Kehidupan Baru

Don't forget to vote, like and comment 😉

"Apa bapak bilang? Saya harus menikah dengan bapak? TIDAK!! Saya tidak mau" ujar Friska berapi-api. Saat ini mereka sedang berbicara berdua setelah sebelumnya Ardigo meminta izin kepada para tamu undangannya untuk berbicara berdua dengan wanita yang diakuinya sebagai calon istrinya tersebut. Friska memutuskan untuk memanggilnya 'bapak' karena menurutnya itu lebih sopan dan sepertinya Ardigo lebih tua darinya nya

"Saya tidak mau tau! Kamu harus bertanggung jawab atas ini semua" balas Ardigo dingin

"Apa? tanggung jawab? memangnya apa yang saya lakukan?" tanya Friska yang terdengar konyol di telinga pria itu

"Kamu bertanya apa yang kamu lakukan? Saya rasa kamu tidak akan lupa bahwa kamu baru saja merusak pernikahan saya" tegas Ardigo

"Hah? tapi bukankah saya melakukan hal yang benar? Saya cuma mau menyelamatkan bapak dari sebuah pengkhianatan" ujar Friska tidak habis fikir

"Tapi saya tidak butuh bantuan kamu itu. Dan asal kamu tau, bahwa kamu baru saja mempermalukan keluarga dan juga nama baik saya!" desis Ardigo tajam. Ia sedang menahan kekesalannya saat ini kepada wanita asing di hadapannya ini

"Apa? lalu bagaimana jika tadi saya tidak datang dan pernikahan ini berlanjut? dia akan mengkhianati bapak" ujar Friska menjelaskan

"Memangnya kamu siapa sampai harus mengkhawatirkan saya? lagipula saya bisa menceraikannya sewaktu-waktu kalau saya mengetahui dia tidak baik" balas Ardigo enteng

"Tapi kamu malah tiba tiba datang dan merusak semuanya. Kamu tau tidak kalau disana itu banyak wartawan dari majalah terkenal? dan disana juga banyak orang-orang terdekat saya. Mereka bisa saja mengabarkan berita buruk tentang saya yang akan berimbas kepada perusahaan saya. Dan kenapa kamu harus sok menolak? bukankah ini yang kamu inginkan? berpura-pura menjadi pahlawan lalu meminta saya untuk menikahimu. Harusnya kamu senang karena sebentar lagi rencanamu itu akan terwujud" ujar Ardigo lagi

Sementara itu Friska hanya terperangah mendengar perkataan pria sombong di hadapannya ini

"Jadi kamu harus bertanggung jawab atas semua ini. Saya tidak mau pernikahan ini batal dan membuat saya terlihat seperti pengantin pria yang menyedihkan"

Rasanya Friska ingin menampar dan mencakar wajah tampan di hadapannya ini. Ia tidak mengira sosok tampan itu memiliki lidah yang tajam dan mampu melukai hati hanya dengan perkataannya. Dan yang lebih membuatnya marah adalah tuduhan yang diberikan Ardigo kepadanya, dia merasa direndahkan oleh pria itu

"Dengar ya pak, buang semua pikiran buruk bapak itu. Saya bahkan tidak kenal siapa bapak, dan saya tidak mungkin meminta laki laki seperti bapak untuk menikahi saya.  Lagian siapa juga yang akan sanggup menjadi istri dari laki laki yang berlidah tajam seperti bapak" ujar Friska emosi

"Oh ya? Lalu apa yang kamu harapkan dari saya? balasan seperti apa yang kamu inginkan?" tanya Ardigo dengan nada mengejek

"Saya tidak butuh apa pun! yang saya butuhkan saat ini bisa pergi dari sini secepatnya dan tidak pernah lagi bertemu dengan bapak!" ujar Friska sarkatis. Ardigo hanya mengetatkan rahangnya mendengar ucapan Friska barusan

