Maaf, Saya Tidak Sengaja

Jangan lupa like, vote dan komennya beib 😊

Friska memasuki ruang keluarga saat semua orang sedang terdiam dan sibuk dengan pikirannya masing masing. Friska lebih tertarik mendekati Vano yang terlihat sibuk dengan mainan nya

"Hai.. Vano sedang bermain apa?"

"Main mobil mobilan tante"

"Apakah tante boleh ikut?"

"Tentu saja. Vano justru senang kalau ada yang menemani bermain" balas Vano antusias. Dia memang jarang memiliki teman bermain, Ardigo yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang untuk bermain bersama Vano

"Tante pilih mobil yang mana?"

"Hmm.. tante suka yang ini"

"Okeyy. Kita balapan sampai ke sana ya tante" ucap Vano sambil menunjuk sudut ruangan yang diangguki oleh Friska. Mereka lalu bermain berdua dan saling tertawa sambil berusaha untuk menjadi juara dalam permainan kali ini.

Kehebohan dan antusiasme dari keduanya tidak luput dari pandangan ketiga orang yang ada disana, tak terkecuali Ardigo. Tanpa ia sadari, bibirnya menipis dan membentuk sebuah senyuman tipis. Rini yang melihatnya sangat senang, karena Vano terlihat nyaman bersama Friska. Meskipun dia mendengar Vano masih memanggil Friska dengan sebutan 'Tante', Rini memilih diam dan tidak mempermasalahkan itu. Dia tidak ingin terlalu terburu buru dan membuat Vano bingung nantinya.

Lihatlah, dia tidak ada bedanya dengan Vano. Dasar gadis kekanakan

Ardigo membatin sambil menggelengkan sedikit kepalanya. Dia lalu teringat sesuatu dan merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Ardigo membaca dengan teliti tiap tulisan yang terpampang di layar ponsel mahalnya. Sesekali keningnya berkerut karena terlalu fokus membaca file yang tadi dikirim oleh Andre

"Ayo istirahat tante, Vano lelah"

"Okey Vano" balas Friska tersenyum sambil mengusap bulir keringat di dahi kecil Vano.

Karena waktu sudah semakin larut, Ardigo, Friska dan Vano memutuskan untuk pulang. Reno dan Rini sudah menawarkan untuk menginap saja namun Ardigo menolak karena besok harus ke kantor

"Sering seringlah datang kesini. Mama senang berkumpul bersama kalian"

"Iya, mama tenang saja" balas Friska sambil tersenyum

"Oh iya, malam minggu ini menginaplah disini, adikmu juga akan pulang" ujar Rini kepada Ardigo

"Oke ma, kami usahakan. Kalau begitu kami pulang dulu Ma, Pa" pamit Ardigo

"Hati hati"

Mobil Ardigo pun mulai melaju membelah heningnya malam. Vano terlihat nyaman duduk di pangkuan Friska dengan menyandarkan kepalanya ke dada Friska

"Besok Vano sudah bisa sekolah kan, Tante?" tanya Vano membuka suara. Sontak saja Friska dan Ardigo menoleh ke arah Vano. Friska sedikit tersentak mendengar pertanyaan Vano yang malah bertanya kepadanya

Bukankah seharusnya dia bertanya pada papanya? Batin Friska bingung. Pasalnya dia tidak tau harus bilang apa, karena keputusan tentang kehidupan Vano ada di tangan sang ayah sepenuhnya

"Vano sudah sembuh total? tidak ada yang sakit lagi?" tanya Friska memastikan

"Vano sudah sembuh, Tante. Vano merindukan teman teman dan juga Cecil"

"Cecil itu siapa, sayang?" tanya Friska bingung

"Cecil itu teman Vano, Tante. Dia itu orang yang baik, sama seperti mamanya"

"Wahh syukurlah Vano punya teman yang sangat baik seperti Cecil"  Friska terlihat antusias

Ardigo sesekali melirik ke arah Friska dan Vano. Dia melirik bergantian kedua orang tersebut. Dia heran melihat kedekatan antara Friska dan Vano.

