Bab Empat Belas

Syifa langsung menuju kamar adiknya ketika baru sampai di rumah. Dia tadi bertanya dengan supir keluarga, apa yang dilakukan sang adik dalam perjalanan pulang. Awalnya Pak Kadir tidak mau mengatakan apa pun, mungkin di larang Anin.

Tidak habis akal, Syifa membujuk dengan berbagai cara. Akhirnya Pak Kadir mau mengatakan, jika adiknya menangis sepanjang perjalanan.

Saat masuk ke kamar, dia melihat adiknya telah terlelap. Tak ingin mengganggu, Syifa hanya mengecup dahinya.

Jika ditanya, apakah Syifa tidak menyayangi Hana? Dia sayang pada wanita itu, tapi rasa sayangnya jauh lebih besar pada Anin. Dari kecil, dia tak pernah rela jika ada yang membuat sang adik menangis atau bersedih.

"Dek, jika ada masalah, aku harap kamu mau membaginya. Jangan di pendam saja. Masalah itu tak akan pernah selesai jika hanya dibawa diam," gumam Syifa sambil mengusap rambut adiknya. Kembali dia mengecup pipi sang adik sebelum pergi dari kamar.

**

Pagi ini Ghibran beserta anak dan istrinya sedang menyantap nasi goreng buatan Aisha. Semuanya tampak lahap memakan masakan sang mami. Semua diam, menikmati sarapan.

"Mas, kenapa Hana tidak menginap di rumah ini saja?" tanya Aisah. Tidak biasanya sang adik lebih memilih menginap di hotel dari pada di rumah mereka.

"Mungkin mereka ingin menikmati waktu berdua saja, tanpa ada gangguan," jawab Ghibran.

Syifa yang sedang menyuapi putranya memandangi sang adik. Dia yakin semua ini ada hubungan dengan Anin. Kemarin dia sempat melihat sang adik bicara berdua dengan Hana di taman belakang.

"Saat masih pengantin baru saja mereka menginap," balas Aisha lagi.

"Saat itu mereka mungkin masih malu, sekarang ini sudah semakin dekat, dan tak mau ada yang menggangu," ucap Ghibran lagi.

Aisha lalu melirik ke arah sang putri. Antara Hana dan Anin biasanya tak ada hal yang ditutupi.

"Sayang, apa kamu tahu alasan aunti tidak mau menginap?" tanya Aisha.

Pertanyaan sang mami membuat Anin terkejut. Dia sampai tersedak. Syifa lalu memberikan air putih.

"Sayang, makan itu jangan terburu-buru. Tersedak'kan jadinya!" seru Aisha.

Anin menarik napas dalam. Mengangkat wajahnya yang tadi tertunduk.

"Aku nggak tahu, Mi. Aunty tidak ada cerita," jawab Anin. Gadis itu cepat-cepat menyelesaikan sarapannya dan pamit kembali ke kamar.

Di dalam kamarnya, Anin mengambil koper dan mulai menyusun pakaian yang akan dia bawa. Hampir seluruh baju dia masukan.

Syifa yang telah selesai memberi Yusuf sarapan, meminta sang suami menjaganya. Alasan Syifa, ingin membantu Anin berkemas.

Setelah mengetuk pintu, dia masuk melihat sang adik menyusun pakaian yang banyak, Syifa jadi heran dan penuh tanda tanya.

"Kenapa kamu membawa banyak pakaian, Dek?" tanya Syifa.

"Aku akan menetap di kota itu hingga lulus kedokteran. Mungkin tidak akan pulang hingga tiga tahun mendatang," jawab Anin sambil terus menyusun barang miliknya.

"Tiga tahun tidak akan pulang?" tanya Syifa dengan raut wajah kaget bercampur keheranan.

"Betul, Kak. Aku hanya akan kembali ke sini setelah mendapat gelar dokter. Jangan kangen aku, ya!" ucap Anin dengan suara serak menahan air mata.

Dia telah mencoba menahan sebak di dada. Menahan agar air mata tak tumpah, tapi percuma. Membayangkan meninggalkan rumah ini untuk tiga atau mungkin empat tahun ke depan itu bukanlah hal yang mudah. Namun, harus dilakukan demi janjinya pada Hana.

Syifa mendekati adiknya. Dia tahu ada sesuatu yang disembunyikan gadis itu. Tidak mungkin dia pergi selama itu tanpa pulang.

"Apakah ini ada hubungannya dengan Hana?" tanya Syifa.

"Tidak ada hubungannya dengan aunty Hana. Aku ingin cepat mendapat gelar dokter. Jadi saat liburan akan mengambil semester pendek, agar cepat selesai kuliahnya," jawab Anin.

Sakit rasanya jika mengingat ucapan Hana kemarin. Dia juga manusia biasa yang memiliki rasa marah dan kecewa. Dari kemarin Anin bertanya pada dirinya, apakah semua yang Hana alami itu adalah salahnya? Kenapa dia yang harus pergi menjauh?

"Pasti Hana yang meminta kamu pergi menjauh dari Shabir. Hana telah tahu tentang perasaan Shabir padamu? Begitu'kan?" tanya Syifa.

Anin tidak menjawab pertanyaan sang kakak. Dia masih terus berkemas. Melihat reaksi sang adik dia tahu jawabannya.

"Aku harus bicara pada Hana. Dia tak bisa meminta kamu menjauh. Jika dia takut, Shabir tidak bisa melupakan cintanya padamu, seharusnya dia bawa suaminya pergi jauh, bukannya justru meminta kamu yang menjauh. Kamu juga korban di sini!" ucap Syifa sedikit emosi.

Anin membekap mulut sang kakak. Takut suara wanita itu terdengar hingga ke telinga papi dan maminya. Masalah akan bertambah besar jika semua ikut terlibat.

