Tumben

Pagi hari telah menyapa, dan pagi ini ada yang berbeda di apartemen mewah yang ditinggali oleh Ardigo, Friska, dan Vano tersebut. Suara tawa dan antusias terdengar mengalun indah dari arah dapur apartemen. Vano dan Friskalah yang menjadi tersangka kegaduhan tersebut.

Sesuai dengan janjinya tadi malam, pagi ini Friska pun berkutat di dapur untuk membuat sarapan dan bekal untuk Vano, karena hari ini dia sudah dibolehkan untuk sekolah oleh sang papa. Karena terlalu antusias, bahkan Vano pun rela bangun pagi pagi untuk ikut membantu Friska membuat bekalnya. Bocah itu begitu senang bisa ikut berpartisipasi dan berkreasi bersama Friska

"Nah nasinya Vano buat jadi bulatan seperti ini. Jangan terlalu besar yaa" ucap Friska sambil mencontohkan hasil buatannya kepada Vano

"siap, Tante!" balas Vano riang

Friska lalu mulai memasukkan nasi gorengnya ke dalam cetakan berbentuk setengah lingkaran dan menekannya hingga terbentuk sempurna. Lalu mulai menyusun makanannya ke dalam kotak bekal milik Vano. Hal pertama yang Friska masukkan adalah daun selada, lalu disusul dengan nasi goreng yang telah dicetaknya

"Vano taruh disini dan disini ya bulatan nasinya"

"Oke tante"

Setelah menyusun semuanya, Friska lalu memotong nori membentuk bulatan kecil menyerupai mata sebagai sentuhan akhirnya.

"Yeayyyy sudah jadii!!" teriak Vano girang. Sejujurnya, sejak lama momen seperti inilah yang diinginkan oleh bocah tampan tersebut. Melakukan segalanya termasuk berkreasi dalam membuat makanan bersama seseorang yang biasa disebut 'mama'. Tapi ia tidak seberuntung itu, hingga kini kehadiran Friska lah yang membuat impiannya itu bisa terwujud.

Friska tersenyum cerah melihat kebahagiaan Vano hanya karena hal kecil seperti ini.

Friska lalu mengalihkan pandangannya ke arah tangga dan mendapati Ardigo yang sedang menuruni tangga. Sesaat mata mereka beradu pandang dan Friska langsung memutus kontak mata tersebut

"Ada apa ini? Vano kelihatannya sangat senang, sampai terdengar ke atas suaranya" ujar Ardigo ikut senang melihat putranya yang bersemangat, sangat berbeda dari pagi pagi yang biasa dilewatinya berdua dengan Vano.

"Ini pa, bagus kan hasil buatan Vano dan tante Friska?" ucap Vano sambil menunjukkan kotak bekal yang sudah terisi penuh

Ardigo berdecak kagum melihat kotak bekal di atas meja. Dia harus mengakui kalau Friska memang hebat dalam memasak dan menyenangkan hati Vano.

"Wow bagus sekali. Vano hebat!" puji Ardigo yang langsung dibalas wajah cemberut oleh Vano

"Kenapa hanya Vano yang dibilang hebat? Vano kan sudah bilang ini hasil karya Vano dan Tante Friska. Malahan tante Friska yang memasak semuanya" celetuk Vano yang tidak terima karena sang ayah hanya memuji dirinya. Sepertinya bocah tersebut sudah mulai menunjukkan sikap perlindungan terhadap Friska

Ardigo sedikit heran dengan sikap Vano yang terlihat membela dan melindungi Friska. Biasanya Vano tidak pernah bersikap demikian terhadap siapapun. Apakah mungkin bocah tersebut sudah benar benar menyayangi dan menerima Friska?

"Ekhem iya, tante Friska juga hebat. Vano dan tante Friska sama-sama hebat" puji pria itu sedikit canggung. Sementara Friska terlihat biasa saja. Dia sedikit terharu dengan sikap Vano yang menunjukkan kepedulian terhadapnya

"Nahh itu baru benar" ujar Vano membenarkan ucapan sang ayah barusan

"Sekarang Vano sarapan dulu ya, biar tidak terlambat berangkat ke sekolah. Sini bekalnya biar tante tutup dulu" ucap Friska pelan lalu menarik kursi untuk tempat duduk Vano

"Okeyy, Tante" riang Vano. Bocah itu benar benar terlihat sangat bahagia pagi ini. Terbukti dari senyumnya yang terus terpampang dengan indah

Friska lalu membuatkan susu untuk Vano dan untuk dirinya sendiri. Dia tidak mempedulikan Ardigo yang kini sudah duduk di meja makan untuk menunggu Vano.

"Ini susu Vano. Dihabiskan ya.."

