati Reno dan menyalami tangan Reno

"Apa kabar, Pa? maaf Friska baru bisa datang kesini" ujar Friska lembut dan sopan. Reno tersenyum hangat mendapati perlakuan sopan menantunya ini

"Papa sangat sehat dan kuat seperti yang kamu lihat Friska" balas Reno sambil terkekeh pelan.

"Syukurlah kalau begitu. Papa harus selalu sehat dan kuat, karna hanya Papa dan Mama orangtuaku saat ini" ujar Friska tersenyum lembut

Friska hendak bertanya dimana Rini karena memang tidak terlihat eksistensinya bersama Vano dan Reno. Namun tiba tiba suara lembut itu sudah mengalun dengan indah

"Kalian sudah sampai? sedang membicarakan apa dengan dengan Papa?" tanya Rini kepo.

Dia dari tadi berada di dapur membantu menyajikan makan malam untuk mereka semua, dan mendengar suara sayup sayup dari ruang keluarga. Rini memeluk Friska sambil menautkan kedua pipinya ke pipi Friska, lalu membawa Friska untuk duduk di sampingnya, sedangkan Ardigo? dia sudah seperti diabaikan di keluarganya sendiri. Ia memilih duduk di sofa yang berseberangan dengan Rini dan Friska, sehingga kedua wanita tersebut jelas saja menjadi objek utama pandangannya. Sementara Vano kembali fokus dengan tontonannya dan tidak terlalu mempedulikan obrolan orang dewasa di sekitarnya

"Friska tadi meminta papa untuk selalu sehat, Ma. Kata Friska, hanya kita orangtuanya saat ini" ujar Reno menjawab pertanyaan istrinya

"Nah dengarkan itu permintaan anakmu, Pa. Jaga makanan Papa supaya kolesterolnya tidak kambuh lagi" peringat Rini kepada sang suami. Friska tersenyum haru mendengar ucapan Rini yang mengangapnya bukan hanya sebagai menantu, tapi sudah seperti anaknya sendiri.

"Iya ma, iyaa" balas Reno pasrah

"Oh iya sayang, Mama lupa menanyakan soal keluarga kamu. Kami belum menghubungi mereka, dimana mereka sekarang? maafkan kami ya nak, kami sampai melupakan hal yang sangat penting seperti ini" ujar Rini kentara dengan raut bersalah.

Ardigo yang sebelumnya fokus melihat televisi karena kesal saat diabaikan oleh kedua orangtuanya, tiba-tiba merasa tertarik dan penasaran ketika mendengar pertanyaan Rini.

Friska tersenyum kecut ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan Rini.

"Orangtuaku sudah tidak ada, Ma" ujar Friska dengan tersenyum paksa

Rini yang mendengar itu pun seketika merasa bersalah karena telah menanyakan ini dan membuat raut wajah Friska berubah

"Maafkan Mama ya, nak. Mama tidak tau" ucap Rini memegang lengan Friska. Ardigo pun sudah sepenuhnya menatap kedua wanita di hadapannya ini.

Dia tertegun melihat ekspresi Friska yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Kini wajah cantik itu terlihat menampilkan raut sedih yang coba ditutupi oleh Friska dengan senyum terpaksa, sangat berbeda dari wajah cuek dan menyebalkan yang tadi ditemuinya di dalam mobil

"Tidak apa apa ma, lagipula itu sudah lama"

"Apakah kami boleh mengetahui tentang keluargamu, nak? kami ingin tau tentang kamu. Tapi kalau kamu belum siap, kami tidak akan memaksamu" Rini tersenyum lembut.

To be continued.

Terpopuler

Comments

Lina ciello

Lina ciello

ibune friska jgn2 koncone ibune digo

2024-04-29

0

Praised94

Praised94

terima kasih...

