Menarik

Di tengah suasana sarapan yang hangat, ponsel Friska tiba tiba berdering dan menarik perhatian mereka semua. Ketika melihat caller id yang terpampang di layar ponselnya, Friska langsung mengangkatnya.

"Halo!"

"Kamu sudah selesai, Fris?" tanya Tasya di seberang telpon

"Sudah, tapi aku sedang sarapan. Kamu sudah selesai?"

"Aku sebentar lagi selesai. Aku akan menjemputmu, tolong kirim alamatmu"

"Kamu akan menjemputku? baiklah, akan aku kirimkan"

"Oke, sampai jumpa"

"Sampai jumpa" setalah memutuskan sambungan telpon, Friska langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas. Ia mendapati Ardigo dan Vano sudah selesai sarapan, Vano pun naik ke atas untuk mengambil tasnya yang tertinggal. Kini hanya mereka berdua yang berada di meja makan

Tanpa Friska sadari, semua percakapannya tadi tidak luput dari perhatian Ardigo. Pria itu tampak menatap Friska sambil menerka nerka siapa yang baru saja menelpon istrinya. Sepertinya kali ini dia tidak bisa menahan untuk tidak bertanya

"Siapa yang menelponmu?"

Friska menatap Ardigo sekilas sebelum menjawab

"Temanku"

"Dia akan menjemputmu?" tanya Ardigo yang diangguki oleh Friska

"Dia seorang pria?" inilah yang menjadi pertanyaan besarnya sejak tadi

"Bukan"

Entah mengapa Ardigo merasa sedikit lega mendengar jika teman yang dimaksud Friska bukanlah seorang pria

"Kamu akan mendaftar magang dimana?" Ardigo menatap lekat ke arah Friska

"Temanku mengajak ke Fabiyan's Corp. Tapi aku tidak yakin akan diterima disana" balas Friska sambil memakan suapan terakhirnya

Ardigo membulatkan matanya mendengar ucapan Friska yang terkesan enteng. Dari cara Friska menjawab, dia dapat memastikan bahwa gadis itu tidak tau itu perusahaan siapa

"Kamu tidak tau itu perusahaan milik siapa?" tanya pria itu memastikan

"Mana aku tau, aku belum berkenalan dengan CEO nya. Jika aku diterima disana, aku akan berkenalan dengannya dan memberitaumu" balas Friska asal

gadis ini berasal dari bumi belahan mana? jadi dia benar benar tidak tau aku siapa? Batin Digo tidak habis pikir

Tak lama kemudian, senyum tipis tampak terbit di ujung bibirnya

Menarik. Batin Ardigo sambil bangkit dari duduknya ketika melihat Vano sudah menuruni tangga.

Friska menyerahkan bekal Vano yang sudah disiapkannya dengan rapi

"Habiskan bekalnya ya, sayang. Jadilah anak yang baik dan keren selama di sekolah. Oke, ganteng?" ujar Friska sambil mengelus rambut Vano. Seperti biasa, dia mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan bocah itu

"Siap tante. Terimakasih bekalnya!" balas Vano bersemangat. Friska tersenyum lebar melihatnya

"Sama sama. Tante dan Papa sayang kepada Vano" ucap Friska memeluk tubuh kecil Vano. Bocah tampan itu terlihat menikmati perlakuan Friska kepadanya, perlakuan yang belum pernah dia dapatkan kecuali dari Ardigo. Friska sengaja mengucapkan kalimat itu karena menurutnya dengan mengatakan kalimat seperti itu, seorang anak akan merasa dicintai dan dekat dengan orangtuanya

"Vano juga sayang kepada Tante dan Papa" balas Vano lalu mengurai pelukannya

"Kami berangkat dulu " ujar Ardigo yang tidak terlalu ditanggapi oleh Friska

"Hati hati!" ucap Friska sambil mengantar kedua lelaki itu ke depan pintu apartemen

*****

Kini Friska, Naura dan Tasya telah berdiri di depan gedung yang menjulang tinggi. Terdapat tulisan FABIYAN's CORP pada bagian tengah atas gedung. Para pegawai yang tampak berlalu lalang di dalam perusahaan menunjukkan betapa sibuknya perusahaan ini

Mereka menatap dengan penuh kekaguman pada bangunan kokoh tersebut. Seketika mereka merasa semakin kecil dan tidak percaya diri bisa diterima disini

"Kamu benar benar sudah menyiapkan perusahaan cadangan kan, Ra?" tanya Tasya tanpa mengalihkan tatapannya dari gedung di hadapannya.

