Masa Lalu

"Tentu saja boleh, Ma." balas Friska tersenyum tipis, lalu mulai menceritakan tentang kedua orangtuanya

"Ketika aku berumur 4 tahun, aku dan ibu melihat ayah bersama seorang perempuan. Waktu itu aku masih terlalu kecil dan tidak terlalu paham. Yang aku ingat, ibu hendak menyusul ayah untuk mengajaknya pulang bersama kami. Tapi ibu malah ditabrak mobil dan meninggal tepat di depan mataku. Dan sampai saat ini, aku tidak tau ayah ada dimana. Mungkin ayah juga sudah melupakanku " Dia tertawa getir mengingat nasib nya

"Setelah ibu meninggal, aku langsung diurus oleh pihak berwajib dan mereka menitipkanku di panti asuhan. Dan semenjak itu, aku tinggal disana hingga lulus SMA" Friska menyudahi ceritanya sambil mengusap air mata yang mengalir di pipinya dan tersenyum paksa. Dia bahkan tidak menyadari cairan bening itu keluar dari pelupuk matanya

Rini juga mengusap air mata yang tak terasa menganak sungai dipipinya. Mendengar cerita pilu Friska membuat hatinya ikut teriris

"Maafkan mama sayang, sudah membuatmu sedih seperti ini"

"Aku tidak sedih lagi, Ma. Karena sekarang aku sudah punya Mama dan Papa. Aku sangat senang dengan perlakuan Papa dan Mama kepadaku. Dan aku sangat bersyukur kepada tuhan, karena telah mempertemukanku dengan orang baik seperti Papa dan Mama. Karena berada diantara kalian membuatku bisa merasakan kembali rasanya punya orangtua. Bolehkah aku menganggap kalian seperti orangtuaku sendiri?" ujar Friska sarat akan pengharapan di ujung kalimatnya. Tanpa dia sadari setetes air mata lolos lagi dari pelupuk matanya

Rini langsung menarik Friska ke dalam pelukannya

"Kamu ini bicara apa, nak? kami ini memang orangtuamu. Kamu adalah istrinya Digo, anak kami. Dan kami pasti akan menyayangi kamu seperti kami menyayangi Digo"

Rini tanpa sadar juga meneteskan air matanya lagi. Sedangkan Reno dan Ardigo hanya menatap kedua perempuan tersebut dengan pikiran masing masing. Reno menatap prihatin karena tersentuh dengan cerita Friska. Dia lalu menepuk pelan pundak istrinya yang masih memeluk Friska erat berusaha menenangkannya

Sedangkan Ardigo sangat terkejut mengetahui fakta besar tentang latar belakang Friska. Selama ini dia tidak pernah perduli bahkan tidak pernah terpikirkan sedikitpun tentang Friska. Dia juga merasa prihatin mendengar cerita yang baru saja didengarnya dari Friska. Dia akhirnya menemukan alasan kenapa Friska terlihat terharu setiap kali berada di dekat orangtuanya terutama ketika berada dalam pelukan Rini. Dia selalu memperhatikan Friska yang sampai meneteskan air matanya ketika berada dipelukan ibunya tersebut.

Apa karena itu juga dia menghentikan pernikahanku waktu itu? Karena dia trauma dan membenci sebuah pengkhianatan seperti yang dilakukan ayah nya, jadi dia berusaha untuk menyelamatkanku? Dia benar benar berniat menolongku waktu itu?

Ardigo sibuk dengan pikirannya sendiri sampai tidak menyadari bahwa semua orang sudah beranjak menuju ruang makan. Hingga tepukan pelan di bahunya sedikit membuatnya terkejut

"Mas!"

"Eh iya?" Ardigo tersentak lalu mendongak dan mendapati raut wajah heran Friska

"Kamu kenapa? aku sudah memanggilmu sejak tadi"

"Sa-saya tidak kenapa napa. Ada apa?" tanya pria itu masih belum sadar

"Sampai kapan kamu akan disini? tidak ikut makan malam? itu yang masak Mama, bukan aku" sindir Friska seolah menjelaskan kebiasaan Ardigo di apartemen yang tidak mau memakan masakannya. Ardigo sedikit tertampar dengan ucapan Friska. Dan ketika dia melihat ke sekitarnya, memang hanya tinggal dia dan Friska di ruangan ini.

"Iya kamu duluan saja, saya akan menyusul"

"Okey" Friska pun berlalu menuju ruang makan

Ardigo merogoh ponselnya dan mencari nama Andre disana. Sebagai sekretaris sekaligus asisten, Andre memiliki kemampuan yang bisa diandalkan dalam urusan penyelidikan. Karena menjadi CEO membuatnya harus berhati hati dalam mengenali orang lain, sehingga dia akan selalu meminta Andre untuk menyelidiki latar belakang seseorang yang akan bekerjasama dengannya

^^^Ndre, tolong selidiki latar belakang Friska^^^

Ardigo pun mengirim pesan tersebut kepada Andre. 2 menit kemudian Andre membalas pesannya dengan mengirimkan sebuah file yang berisi latar belakang Friska

Kenapa cepat sekali? Batin pria itu heran

Ini pak, saya tau bapak akan membutuhkannya. Jadi saya sudah lama menyelidiki nona Friska

Ardigo mengangguk paham setelah membaca pesan yang dikirim sang asisten.