Sejak kapan mereka menjadi sedekat ini?  Bukankah Vano sangat sulit untuk dekat dengan orang lain?

Itulah pertanyaan yang muncul di benaknya. Pasalnya dulu Vano bahkan tidak pernah mau dekat dengan Felicya. Dan kini dia baru menyadari kenapa putranya itu tidak pernah menyukai Felicya, mungkin karena Vano bisa merasakan bahwa wanita itu bukanlah orang yang baik. Lalu kenapa dia bisa menjadi dekat dengan Friska? apakah itu berarti Friska orang yang baik? Vano bisa merasakannya?

"Baiklah, coba Vano tanyakan kepada papa boleh atau tidak" Friska tetap mengembalikan keputusan kepada Ardigo, karena dia juga sadar diri bahwa Ardigo adalah orangtua Vano. Bukannya dia tidak mau mengakui Vano, hanya saja dia tidak mau sakit hati lagi mendengar ucapan pedas pria itu yang memintanya untuk tidak ikut campur masalah Vano

"Boleh kan, Pa?" mendengar Vano memanggilnya, Ardigo pun menoleh

"Kalau memang Vano sudah sembuh, Papa akan izinkan"

"Yeayyyy... Diizinkan oleh Papa, Tante!" Vano terlihat senang mendengar jawaban sang ayah. Dia merasa seperti sedang berbagi kebahagiaan kepada ibunya sendiri.

Ardigo sedikit tertegun melihat pemandangan dimana Vano yang semula duduk menyamping menghadap ke arahnya, kini tengah memeluk leher Friska dengan sorak bahagia. Sudah lama dia tidak melihat sikap Vano yang semanja itu. Ada rasa hangat yang mengalir ke hatinya ketika melihat dua orang di sampingnya yang terlihat senang dan saling berpelukan

"Besok Vano mau bekal apa?"

"Tante mau membuatkan bekal untuk Vano?" sepertinya Vano mendapatkan kebahagiaan yang bertubi tubi malam ini.

"Iya sayang, supaya Vano semakin semangat sekolahnya"

"Vano mau nasi goreng, Tante. Tapi pakai bentuk yang lucu lucu seperti punya Cecil. Cecil sering membagi bekalnya dengan Vano, kata Cecil itu buatan mamanya. Enak ya Cecil punya mama"

Ocehan Vano tersebut membungkam dua orang dewasa yang sedang bersamanya saat ini. Ardigo merasa dadanya seperti dihimpit oleh batu yang sangat besar sehingga membuat sesak yang teramat sangat. Sedangkan Friska menatap prihatin ke arah Vano. Dia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh bocah yang ada dipangkuannya tersebut

"Hei.. jangan sedih seperti itu, Ganteng. Kan Vano punya Tante, Tante yang akan membuatkan bekal Vano, apapun yang Vano mau. Jadi sekarang Vano tidak boleh iri lagi kepada Cecil. Karena mulai besok Vano akan membawa bekal sendiri, sama seperti Cecil. Oke, Ganteng?"

"Oke, Tante!" senyum Vano yang sebelumnya sempat pudar kini kembali terbit di sudut bibir nya

Ardigo menghela napasnya lega melihat senyum putranya kembali terpancar. Haruskah dia berterima kasih kepada Friska? Karena selama ini belum pernah ada yang mengucapkan perkataan seperti yang diucapkan oleh Friska, kalimat penyemangat sekaligus penenang untuk Vano. Yang bisa membuat Vano berpikir jika dia tidak sendiri di dunia ini.