"Iya Sya, kita bisa pergi kesana setelah mendengar penolakan dari Fabiyan's Corp" balas Naura. Dia yang awalnya optimis kini mulai ragu

"Ayo, sebaiknya kita langsung masuk saja" usul Friska yang disetujui oleh kedua sahabatnya

Mereka masuk dan langsung disuguhi pemandangan indah di dalam gedung ini. Interior yang elegan dan berkelas langsung menyita perhatian mereka bertiga

"Ada yang bisa saya bantu?" sapa ramah seorang resepsionis dengan senyumnya

"Em... kami mahasiswa fakultas ekonomi dari kampus Universitas Gelora mbak. Dan kami ingin mengajukan lamaran magang di Fabiyan's Corp" ujar Friska mewakili

"Tunggu sebentar ya, saya akan hubungi bagian HRD dulu"

"Baik mbak"

Tak lama kemudian datanglah seorang pria dengan tubuh tegap dan kulit sedikit coklat yang membuatnya terlihat manis. Dia membawa Friska, Naura dan Tasya menuju sebuah ruangan. Lalu meninggalkan mereka di ruangan tersebut dengan sang manager HRD.

Seluruh karyawan fabiyan's Corp memang tidak mengenali Friska, karena mereka tidak ikut pada upacara pernikahan waktu itu. Mereka hanya menghadiri pesta pernikahan dimana Friska telah disulap menjadi sosok yang berbeda, dengan balutan dress yang indah serta make up yang menawan. Sehingga ketika melihat Friska yang tampil natural, mereka tidak mengenalinya sebagai istri CEO mereka.

Setelah mengajukan pendaftaran serta menyerahkan berkas mereka masing masing, mereka pun keluar dari ruangan tersebut. Besok mereka akan kembali untuk melakukan tes wawancara

"Sepertinya kita harus segera mengumpulkan semua berkas lagi untuk mendaftar di perusahaan lain" celetuk Friska saat sudah berada di luar gedung yang menjulang tinggi tersebut

"Besok kita akan lakukan yang terbaik" ujar Tasya berusaha optimis yang langsung di angguki oleh Naura

Mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing. Friska pulang dengan diantar kembali oleh Tasya

"Aku masih tidak menyangka kamu bisa tinggal disini, Fris. Aku sangat penasaran dengan sosok suamimu" ucap Tasya yang kembali mengagumi gedung apartemen yang ditinggali oleh sahabatnya itu. Saat menjemput Friska tadi pagi, dia sedikit terkejut ketika melihat alamat yang dikirimkan oleh Friska. Namun, saat tiba di depan gedung tersebut, dia memang mendapati Friska disana yang sudah menunggunya.

"Sudahlah, tidak ada yang spesial dari dirinya" balas Friska asal. Dia hanya memberitahu tentang pernikahannya kepada Tasya, namun tidak dengan perjanjian mereka yang akan berpisah setelah 8 bulan.

"Oh iya bukankah waktu itu kamu bilang kamu menikah dengannya untuk menjaga nama baik keluarga dan perusahaannya? itu berarti suamimu seorang CEO, bukan? kenapa kita tidak magang disana saja?" tanya Tasya yang tiba tiba teringat dengan sosok suami Friska

"Hei apa yang kamu bicarakan? aku tidak mau!" jawab Friska cepat. Dia heran, bisa bisanya Tasya berpikiran sama dengan Vano

Menyadari hubungan tidak baik antara Friska dan suaminya, membuat Tasya seketika mengerti

"Baiklah, baiklah. Semoga kita diterima di Fabiyan's Corp"

"Semoga saja"

"Baiklah kalau begitu, aku pulang dulu. Karena kita sudah izin untuk libur, jadi aku tidak akan ke kafe hari ini"

"Sepertinya aku juga. Terimakasih ya, Sya. Hati hati di jalan"

Tasya pun melajukan motornya menuju kontrakan, tempat tinggalnya selama berada di kota ini.

