Perayaan Pertemanan

"Tante Friska!!" teriak Vano kencang sambil berlari menubruk kaki Friska lalu memeluknya. Friska terenyuh melihat antusias bocah itu.

"Tante datang untuk menjemput Vano?" tanya Vano memastikan

"Iya, sayang" balas Friska merangkum pipi putih bersih milik Vano

Sementara itu, ibu dan anak yang berada di dekat mereka pun hanya menatap penuh tanda tanya melihat Friska

"Halo cantik, apakah kamu yang bernama Cecil?" tanya Friska beralih menatap bocah cantik yang berkepang dua itu

"Iya tante"

"Hai Mbak, perkenalkan saya Friska" ucap Friska sambil mengulurkan tangannya kepada ibu muda yang ada di hadapannya

"Hai Friska. Saya Melly, Mamanya Cecil" balas Melly tersenyum ramah menyambut uluran tangan Friska

"Bagaimana kamu bisa mengenal Cecil?" tanya Melly penasaran

"Karena Vano sering menyebut nama Cecil. Sepertinya mereka bersahabat" ucap Friska terkekeh

"Iya, mereka memang berteman dekat" ujar Melly membenarkan

"Aku baru pertama kali melihatmu. Apakah kamu kerabatnya Vano?"

"Emm... aku istri dari Papanya Vano, mbak" jawab Friska sedikit berbisik ke telinga Melly.

Melly sedikit terkejut mendengar ucapan Friska, itu berarti Friska adalah ibu sambung Vano

"Maaf Friska, aku tidak tau" ujar Melly sedikit tidak enak. Setaunya Vano memang tidak memiliki ibu, karena ketika dia bertanya dimana ibu dari bocah itu, dia hanya menjawab 'kata Papa, Mama Vano sudah di surga menunggu Vano dan Papa, Tante' dan dia langsung menyimpulkan bahwa ibu Vano telah tiada. Dia yang kasihan terhadap Vano, akhirnya menyayangi teman dari anaknya tersebut. Dia juga sering membuatkan bekal lebih untuk Cecil agar dia bisa berbagi dengan Vano

"Tidak apa apa mbak, aku senang bisa bertemu langsung dengan mbak dan Cecil. Vano mengatakan bahwa mbak dan Cecil sangat baik kepadanya. Terimakasih banyak ya, Mbak" ucap Friska tulus

"Jangan seperti itu, aku sudah menyayangi Vano sejak lama karena dia juga anak yang baik" balas Melly tersenyum

"Oh iya, kalian buru buru ingin pulang?" tanya Melly

"Tidak juga mbak. Ada apa?"

"Bagaimana kalau kita pergi jalan jalan dulu?" ajak Melly antusias

Friska melirik Vano seperti meminta jawaban. Dia hanya mengkhawatirkan jika Vano kelelahan. Namun justru semangat membara yang terlihat di mata bening bocah itu

"Bagaimana anak anak? kalian setuju kalau kita pergi jalan jalan dulu?" kali ini Melly bertanya pada kedua bocah tersebut

"Setujuuuu!!" pekik mereka bersamaan

"Vano tidak lelah?" tanya Friska memastikan

"Tidak, Tante. Vano justru sangat ingin pergi jalan jalan seperti ini. Cecil dengan tante Melly, dan Vano dengan tante"

"Bagaimana Friska? Anggap saja hari ini sebagai perayaan pertemanan kita" ujar Melly terkekeh. Friska menyadari jika perkataan Vano memang benar tentang betapa baik dan ramahnya Melly dan Cecil

"Baiklah, Mbak. Vano dan Cecil sepertinya sangat bersemangat" Friska tersenyum melihat dua bocah yang terlihat bersemangat membayangkan serunya jalan jalan mereka kali ini

Dia kemudian merogoh ponsel di dalam tote bag nya untuk menghubungi Ardigo. Dia sedikit menjauh dari anak anak dan Melly

"Halo!"

"Halo, Mas"

"Ada apa?"