Beberapa menit berlalu dan kini Vano sudah terlelap dengan posisi menempel ke dada Friska, sedangkan kedua lengan mungilnya memeluk pinggang Friska erat. Ardigo tetap saja mencuri pandang ke arah Friska yang terlihat tidak terganggu sedikitpun. Perempuan itu malah mengelus lembut punggung Vano, membuat tidur Vano semakin nyenyak

Perasaan asing apa ini? kenapa seakan aku tidak mau melepaskan pandangan dari mereka? Batin Ardigo merasa aneh dengan dirinya sendiri

Tak lama kemudian, mereka telah tiba di basement apartemen. Setelah memarkirkan mobilnya, Ardigo menoleh ke arah Friska yang akan membuka handle pintu.

"Tunggu disini, biar saya yang membuka pintunya" Ardigo turun dan memutari mobilnya

"Terimakasih"

"Vano berat, ya? sini biar saya yang gendong"

"Tidak apa apa Mas, aku saja"

Mereka berjalan beriringan menuju lift yang mengantarkan ke apartemen

Setelah membuka pintu, Ardigo berjalan di belakang Friska yang masih menggendong Vano. Tepat di dekat tangga, Friska menghentikan langkahnya dan berbalik. Ardigo pun menatap Friska seakan bertanya 'Kenapa?'

"Ini Mas, tolong bawa Vano ke kamar. Sepertinya dia sudah tertidur sangat pulas" ujar Friska memberikan Vano kepada sang suami. Karena dia teringat dulu Ardigo pernah memperingatinya untuk tidak pernah naik ke atas

Seakan mengerti, Ardigo pun mengambil posisi yang sangat dekat lalu mencoba mengambil alih Vano dari dekapan Friska. Terlihat Vano yang sangat nyaman tidur di dada Friska. Saat meraih tubuh Vano dari gendongan Friska, tangannya tanpa sengaja menyentuh dada Friska yang membuat gadis tersebut kaget dan memelototkan matanya kesal. Ardigo pun sama terkejutnya ketika tidak sengaja menyentuh sesuatu yang sudah lama tidak disentuhnya itu. Dia menatap Friska yang sudah menatapnya dengan garang, sangat berbeda dengan tatapan penuh cinta yang ditujukannya untuk Vano.

"Maaf, saya tidak sengaja"

"Hmm" balas Friska memalingkan wajahnya yang memerah

"Aku ke kamar dulu" ucap Friska lalu membuka pintu kamarnya dan langsung menutupnya. Ardigo pun menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Setelah meletakkan Vano di kasur, dia tanpa sengaja melihat tangannya yang tadi telah  menyentuh aset Friska

Aishhh dasar bodoh!  gumamnya pelan

To be continued

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀 𝗯𝗲𝗻𝗲𝗿. 𝗮𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗮𝗿𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗺𝗮𝘀𝗮 𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗳𝗿𝗶𝘀𝗸𝗮?

2024-04-13

0

Praised94

Praised94

terima kasih...

