Curhatan Vano

**Happy reading **

Keesokan harinya, Friska sudah siap untuk berangkat ke kampus. Dan sebelum itu, dia juga menyempatkan untuk membuat sarapan, meskipun dia sendiri tidak yakin Ardigo dan Vano akan memakan masakannya.

Terserah mereka saja jika tidak mau memakannya, yang penting aku sudah membuatkannya. Batin Friska lalu bergegas memakai sepatu dan berangkat ke kampus

Sementara itu Vano dan Ardigo keluar kamar dalam keadaan rapi. Ardigo dengan setelan jas yang membungkus tubuh atletisnya dan Vano dengan baju TK yang terlihat pas ditubuhnya. Sebenarnya Ardigo akan mulai bekerja lusa, namun karena ada beberapa urusan di kantor yang harus dia tangani langsung, jadi dia memutuskan untuk masuk kerja hari ini.

Sesampainya di dapur mereka kembali menemukan makanan yang terlihat menggiurkan

"Pa, apakah Vano boleh memakannya? kelihatannya enak" ujar Vano sambil mengedipkan-ngedip kan matanya lucu. Walaupun masih berumur 4 tahun, namun Vano sudah sangat lancar berbicara dan tidak memiliki kesulitan seperti cadel atau yang lain

"Sayang, papa kan sudah bilang kita tidak mengenal tante Friska. Jadi kita tidak bisa mempercayainya begitu saja. Kalau Vano lapar kita bisa makan terlebih dahulu sebelum ke sekolah" bujuk Ardigo sambil mengelus surai hitam anak nya

"Tapi Vano ingin seperti Cecil pa" ujar Vano cemberut lalu menunduk yang mengundang kerutan samar di dahi Ardigo

"Vano kenapa, hm? Cecil itu siapa?" tanya pria itu mulai jongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang anak

"Cecil itu teman Vano. Dia selalu membawa bekal yang enak dan lucu ke sekolah. Cecil sering mengatakan kalau mamanya pintar memasak dan selalu membuatkan makanan yang enak untuk Cecil. Cecil juga selalu dijemput oleh mamanya" ujar Vano masih menunduk. Ucapan Vano tersebut sukses mencubit hati Ardigo

Dia mengangkat Dagu Vano untuk menatap matanya. Ia seperti sedang berkaca dan melihat wajahnya sewaktu kecil setiap kali melihat Vano, karena memang Vano mewarisi 90% wajahnya.

"Hei, sayang. Vano kan punya papa, papa juga bisa membelikan makanan yang lucu dan enak untuk Vano. Bukankah selama ini papa selalu mengirimkan makanan yang enak ke sekolah Vano? dan Vano juga setiap hari dijemput oleh pak Deni. Jadi Vano juga sama seperti Cecil" kata Ardigo mencoba membujuk Vano, meski dia tau bukan makanan dan jemputan lah yang menjadi poin pentingnya

Vano memang selalu dijemput oleh pak Deni, yang merupakan supir pribadi di rumah orang tua Ardigo. Jadi Vano akan pulang ke rumah oma dan opanya. Dan saat Ardigo pulang dari kantor, dia akan menjemput Vano disana. Namun, jika Rini sedang tidak di rumah, pak Deni akan langung mengantar Vano ke kantornya

"Beda pa. Cecil selalu membawa bekal yang disiapkan sendiri oleh mamanya. Cecil juga selalu cerita tentang papa dan mamanya. Tapi Vano hanya bisa bercerita tentang papa. Teman-teman yang lain juga sering menanyakan mama Vano" balas Vano dengan tatapan yang mampu membuat hati Ardigo terasa hancur.

Vano memang memiliki pola pemikiran yang lebih kritis dan dewasa dibanding anak seusia nya. Sekali lagi, Vano juga mewarisi karakter dan cara berfikir Ardigo. Bahkan dia terkadang kawalahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Vano

Ardigo sering berpikir bahwa tuhan tidak adil kepadanya dan terutama kepada Vano. Dia bisa saja menerima kehilangan sosok istri yang dia cintai meskipun itu sulit, namun dia merasa itu tidak adil untuk Vano. Anaknya terlalu kecil untuk bisa memahami ini semua, dan dia sadar bahwa Vano sering merasa kesepian. Ia kasihan setiap kali melihat putranya yang harus tumbuh tanpa sosok ibu. Jika dunia ini menawarkan kebahagiaan dan kehangatan seperti yang diberikan oleh seorang ibu, maka dia rela menukar segala yang dia punya agar anaknya bisa merasakan hal tersebut

"Lalu apa yang Vano katakan ketika teman Vano menanyakan soal mama?" tanya Ardigo lembut

