Bab Delapan

Gus Shabir yang sedang berjalan pelan menuju kamarnya dikejutkan dengan suara Hana. Dia memandangi istrinya itu dengan tatapan tanda tanya.

"Kamu dari mana, Mas?" tanya Hana.

"Kamu dari mana?" Bukannya menjawab pertanyaan sang istri, dia justru balik bertanya.

Hana tersenyum mendengar pertanyaan sang suami. Dia masuk ke kamar tanpa menjawabnya. Gus Shabir juga ikut masuk. Pria itu langsung membaringkan tubuhnya ke sofa. Dari atas tempat tidur, Hana menatap sang suami tanpa kedip.

***

Anin duduk menunggu sang Papi yang sedang sarapan. Dia akan kembali ke kost pagi ini. Aisha di dapur masih mempersiapkan bekal buat sang putri. Kemarin dia telah membuat rendang dan orek tempe. Wanita itu sibuk memasukan semua lauk ke wadahnya.

Anin berdiri dan memeluk sang mami. Mengecup pipi wanita yang paling dia sayangi itu.

"Mami, aku pasti akan terus kangen dengan masakan mami," ucap Anin manja.

"Mami akan mengirimnya, kamu sebutkan aja apa yang diinginkan."

Hana yang baru muncul dari kamar, menghampiri ibu dan anak itu. Dia ikut membantu Aisha mempersiapkan bekal untuk ponakannya.

"Kurangi makan pedas. Nanti kalau sakit tidak ada aku yang bisa mijitin. Kamu mau manja sama siapa?" Hana mengingatkan Anin yang memang senang dengan masakan pedas, padahal gadis itu memiliki riwayat asam lambung.

"Aku tinggal telepon aunty," jawab Anin dengan tersenyum.

"Kamu lupa aku sudah memiliki suami. Jangan macam-macam. Apa kamu mau aku pisah sama suamiku?" tanya Hana.

Pertanyaan Hana, membuat Aisha dan Anin cukup terkejut. Keduanya memandangi Hana dengan intens. Menyadari ucapannya yang terkesan kasar, wanita itu tersenyum simpul.

"Kenapa memandangi aku begitu? Aku cuma becanda. Anin ini juga, kayak tak pernah dengar aku ngomong gitu aja. Sudah biasa Kak Aisha, aku dan Anin bicara seperti itu," ucap Hana.

Dia lalu menyajikan semua masakan untuk sarapan ke atas meja. Anin masih memeluk maminya. Hana melirik ke arah mereka berdua.

"Seandainya aku memiliki ibu, pasti bisa bermanja seperti itu juga. Memang Kak Aisha memperlakukan aku sama, tapi tetap ada rasa yang beda di hati ini," gumam Hana dalam hatinya.

Ghibran yang telah rapi berpakaian menghampiri anak dan istrinya. Dia lalu memeluk keduanya. Mengecup pipi sang putri berulang kali seperti saat dia kecil. Bagi Ghibran sang putri tetap bayi kecilnya. Dia lalu mengangkat tubuh Anin. Gadis itu memeluk leher papi dan mengecup pipinya.

Gus Shabir yang baru muncul dari kamarnya menatap Anin dan Ghibran yang sedang berpelukan sambil tersenyum. Tatapannya tidak berkedip ke arah mereka. Hana diam-diam melirik suaminya.

Saat sarapan, Ghibran menyuapi Anin. Gadis itu selalu menunduk, tak berani menatap ke depan, takut pandangannya beradu dengan Gus Shabir. Semua diam menikmati hidangan.

"Bang, aku dan Mas Shabir hari ini juga akan kembali ke pondok," ucap Hana memecahkan kesunyian.

"Nanti Abang antar setelah mengantar Anin ke terminal. Bayi ini tak mau di antar hingga ke kota tujuan. Dia mau belajar mandiri, katanya," ucap Ghibran dengan mencubit hidung sang putri pelan.

"Anin bukan bayi lagi, Bang. Jangan terlalu memanjakan. Nanti takutnya kalau dapat suami yang tak pengertian dan tak perhatikan seperti Abang, kasihan Anin-nya. Dari sekarang harus dibiasakan mandiri. Ingat Anin, kalau sakit jangan didiamkan. Belajar bertanggung jawab, di mulai dari tanggung jawab pada diri sendiri," ucap Hana.

"Aku bisa menjaga diriku, Aunty. Lihat saja nanti. Aku'kan mau jadi dokter. Masa dokter tak bisa urus diri sendiri. Jika selama ini manja, karena ada yang aku harapkan membantu. Saat tinggal jauh dan sendirian, aku yakin bisa jaga diri. Papi percaya'kan?" tanya Anin.

Ghibran menganggukan kepalannya sebagai jawaban. Aisha yang mendengar perdebatan dua wanita itu hanya tersenyum. Hana memang selalu saja memojokan putrinya. Namun, Aisha tidak pernah sakit hati karena berpikir semua yang Hana lakukan karena dia sayang Anin.

"Mas, jika pria kayak kamu itu tidak cocok dengan Anin. Dia itu harus dapat pria minimal seperti papinya. Yang bisa meratukan Anin. Karena dari kecil dia selalu diratukan sama papi dan maminya," ucap Hana.

Gus Shabir dan lainnya terkejut mendengar ucapan Hana. Syifa yang berdiri di belakang Hana tak kalah terkejut mendengar ucapannya.

"Hana, kamu ada-ada saja. Kenapa jadi Gus Shabir yang kamu ulti, dia itu suami kamu, bukan suami Anin," balas Syifa.