2024-04-23

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

sedih mm Rini kalau di ceritain😭

2024-04-03

4

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Wanita Asing
2 Kehidupan Baru
3 Aku Sudah Menikah, Kak
4 Sabar Friska, Sabar..
5 Curhatan Vano
6 Rumah Sakit
7 Permohonan Friska
8 Kemarahan Friska
9 VISUAL
10 1 tahun
11 Mulai Berteman
12 Manusia Menyebalkan
13 Ke Rumah Mama
14 Masa Lalu
15 Maaf, Saya Tidak Sengaja
16 Tumben
17 Kedatangan Felicya
18 Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19 Menarik
20 Perayaan Pertemanan
21 Mama
22 Siapakah Lelaki Itu?
23 Kesal
24 Sopir Baru
25 Tidak Jadi Mengagumi
26 Sedikit Iri
27 Bebek Goreng
28 Bertemu Kembali
29 Kehangatan Keluarga
30 Kehangatan Keluarga Part 2
31 Hari Pertama Magang
32 Bertemu CEO
33 Pendamping Hebat
34 Adik Vano
35 Mengunjungi Kafe
36 Obrolan Menegangkan
37 Ada Apa Dengan Mereka?
38 Sakit Tapi Bahagia
39 Office Girl dan Friska
40 Lembur di Kafe
41 Pertengkaran
42 Menyesal
43 Sarapan
44 Kedatangan Heri
45 Perlu Berbicara
46 Permintaan Maaf
47 Kegagalan Berbuah Manis
48 Pengakuan
49 Perhatian itu
50 Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51 Kesedihan Vano
52 Pelajaran Untuk Vano
53 Permintaan Ardigo
54 Cemas
55 Dokter
56 Jahil
57 Permintaan Vano
58 Dibatalkan Sepihak
59 Dikunjungi Sahabat
60 Rencana
61 Sikap Aneh
62 Tragedi
63 Kenyataan
64 Harapan
65 Serangan Mendadak
66 Kembali
67 Menginterogasi
68 Maaf ya readers
69 Hukuman
70 Pulang
71 Reyhan dan Friska
72 Reyhan dan Friska 2
73 Berawal Dari Pelukan
74 Sorry and I love You
75 Bolehkah?
76 Candu
77 Morning Mood
78 Family Time
79 Family Time 2
80 Makan Siang Bersama
81 Diantara Dua Lelaki
82 Kabar Bahagia
83 Kebahagiaan Kecil
84 Mantan Mertua
85 Tentang Sarah
86 Rasa Takut
87 Memastikan Sendiri
88 Luapan Emosi
89 Surprise Gagal
90 Kejutan Lagi
91 I Love You My Perfect Stranger
92 PENGUMUMAN PENTING!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kedatangan Wanita Asing
2
Kehidupan Baru
3
Aku Sudah Menikah, Kak
4
Sabar Friska, Sabar..
5
Curhatan Vano
6
Rumah Sakit
7
Permohonan Friska
8
Kemarahan Friska
9
VISUAL
10
1 tahun
11
Mulai Berteman
12
Manusia Menyebalkan
13
Ke Rumah Mama
14
Masa Lalu
15
Maaf, Saya Tidak Sengaja
16
Tumben
17
Kedatangan Felicya
18
Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19
Menarik
20
Perayaan Pertemanan
21
Mama
22
Siapakah Lelaki Itu?
23
Kesal
24
Sopir Baru
25
Tidak Jadi Mengagumi
26
Sedikit Iri
27
Bebek Goreng
28
Bertemu Kembali
29
Kehangatan Keluarga
30
Kehangatan Keluarga Part 2
31
Hari Pertama Magang
32
Bertemu CEO
33
Pendamping Hebat
34
Adik Vano
35
Mengunjungi Kafe
36
Obrolan Menegangkan
37
Ada Apa Dengan Mereka?
38
Sakit Tapi Bahagia
39
Office Girl dan Friska
40
Lembur di Kafe
41
Pertengkaran
42
Menyesal
43
Sarapan
44
Kedatangan Heri
45
Perlu Berbicara
46
Permintaan Maaf
47
Kegagalan Berbuah Manis
48
Pengakuan
49
Perhatian itu
50
Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51
Kesedihan Vano
52
Pelajaran Untuk Vano
53
Permintaan Ardigo
54
Cemas
55
Dokter
56
Jahil
57
Permintaan Vano
58
Dibatalkan Sepihak
59
Dikunjungi Sahabat
60
Rencana
61
Sikap Aneh
62
Tragedi
63
Kenyataan
64
Harapan
65
Serangan Mendadak
66
Kembali
67
Menginterogasi
68
Maaf ya readers
69
Hukuman
70
Pulang
71
Reyhan dan Friska
72
Reyhan dan Friska 2
73
Berawal Dari Pelukan
74
Sorry and I love You
75
Bolehkah?
76
Candu
77
Morning Mood
78
Family Time
79
Family Time 2
80
Makan Siang Bersama
81
Diantara Dua Lelaki
82
Kabar Bahagia
83
Kebahagiaan Kecil
84
Mantan Mertua
85
Tentang Sarah
86
Rasa Takut
87
Memastikan Sendiri
88
Luapan Emosi
89
Surprise Gagal
90
Kejutan Lagi
91
I Love You My Perfect Stranger
92
PENGUMUMAN PENTING!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!