Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar

Keesokan harinya,

Friska sedang membuat sarapan di dapur. Pagi ini dia memang bangun lebih awal untuk membuat sarapan, karena tidak ingin terlambat untuk pergi bersama Naura dan Tasya. Sesuai dengan janji mereka, pagi ini mereka akan mengunjungi Fabiyan's Corp. Saat sedang sibuk dengan kegiatan memasaknya, dia dikagetkan dengan kehadiran Ardigo yang tiba tiba

"Kenapa kamu membuat sarapan lebih awal?" tanya Ardigo. Dia terlihat baru bangun tidur lalu meraih gelas dan menuangkan air putih, kemudian menenggaknya

"Aku ada janji dengan temanku pagi ini"

"Kamu akan pergi kemana?"

"Aku ada urusan hari ini"

"Urusan apa?"

Mendengar pertanyaan Ardigo, sontak saja Friska menoleh ke belakang dengan mata menyipit

"Apa urusanmu?"

"Saya hanya bertanya!"

"Aku tidak ingin menjawabnya"

"Kamu akan pergi dengan pria yang bersamamu waktu itu?"

Friska semakin heran dengan pertanyaan Ardigo. Sebelumnya lelaki itu tidak pernah bertanya sebanyak ini kepadanya. Dia sedikit bingung, pria mana yang Ardigo maksud? namun tak lama kemudian, dia paham bahwa yang dimaksud pria itu adalah Rivan.

"Mas, bukankah sudah menjadi kesepakatan kita untuk tidak saling mencampuri urusan satu sama lain? jadi mari saling menjalankan kehidupan kita masing masing" ucap Friska

Ardigo tertohok dengan ucapan Friska, karena peraturan yang baru saja disebutkan oleh gadis itu merupakan peraturan yang dibuat olehnya. Dia seakan jatuh di lubang yang dia buat sendiri

"Saya hanya bertanya, jangan percaya diri dulu nona Friska. Saya bahkan tidak tertarik dengan kehidupanmu" balas Ardigo mencoba senormal mungkin. Padahal di dalam hatinya masih saja terganggu dengan pertanyaan tentang siapa dan kemana Friska akan pergi

"Baguslah, memang seharusnya seperti itu" ucap Friska kembali fokus dengan masakannya

"Tolong buatkan sarapan untuk saya juga!" ucap Ardigo pelan namun terdengar seperti perintah

Kali ini Friska tidak bisa menyembunyikan kerutan di dahinya. Dia terus bertanya tanya ada apa dengan Ardigo sebenarnya. Pasalnya pria yang dulu selalu menghina dan menolak masakannya, kini malah meminta dibuatkan sarapan

Dia kenapa? apa otaknya baik baik saja? kenapa dia berperilaku aneh sejak kemarin? batin Friska yang menatap bingung ke arah Ardigo

"Kenapa? kamu tidak mau? bukankah waktu itu kamu pernah mengatakan bahwa saya boleh menganggapmu sebagai pembantu atau pengasuh Vano? jadi saya pikir setidaknya saya harus memanfaatkan kehadiranmu disini" ucap Ardigo enteng. Friska memberikan tatapan tak sukanya kepada pria tampan itu, sedangkan Ardigo hanya memberikan tatapan tak berdosa

Sepertinya aku salah menduga, dia tidak berubah sama sekali. Masih tetap arogan dan kurang ajar. Batin Friska

Tanpa menjawab, Friska kembali membalikkan badan dan fokus dengan masakannya.

"Menambah pekerjaanku saja!" gumam Friska pelan yang masih ditangkap oleh indra pendengaran Ardigo. Dia hanya tersenyum tipis melihat punggung Friska, dapat dia pastikan gadis itu sedang kesal kepadanya.

Friska memang sedikit kesal dengan Ardigo, karena masakannya sudah hampir selesai dan pria itu malah meminta untuk dibuatkan sarapan juga. Itu berarti Friska terpaksa memasak yang baru untuknya, karena sebelumnya dia hanya memasak untuk porsi 2 orang

Ardigo lalu naik ke atas untuk bersiap siap dan juga membangunkan Vano.

Setelah selesai dengan menu sarapan, Friska kemudian masuk ke kamarnya untuk bersiap siap agar tidak terlambat.

Ardigo dan Vano menuruni tangga dengan penampilan yang rapi dan sempurna, seperti biasa. Mereka berdua berjalan menuju meja makan namun tidak mendapati Friska disana

"Tante Friska dimana, Pa?" tanya Vano ketika tidak mendapati orang yang biasa ditemuinya di dapur atau meja makan setiap pagi

"Papa juga tidak tau. Mungkin masih bersiap di kamarnya" balas Ardigo enteng. Mereka langsung duduk di meja makan belum berniat untuk memulai sarapan. Baik Vano maupun Ardigo sama sama terdiam, entah mengapa suasana terasa sedikit sepi ketika tidak ada sosok Friska disana

Tak lama kemudian Friska keluar dari kamarnya sambil menenteng tote bag berwarna coklat lalu meletakkannya di atas kursi