"Aku hanya mengumpamakan. Masa Gus Shabir mau poligami aku dan Anin. Mana boleh," ujar Hana.

"Sudah, bicaranya mulai ngaco. Kasihan Gus Shabir, dia dijadikan contoh. Aku yakin Gus pria baik yang bertanggung jawab, kamu beruntung memiliki suami seperti dia, Hana," ucap Aisha.

**

Setelah sarapan, Ghibran dan Aisha mengantar Anin dan sekaligus Syifa. Hanya tinggal Gus Shabir dan Hana di rumah. Suaminya itu asyik membaca buku islami, tanpa peduli kehadiran sang istri.

"Mas, apakah kamu menyesal menikahi aku?" tanya Hana.

Pertanyaan wanita itu yang tiba-tiba membuat Gus Shabir terkejut dan memandangi sang istri dengan intens. Dalam hatinya bertanya, kenapa Hana bertanya begitu.

"Sudahlah, Mas. Jangan di jawab. Aku takut jawaban kamu akan menyakiti hatiku. Aku ke kamar dulu, masih ada yang mau aku susun," ucap Hana akhirnya.

Wanita itu berdiri dan berjalan masuk ke kamar tanpa menunggu jawaban dari sang suami. Dalam kamar tangisnya pecah. Telah satu minggu pernikahan, pria itu belum mau menyentuhnya.

"Apakah aku tidak pantas dicintai, Gus Shabir? Kenapa kamu tidak pernah sekalipun memandang padaku. Berbeda dengan Anin, kamu selalu menatapnya dengan penuh cinta. Aku cemburu melihat kamu selalu mencuri pandang dan melirik Anin," gumam Hana dalam hatinya.

Hana menghapus air matanya. Tak ingin nanti suaminya melihat. Apa lagi jika Ghibran tahu.

"Gus Shabir, saat dirimu menerima lamaran dariku, kau membuatku terbang bahkan hingga naik ke bintang-bintang, namun kini diriku kau hempaskan jauh ke dalam jurang yang curam. Ragaku memang terlihat masih tetap seperti dulu, tapi tidak dengan hatiku. Jika aku masih mencoba bertahan, itu semua kulakukan hanya mengharap ridho-Nya. Dan jika suatu saat aku pergi meninggalkan kamu itu juga karena aku tidak ingin mengzalimi diriku sendiri. Jika hati ini sudah tak mampu lagi bertahan, aku akan mundur dengan hati ikhlas."

...----------------...

Terpopuler

Comments

Alivaaaa

Alivaaaa

mewek aku jadinya 😭😭🤧

2024-05-18

0

Neulis Saja

Neulis Saja

Hana kamu gak nangis tapi kamu berpikir agar dhsbir mencintaimu karena menangis tdk akan menyelesaikan masalah atau kalau tak sanggup utk merubah sikap suami utk mencintaimu kamu hrs berpikir juga selanjutnya mau bgmn kedepannya ?

2024-02-14

0

Rahmawati

Rahmawati

jd sama2 terluka kan

2024-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima.
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Bab Tujuh Puluh Empat
75 Bab Tujuh Puluh Lima
76 Bab Tujuh Puluh Enam
77 Bab Tujuh Puluh Tujuh
78 Bab Tujuh Puluh Delapan
79 Bab Tujuh Puluh Sembilan
80 Bab Delapan Puluh
81 Bab Delapan Puluh Satu
82 Bab Delapan Puluh Dua
83 Bab Delapan Puluh Tiga
84 Bab Delapan Puluh Empat
85 Bab Delapan Puluh Lima
86 Bab Delapan Puluh Enam
87 Bab Delapan Puluh Tujuh
88 Novel SALAHKAH AKU TURUN RANJANG
89 Bab Delapan Puluh Delapan
90 Bab Delapan Puluh Sembilan
91 Bab Sembilan Puluh
92 Bab Sembilan Puluh Satu
93 Bab Sembilan Puluh Dua
94 Bab Sembilan Puluh Tiga
95 Bab Sembilan Puluh Empat
96 Bab Sembilan Puluh Lima
97 Bab Sembilan Puluh Enam
98 Bab Sembilan Puluh Tujuh
99 Promo novel terbaru
100 Novel Paman, I Love You
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima.
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Bab Tujuh Puluh Empat
75
Bab Tujuh Puluh Lima
76
Bab Tujuh Puluh Enam
77
Bab Tujuh Puluh Tujuh
78
Bab Tujuh Puluh Delapan
79
Bab Tujuh Puluh Sembilan
80
Bab Delapan Puluh
81
Bab Delapan Puluh Satu
82
Bab Delapan Puluh Dua
83
Bab Delapan Puluh Tiga
84
Bab Delapan Puluh Empat
85
Bab Delapan Puluh Lima
86
Bab Delapan Puluh Enam
87
Bab Delapan Puluh Tujuh
88
Novel SALAHKAH AKU TURUN RANJANG
89
Bab Delapan Puluh Delapan
90
Bab Delapan Puluh Sembilan
91
Bab Sembilan Puluh
92
Bab Sembilan Puluh Satu
93
Bab Sembilan Puluh Dua
94
Bab Sembilan Puluh Tiga
95
Bab Sembilan Puluh Empat
96
Bab Sembilan Puluh Lima
97
Bab Sembilan Puluh Enam
98
Bab Sembilan Puluh Tujuh
99
Promo novel terbaru
100
Novel Paman, I Love You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!