"Seperti kata papa, Vano bilang mama sudah di surga menunggu Vano dan papa. Dan teman-teman Vano merasa iri karena mama sudah pernah melihat surga, beda dengan mama mereka" ujar Vano bangga. Hal itu membuat Ardigo tidak tahan untuk tidak memeluk putranya tersebut. Setetes air mata keluar dari sudut matanya dan cepat-cepat dihapusnya

"Vano adalah anak papa yang paling pintar dan hebat. Papa bangga sama Vano. Papa sayang Vano" ujar Ardigo sambil menciumi puncak kepala Vano

"Vano juga sayang papa" balas Vano tersenyum yang juga mengundang senyum manis di bibir Ardigo

Mereka pun langsung berangkat karena jam sudah menunjukkan pukul 7.30

"Belajar yang rajin ya sayang. Jangan nakal, dan jangan bertengkar dengan teman, ok son? " nasehat sang ayah ketika mereka sudah sampai di gerbang sekolah yang bertuliskan "TK Harapan Bunda" tersebut. Salah satu sekolah elit yang ada di negeri ini

"Siap bos hehe" balas Vano yang mengundang kekehan Ardigo

"Yasudah papa berangkat kerja dulu. Nanti hati-hati pulangnya, salam sama oma" kata Ardigo sambil mencium puncak kepala Vano

"Iya pa" balas Vano

Vano melambaikan tangannya ketika mobil Ardigo sudah menjauh dari pekarangan sekolah. Setelah itu, dia pun berjalan memasuki gedung indah yang dipenuhi warna warni tersebut, khas anak TK.

*****

"Dosen sialan! harusnya dia langsung mengabari jika tidak bisa masuk hari ini. Kenapa harus mengatakan telat masuk kalau ujung-ujungnya tetap tidak datang! kalau tau begini lebih baik aku tidak ke kampus tadi" omel Friska yang kesal karena dosen yang mengajar mata kuliah hari ini tidak jadi datang dan baru memberi kabar di 15 menit sebelum jam berakhir

"Membuang waktuku saja!" ujar Friska kesal sambil berjalan ke luar kampus. Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang kini menunjukkan pukul 9.45. Perpustkaan kota adalah tujuannya saat ini. Ia harus mencari beberapa buku sebagai referensi untuk mengerjakan tugas di mata kuliah lain

Dia memilih berjalan kaki untuk menuju perpustakaan kota. Selain karena masih pagi dan belum terlalu panas untuk berjalan,lumayan juga untuk menghemat pengeluaran

Friska berjalan santai sambil memainkan ponselnya untuk mengabari Tasya

^^^Sya, aku pulang duluan ya. Aku tidak ada kelas lagi hari ini.^^^

^^^Sekarang aku mau ke perpustakaan kota dulu^^^

Tidak lama pesannya pun dibalas oleh Tasya

Oke Fris, hati-hati yaa... aku masih kuliah sampai jam 12

^^^Sip. Habis ini aku langsung ke kafe^^^

👌

Setelah itu Friska pun menyimpan ponselnya di saku celana jeansnya. Dari kejauhan, dia melihat beberapa orang yang sedang berdiri di depan sebuah sekolah TK. Orang-orang tersebut terlihat khawatir dan salah satunya menggendong seorang bocah

Mungkin ada murid nya yang sedang sakit

Batin Friska lalu mengangguk. Saat jaraknya semakin dekat dengan gerbang sekolah dan orang-orang yang dia yakini sebagai guru tersebut hendak masuk ke dalam mobil, Friska dapat melihat dengan jelas wajah bocah tersebut dan dia sontak membulatkan matanya karena terkejut

"VANO!!!!" Teriaknya sambil berlari dan menghentikan gerakan guru-guru TK yang hendak masuk ke mobil

"Ada apa ini buk? Kenapa dengan Vano?" tanya Friska bertambah khawatir saat mendapati Vano dalam keadaan.... Pingsan?

"Maaf mbak, mbak ini siapa ya?" tanya salah seorang guru yang kaget dengan kedatangan Friska. Dan Friska pun bingung hendak menjawab apa

"S-saya.. Saya.."