"Saya permisi dulu. Sepertinya saya sudah salah dengan menyelamatkan bapak dari pernikahan ini" ujar Friska hendak membalikkan tubuhnya namun dia merasakan tangannya dicekal kuat oleh seseorang. Ardigo menatapnya tajam dengan rahang mengeras dan itu sukses membuat Friska sedikit ketakutan

"Kamu harus bertanggung jawab untuk nama baik saya! dan saya tidak mau tau, kamu harus melakukannya. Atau saya akan menghancurkan hidupmu dan juga keluargamu!" ujar Ardigo yang sarat akan ancaman. Mendengar kata 'keluarga' yang disebutkan seketika pikirannya kosong dan dia hanya mampu menatap kosong ke arah pria itu. Seketika matanya berkaca kaca namun dia segera melepas tangan Ardigo dan memilih menundukkan kepalanya.

Pria itu tersenyum miring melihat ekspresi wanita dihadapannya ini. Ia berpikir bahwa Friska sedang takut dengan ancamannya, namun nyatanya Friska hanya merasa terluka setiap kali mendengar kata 'keluarga' diucapkan. Ia seperti sedang merasa luka yang lama kembali terbuka. Dan mengenai ancaman Ardigo, sejujurnya dia juga merasa takut sebab seseorang yang punya kuasa seperti Ardigo bisa melakukan apapun dengan uang.

sekali lagi, hidup ini tidak adil. Batin Friska memalingkan wajahnya sambil menghapus kasar air matanya dengan punggung tangannya

****

Suara riuh tepuk tangan kini terdengar menggema di dalam gereja tempat upacara pernikahan berlangsung saat mempelai pria mencium dahi sang mempelai wanita. Tidak ada senyum bahagia di wajah keduanya, melainkan hanya wajah sendu dari si wanita dan wajah datar andalan sang pria. Setelah upacara selesai, kini mereka semua menuju ballroom hotel keluarga Fabiyan, tempat resepsi berlangsung. Akhirnya Ardigo benar benar menikah dengan wanita asing yang baru di kenal nya satu jam yang lalu itu

Friska, sang mempelai wanita terus saja memasang senyum palsu miliknya tatkala tamu undangan menyalami dan memberikan selamat kepada mereka berdua. Dari kejauhan Friska dapat melihat sepasang suami istri yang terlihat masih tampan dan cantik di usia mereka yang terbilang sudah tidak muda lagi. Mereka berjalan mendekat bersama seorang bocah laki laki yang Friska perkirakan masih berumur 4-5 tahun.

Saat semakin dekat Friska mendapati wanita paruh baya itu tersenyum ke arahnya dan Digo, lalu sang bocah laki laki tadi pun langsung berlari menuju Ardigo

"Papa... " teriak bocah tersebut sambil memeluk kaki pria yang kini sudah sah menjadi suami Friska itu. Mendapati bocah itu memeluk kakinya lantas Ardigo pun tersenyum lalu berjongkok menyamakan tingginya dengan sang anak. Sedangkan Friska? Dia hanya menganga menatap Ardigo dan bocah yang baru saja memanggilnya papa tersebut.

papa? apa bocah ini anaknya? Lalu, apakah aku menikahi seorang duda? batin Friska bertanya tanya. Namun dia hanya diam menyimpan sejuta pertanyaan

"Hai sayang. Vano terlihat tampan sekali" puji Ardigo sambil mengelus lembut kepala Vano, anaknya. Lalu beralih memeluk tubuh mungil sang putra

"Dia Vano, anak saya" ujar Ardigo setelah melepas pelukannya seolah menjawab pertanyaan yang ada di kepala Friska.

What? Anak katanya? Jadi aku benar benar menikahi seorang duda? batin Friska syok namun dia hanya menutupi keterkejutannya itu dengan memasang wajah datar lalu ber 'Oh' ria

Friska menatap bocah tersebut lalu tersenyum kaku, pasalnya bocah itu menatapnya tajam dan datar seperti tatapan sang ayah.