"Aku ingin meminta izin untuk membawa Vano jalan jalan"

"Kemana? dengan siapa? "

"Aku belum tau. Kami pergi dengan Cecil dan mbak Melly, ibunya Cecil"

"Sepertinya kalian sudah dekat"

"Begitulah. Mbak Melly terlihat sangat baik dan ramah"

"Baiklah kalau begitu, hati hati"

"Bagaimana dengan pak Deni?"

"Saya akan memintanya untuk pulang, dan menjemputmu kembali nanti"

"Baiklah kalau begitu"

Setelah sambungan terputus, Friska kembali mendekat ke arah Melly dan anak anak

"Sudah selesai melapor, Fris?" goda Melly yang dibalas Friska dengan senyuman

"Ayo, kita berangkat!" ajak Melly antusias

Mereka pergi ke mall dengan menggunakan mobil yang dikendarai langsung oleh Melly. Setibanya disana, game center adalah tempat yang menjadi tujuan pertama mereka. Cecil dan Vano sangat antusias untuk bermain semua permainan. Friska dan Melly juga terlihat bahagia dengan ikut bermain bersama anak anak mereka

Kini Vano dan Cecil sedang berada di wahana mandi bola. Mereka bermain dengan ribuan bola warna warni. Melly dan Friska memilih duduk di kursi yang tersedia dengan tetap mengawasi anak anak.

"Kamu terlihat masih muda, Fris" ujar Melly membuka suara

"Iya mbak, aku masih 22 tahun"

"Aku salut, kamu sudah memutuskan untuk menikah di usia muda. Dan aku lihat, kamu juga punya sifat dewasa saat berhadapan dengan anak anak"

"Aku memang suka dengan anak anak mbak, sehingga aku nyaman bersama mereka. Mungkin itu yang membuatku terlihat dewasa"

"Aku senang sekarang Vano sudah memiliki ibu, apalagi baik seperti kamu, Fris. Saat awal dia berteman dengan Cecil, aku melihat dia menyimpan begitu banyak hal di bola mata indahnya. Aku tau dia terkadang iri dengan Cecil, tapi dia bisa menyembunyikan semua itu dan hanya diam. Karena itulah aku selalu berusaha memberikan perlakuan yang sama untuknya juga. Tapi sekarang sudah ada kamu, dan aku melihat bahwa dia sangat menyayangimu" ucap Melly menatap wajah Friska

"Aku hanya berusaha semampuku untuk memenuhi kebutuhan Vano akan kasih sayang dan perlindungan, Mbak"

"Kalau boleh tau, apakah kamu sudah lama menikah dengan Papanya Vano?"

"Belum, Mbak."

"Aku yakin suamimu tidak salah memilih istri sekaligus ibu untuk Vano" ujar Melly tersenyum hangat

Mereka terus mengobrol membicarakan banyak hal sambil menunggu dan mengawasi anak anak mereka. Keakraban dan kedekatan langsung tercipta diantara Melly dan Friska

Setelah puas bermain, mereka mengisi perut yang sudah keroncongan di sebuah food court. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan jalan untuk melihat toko toko yang ada disini. Melly tertarik dengan sebuah toko yang memajang pakaian couple keluarga.

"Ayo kita masuk" aja Melly lebih tepatnya kepada Friska

"Bukankah ini terlihat lucu?" tunjuknya kepada 3 sweater berbeda ukuran yang berwarna pink pastel dengan masing masing bertuliskan Mom, Dad, dan baby girl.

"Iya, Mbak. sangat bagus dan lucu" balas Friska menyetujui

"Cecil suka dengan warnanya, Ma." celetuk Cecil

"Benarkah sayang?" tanya Melly yang langsung diangguki oleh Cecil

"Baiklah, kita akan beli yang ini"

Friska kemudian menatap Vano yang tengah memperhatikan sweater yang berwarna biru muda.