"Kak, suaranya di jaga. Nanti papi dan mami dengar. Aku tak mau menambah beban pikiran mereka. Pasti mereka akan sedih jika tahu semua ini," balas Anin.

Syifa menarik napas dalam. Mencoba meredakan emosi yang sedang memuncak. Dia tidak terima dengan sikap Hana.

"Biar saja papi dan mami tahu, jika wanita yang sebenarnya Gus Shabir cintai itu kamu bukan Hana. Dia menerima lamaran itu karena berpikir Papi datang meminangnya untuk kamu, Dek."

"Kak, jadi aunty Hana juga tidak mudah. Menikah tapi tak di anggap. Biarlah aku yang mengalah. Aku lebih mudah melupakan semuanya. Karena kami belum sempat berhubungan sedangkan Aunty Hana telah menikah dan terikat ikatan suci itu. Aku juga telah mulai melupakan semuanya. Mungkin takdir Gus Shabir memang bukan untukku," balas Anin.

Anin lalu merapatkan lagi tubuhnya mendekati sang kakak. Menggenggam tangannya.

"Kak, merelakan itu harus belajar ikhlas, belajar mengerti bahwa apa yang kita lepaskan semua untuk kebaikan.Terkadang, hal terbaik yang bisa kamu lakukan untuk seseorang yang kamu cintai adalah melepaskannya. Bebaskan ia. Doakan kebahagiaan untuknya dan bebaskan ia. Bebaskan dirimu. Allah pasti menempatkan seseorang di hidupmu karena sebuah alasan. Dan jika kamu kehilangannya maka itu karena sebuah alasan yang lebih baik," ucap Anin.

"Maafkan, Kakak," balas Syifa. Dia lalu memeluk sang adik erat, seolah memberikan kekuatan pada gadis itu.

Jika saja Anin tidak melarang, dia pasti akan menemui Hana, melabrak aunty-nya itu. Syifa sebenarnya masih belum bisa menerima permintaan wanita itu. Kenapa harus Anin yang menjauh, bukan dia dan suaminya saja? Tanyanya dalam hati.

Di luar dugaan, ternyata Aisha mendengar obrolan mereka. Tubuhnya terasa lemah mendengar semua itu. Tanpa dia sadari, dia dan suaminya yang telah mematahkan hati putri mereka.

...----------------...

Selamat Pagi semuanya. Sambil menunggu novel ini update bisa mampir ke novel teman mama dibawah ini. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

ꪶꫝ༄༅⃟𝐐MD𝕿𝖎𝖌𝖊𝖗⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽

ꪶꫝ༄༅⃟𝐐MD𝕿𝖎𝖌𝖊𝖗⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽

sudah tulisan author 🤭

2024-04-21

0

Neulis Saja

Neulis Saja

semuanya salah tapi itu adalah takdir Allah sdh menentukan seperti itu agar kita bisa belajar dari kejadian ini utk Anin dan Shabir cintalah sekedarnya jgn melebihi cintanya kpd Allah dan utk kedua org tua kenapa kedua belah pihak tidak saling menanyakan siapa yg melamar dan dilamar ambil hikmahnya utk always patient

2024-02-14

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

sebetulnya bukan salah Aisha dan Ghibran juga sih, tapi Shabir yang uda terlalu cepat ambil keputusan

2023-12-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima.
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Bab Tujuh Puluh Empat
75 Bab Tujuh Puluh Lima
76 Bab Tujuh Puluh Enam
77 Bab Tujuh Puluh Tujuh
78 Bab Tujuh Puluh Delapan
79 Bab Tujuh Puluh Sembilan
80 Bab Delapan Puluh
81 Bab Delapan Puluh Satu
82 Bab Delapan Puluh Dua
83 Bab Delapan Puluh Tiga
84 Bab Delapan Puluh Empat
85 Bab Delapan Puluh Lima
86 Bab Delapan Puluh Enam
87 Bab Delapan Puluh Tujuh
88 Novel SALAHKAH AKU TURUN RANJANG
89 Bab Delapan Puluh Delapan
90 Bab Delapan Puluh Sembilan
91 Bab Sembilan Puluh
92 Bab Sembilan Puluh Satu
93 Bab Sembilan Puluh Dua
94 Bab Sembilan Puluh Tiga
95 Bab Sembilan Puluh Empat
96 Bab Sembilan Puluh Lima
97 Bab Sembilan Puluh Enam
98 Bab Sembilan Puluh Tujuh
99 Promo novel terbaru
100 Novel Paman, I Love You
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima.
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Bab Tujuh Puluh Empat
75
Bab Tujuh Puluh Lima
76
Bab Tujuh Puluh Enam
77
Bab Tujuh Puluh Tujuh
78
Bab Tujuh Puluh Delapan
79
Bab Tujuh Puluh Sembilan
80
Bab Delapan Puluh
81
Bab Delapan Puluh Satu
82
Bab Delapan Puluh Dua
83
Bab Delapan Puluh Tiga
84
Bab Delapan Puluh Empat
85
Bab Delapan Puluh Lima
86
Bab Delapan Puluh Enam
87
Bab Delapan Puluh Tujuh
88
Novel SALAHKAH AKU TURUN RANJANG
89
Bab Delapan Puluh Delapan
90
Bab Delapan Puluh Sembilan
91
Bab Sembilan Puluh
92
Bab Sembilan Puluh Satu
93
Bab Sembilan Puluh Dua
94
Bab Sembilan Puluh Tiga
95
Bab Sembilan Puluh Empat
96
Bab Sembilan Puluh Lima
97
Bab Sembilan Puluh Enam
98
Bab Sembilan Puluh Tujuh
99
Promo novel terbaru
100
Novel Paman, I Love You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!