Di tempat lain,

Tok.. tok.. tok

"Masuk!" perintah Ardigo

"Ada apa memanggil saya, Pak?" tanya Andre

"Tolong bawakan daftar mahasiswa yang mengajukan lamaran magang disini!" ucap Ardigo tegas

Andre hanya menatap Ardigo heran, pasalnya bosnya ini tidak pernah peduli dengan urusan anak magang di kantor ini. Setelah sekian lama menerima mahasiswa magang, tidak pernah sekalipun dia tertarik untuk ikut campur, dia menyerahkan sepenuhnya kepada bagian HRD

"Ada apa denganmu?" tanya Ardigo seakan mengerti tatapan Andre

"Tidak pak, hanya saja tidak biasanya anda turun tangan untuk urusan anak magang"

"Saya berpikir, setidaknya saya juga harus tau dengan orang orang yang magang di perusahaan saya" balas Ardigo santai

"Baiklah pak, akan saya bawakan. Saya permisi" pamit Andre kemudian berlalu dari ruangan sang CEO

Tiba tiba ponsel mahal milik Ardigo berdering menandakan ada yang menghubunginya

"Halo, Ma!"

*****

Saat masih berjalan di lobi gedung apartemen, Friska merasakan ponselnya bergetar dan berdering. Dia melihat sekilas nama sang penelpon lalu mengangkatnya

"Ada apa?"

"Kamu sudah pulang?"

"Sudah, aku sedang di lobi apartemen"

"Bisakah kamu menjemput Vano di sekolah? Mama sedang tidak ada di rumah. Dia sedang mengikuti acara arisan di rumah temannya"

"Baiklah. Aku bisa"

"Aku sudah menghubungi Pak Deni untuk mengantarmu"

"Baiklah kalau begitu" Dan sambungan telepon pun terputus

Kini Friska telah tiba di depan sekolah Vano. Disana dia berdiri bersama para orangtua siswa yang juga sedang menunggu anak mereka. Kebanyakan dari orangtua tersebut adalah kaum ibu ibu. Seketika Friska teringat dengan Vano

Bagaimana ya perasaan Vano ketika melihat anak anak yang lain dijemput oleh orangtua mereka, sedangkan dia hanya dijemput oleh supir? aku yakin dia pasti merasa iri. Batin Friska mengingat Vano yang setiap hari dijemput oleh Pak Deni

Tak lama kemudian para siswa TK pun terlihat berhamburan keluar dari sekolah. Ada yang berlari mengejar orangtuanya dan ada juga yang masih sibuk bersenda gurau dengan teman temannya. Dari kejauhan, Friska melihat Vano berjalan bersama seorang bocah perempuan

Apakah dia yang bernama Cecil? Batin Friska

"Mamaa" teriak bocah perempuan tersebut ketika sudah dekat dengan sang ibu. Dia memeluk kaki perempuan yang dipanggilnya dengan sebutan mama itu. Friska melihat Vano hanya menatap Cecil dan ibunya secara bergantian, lalu tersenyum ketika ibu Cecil menyapanya

Friska tidak tega melihat Vano yang seperti itu. Dia lalu berjalan cepat menghampiri ketiga orang tersebut.

"Vano.." Sapa Friska lembut

Mendengar namanya dipanggil, Vano pun menoleh dan melihat Friska yang sudah berdiri di hadapannya dengan tersenyum hangat. Matanya melebar diiringi dengan senyum tak percaya ketika melihat Friska ada disini

"Tante Friska!!"

To be continued.

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

terima kasih...