"Vano ingin memiliki sweater seperti Cecil?" tanya Friska pelan

"Iya, Tante. Untuk Vano, Tante, dan juga Papa"

Friska sedikit kebingungan dengan permintaan Vano, dia hanya takut Ardigo akan salah paham jika dia membeli barang couple untuk mereka bertiga. Namun, dia tidak tega jika harus menolaknya. Apalagi dia juga tidak ingin membuat Melly berpikiran aneh tentang rumah tangganya

"Ayo, Fris. Pasti lucu kalau kita memakainya bersama anak anak dan Papanya" ajak Melly seakan mendukung keinginan Vano

Setelah menimbang nimbang, Friska pun memutuskan untuk membeli sweater tersebut sesuai dengan keinginan Vano. Sweater dengan masing masing tulisan Mom, Dad, dan Baby boy tersebut akhirnya sudah berada di genggamannya.

Setelah itu mereka akhirnya memutuskan untuk pulang

"Aku akan mengantarmu dan Vano" ujar Melly. Kini mereka sudah berada di lobi mall

"Tidak usah mbak, aku akan meminta supir saja untuk menjemput kami."

"Benarkah?"

"Iya, Mbak. Sepertinya Cecil juga sudah kelelahan dan mengantuk. Sebaiknya Mbak langsung pulang saja, kasihan Cecil " ucap Friska yang melihat bocah kecil itu sudah terlihat menguap beberapa kali

"Baiklah kalau begitu. Kalian tidak apa apa kami tinggal?" tanya Melly yang tidak tega meninggalkan Friska dan Vano

"Tentu saja, Mbak. Aku bukan anak kecil lagi, lihat aku sudah punya anak" canda Friska sambil menggoyangkan genggaman tangannya dengan Vano, hal itu mengundang kekehan ringan dari Melly

"Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa lagi ya, Fris" pamit Melly sambil menautkan pipinya dengan Friska

"Iya, Mbak. Hati hati ya" balas Friska yang diangguki oleh Melly

"Dadah Vano, sampai jumpa besok" kini giliran Cecil yang berpamitan dengan sahabatnya itu

"Dah Cecil"

Melly dan Cecil pun berjalan menjauh menuju parkiran mobil dan melaju menuju rumah mereka

Friska kini kembali menghubungi Ardigo untuk meminta Pak Deni menjemput mereka.

Tak lama kemudian, sebuah mobil pun menepi diikuti dengan Pak Deni yang turun untuk membukakan pintu. Di dalam mobil, Vano tampak bersandar di lengan Friska, sepertinya dia sudah mengantuk

Friska lalu menggeser tubuh Vano dan meletakkan di pangkuannya, lalu dia memeluknya sambil mengelus pelan punggung bocah itu. Dan benar saja, bocah itu langsung tertidur di pelukan Friska

"Tante sangat menyayangi Vano" ujar Friska pelan lalu mencium kening Vano.

To be continued.

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

terima kasih......

