Bab Sembilan

Kampus kedokteran itu selalu ramai, dan tak terkecuali pada hari itu. Anin, mahasiswi semester satu, sedang sibuk dengan berbagai kegiatan di kampus. Ia merupakan seorang yang aktif dan tertarik dengan berbagai kegiatan kampus. Hari itu, ia memiliki jadwal yang cukup padat dengan acara-acara yang menarik.

Anin pertama kali menuju ke laboratorium anatomi. Di sana, ia akan mengikuti praktikum yang sangat menarik tentang sistem saraf. Ia bertemu dengan teman-teman praktikumnya, Lia dan Roni, yang juga tampak semangat. Mereka saling memberi semangat satu sama lain sambil mencari tempat duduk di ruangan yang sudah hampir penuh.

"Anin, apakah kamu sudah menghafal semua nama struktur saraf di otak?" tanya Lia sambil tersenyum.

Anin menggelengkan kepala dengan lesu, "Belum semua, Lia. Tapi aku sudah mencoba semaksimal mungkin."

"Tenang saja, kita akan belajar bersama-sama di sini. Ayo kita berusaha sebaik mungkin," kata Roni dengan semangat.

Praktikum dimulai, dan mereka langsung asyik membuka buku dan mencatat penjelasan dari asisten dosen. Anin merasa senang bisa belajar tentang anatomi saraf, meskipun cukup menantang.

Setelah praktikum selesai, Anin melanjutkan perjalanannya ke ruang seminar. Hari itu, ada seorang dokter yang datang memberikan kuliah tamu tentang perkembangan medis terkini dalam bidang bedah. Seminar ini sangat penting bagi Anin karena ia tertarik dengan bedah dan bermimpi menjadi seorang ahli bedah di masa depan.

Di ruang seminar, Anin bertemu dengan teman-teman sekelasnya. Mereka duduk berbaris sambil menunggu kuliah tamu dimulai. Rasa antusias meluap dalam diri Anin, ia tak sabar untuk mendengarkan pengetahuan baru dari dokter yang ahli tersebut.

"Kamu sudah baca artikel yang dia tulis, Anin?" tanya Riri, teman sekelas Anin.

Anin menggelengkan kepala, "Belum, Riri. Tapi aku sangat tertarik dengan topik ini. Semoga bisa mendapatkan wawasan baru."

Kuliah tamu dimulai, dan Anin terpaku mendengarkan penjelasan sang dokter. Ia mencatat dengan cermat, mencoba menyerap semua informasi yang diberikan. Setelah kuliah tamu selesai, Anin merasa sangat terinspirasi dan semakin yakin dengan pilihannya untuk menjadi ahli bedah.

Setelah kuliah tamu, Anin kembali ke ruang kuliah untuk mengikuti mata kuliah fisologi. Ketika ia masuk kelas, ia bertemu dengan teman sekelasnya, Fauzan.

"Hei Anin, apa kabar? Siap untuk kuliah fisio yang menantang hari ini?" tanya Fauzan dengan senyum lebar.

Anin menghela napas, "Iya, Fauzan. Rasanya ini mata kuliah yang paling sulit untukku. Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin."

Fauzan memberikan semangat, "Ayo Anin, kita bisa melalui ini bersama-sama. Jangan menyerah!"

Mereka duduk bersama di belakang kelas, siap untuk mengikuti kuliah fisologi. Meskipun sulit, Anin terus mencoba untuk memahami materi yang diajarkan oleh dosen. Ia aktif mengajukan pertanyaan dan mencatat penjelasan yang disampaikan oleh dosen.

Setelah kuliah selesai, Anin bertemu dengan teman sekelasnya, Rama, di kantin kampus. Mereka memutuskan untuk makan siang bersama dan mengobrol sejenak.

"Anin, kamu lihat tidak? Ada pameran kesehatan di depan gedung utama. Kita harus pergi ke sana," kata Rama sambil menunjuk ke arah pameran.

Anin melihat ke arah pameran dan tertarik, "Tentu, Rama! Ayo kita pergi berkeliling dan melihat-lihat."

Mereka berjalan ke pameran dan melihat berbagai stan yang menarik. Ada stan yang membahas tentang pentingnya gaya hidup sehat, menyediakan konsultasi kesehatan oleh dokter, serta stan yang menjual buku-buku kedokteran. Anin merasa senang bisa memperoleh informasi dan memperluas pengetahuannya melalui pameran ini.

Setelah menghabiskan waktu di pameran kesehatan, Anin kembali ke kampus. Ia duduk di lorong sambil menelpon keluarganya. Ia bercerita tentang hari-harinya di kampus, pembelajaran yang menarik, dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dia ikuti.

"Kamu tampak sangat sibuk, Anin. Sepertinya kamu menikmati waktu di kampus," kata Aisha dengan bangga. Anin banyak berubah, sejak kuliah dia lebih terbuka dalam pergaulan.

Anin tersenyum, "Iya, Mami. Aku sangat menikmati setiap kegiatan di kampus. Aku bersemangat untuk belajar dan menjadi seorang dokter yang baik."

Hari itu, Anin merasa betapa beruntungnya dirinya bisa belajar di kampus kedokteran. Dari praktikum anatomi hingga kuliah tamu, ia telah mendapatkan banyak pelajaran baru dan semakin meyakini mimpi dan tujuannya untuk menjadi seorang ahli bedah.

***

Tak terasa dua bulan telah berlalu sejak pernikahan Gus Shabir dan Hana. Gadis itu sengaja mengikuti semua kegiatan di kampus untuk dapat melupakan pria itu.

Anin baru saja pulang dari kampus. Dia langsung menuju kamarnya di kost-an. Jika gadis yang lain sehabis kuliah pergi jalan-jalan, tidak dengan Anin. Dia lebih suka tidur sambil membaca buku.