^^^Okey^^^

Ardigo pun memasukkan ponselnya ke saku celana setelah membalas pesan Andre. Dia berniat akan membaca file tersebut setelah makan malam nanti

Aku harus mencari tau kebenaran dari cerita Friska. Batin Ardigo lalu melangkahkan kakinya menuju ruang makan

Makan malam pun berjalan dengan lancar. Setelah selesai makan, Friska menolong bi Eka mencuci piring. Rini sudah melarangnya namun Friska tetap bersikeras ingin membantu, dia merasa tidak enak jika hanya menumpang makan disini. Sementara Reno, Rini, Ardigo dan Vano kembali menuju ruang keluarga untuk berbincang bincang

"Vano main disana dulu ya sayang, Oma dan Opa ingin berbicara dengan Papa" ujar Rini sedikit berbisik kepada Vano. Dia tidak ingin Vano mendengar perbicaraan orang dewasa.

"Okey oma" balas Vano patuh lalu berjalan menuju sudut ruangan yang terdapat banyak mainan

"Mama senang kalian datang kesini. Sering seringlah membawa Friska kesini, Digo. Dia pasti merasa bosan di apartemen" ujar Rini membuka percakapan

"Iya ma, lagipula dia juga bekerja dan pulangnya selalu sore" balas Ardigo acuh

"Friska bekerja dimana?"

"Aku tidak tau" balas Ardigo mengedikkan bahunya

"Kamu memperlakukan Friska dengan baik?" kini Reno yang angkat bicara

"Aku tidak pernah melakukan kekerasan kepadanya, Pa"

"Bagaimana dengan sikap kamu?" tanya Rini

Ardigo terlihat gugup ketika mendapati pertanyaan tersebut dari kedua orangtuanya. Dia merasa sedang diinterogasi oleh orangtuanya

"Aku hanya tidak terbiasa hidup bersama orang asing" balasnya yang langsung dapat dimengerti oleh Reno dan Rini

"Dia bukan orang asing lagi Digo, dia istri kamu! Kamu sendiri yang memintanya untuk menikah denganmu"

"Tapi kan itu karena pertanggung jawaban atas perbuatan dia, Ma. Aku tidak mau menanggung malu karena perbuatan dia waktu itu"

"Justru karena itu, dia sudah membantumu. Mama tau kamu memaksa Friska untuk menikah denganmu, kan?"

"Tentu saja. Masa dia pergi begitu saja setelah mengacaukan semuanya"

Rini hanya menghela napas pelan. Berdebat dengan putranya ini memang tidak akan ada habisnya

"Mama harap kamu bisa bersikap lebih baik kepada Friska. Dia yang sekarang sudah menjadi istrimu. Kamu sudah dengar sendiri bukan, tentang latar belakangnya? dia sudah terlalu banyak merasakan kesedihan dalam hidupnya. Mama tidak bisa membayangkan kalau sampai putra yang mama banggakan tega menyakiti perasaan perempuan, apalagi itu istrinya. Mama tidak mau kamu menambah penderitaannya, Digo" Rini terlihat sangat serius menasehati sang anak

"Mama mengerti kalian menikah secara terpaksa karena keadaan. Tapi bukan berarti kalian tidak bisa menjadi keluarga yang harmonis seperti pasangan suami istri pada umumnya. Mama berharap kalian bisa mempertahankan pernikahan ini dan bahagia selamanya. Tolong perbaiki sikapmu, sayang. Mama tidak pernah mendoakan yang buruk untuk kamu, tapi mama berharap kamu tidak akan menyesal nantinya jika terus bersikap seperti ini" Rini menatap teduh ke arah putranya tersebut. Sementara Ardigo hanya diam, entah dia memikirkan perkataan sang ibu atau hanya menganggapnya angin lalu.