"Selamat pagi, Vano" sapa Friska riang

Seketika Vano terlihat kembali bersemangat saat melihat senyuman manis dari seseorang yang sudah ditunggunya sejak tadi. Dia bahkan bangkit dari duduknya lalu mendekati Friska yang masih berdiri di dekat meja. Dia memeluk kaki Friska sambil mendongakkan kepalanya

"Dari tadi Vano mencari tante. Biasanya setiap hari tante sudah ada disini" ucap Vano dengan ekspresi lucunya

Friska tersenyum lebar mendengar pengakuan Vano. Bocah itu mencarinya dan merasa kehilangan ketika tidak mendapatinya

"Jadi Vano merasa kehilangan ketika tidak mendapati tante disini?" goda Friska yang langsung dibalas anggukan kuat oleh Vano

Friska tertawa melihat kejujuran Vano. Bocah itu semakin hari semakin menggemaskan saja

"Maaf ya sayang, tadi tante sedang bersiap siap" balas Friska sambil mengelus rambut Vano yang sudah seperti kebiasaan baru untuknya

Sementara itu Ardigo lebih tertarik dengan penampilan Friska yang terlihat sangat rapi dan terkesan formal. Gadis itu mengenakan rok span selutut yang dipadukan dengan kemeja putih dan dimasukkan ke dalam. Terdapat pita yang lumayan besar di bagian bawah kerahnya yang menutupi dada Friska. Rambut panjangnya tergerai dengan indah dan membentuk gelombang di bagian tengah hingga ke bawah. Terlihat sangat feminim dan cantik, sangat berbeda dari penampilan Friska biasanya yang terkesan santai dan terlihat seperti remaja

Dia akan pergi kemana? kenapa rapi sekali? Ardigo sibuk menebak nebak kemana Friska akan pergi. Dia ingin bertanya tapi dia yakin Friska tidak akan menjawab, seperti tadi pagi

"Tante mau kemana?" tanya Vano melihat penampilan Friska yang berbeda

Kau yang terbaik, Son! Papa bangga padamu. Batin Ardigo karena Vano telah mewakilkan pertanyaannya

"Tante akan pergi untuk mengajukan lamaran magang, sayang" balas Friska lembut

Lihatlah, ketika Vano yang bertanya dia langsung menjawab dengan benar. Batin Ardigo kesal

"Itu apa tante?"

"Jadi tante akan pergi ke sebuah perusahaan dan meminta agar diterima bekerja disana untuk sementara, hanya 1 bulan saja. Disana tante akan belajar bagaimana cara bekerja yang benar dan masih banyak lagi" balas Friska menjelaskan dengan sabar

"Tante akan ke perusahaan Papa?" tanya Vano polos

"Bukan, sayang" balas Friska cepat. Dia bahkan tidak teringat dengan sang suami yang juga punya perusahaan

"Kenapa tidak di perusahaan Papa saja tante? pasti tante langsung diterima"

"Emm... Oh iya ayo sarapan dulu, nanti Vano terlambat" ucap Friska mengalihkan pembicaraan

Ardigo yang sejak tadi mendengarkan obrolan keduanya langsung sibuk dengan fikirannya sendiri

Dia akan mengajukan lamaran magang kemana? batin Ardigo penasaran

"Kamu mau kopi, teh, atau susu, Mas?" tanya Friska

"Kopi saja"

Friska kemudian membalikkan tubuhnya lalu masuk ke dapur untuk membuat minuman mereka. Setelah selesai, dia kembali dengan membawa nampan yang berisi 2 gelas susu dan segelas kopi untuk Ardigo. Friska meletakkan ke atas meja lalu menarik kursi untuk mulai sarapan

Ardigo merasakan perasaan hangat mengalir di hatinya. Dia merasa seperti memiliki keluarga yang utuh dan sempurna. Meskipun Friska adalah sosok yang selalu menyebalkan dan sering terkesan galak kepadanya, tapi gadis itu tetap melayaninya dengan baik. Ardigo melirik sekilas ke arah Friska, sejenak dia mengagumi gadis itu. Di umurnya yang terbilang muda, dia bisa menjadi sosok yang dewasa khususnya untuk Vano, putranya. Vano bisa bermanja layaknya kepada ibunya sendiri. Dan entah sejak kapan, dia mulai menyukai ketika melihat interaksi hangat antara Friska dan Vano. Selain itu, Friska juga mampu melayaninya layaknya seorang istri yang baik.

Ardigo kembali melanjutkan sarapannya dengan khidmat. Rasa masakan Friska sangat pas di lidahnya, sehingga membuat mood nya langsung bagus pagi ini

To be continued.

Terpopuler

Comments

Rose Reea

Rose Reea

wkwkwkkw

2024-05-05

1

Hartaty

Hartaty

otw bucin nih

2024-04-24

1

Iftina rafifa Assyabiya

Iftina rafifa Assyabiya

ceritamu bagus thor, kayanya hbis nih mau baca yng lain jg..