"Makasih, Tante"

Saat hendak duduk untuk sarapan, tiba tiba perasaan tidak enak meliputi hatinya. Dia tidak tega melihat Ardigo yang hanya duduk di hadapannya tanpa makan atau minum apapun. Sebenci apapun dia terhadap manusia di hadapannya ini, ia tetap memiliki hati nurani yang tidak bisa dibohongi

"Mas mau minum kopi? atau mau ikut sarapan bersama Vano?" ucap Friska menawarkan. Dia sudah mempersiapkan dirinya untuk menerima penolakan dari pria tampan itu. Friska melakukannya hanya untuk menghilangkan perasaan mengganjal di hatinya.

"Kopi saja" balas Ardigo dingin

Tumben dia menerima tawaranku. Batin Friska sambil mulai menyeduh kopi untuk sang suami

Setelah meletakkan kopi Ardigo, Friska langsung sarapan bersama Vano

"Selamat belajar, Sayang. Dihabiskan ya bekalnya.." ucap Friska sambil mengelus lembut rambut Vano ketika akan berangkat sekolah. Dia sengaja berlutut untuk mensejajarkan tingginya dengan Vano

"Pasti tante. Vano pergi dulu ya, dadah" balas Vano sambil mengecup kilas pipi Friska yang membuat Friska terkejut. Benar-benar seperti ibu dan anak

Kegiatan mereka berdua tidak luput dari pandangan Ardigo yang menatap  dengan tatapan tak terbaca

"Kami berangkat dulu" pamit Ardigo singkat tanpa ekspresi

"Hati hati"

Setelah melepas kepergian kedua lelaki tersebut, Friska membereskan semua peralatan makannya dan mulai membersihkan apartemen. Setelah itu dia bersiap siap untuk langsung ke kafe karena hari ini dia tidak memiliki jadwal ke kampus. Tapi sebelum itu, dia juga sudah mengumpulkan beberapa berkas yang dibutuhkan untuk melamar magang besok

Setibanya di kafe, Friska disambut hangat oleh pegawai yang lain

"Lagi libur, Fris?" sapa Dewi ramah. Karena Friska memang akan datang ke jafe dari pagi jika dia tidak ada jadwal kuliah atau kegiatan mendesak lainnya.

Friska dan Tasya memang mendapat perlakuan istimewa di kafe tersebut. Mereka bisa datang kapan saja mereka punya waktu. Rivan memaklumi Friska yang merupakan mahasiswa dengan segala kesibukannya, dan karena Tasya adalah sahabat Friska, maka dia juga mendapat perlakuan yang sama. Dan para pegawai tetap di kafe Rivan pun tidak mempermasalahkannya. Bahkan mereka saling mendukung dan menyayangi satu sama lain.

"Iya mbak, jadwal kuliahku sudah selesai. Hanya menunggu magang saja, rencana besok aku mau melamar magang dengan Tasya"

"Wahhh sudah mau magang saja ya Fris.." timpal Dina antusias

"Iya mbak. Doakan aku dan Tasya agar bisa diterima di tempat magang yang kita tuju besok"

"Pasti akan diterima. Aku yakin adik adikku akan langsung diterima di tempat magang itu" balas Dewi tersenyum hangat. Dia memang yang paling tua diantara mereka semua, tak heran jika mereka semua sangat manja kepada Dewi

"Terimakasih mbak Dewi ku" ucap Friska sambil memajukan bibirnya seperti melempar ciuman ke udara. Dewi dan Dina hanya tertawa melihat perilaku Friska. Sementara itu, Tasya belum datang karena dia sudah mengabari bahwa dia sedang di kampus untuk mengurus beberapa berkas yang dibutuhkan untuk lamaran magang besok

Setelah saling berbincang dan bercanda bersama, mereka semua mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Pengunjung sudah mulai memadati kafe sehingga mereka harus gesit dan tanggap dalam memberikan pelayanan

Dear my beloved readers,

bantu hargai karya aku dengan memberikan like, comment, dan vote nya ya. Karena setiap respon yang kalian berikan itu udah kayak suntikan semangat buat aku dalam menulis. See you in the next part 😊

Terpopuler

Comments

Hapsa Palilati

Hapsa Palilati

Bagus ceritanya,

2024-04-28

0

Praised94

Praised94

terima kasih........

