1 tahun

Jangan lupa like dan commentnya ya readers ku yang budiman 🍭

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, Friska masih setia dengan tumpukan buku dan laptopnya. Dia masih sedikit kesal dengan Ardigo, alhasil selama mengerjakan tugas di kamar, dia terus saja bergumam memaki pria itu dengan wajah yang dilipat.

"Huahh lelahnya. Lebih baik aku mandi dulu" gumam Friska lalu menutup laptopnya dan berniat untuk mandi. Dia sudah hampir menyelesaikan tugasnya, hanya perlu mengoreksi di beberapa bagian saja dan ia berniat melanjutkannya nanti malam

Setelah selesai mandi, Friska mengecek hp nya dan melihat pesan dari Tasya

Tasya 🐼

Besok ke kampus, Fris?

^^^Iya Sya, besok aku sudah mulai ke kampus^^^

Friska memang mengabari Tasya soal Vano yang sakit dan dia tidak bisa hadir ke kampus. Sebelum itu, dia juga sudah menceritakan tentang musibah pernikahan yang dialaminya. Tasya sangat terkejut dan marah saat itu karena Friska tidak memberitahunya sejak awal. Dan Friska menyembunyikan rahasia sebesar ini darinya. Friska meminta maaf dan membujuk sahabatnya tersebut hingga kemarahan Tasya bisa mereda

Setelah membalas pesan Tasya, Friska melangkahkan kakinya ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri dan juga Vano. Ardigo tidak termasuk dalam list yang mendapat jatah makan malam ini.

Friska terlihat lincah memotong sayur seperti buncis dan wortel, malam ini dia akan membuat sop tahu dan juga ayam goreng kremes. Saat sedang memasak, dia merasakan ada seseorang yang mengawasi pergerakannya, rasa takut pun mulai menghampirinya. Takut bahwa itu bukanlah sosok manusia alias makhluk astral, dan juga takut jika ternyata itu adalah pencuri yang sedang mengawasinya. Tidak ingin berlama lama menahan rasa takutnya, dia pun memutuskan membalikkan badannya secara perlahan. Dan...

"Astaga!!" Friska sangat kaget mendapati seseorang yang ternyata memang mengawasi nya sejak tadi, orang itu adalah Ardigo

"Kenapa mas ada disini? kamu hampir membuatku jantungan" kesal Friska

"Loh memangnya saya tidak boleh berada di dapur saya sendiri?" balas Ardigo santai

"Ya tapi tidak begini juga. Setidaknya kamu bersuara, biar aku tau ada manusia lain disini" ujar Friska dengan wajah yang sangat kesal. Rasanya kekesalannya terhadap Ardigo semakin menumpuk saja. Namun pria itu tidak menggubrisnya

Friska kembali fokus dengan masakannya. Dia sangat malas melihat wajah Ardigo saat ini

"Kamu sedang masak apa?" tanya Ardigo membuka percakapan setelah sempat hening cukup lama

"Mas, sebenarnya ada apa kamu kesini? aku justru takut melihat kamu dekat dekat seperti ini" tanya Friska menyuarakan pikirannya sejak tadi

"Kalau yang kamu takutkan aku akan melakukan sesuatu kepada Vano, sumpah demi apapun aku tidak pernah punya niat jahat seperti itu. Jadi tolong berhenti mengawasiku" lanjut Friska negatif thinking

Ardigo yang mendengarnya hanya memasang wajah datar kemudian berlalu menuju meja makan tanpa membalas perkataan Friska. Dari tempat duduknya, dia bisa melihat Friska yang telaten dalam mengerjakan pekerjaannya. Adapun tujuan awalnya menemui Friska ialah untuk meminta maaf dan mengatakan terimakasih untuk makanan yang sudah dimakannya tadi siang.

Ardigo sibuk berperang dengan batinnya saat akan mengucapkan kata maaf. Dia terus menimbang nimbang apakah harus meminta maaf dan mengatakan terimakasih atau tidak. Sampai kedatangan Friska yang meletakkan hasil masakannya ke atas meja sukses membuat Ardigo tersentak dari lamunannya

"Ini makanan untuk Vano" ucap Friska dingin sambil meletakkan piring berisi nasi dan ayam goreng di atasnya serta semangkuk kecil sop tahu.