Benar benar mirip papanya. Batin Friska, dia langsung membayangkan bagaimana tersiksanya hidupnya bersama ayah dan anak ini. Sepertinya Vano sangat tidak menyukainya

Tuhan, bagaimana caranya aku bisa hidup diantara mereka?. Batin Friska Frustasi

"Selamat ya nak, akhirnya kamu mendapatkan ibu untuk Vano. Mama harap kamu bisa bahagia" Ujar Rini, ibu Ardigo

"Iya ma" balas Ardigo seadanya

"Friska, terimakasih ya kamu sudah datang dan menunjukkan siapa Felicya sebenarnya. Walaupun kamu orang asing yang dinikahi Digo, tapi mama yakin kamu wanita yang baik. Mama titip Digo dan Vano ya.." ujar Rini lalu memeluk Friska. Friska bersyukur walaupun suami dan anak tirinya tidak menyukainya setidaknya dia memiliki mertua yang baik dan penyayang. Tak terasa air mata Friska mengalir saat merasakan hangatnya pelukan seorang ibu walaupun itu bukanlah ibu kandungnya. Setidaknya dia dapat merasakan pelukan tulus dari seorang ibu yang sudah lama dia rindukan.

"Jangan menangis sayang, masa pengantin menangis di hari pernikahannya" canda Rini lalu menghapus air mata di pipi Friska yang hanya dibalas senyuman oleh Friska

"Papa harap kalian bisa jadi keluarga yang bahagia. Saling mencintai satu sama lain, dan belajarlah untuk menerima kekurangan satu sama lain" nasehat Reno papa Ardigo yang diangguki oleh sepasang mempelai tersebut. Setelah itu resepsi pun berjalan dengan lancar

****

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan kini Ardigo, Vano, dan Friska sedang menempuh perjalanan menuju apartemen Ardigo. Namun sebelumnya mereka juga singgah di apartemen sederhana milik Friska untuk mengambil semua barang-barangnya karena setelah ini Friska akan tinggal bersama Ardigo dan Vano di apartemen milik pria itu.

Friska terlihat sedikit kesusahan membawa sebuah koper berukuran sedang menuju mobil Ardigo, namun hal itu tidak membuatnya tergerak untuk membantu gadis yang baru saja dinikahinya itu, dan sebuah kotak yang berisi barang barang nya seperti buku buku, dan peralatan kecil lainnya. Friska memang tidak memiliki barang yang banyak sehingga hal tersebut membuat nya sedikit banyak bersyukur atas hidup sederhananya selama ini

Untung aku tidak mampu membeli barang yang banyak selama ini. Jadi tidak begitu banyak barang yang harus aku bawa. Mana dia tidak mau membantu sedikitpun lagi, dasar tidak punya hati!. Umpat Friska kesal di dalam hatinya

Setelah semua barang nya masuk ke dalam mobil, dia pun kembali ke posisinya yaitu di samping Ardigo. Dan mobil pun kembali melaju memecah dinginnya malam yang mulai larut

Saat pintu terbuka pemandangan yang sangat indah langsung membuat Friska melebarkan matanya, bahkan mulut nya pun sedikit ternganga. Keindahan apartemen Ardigo lah yang jadi penyebabnya. Ardigo memang tinggal di apartemen yang sangat mewah dengan design yang elegan dan menakjubkan. Bahkan Friska membuang jauh jauh niatnya untuk membandingkan apartemen ini dengan apartemen yang ditempatinya sebelumnya, karena memang apartemennya itu tidak sebanding dengan milik Ardigo yang mulai saat ini akan menjadi tempat tinggalnya. Dan satu lagi, apartemen ini sangat bersih dan rapi sehingga membuat Friska berpikir lima kali untuk menyentuh apa pun

Dia benar-benar kaya. Batin Friska, karena memang sejauh ini segala hal yang berhubungan dengan pria tersebut bukan lah sesuatu yang biasa dan bisa dimiliki oleh semua orang. Mulai dari resepsi pernikahan yang sangat mewah, tamu undangan yang terlihat sangat berkelas dan sepertinya dari kalangan atas, serta apartemen yang jauh dari kata 'Biasa saja'. Friska berani bertaruh bahwa budget yang dikeluarkan untuk pesta pernikahan hari ini hanya bisa dihitung dengan satuan  M.