To be continued

Jangan lupa like nya sayang 😉

Find me on instagram @Nisaaayu_

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

blng aja org kerja Friska, biar ngk salah persepsi🤫

2024-04-03

2

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-03-29

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Saya ibu sambung nya

2024-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Wanita Asing
2 Kehidupan Baru
3 Aku Sudah Menikah, Kak
4 Sabar Friska, Sabar..
5 Curhatan Vano
6 Rumah Sakit
7 Permohonan Friska
8 Kemarahan Friska
9 VISUAL
10 1 tahun
11 Mulai Berteman
12 Manusia Menyebalkan
13 Ke Rumah Mama
14 Masa Lalu
15 Maaf, Saya Tidak Sengaja
16 Tumben
17 Kedatangan Felicya
18 Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19 Menarik
20 Perayaan Pertemanan
21 Mama
22 Siapakah Lelaki Itu?
23 Kesal
24 Sopir Baru
25 Tidak Jadi Mengagumi
26 Sedikit Iri
27 Bebek Goreng
28 Bertemu Kembali
29 Kehangatan Keluarga
30 Kehangatan Keluarga Part 2
31 Hari Pertama Magang
32 Bertemu CEO
33 Pendamping Hebat
34 Adik Vano
35 Mengunjungi Kafe
36 Obrolan Menegangkan
37 Ada Apa Dengan Mereka?
38 Sakit Tapi Bahagia
39 Office Girl dan Friska
40 Lembur di Kafe
41 Pertengkaran
42 Menyesal
43 Sarapan
44 Kedatangan Heri
45 Perlu Berbicara
46 Permintaan Maaf
47 Kegagalan Berbuah Manis
48 Pengakuan
49 Perhatian itu
50 Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51 Kesedihan Vano
52 Pelajaran Untuk Vano
53 Permintaan Ardigo
54 Cemas
55 Dokter
56 Jahil
57 Permintaan Vano
58 Dibatalkan Sepihak
59 Dikunjungi Sahabat
60 Rencana
61 Sikap Aneh
62 Tragedi
63 Kenyataan
64 Harapan
65 Serangan Mendadak
66 Kembali
67 Menginterogasi
68 Maaf ya readers
69 Hukuman
70 Pulang
71 Reyhan dan Friska
72 Reyhan dan Friska 2
73 Berawal Dari Pelukan
74 Sorry and I love You
75 Bolehkah?
76 Candu
77 Morning Mood
78 Family Time
79 Family Time 2
80 Makan Siang Bersama
81 Diantara Dua Lelaki
82 Kabar Bahagia
83 Kebahagiaan Kecil
84 Mantan Mertua
85 Tentang Sarah
86 Rasa Takut
87 Memastikan Sendiri
88 Luapan Emosi
89 Surprise Gagal
90 Kejutan Lagi
91 I Love You My Perfect Stranger
92 PENGUMUMAN PENTING!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kedatangan Wanita Asing
2
Kehidupan Baru
3
Aku Sudah Menikah, Kak
4
Sabar Friska, Sabar..
5
Curhatan Vano
6
Rumah Sakit
7
Permohonan Friska
8
Kemarahan Friska
9
VISUAL
10
1 tahun
11
Mulai Berteman
12
Manusia Menyebalkan
13
Ke Rumah Mama
14
Masa Lalu
15
Maaf, Saya Tidak Sengaja
16
Tumben
17
Kedatangan Felicya
18
Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19
Menarik
20
Perayaan Pertemanan
21
Mama
22
Siapakah Lelaki Itu?
23
Kesal
24
Sopir Baru
25
Tidak Jadi Mengagumi
26
Sedikit Iri
27
Bebek Goreng
28
Bertemu Kembali
29
Kehangatan Keluarga
30
Kehangatan Keluarga Part 2
31
Hari Pertama Magang
32
Bertemu CEO
33
Pendamping Hebat
34
Adik Vano
35
Mengunjungi Kafe
36
Obrolan Menegangkan
37
Ada Apa Dengan Mereka?
38
Sakit Tapi Bahagia
39
Office Girl dan Friska
40
Lembur di Kafe
41
Pertengkaran
42
Menyesal
43
Sarapan
44
Kedatangan Heri
45
Perlu Berbicara
46
Permintaan Maaf
47
Kegagalan Berbuah Manis
48
Pengakuan
49
Perhatian itu
50
Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51
Kesedihan Vano
52
Pelajaran Untuk Vano
53
Permintaan Ardigo
54
Cemas
55
Dokter
56
Jahil
57
Permintaan Vano
58
Dibatalkan Sepihak
59
Dikunjungi Sahabat
60
Rencana
61
Sikap Aneh
62
Tragedi
63
Kenyataan
64
Harapan
65
Serangan Mendadak
66
Kembali
67
Menginterogasi
68
Maaf ya readers
69
Hukuman
70
Pulang
71
Reyhan dan Friska
72
Reyhan dan Friska 2
73
Berawal Dari Pelukan
74
Sorry and I love You
75
Bolehkah?
76
Candu
77
Morning Mood
78
Family Time
79
Family Time 2
80
Makan Siang Bersama
81
Diantara Dua Lelaki
82
Kabar Bahagia
83
Kebahagiaan Kecil
84
Mantan Mertua
85
Tentang Sarah
86
Rasa Takut
87
Memastikan Sendiri
88
Luapan Emosi
89
Surprise Gagal
90
Kejutan Lagi
91
I Love You My Perfect Stranger
92
PENGUMUMAN PENTING!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!