Friska kemudian mengisi nasi ke piringnya bersiap untuk makan tanpa berniat mengajak Ardigo. Pria itu bersiap akan membawa makanan Vano ke kamarnya, namun dia menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Friska

"Terimakasih" ucap Ardigo dengan kaku. Friska yang mendengar nya cukup kaget namun bersikap biasa saja lalu menganggukkan kepala nya

"sama sama"

"Nanti saya mau bicara sama kamu"

"Okey"

Ardigo melanjutkan langkahnya setelah mendengar jawaban Friska

Dia mau berbicara apa ya? kenapa aku jadi penasaran.  Batin Friska namun ia menepis pikirannya dan melanjutkan makan malamnya

Setelah selesai makan, Friska membersihkan meja dan peralatan makannya. Saat sudah selesai, dia teringat dengan ucapan Ardigo yang ingin berbicara dengannya. Friska melangkahkan kakinya menuju ruang tengah apartemen dan mendapati Ardigo yang sedang memainkan ponselnya disana

"Mau bicara apa?" tanya Friska to the point sesaat setelah duduk di hadapan pria tampan itu

Ardigo yang mendengar seseorang berbicara di depannya langsung meletakkan ponselnya dan mengarahkan atensinya kepada Friska. Ia berdehem sebentar sebelum memulai pembicaraan

"Saya mau minta maaf soal tadi siang" ujar Ardigo pelan namun terkesan kaku

Ck, minta maaf gaya apa itu. Friska mencibir dalam hatinya

"Iya" balasan singkat dari Friska membuat Ardigo sedikit tidak enak

"Maafkan saya karena sudah berprasangka buruk kepada kamu" tambah Ardigo dengan sedikit nada lembut

"Sudah aku maafkan, mas" balas Friska seadanya

"Dan... terimakasih untuk makanannya"

Apa itu berarti dia memakannya? Batin Friska sedikit terkejut

"sama sama"

"Friska.."

"Ya?"

"saya juga mau membicarakan tentang pernikahan ini"

Friska menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Ardigo. Namun dia tetap diam dan memberikan waktu kepada pria itu untuk melanjutkan ucapannya. Karena memang sudah seharusnya mereka membicarakan masalah ini, tidak mungkin pernikahan ini akan berlanjut selamanya.

"Saya ingin membuat perjanjian untuk pernikahan ini. Saya menikahi kamu untuk bertanggung jawab atas nama baik saya dan keluarga saya. Jadi saya rasa setelah pandangan publik tidak lagi menyorot saya, maka kita bisa berpisah" ujar Ardigo tegas

"Berapa lama?"

"Maksud kamu?"

"Berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai publik tidak lagi menyorot kehidupan kamu? aku setuju, dengan begitu aku bisa lepas dari sini" balas Friska yakin

"Saya belum yakin, mungkin dalam hitungan bulan"

"Apa 3 bulan cukup?"

"Saya tidak ingin mengambil resiko. Saya pikir waktu satu tahun cukup. Jadi mereka tidak berpikir kalau ini pernikahan main main. Jadi kita akan berpisah setelah satu tahun"

"Okey aku setuju"

"Lakukan apapun sesukamu, dan anggap saja kita orang asing yang tinggal satu atap"

"Tenang saja, aku manusia yang tau diri kok" balas Friska sarkatis

"Baguslah kalau begitu. Saya tidak perlu repot repot membuat peraturan tertulis dalam pernikahan ini" balas Ardigo enteng

"Apa aku boleh meminta sesuatu?" ujar Friska

Ardigo tersenyum remeh mendapat pertanyaan dari Friska

Dia sudah mulai menunjukkan sifat aslinya. Batin Ardigo

"Katakan"

"Apa aku boleh berteman dengan Vano? maksudku, tolong izinkan aku dekat dengan Vano. Aku tidak punya teman disini, setidaknya ada Vano yang bisa menjadi temanku. Aku bersumpah aku bukan orang jahat" terlihat mata Friska memancarkan kesungguhannya

Ardigo mengernyitkan dahinya bingung karena permintaan Friska diluar dugaan nya. Ia berpikir Friska akan meminta uang ataupun harta miliknya, namun kenyataannya tidak.