Namun kegiatannya mengagumi apartemen ini harus terhenti karena sang pemilik apartemen membuka suaranya

"Itu kamar kamu, kamar saya dan Vano ada di atas. Jangan pernah mencoba untuk masuk ke kamar saya tanpa izin saya. Kita hanya suami istri secara status, tapi tidak dengan kenyataannya!" ujar Ardigo dingin sambil berlalu dengan menggendong Vano yang sudah tertidur dalam gendongannya

Friska hanya diam menatap kepergian sang suami sambil sedikit merutuk dalam hatinya

Memang nya siapa juga yang mau masuk ke kamarnya? Dia pikir aku maling?. Batin Friska sambil membuka pintu kamar dan membereskan semua barang barangnya. Setelah itu dia menghempaskan tubuhnya ke kasur yang dia akui sangat empuk, bahkan kasur di apartemennya tidak ada apa apanya dibanding kasur ini.

Friska menatap langit langit kamar sambil mengulang semua memorinya tentang hari ini. Mulai dari rencananya yang ingin menghabiskan hari ini dengan melakukan berbagai hal yang menyenangkan, lalu melihat sesuatu yang membuatnya bertindak menjadi pahlawan dengan menghancurkan pernikahan orang lain, hingga menjadi mempelai dadakan yang membawanya sampai ke apartemen mewah ini. Rasanya seperti mimpi bisa berada di posisi ini, menikah secara mendadak dan dipaksa tentu saja tidak ada dalam list kehidupan Friska maupun semua gadis di luar sana. Namun hidup bukan hanya tentang rencana, tetapi juga tentang kenyataan. Jika rencana membutuhkan kenyataan sebagai perwujudannya, maka kenyataan tidak membutuhkan rencana sebagai penyebabnya. Dan kenyataan itulah yang sedang dihadapi oleh Friska saat ini, menikah dengan orang asing dan dengan keterpaksaan sebagai bentuk pertanggungjawaban

Memikirkan itu semua membuat kepala Friska berdenyut dan butuh diistirahatkan. Ia pun menutup matanya berharap esok segera datang membawa cerita baru untuk hidupnya. Karena bagi Friska hidup itu seperti game, jika kamu sudah mencapai suatu level, maka yang perlu dilakukan adalah berjuang agar sampai ke level selanjutnya. Bukan malah putus asa dan kembali ke level sebelumnya.

To be continued

Jangan lupa like dan saran nya ya..