2024-04-23

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

awal yg baik🥰

2024-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Wanita Asing
2 Kehidupan Baru
3 Aku Sudah Menikah, Kak
4 Sabar Friska, Sabar..
5 Curhatan Vano
6 Rumah Sakit
7 Permohonan Friska
8 Kemarahan Friska
9 VISUAL
10 1 tahun
11 Mulai Berteman
12 Manusia Menyebalkan
13 Ke Rumah Mama
14 Masa Lalu
15 Maaf, Saya Tidak Sengaja
16 Tumben
17 Kedatangan Felicya
18 Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19 Menarik
20 Perayaan Pertemanan
21 Mama
22 Siapakah Lelaki Itu?
23 Kesal
24 Sopir Baru
25 Tidak Jadi Mengagumi
26 Sedikit Iri
27 Bebek Goreng
28 Bertemu Kembali
29 Kehangatan Keluarga
30 Kehangatan Keluarga Part 2
31 Hari Pertama Magang
32 Bertemu CEO
33 Pendamping Hebat
34 Adik Vano
35 Mengunjungi Kafe
36 Obrolan Menegangkan
37 Ada Apa Dengan Mereka?
38 Sakit Tapi Bahagia
39 Office Girl dan Friska
40 Lembur di Kafe
41 Pertengkaran
42 Menyesal
43 Sarapan
44 Kedatangan Heri
45 Perlu Berbicara
46 Permintaan Maaf
47 Kegagalan Berbuah Manis
48 Pengakuan
49 Perhatian itu
50 Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51 Kesedihan Vano
52 Pelajaran Untuk Vano
53 Permintaan Ardigo
54 Cemas
55 Dokter
56 Jahil
57 Permintaan Vano
58 Dibatalkan Sepihak
59 Dikunjungi Sahabat
60 Rencana
61 Sikap Aneh
62 Tragedi
63 Kenyataan
64 Harapan
65 Serangan Mendadak
66 Kembali
67 Menginterogasi
68 Maaf ya readers
69 Hukuman
70 Pulang
71 Reyhan dan Friska
72 Reyhan dan Friska 2
73 Berawal Dari Pelukan
74 Sorry and I love You
75 Bolehkah?
76 Candu
77 Morning Mood
78 Family Time
79 Family Time 2
80 Makan Siang Bersama
81 Diantara Dua Lelaki
82 Kabar Bahagia
83 Kebahagiaan Kecil
84 Mantan Mertua
85 Tentang Sarah
86 Rasa Takut
87 Memastikan Sendiri
88 Luapan Emosi
89 Surprise Gagal
90 Kejutan Lagi
91 I Love You My Perfect Stranger
92 PENGUMUMAN PENTING!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kedatangan Wanita Asing
2
Kehidupan Baru
3
Aku Sudah Menikah, Kak
4
Sabar Friska, Sabar..
5
Curhatan Vano
6
Rumah Sakit
7
Permohonan Friska
8
Kemarahan Friska
9
VISUAL
10
1 tahun
11
Mulai Berteman
12
Manusia Menyebalkan
13
Ke Rumah Mama
14
Masa Lalu
15
Maaf, Saya Tidak Sengaja
16
Tumben
17
Kedatangan Felicya
18
Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19
Menarik
20
Perayaan Pertemanan
21
Mama
22
Siapakah Lelaki Itu?
23
Kesal
24
Sopir Baru
25
Tidak Jadi Mengagumi
26
Sedikit Iri
27
Bebek Goreng
28
Bertemu Kembali
29
Kehangatan Keluarga
30
Kehangatan Keluarga Part 2
31
Hari Pertama Magang
32
Bertemu CEO
33
Pendamping Hebat
34
Adik Vano
35
Mengunjungi Kafe
36
Obrolan Menegangkan
37
Ada Apa Dengan Mereka?
38
Sakit Tapi Bahagia
39
Office Girl dan Friska
40
Lembur di Kafe
41
Pertengkaran
42
Menyesal
43
Sarapan
44
Kedatangan Heri
45
Perlu Berbicara
46
Permintaan Maaf
47
Kegagalan Berbuah Manis
48
Pengakuan
49
Perhatian itu
50
Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51
Kesedihan Vano
52
Pelajaran Untuk Vano
53
Permintaan Ardigo
54
Cemas
55
Dokter
56
Jahil
57
Permintaan Vano
58
Dibatalkan Sepihak
59
Dikunjungi Sahabat
60
Rencana
61
Sikap Aneh
62
Tragedi
63
Kenyataan
64
Harapan
65
Serangan Mendadak
66
Kembali
67
Menginterogasi
68
Maaf ya readers
69
Hukuman
70
Pulang
71
Reyhan dan Friska
72
Reyhan dan Friska 2
73
Berawal Dari Pelukan
74
Sorry and I love You
75
Bolehkah?
76
Candu
77
Morning Mood
78
Family Time
79
Family Time 2
80
Makan Siang Bersama
81
Diantara Dua Lelaki
82
Kabar Bahagia
83
Kebahagiaan Kecil
84
Mantan Mertua
85
Tentang Sarah
86
Rasa Takut
87
Memastikan Sendiri
88
Luapan Emosi
89
Surprise Gagal
90
Kejutan Lagi
91
I Love You My Perfect Stranger
92
PENGUMUMAN PENTING!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!