"Baiklah, saya izinkan. Tapi jika terjadi sesuatu dengan Vano, kamu tidak punya kesempatan kedua" tegasnya

"Iya" Friska mengangguk mengerti

Ardigo mengeluarkan dompetnya dan mengambil sebuah kartu lalu menyodorkannya ke hadapan Friska

"Pakai ini untuk keperluan kamu. Bagaimanapun selama satu tahun ini kamu tetap istri saya" ujar Ardigo dingin tetap menunjukkan sisi tak tersentuh dalam dirinya

"Tidak perlu mas. Aku punya tabungan sendiri, lagipula aku juga bekerja"

"Itu urusan kamu, yang penting saya sudah memberikannya" balas Ardigo acuh lalu meletakkan kartu tersebut di atas meja

"Gunakan dengan baik, jangan pakai untuk hal hal yang tidak berguna" ujarnya lalu bangkit dan melenggang menuju kamarnya

Kamu pura pura menolak, padahal memang itu kan yang kamu mau? tck, semua perempuan itu sama saja. Gumam Ardigo sambil menaiki tangga menuju kamarnya

Friska yang kesal melihat kepergian pria itu langsung mengambil kartu tersebut dan berlalu ke kamarnya.

To be continued

Find me on instagram @nisaaayu_

Terpopuler

Comments

Praised94

Praised94

terima kasih......

2024-04-23

0

Memyr 67

Memyr 67

𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗱𝗶𝗴𝗼 𝗯𝗲𝗿𝗽𝗶𝗸𝗶𝗿 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗽𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗮𝗷𝗮, 𝗸𝗲𝗻𝗮𝗽𝗮 𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗲𝗿𝗽𝗶𝗸𝗶𝗿 𝗳𝗲𝗹𝘆𝗰𝗶𝗮 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗽𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗽𝗶𝗸𝗶𝗿𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗶𝘁𝘂? 𝗸𝗲𝗻𝗮 𝘀𝗮𝗻𝘁𝗲𝘁 𝗱𝗶𝗴𝗼? 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗽𝗶𝗸𝗶𝗿𝗮𝗻 𝗷𝗲𝗿𝗻𝗶𝗵 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗶𝗹𝗮𝗶 𝗳𝗲𝗹𝘆𝗰𝗶𝗮 𝘁𝗲𝗿𝘁𝘂𝘁𝘂𝗽?