2024-04-06

3

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Wanita Asing
2 Kehidupan Baru
3 Aku Sudah Menikah, Kak
4 Sabar Friska, Sabar..
5 Curhatan Vano
6 Rumah Sakit
7 Permohonan Friska
8 Kemarahan Friska
9 VISUAL
10 1 tahun
11 Mulai Berteman
12 Manusia Menyebalkan
13 Ke Rumah Mama
14 Masa Lalu
15 Maaf, Saya Tidak Sengaja
16 Tumben
17 Kedatangan Felicya
18 Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19 Menarik
20 Perayaan Pertemanan
21 Mama
22 Siapakah Lelaki Itu?
23 Kesal
24 Sopir Baru
25 Tidak Jadi Mengagumi
26 Sedikit Iri
27 Bebek Goreng
28 Bertemu Kembali
29 Kehangatan Keluarga
30 Kehangatan Keluarga Part 2
31 Hari Pertama Magang
32 Bertemu CEO
33 Pendamping Hebat
34 Adik Vano
35 Mengunjungi Kafe
36 Obrolan Menegangkan
37 Ada Apa Dengan Mereka?
38 Sakit Tapi Bahagia
39 Office Girl dan Friska
40 Lembur di Kafe
41 Pertengkaran
42 Menyesal
43 Sarapan
44 Kedatangan Heri
45 Perlu Berbicara
46 Permintaan Maaf
47 Kegagalan Berbuah Manis
48 Pengakuan
49 Perhatian itu
50 Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51 Kesedihan Vano
52 Pelajaran Untuk Vano
53 Permintaan Ardigo
54 Cemas
55 Dokter
56 Jahil
57 Permintaan Vano
58 Dibatalkan Sepihak
59 Dikunjungi Sahabat
60 Rencana
61 Sikap Aneh
62 Tragedi
63 Kenyataan
64 Harapan
65 Serangan Mendadak
66 Kembali
67 Menginterogasi
68 Maaf ya readers
69 Hukuman
70 Pulang
71 Reyhan dan Friska
72 Reyhan dan Friska 2
73 Berawal Dari Pelukan
74 Sorry and I love You
75 Bolehkah?
76 Candu
77 Morning Mood
78 Family Time
79 Family Time 2
80 Makan Siang Bersama
81 Diantara Dua Lelaki
82 Kabar Bahagia
83 Kebahagiaan Kecil
84 Mantan Mertua
85 Tentang Sarah
86 Rasa Takut
87 Memastikan Sendiri
88 Luapan Emosi
89 Surprise Gagal
90 Kejutan Lagi
91 I Love You My Perfect Stranger
92 PENGUMUMAN PENTING!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kedatangan Wanita Asing
2
Kehidupan Baru
3
Aku Sudah Menikah, Kak
4
Sabar Friska, Sabar..
5
Curhatan Vano
6
Rumah Sakit
7
Permohonan Friska
8
Kemarahan Friska
9
VISUAL
10
1 tahun
11
Mulai Berteman
12
Manusia Menyebalkan
13
Ke Rumah Mama
14
Masa Lalu
15
Maaf, Saya Tidak Sengaja
16
Tumben
17
Kedatangan Felicya
18
Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19
Menarik
20
Perayaan Pertemanan
21
Mama
22
Siapakah Lelaki Itu?
23
Kesal
24
Sopir Baru
25
Tidak Jadi Mengagumi
26
Sedikit Iri
27
Bebek Goreng
28
Bertemu Kembali
29
Kehangatan Keluarga
30
Kehangatan Keluarga Part 2
31
Hari Pertama Magang
32
Bertemu CEO
33
Pendamping Hebat
34
Adik Vano
35
Mengunjungi Kafe
36
Obrolan Menegangkan
37
Ada Apa Dengan Mereka?
38
Sakit Tapi Bahagia
39
Office Girl dan Friska
40
Lembur di Kafe
41
Pertengkaran
42
Menyesal
43
Sarapan
44
Kedatangan Heri
45
Perlu Berbicara
46
Permintaan Maaf
47
Kegagalan Berbuah Manis
48
Pengakuan
49
Perhatian itu
50
Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51
Kesedihan Vano
52
Pelajaran Untuk Vano
53
Permintaan Ardigo
54
Cemas
55
Dokter
56
Jahil
57
Permintaan Vano
58
Dibatalkan Sepihak
59
Dikunjungi Sahabat
60
Rencana
61
Sikap Aneh
62
Tragedi
63
Kenyataan
64
Harapan
65
Serangan Mendadak
66
Kembali
67
Menginterogasi
68
Maaf ya readers
69
Hukuman
70
Pulang
71
Reyhan dan Friska
72
Reyhan dan Friska 2
73
Berawal Dari Pelukan
74
Sorry and I love You
75
Bolehkah?
76
Candu
77
Morning Mood
78
Family Time
79
Family Time 2
80
Makan Siang Bersama
81
Diantara Dua Lelaki
82
Kabar Bahagia
83
Kebahagiaan Kecil
84
Mantan Mertua
85
Tentang Sarah
86
Rasa Takut
87
Memastikan Sendiri
88
Luapan Emosi
89
Surprise Gagal
90
Kejutan Lagi
91
I Love You My Perfect Stranger
92
PENGUMUMAN PENTING!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!