Gadis itu ke kampus dengan menggunakan motor. Awalnya Ghibran sangat keberatan jika Anin menggunakan itu, dia ingin sang anak memakai mobil saja. Namun, Anin menolak.

Sampai di depan kost-nya, Anin memasukan motornya ke bagasi yang disediakan. Dia lalu menuju kamarnya. Betapa terkejutnya Anin melihat Syifa, sang kakak telah menunggu.

Anin langsung memeluk sang kakak. Tidak percaya Syifa telah berada di kost.

"Kok nggak ngomong kalau mau datang? Yusuf-nya mana?" tanya Anin.

"Di bawa Mas Faris. Nanti menyusul ke sini," jawab Syifa.

Syifa menangkup wajah adiknya dengan kedua tangan dan mengecupnya. Air mata jatuh membasahi pipinya. Hal itu membuat Anin jadi kuatir.

"Kenapa Kak Syifa menangis? Apa yang terjadi?" tanya Anin dengan nada kuatir.

"Kamu kuat banget, Dek?" ucap Syifa. Air matanya makin deras jatuh.

"Maksud Kak Syifa apa? Jangan buat aku makin kuatir," balas Anin.

"Kita bicara di dalam saja," ajak Syifa.

Anin membuka pintu kamar kost-nya. Syifa masuk dengan memeluk sang adik. Tangisnya pecah di dalam kamar.

"Kakak kenapa? Ada apa sebenarnya?" Anin makin penasaran melihat kakaknya yang menangis tersedu.

"Maafkan Kak Syifa, tidak bisa melakukan apa pun untuk kebahagiaan kamu. Seandainya papi dan mami tahu, pasti mereka lebih sedih dari yang kakak rasakan," ujar Syifa.

"Aku tambah tak mengerti apa yang sedang Kak Syifa omongin," balas Anin lagi.

Syifa menarik napas dalam. Menggenggam tangan sang adik. Dia melihat tubuh Anin yang makin kurus. Entah karena kegiatan kampus, atau karena banyaknya beban pikiran.

"Sudah dari dua bulan yang lalu Kakak ingin menanyakan ini denganmu. Tapi Kakak takut itu akan menambah lukamu. Jika saja waktu bisa di putar kembali."

"Kak, katakan saja langsung. Aku tak mengerti."

"Kakak sudah tahu semuanya. Jika kamu dan Gus Shabir memiliki perasaan suka yang sama. Dia menikahi Hana karena berpikir jika itu adalah kamu. Pantas saat ijab kabul kamu menangis. Maafkan kakakmu ini yang tak peka dengan perasaanmu," ucap Syifa.

Ucapan Syifa membuat Anin terkejut, dari mana sang Kakak tahu semuanya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Jumaria Ani

Jumaria Ani

thor sebenarnya yg pemeran pertama anin apa hana,kok banyakan cerita anin..maaf thor klw komentarnya kurang baik

2024-05-10

1

ꪶꫝMAK DEVI ♉

ꪶꫝMAK DEVI ♉

entah lah siapa yang salah 🤔

2024-04-21

0

bibuk duo nan

bibuk duo nan

jangan² yg nguping wkt Gus shabir menyatakan cintanya ke Anin adalah Syifa ya

2024-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima.
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Bab Tujuh Puluh Empat
75 Bab Tujuh Puluh Lima
76 Bab Tujuh Puluh Enam
77 Bab Tujuh Puluh Tujuh
78 Bab Tujuh Puluh Delapan
79 Bab Tujuh Puluh Sembilan
80 Bab Delapan Puluh
81 Bab Delapan Puluh Satu
82 Bab Delapan Puluh Dua
83 Bab Delapan Puluh Tiga
84 Bab Delapan Puluh Empat
85 Bab Delapan Puluh Lima
86 Bab Delapan Puluh Enam
87 Bab Delapan Puluh Tujuh
88 Novel SALAHKAH AKU TURUN RANJANG
89 Bab Delapan Puluh Delapan
90 Bab Delapan Puluh Sembilan
91 Bab Sembilan Puluh
92 Bab Sembilan Puluh Satu
93 Bab Sembilan Puluh Dua
94 Bab Sembilan Puluh Tiga
95 Bab Sembilan Puluh Empat
96 Bab Sembilan Puluh Lima
97 Bab Sembilan Puluh Enam
98 Bab Sembilan Puluh Tujuh
99 Promo novel terbaru
100 Novel Paman, I Love You
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima.
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Bab Tujuh Puluh Empat
75
Bab Tujuh Puluh Lima
76
Bab Tujuh Puluh Enam
77
Bab Tujuh Puluh Tujuh
78
Bab Tujuh Puluh Delapan
79
Bab Tujuh Puluh Sembilan
80
Bab Delapan Puluh
81
Bab Delapan Puluh Satu
82
Bab Delapan Puluh Dua
83
Bab Delapan Puluh Tiga
84
Bab Delapan Puluh Empat
85
Bab Delapan Puluh Lima
86
Bab Delapan Puluh Enam
87
Bab Delapan Puluh Tujuh
88
Novel SALAHKAH AKU TURUN RANJANG
89
Bab Delapan Puluh Delapan
90
Bab Delapan Puluh Sembilan
91
Bab Sembilan Puluh
92
Bab Sembilan Puluh Satu
93
Bab Sembilan Puluh Dua
94
Bab Sembilan Puluh Tiga
95
Bab Sembilan Puluh Empat
96
Bab Sembilan Puluh Lima
97
Bab Sembilan Puluh Enam
98
Bab Sembilan Puluh Tujuh
99
Promo novel terbaru
100
Novel Paman, I Love You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!