2024-04-03

3

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

dasar. Ardigo edan🤭

2024-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Wanita Asing
2 Kehidupan Baru
3 Aku Sudah Menikah, Kak
4 Sabar Friska, Sabar..
5 Curhatan Vano
6 Rumah Sakit
7 Permohonan Friska
8 Kemarahan Friska
9 VISUAL
10 1 tahun
11 Mulai Berteman
12 Manusia Menyebalkan
13 Ke Rumah Mama
14 Masa Lalu
15 Maaf, Saya Tidak Sengaja
16 Tumben
17 Kedatangan Felicya
18 Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19 Menarik
20 Perayaan Pertemanan
21 Mama
22 Siapakah Lelaki Itu?
23 Kesal
24 Sopir Baru
25 Tidak Jadi Mengagumi
26 Sedikit Iri
27 Bebek Goreng
28 Bertemu Kembali
29 Kehangatan Keluarga
30 Kehangatan Keluarga Part 2
31 Hari Pertama Magang
32 Bertemu CEO
33 Pendamping Hebat
34 Adik Vano
35 Mengunjungi Kafe
36 Obrolan Menegangkan
37 Ada Apa Dengan Mereka?
38 Sakit Tapi Bahagia
39 Office Girl dan Friska
40 Lembur di Kafe
41 Pertengkaran
42 Menyesal
43 Sarapan
44 Kedatangan Heri
45 Perlu Berbicara
46 Permintaan Maaf
47 Kegagalan Berbuah Manis
48 Pengakuan
49 Perhatian itu
50 Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51 Kesedihan Vano
52 Pelajaran Untuk Vano
53 Permintaan Ardigo
54 Cemas
55 Dokter
56 Jahil
57 Permintaan Vano
58 Dibatalkan Sepihak
59 Dikunjungi Sahabat
60 Rencana
61 Sikap Aneh
62 Tragedi
63 Kenyataan
64 Harapan
65 Serangan Mendadak
66 Kembali
67 Menginterogasi
68 Maaf ya readers
69 Hukuman
70 Pulang
71 Reyhan dan Friska
72 Reyhan dan Friska 2
73 Berawal Dari Pelukan
74 Sorry and I love You
75 Bolehkah?
76 Candu
77 Morning Mood
78 Family Time
79 Family Time 2
80 Makan Siang Bersama
81 Diantara Dua Lelaki
82 Kabar Bahagia
83 Kebahagiaan Kecil
84 Mantan Mertua
85 Tentang Sarah
86 Rasa Takut
87 Memastikan Sendiri
88 Luapan Emosi
89 Surprise Gagal
90 Kejutan Lagi
91 I Love You My Perfect Stranger
92 PENGUMUMAN PENTING!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kedatangan Wanita Asing
2
Kehidupan Baru
3
Aku Sudah Menikah, Kak
4
Sabar Friska, Sabar..
5
Curhatan Vano
6
Rumah Sakit
7
Permohonan Friska
8
Kemarahan Friska
9
VISUAL
10
1 tahun
11
Mulai Berteman
12
Manusia Menyebalkan
13
Ke Rumah Mama
14
Masa Lalu
15
Maaf, Saya Tidak Sengaja
16
Tumben
17
Kedatangan Felicya
18
Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19
Menarik
20
Perayaan Pertemanan
21
Mama
22
Siapakah Lelaki Itu?
23
Kesal
24
Sopir Baru
25
Tidak Jadi Mengagumi
26
Sedikit Iri
27
Bebek Goreng
28
Bertemu Kembali
29
Kehangatan Keluarga
30
Kehangatan Keluarga Part 2
31
Hari Pertama Magang
32
Bertemu CEO
33
Pendamping Hebat
34
Adik Vano
35
Mengunjungi Kafe
36
Obrolan Menegangkan
37
Ada Apa Dengan Mereka?
38
Sakit Tapi Bahagia
39
Office Girl dan Friska
40
Lembur di Kafe
41
Pertengkaran
42
Menyesal
43
Sarapan
44
Kedatangan Heri
45
Perlu Berbicara
46
Permintaan Maaf
47
Kegagalan Berbuah Manis
48
Pengakuan
49
Perhatian itu
50
Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51
Kesedihan Vano
52
Pelajaran Untuk Vano
53
Permintaan Ardigo
54
Cemas
55
Dokter
56
Jahil
57
Permintaan Vano
58
Dibatalkan Sepihak
59
Dikunjungi Sahabat
60
Rencana
61
Sikap Aneh
62
Tragedi
63
Kenyataan
64
Harapan
65
Serangan Mendadak
66
Kembali
67
Menginterogasi
68
Maaf ya readers
69
Hukuman
70
Pulang
71
Reyhan dan Friska
72
Reyhan dan Friska 2
73
Berawal Dari Pelukan
74
Sorry and I love You
75
Bolehkah?
76
Candu
77
Morning Mood
78
Family Time
79
Family Time 2
80
Makan Siang Bersama
81
Diantara Dua Lelaki
82
Kabar Bahagia
83
Kebahagiaan Kecil
84
Mantan Mertua
85
Tentang Sarah
86
Rasa Takut
87
Memastikan Sendiri
88
Luapan Emosi
89
Surprise Gagal
90
Kejutan Lagi
91
I Love You My Perfect Stranger
92
PENGUMUMAN PENTING!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!