2024-04-23

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

vano sayang sm mm Friska nya🥰

2024-04-03

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussemsngst

2024-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Wanita Asing
2 Kehidupan Baru
3 Aku Sudah Menikah, Kak
4 Sabar Friska, Sabar..
5 Curhatan Vano
6 Rumah Sakit
7 Permohonan Friska
8 Kemarahan Friska
9 VISUAL
10 1 tahun
11 Mulai Berteman
12 Manusia Menyebalkan
13 Ke Rumah Mama
14 Masa Lalu
15 Maaf, Saya Tidak Sengaja
16 Tumben
17 Kedatangan Felicya
18 Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19 Menarik
20 Perayaan Pertemanan
21 Mama
22 Siapakah Lelaki Itu?
23 Kesal
24 Sopir Baru
25 Tidak Jadi Mengagumi
26 Sedikit Iri
27 Bebek Goreng
28 Bertemu Kembali
29 Kehangatan Keluarga
30 Kehangatan Keluarga Part 2
31 Hari Pertama Magang
32 Bertemu CEO
33 Pendamping Hebat
34 Adik Vano
35 Mengunjungi Kafe
36 Obrolan Menegangkan
37 Ada Apa Dengan Mereka?
38 Sakit Tapi Bahagia
39 Office Girl dan Friska
40 Lembur di Kafe
41 Pertengkaran
42 Menyesal
43 Sarapan
44 Kedatangan Heri
45 Perlu Berbicara
46 Permintaan Maaf
47 Kegagalan Berbuah Manis
48 Pengakuan
49 Perhatian itu
50 Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51 Kesedihan Vano
52 Pelajaran Untuk Vano
53 Permintaan Ardigo
54 Cemas
55 Dokter
56 Jahil
57 Permintaan Vano
58 Dibatalkan Sepihak
59 Dikunjungi Sahabat
60 Rencana
61 Sikap Aneh
62 Tragedi
63 Kenyataan
64 Harapan
65 Serangan Mendadak
66 Kembali
67 Menginterogasi
68 Maaf ya readers
69 Hukuman
70 Pulang
71 Reyhan dan Friska
72 Reyhan dan Friska 2
73 Berawal Dari Pelukan
74 Sorry and I love You
75 Bolehkah?
76 Candu
77 Morning Mood
78 Family Time
79 Family Time 2
80 Makan Siang Bersama
81 Diantara Dua Lelaki
82 Kabar Bahagia
83 Kebahagiaan Kecil
84 Mantan Mertua
85 Tentang Sarah
86 Rasa Takut
87 Memastikan Sendiri
88 Luapan Emosi
89 Surprise Gagal
90 Kejutan Lagi
91 I Love You My Perfect Stranger
92 PENGUMUMAN PENTING!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kedatangan Wanita Asing
2
Kehidupan Baru
3
Aku Sudah Menikah, Kak
4
Sabar Friska, Sabar..
5
Curhatan Vano
6
Rumah Sakit
7
Permohonan Friska
8
Kemarahan Friska
9
VISUAL
10
1 tahun
11
Mulai Berteman
12
Manusia Menyebalkan
13
Ke Rumah Mama
14
Masa Lalu
15
Maaf, Saya Tidak Sengaja
16
Tumben
17
Kedatangan Felicya
18
Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19
Menarik
20
Perayaan Pertemanan
21
Mama
22
Siapakah Lelaki Itu?
23
Kesal
24
Sopir Baru
25
Tidak Jadi Mengagumi
26
Sedikit Iri
27
Bebek Goreng
28
Bertemu Kembali
29
Kehangatan Keluarga
30
Kehangatan Keluarga Part 2
31
Hari Pertama Magang
32
Bertemu CEO
33
Pendamping Hebat
34
Adik Vano
35
Mengunjungi Kafe
36
Obrolan Menegangkan
37
Ada Apa Dengan Mereka?
38
Sakit Tapi Bahagia
39
Office Girl dan Friska
40
Lembur di Kafe
41
Pertengkaran
42
Menyesal
43
Sarapan
44
Kedatangan Heri
45
Perlu Berbicara
46
Permintaan Maaf
47
Kegagalan Berbuah Manis
48
Pengakuan
49
Perhatian itu
50
Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51
Kesedihan Vano
52
Pelajaran Untuk Vano
53
Permintaan Ardigo
54
Cemas
55
Dokter
56
Jahil
57
Permintaan Vano
58
Dibatalkan Sepihak
59
Dikunjungi Sahabat
60
Rencana
61
Sikap Aneh
62
Tragedi
63
Kenyataan
64
Harapan
65
Serangan Mendadak
66
Kembali
67
Menginterogasi
68
Maaf ya readers
69
Hukuman
70
Pulang
71
Reyhan dan Friska
72
Reyhan dan Friska 2
73
Berawal Dari Pelukan
74
Sorry and I love You
75
Bolehkah?
76
Candu
77
Morning Mood
78
Family Time
79
Family Time 2
80
Makan Siang Bersama
81
Diantara Dua Lelaki
82
Kabar Bahagia
83
Kebahagiaan Kecil
84
Mantan Mertua
85
Tentang Sarah
86
Rasa Takut
87
Memastikan Sendiri
88
Luapan Emosi
89
Surprise Gagal
90
Kejutan Lagi
91
I Love You My Perfect Stranger
92
PENGUMUMAN PENTING!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!