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Bagus juga ceritanya

2024-04-27

0

Praised94

Praised94

terima kasih

2024-04-23

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

awal cerita yang bagus🥰

2024-04-03

4

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Wanita Asing
2 Kehidupan Baru
3 Aku Sudah Menikah, Kak
4 Sabar Friska, Sabar..
5 Curhatan Vano
6 Rumah Sakit
7 Permohonan Friska
8 Kemarahan Friska
9 VISUAL
10 1 tahun
11 Mulai Berteman
12 Manusia Menyebalkan
13 Ke Rumah Mama
14 Masa Lalu
15 Maaf, Saya Tidak Sengaja
16 Tumben
17 Kedatangan Felicya
18 Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19 Menarik
20 Perayaan Pertemanan
21 Mama
22 Siapakah Lelaki Itu?
23 Kesal
24 Sopir Baru
25 Tidak Jadi Mengagumi
26 Sedikit Iri
27 Bebek Goreng
28 Bertemu Kembali
29 Kehangatan Keluarga
30 Kehangatan Keluarga Part 2
31 Hari Pertama Magang
32 Bertemu CEO
33 Pendamping Hebat
34 Adik Vano
35 Mengunjungi Kafe
36 Obrolan Menegangkan
37 Ada Apa Dengan Mereka?
38 Sakit Tapi Bahagia
39 Office Girl dan Friska
40 Lembur di Kafe
41 Pertengkaran
42 Menyesal
43 Sarapan
44 Kedatangan Heri
45 Perlu Berbicara
46 Permintaan Maaf
47 Kegagalan Berbuah Manis
48 Pengakuan
49 Perhatian itu
50 Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51 Kesedihan Vano
52 Pelajaran Untuk Vano
53 Permintaan Ardigo
54 Cemas
55 Dokter
56 Jahil
57 Permintaan Vano
58 Dibatalkan Sepihak
59 Dikunjungi Sahabat
60 Rencana
61 Sikap Aneh
62 Tragedi
63 Kenyataan
64 Harapan
65 Serangan Mendadak
66 Kembali
67 Menginterogasi
68 Maaf ya readers
69 Hukuman
70 Pulang
71 Reyhan dan Friska
72 Reyhan dan Friska 2
73 Berawal Dari Pelukan
74 Sorry and I love You
75 Bolehkah?
76 Candu
77 Morning Mood
78 Family Time
79 Family Time 2
80 Makan Siang Bersama
81 Diantara Dua Lelaki
82 Kabar Bahagia
83 Kebahagiaan Kecil
84 Mantan Mertua
85 Tentang Sarah
86 Rasa Takut
87 Memastikan Sendiri
88 Luapan Emosi
89 Surprise Gagal
90 Kejutan Lagi
91 I Love You My Perfect Stranger
92 PENGUMUMAN PENTING!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kedatangan Wanita Asing
2
Kehidupan Baru
3
Aku Sudah Menikah, Kak
4
Sabar Friska, Sabar..
5
Curhatan Vano
6
Rumah Sakit
7
Permohonan Friska
8
Kemarahan Friska
9
VISUAL
10
1 tahun
11
Mulai Berteman
12
Manusia Menyebalkan
13
Ke Rumah Mama
14
Masa Lalu
15
Maaf, Saya Tidak Sengaja
16
Tumben
17
Kedatangan Felicya
18
Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19
Menarik
20
Perayaan Pertemanan
21
Mama
22
Siapakah Lelaki Itu?
23
Kesal
24
Sopir Baru
25
Tidak Jadi Mengagumi
26
Sedikit Iri
27
Bebek Goreng
28
Bertemu Kembali
29
Kehangatan Keluarga
30
Kehangatan Keluarga Part 2
31
Hari Pertama Magang
32
Bertemu CEO
33
Pendamping Hebat
34
Adik Vano
35
Mengunjungi Kafe
36
Obrolan Menegangkan
37
Ada Apa Dengan Mereka?
38
Sakit Tapi Bahagia
39
Office Girl dan Friska
40
Lembur di Kafe
41
Pertengkaran
42
Menyesal
43
Sarapan
44
Kedatangan Heri
45
Perlu Berbicara
46
Permintaan Maaf
47
Kegagalan Berbuah Manis
48
Pengakuan
49
Perhatian itu
50
Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51
Kesedihan Vano
52
Pelajaran Untuk Vano
53
Permintaan Ardigo
54
Cemas
55
Dokter
56
Jahil
57
Permintaan Vano
58
Dibatalkan Sepihak
59
Dikunjungi Sahabat
60
Rencana
61
Sikap Aneh
62
Tragedi
63
Kenyataan
64
Harapan
65
Serangan Mendadak
66
Kembali
67
Menginterogasi
68
Maaf ya readers
69
Hukuman
70
Pulang
71
Reyhan dan Friska
72
Reyhan dan Friska 2
73
Berawal Dari Pelukan
74
Sorry and I love You
75
Bolehkah?
76
Candu
77
Morning Mood
78
Family Time
79
Family Time 2
80
Makan Siang Bersama
81
Diantara Dua Lelaki
82
Kabar Bahagia
83
Kebahagiaan Kecil
84
Mantan Mertua
85
Tentang Sarah
86
Rasa Takut
87
Memastikan Sendiri
88
Luapan Emosi
89
Surprise Gagal
90
Kejutan Lagi
91
I Love You My Perfect Stranger
92
PENGUMUMAN PENTING!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!