2024-04-23

0

Sapna Anah

Sapna Anah

semangat KK dan sehat slalu

2024-04-11

6

lihat semua
Episodes
1 Kedatangan Wanita Asing
2 Kehidupan Baru
3 Aku Sudah Menikah, Kak
4 Sabar Friska, Sabar..
5 Curhatan Vano
6 Rumah Sakit
7 Permohonan Friska
8 Kemarahan Friska
9 VISUAL
10 1 tahun
11 Mulai Berteman
12 Manusia Menyebalkan
13 Ke Rumah Mama
14 Masa Lalu
15 Maaf, Saya Tidak Sengaja
16 Tumben
17 Kedatangan Felicya
18 Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19 Menarik
20 Perayaan Pertemanan
21 Mama
22 Siapakah Lelaki Itu?
23 Kesal
24 Sopir Baru
25 Tidak Jadi Mengagumi
26 Sedikit Iri
27 Bebek Goreng
28 Bertemu Kembali
29 Kehangatan Keluarga
30 Kehangatan Keluarga Part 2
31 Hari Pertama Magang
32 Bertemu CEO
33 Pendamping Hebat
34 Adik Vano
35 Mengunjungi Kafe
36 Obrolan Menegangkan
37 Ada Apa Dengan Mereka?
38 Sakit Tapi Bahagia
39 Office Girl dan Friska
40 Lembur di Kafe
41 Pertengkaran
42 Menyesal
43 Sarapan
44 Kedatangan Heri
45 Perlu Berbicara
46 Permintaan Maaf
47 Kegagalan Berbuah Manis
48 Pengakuan
49 Perhatian itu
50 Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51 Kesedihan Vano
52 Pelajaran Untuk Vano
53 Permintaan Ardigo
54 Cemas
55 Dokter
56 Jahil
57 Permintaan Vano
58 Dibatalkan Sepihak
59 Dikunjungi Sahabat
60 Rencana
61 Sikap Aneh
62 Tragedi
63 Kenyataan
64 Harapan
65 Serangan Mendadak
66 Kembali
67 Menginterogasi
68 Maaf ya readers
69 Hukuman
70 Pulang
71 Reyhan dan Friska
72 Reyhan dan Friska 2
73 Berawal Dari Pelukan
74 Sorry and I love You
75 Bolehkah?
76 Candu
77 Morning Mood
78 Family Time
79 Family Time 2
80 Makan Siang Bersama
81 Diantara Dua Lelaki
82 Kabar Bahagia
83 Kebahagiaan Kecil
84 Mantan Mertua
85 Tentang Sarah
86 Rasa Takut
87 Memastikan Sendiri
88 Luapan Emosi
89 Surprise Gagal
90 Kejutan Lagi
91 I Love You My Perfect Stranger
92 PENGUMUMAN PENTING!
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Kedatangan Wanita Asing
2
Kehidupan Baru
3
Aku Sudah Menikah, Kak
4
Sabar Friska, Sabar..
5
Curhatan Vano
6
Rumah Sakit
7
Permohonan Friska
8
Kemarahan Friska
9
VISUAL
10
1 tahun
11
Mulai Berteman
12
Manusia Menyebalkan
13
Ke Rumah Mama
14
Masa Lalu
15
Maaf, Saya Tidak Sengaja
16
Tumben
17
Kedatangan Felicya
18
Masih Tetap Arogan dan Kurang Ajar
19
Menarik
20
Perayaan Pertemanan
21
Mama
22
Siapakah Lelaki Itu?
23
Kesal
24
Sopir Baru
25
Tidak Jadi Mengagumi
26
Sedikit Iri
27
Bebek Goreng
28
Bertemu Kembali
29
Kehangatan Keluarga
30
Kehangatan Keluarga Part 2
31
Hari Pertama Magang
32
Bertemu CEO
33
Pendamping Hebat
34
Adik Vano
35
Mengunjungi Kafe
36
Obrolan Menegangkan
37
Ada Apa Dengan Mereka?
38
Sakit Tapi Bahagia
39
Office Girl dan Friska
40
Lembur di Kafe
41
Pertengkaran
42
Menyesal
43
Sarapan
44
Kedatangan Heri
45
Perlu Berbicara
46
Permintaan Maaf
47
Kegagalan Berbuah Manis
48
Pengakuan
49
Perhatian itu
50
Cinta atau Perasaan Terbiasa?
51
Kesedihan Vano
52
Pelajaran Untuk Vano
53
Permintaan Ardigo
54
Cemas
55
Dokter
56
Jahil
57
Permintaan Vano
58
Dibatalkan Sepihak
59
Dikunjungi Sahabat
60
Rencana
61
Sikap Aneh
62
Tragedi
63
Kenyataan
64
Harapan
65
Serangan Mendadak
66
Kembali
67
Menginterogasi
68
Maaf ya readers
69
Hukuman
70
Pulang
71
Reyhan dan Friska
72
Reyhan dan Friska 2
73
Berawal Dari Pelukan
74
Sorry and I love You
75
Bolehkah?
76
Candu
77
Morning Mood
78
Family Time
79
Family Time 2
80
Makan Siang Bersama
81
Diantara Dua Lelaki
82
Kabar Bahagia
83
Kebahagiaan Kecil
84
Mantan Mertua
85
Tentang Sarah
86
Rasa Takut
87
Memastikan Sendiri
88
Luapan Emosi
89
Surprise Gagal
90
Kejutan Lagi
91
I Love You My Perfect Stranger
92
PENGUMUMAN PENTING!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!