Jangan lupa like, vote, and comment ya readers ku sayang

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

terima kasih

2024-04-23

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

dengar kata ortu Digo, ntar nyesel 🤔

2024-04-03

3

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussemsngst

2024-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Wanita Asing
2 Kehidupan Baru
3 Aku Sudah Menikah, Kak
4 Sabar Friska, Sabar..
5 Curhatan Vano
6 Rumah Sakit
7 Permohonan Friska
8 Kemarahan Friska
9 VISUAL
10 1 tahun
11 Mulai Berteman
12 Manusia Menyebalkan
13 Ke Rumah Mama
14 Masa Lalu
15 Maaf, Saya Tidak Sengaja
16 Tumben
17 Kedatangan Felicya
18 Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19 Menarik
20 Perayaan Pertemanan
21 Mama
22 Siapakah Lelaki Itu?
23 Kesal
24 Sopir Baru
25 Tidak Jadi Mengagumi
26 Sedikit Iri
27 Bebek Goreng
28 Bertemu Kembali
29 Kehangatan Keluarga
30 Kehangatan Keluarga Part 2
31 Hari Pertama Magang
32 Bertemu CEO
33 Pendamping Hebat
34 Adik Vano
35 Mengunjungi Kafe
36 Obrolan Menegangkan
37 Ada Apa Dengan Mereka?
38 Sakit Tapi Bahagia
39 Office Girl dan Friska
40 Lembur di Kafe
41 Pertengkaran
42 Menyesal
43 Sarapan
44 Kedatangan Heri
45 Perlu Berbicara
46 Permintaan Maaf
47 Kegagalan Berbuah Manis
48 Pengakuan
49 Perhatian itu
50 Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51 Kesedihan Vano
52 Pelajaran Untuk Vano
53 Permintaan Ardigo
54 Cemas
55 Dokter
56 Jahil
57 Permintaan Vano
58 Dibatalkan Sepihak
59 Dikunjungi Sahabat
60 Rencana
61 Sikap Aneh
62 Tragedi
63 Kenyataan
64 Harapan
65 Serangan Mendadak
66 Kembali
67 Menginterogasi
68 Maaf ya readers
69 Hukuman
70 Pulang
71 Reyhan dan Friska
72 Reyhan dan Friska 2
73 Berawal Dari Pelukan
74 Sorry and I love You
75 Bolehkah?
76 Candu
77 Morning Mood
78 Family Time
79 Family Time 2
80 Makan Siang Bersama
81 Diantara Dua Lelaki
82 Kabar Bahagia
83 Kebahagiaan Kecil
84 Mantan Mertua
85 Tentang Sarah
86 Rasa Takut
87 Memastikan Sendiri
88 Luapan Emosi
89 Surprise Gagal
90 Kejutan Lagi
91 I Love You My Perfect Stranger
92 PENGUMUMAN PENTING!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kedatangan Wanita Asing
2
Kehidupan Baru
3
Aku Sudah Menikah, Kak
4
Sabar Friska, Sabar..
5
Curhatan Vano
6
Rumah Sakit
7
Permohonan Friska
8
Kemarahan Friska
9
VISUAL
10
1 tahun
11
Mulai Berteman
12
Manusia Menyebalkan
13
Ke Rumah Mama
14
Masa Lalu
15
Maaf, Saya Tidak Sengaja
16
Tumben
17
Kedatangan Felicya
18
Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19
Menarik
20
Perayaan Pertemanan
21
Mama
22
Siapakah Lelaki Itu?
23
Kesal
24
Sopir Baru
25
Tidak Jadi Mengagumi
26
Sedikit Iri
27
Bebek Goreng
28
Bertemu Kembali
29
Kehangatan Keluarga
30
Kehangatan Keluarga Part 2
31
Hari Pertama Magang
32
Bertemu CEO
33
Pendamping Hebat
34
Adik Vano
35
Mengunjungi Kafe
36
Obrolan Menegangkan
37
Ada Apa Dengan Mereka?
38
Sakit Tapi Bahagia
39
Office Girl dan Friska
40
Lembur di Kafe
41
Pertengkaran
42
Menyesal
43
Sarapan
44
Kedatangan Heri
45
Perlu Berbicara
46
Permintaan Maaf
47
Kegagalan Berbuah Manis
48
Pengakuan
49
Perhatian itu
50
Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51
Kesedihan Vano
52
Pelajaran Untuk Vano
53
Permintaan Ardigo
54
Cemas
55
Dokter
56
Jahil
57
Permintaan Vano
58
Dibatalkan Sepihak
59
Dikunjungi Sahabat
60
Rencana
61
Sikap Aneh
62
Tragedi
63
Kenyataan
64
Harapan
65
Serangan Mendadak
66
Kembali
67
Menginterogasi
68
Maaf ya readers
69
Hukuman
70
Pulang
71
Reyhan dan Friska
72
Reyhan dan Friska 2
73
Berawal Dari Pelukan
74
Sorry and I love You
75
Bolehkah?
76
Candu
77
Morning Mood
78
Family Time
79
Family Time 2
80
Makan Siang Bersama
81
Diantara Dua Lelaki
82
Kabar Bahagia
83
Kebahagiaan Kecil
84
Mantan Mertua
85
Tentang Sarah
86
Rasa Takut
87
Memastikan Sendiri
88
Luapan Emosi
89
Surprise Gagal
90
Kejutan Lagi
91
I Love You My Perfect Stranger
92
PENGUMUMAN PENTING!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!