2024-04-23

1

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

kasihan Vano

2024-04-03

2

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabar

2024-03-29

1

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Wanita Asing
2 Kehidupan Baru
3 Aku Sudah Menikah, Kak
4 Sabar Friska, Sabar..
5 Curhatan Vano
6 Rumah Sakit
7 Permohonan Friska
8 Kemarahan Friska
9 VISUAL
10 1 tahun
11 Mulai Berteman
12 Manusia Menyebalkan
13 Ke Rumah Mama
14 Masa Lalu
15 Maaf, Saya Tidak Sengaja
16 Tumben
17 Kedatangan Felicya
18 Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19 Menarik
20 Perayaan Pertemanan
21 Mama
22 Siapakah Lelaki Itu?
23 Kesal
24 Sopir Baru
25 Tidak Jadi Mengagumi
26 Sedikit Iri
27 Bebek Goreng
28 Bertemu Kembali
29 Kehangatan Keluarga
30 Kehangatan Keluarga Part 2
31 Hari Pertama Magang
32 Bertemu CEO
33 Pendamping Hebat
34 Adik Vano
35 Mengunjungi Kafe
36 Obrolan Menegangkan
37 Ada Apa Dengan Mereka?
38 Sakit Tapi Bahagia
39 Office Girl dan Friska
40 Lembur di Kafe
41 Pertengkaran
42 Menyesal
43 Sarapan
44 Kedatangan Heri
45 Perlu Berbicara
46 Permintaan Maaf
47 Kegagalan Berbuah Manis
48 Pengakuan
49 Perhatian itu
50 Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51 Kesedihan Vano
52 Pelajaran Untuk Vano
53 Permintaan Ardigo
54 Cemas
55 Dokter
56 Jahil
57 Permintaan Vano
58 Dibatalkan Sepihak
59 Dikunjungi Sahabat
60 Rencana
61 Sikap Aneh
62 Tragedi
63 Kenyataan
64 Harapan
65 Serangan Mendadak
66 Kembali
67 Menginterogasi
68 Maaf ya readers
69 Hukuman
70 Pulang
71 Reyhan dan Friska
72 Reyhan dan Friska 2
73 Berawal Dari Pelukan
74 Sorry and I love You
75 Bolehkah?
76 Candu
77 Morning Mood
78 Family Time
79 Family Time 2
80 Makan Siang Bersama
81 Diantara Dua Lelaki
82 Kabar Bahagia
83 Kebahagiaan Kecil
84 Mantan Mertua
85 Tentang Sarah
86 Rasa Takut
87 Memastikan Sendiri
88 Luapan Emosi
89 Surprise Gagal
90 Kejutan Lagi
91 I Love You My Perfect Stranger
92 PENGUMUMAN PENTING!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kedatangan Wanita Asing
2
Kehidupan Baru
3
Aku Sudah Menikah, Kak
4
Sabar Friska, Sabar..
5
Curhatan Vano
6
Rumah Sakit
7
Permohonan Friska
8
Kemarahan Friska
9
VISUAL
10
1 tahun
11
Mulai Berteman
12
Manusia Menyebalkan
13
Ke Rumah Mama
14
Masa Lalu
15
Maaf, Saya Tidak Sengaja
16
Tumben
17
Kedatangan Felicya
18
Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19
Menarik
20
Perayaan Pertemanan
21
Mama
22
Siapakah Lelaki Itu?
23
Kesal
24
Sopir Baru
25
Tidak Jadi Mengagumi
26
Sedikit Iri
27
Bebek Goreng
28
Bertemu Kembali
29
Kehangatan Keluarga
30
Kehangatan Keluarga Part 2
31
Hari Pertama Magang
32
Bertemu CEO
33
Pendamping Hebat
34
Adik Vano
35
Mengunjungi Kafe
36
Obrolan Menegangkan
37
Ada Apa Dengan Mereka?
38
Sakit Tapi Bahagia
39
Office Girl dan Friska
40
Lembur di Kafe
41
Pertengkaran
42
Menyesal
43
Sarapan
44
Kedatangan Heri
45
Perlu Berbicara
46
Permintaan Maaf
47
Kegagalan Berbuah Manis
48
Pengakuan
49
Perhatian itu
50
Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51
Kesedihan Vano
52
Pelajaran Untuk Vano
53
Permintaan Ardigo
54
Cemas
55
Dokter
56
Jahil
57
Permintaan Vano
58
Dibatalkan Sepihak
59
Dikunjungi Sahabat
60
Rencana
61
Sikap Aneh
62
Tragedi
63
Kenyataan
64
Harapan
65
Serangan Mendadak
66
Kembali
67
Menginterogasi
68
Maaf ya readers
69
Hukuman
70
Pulang
71
Reyhan dan Friska
72
Reyhan dan Friska 2
73
Berawal Dari Pelukan
74
Sorry and I love You
75
Bolehkah?
76
Candu
77
Morning Mood
78
Family Time
79
Family Time 2
80
Makan Siang Bersama
81
Diantara Dua Lelaki
82
Kabar Bahagia
83
Kebahagiaan Kecil
84
Mantan Mertua
85
Tentang Sarah
86
Rasa Takut
87
Memastikan Sendiri
88
Luapan Emosi
89
Surprise Gagal
90
Kejutan Lagi
91
I Love You My Perfect Stranger
92
PENGUMUMAN PENTING!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!