Bab Tiga

Hana sengaja menggunakan cadar, karena malu berhadapan langsung dengan Gus Shabir, pria yang sangat dia kagumi. Dia takut menjadi gugup jika nanti putra kiai Samsudin itu memandangi wajahnya. Dia juga tidak ingin semua orang tahu jika saat ini sedang berbahagia karena keinginannya untuk berumah tangga dengan pemuda tampan itu akan terkabul.

Gus Shabir saat ini telah duduk berhadapan dengan Ghibran. Sebagai kakaknya Hana, dia akan menjadi wali nikah wanita itu.

Gus Shabir melihat ke arah catatan, di sana tertulis nama calon pengantin wanita adalah Hana Kayla Maira. Dia jadi berpikir, kenapa saat kenalan dulu wanita itu menyebut namanya Anin. Apakah itu nama panggilan saja? Pikir Gus Shabir.

Di pondok pesantren dulu, dia tidak pernah mengajar langsung di kelas Anin, sehingga tidak tahu nama gadis itu. Gus Shabir menarik napas, dia akan mengucapkan ijab kabul sesaat lagi.

Anin yang baru sampai segera turun dari taksi, dia sengaja tidak membawa pakaian. Dari terminal langsung menuju mesjid. Gadis itu sangat mandiri. Tidak mau dijemput dengan supir.

Dengan setengah berlari dia masuk ke mesjid dan tatapannya langsung tertuju pada pria yang saat ini sedang duduk dihadapan sang papi. Tubuh Anin terasa lemas, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Jadi, calon suami Aunty Hana adalah Gus Shabir. Rencana apa yang sedang kau buat untukku Tuhan. Pria yang sangat aku idamkan untuk menjadi suamiku ternyata akan menikah dengan tanteku," gumam Anin pada dirinya sendiri.

Tubuh wanita itu terasa lemah. Bersandar di tiang mesjid. Air mata jatuh membasahi pipinya tanpa bisa di cegah.

"Melihatmu menikahi wanita lain, saat aku sedang memantaskan diri untuk menjadi calon istrimu adalah kejutan yang tak pernah ku duga. Lukanya sangat perih menusuk hingga ke jantung," gumam Anin dalam hatinya.

Gadis itu memegang dadanya yang terasa sesak. Belum ada yang menyadari kedatangannya. Kakinya terasa lemah, dia akhirnya memilih duduk sebelum jatuh.

Saat ini Ghibran dan Shabir telah berjabat tangan. Mereka akan mengucapkan Ijab Kabul.

"Shabir Ahmad Shadiq," panggil Ghibran.

"Saya, Pak," jawab Shabir dengan mantapnya.

"Saya nikah dan kawinkan engkau dengan adik kandungku Hana Kayla Maira binti Abdul Hakim, dengan mas kawin seperangkat alat salat dan seperangkat perhiasan emas, dibayar tunai!" ucap Ghibran.

Shabir terdiam mendengar ucapan Ghibran, dia merasa ada yang janggal dengan ucapan pria itu. Jika nama, Shabir memang tidak tahu nama panjang Anin, karena memang tidak pernah mengajar di kelas gadis itu.

"Shabir, kenapa diam. Kamu harus langsung menjawab dengan sekali tarikan napas. Kita ulangi lagi," ucap petugas dari kantor urusan agama.

"Maaf, Pak. Kenapa tadi sebutnya adik?" tanya Shabir dengan suara pelan.

"Hana itu memang adik saya, Shabir," jawab Ghibran.

Shabir semakin bingung dengan ucapan Ghibran, kenapa dia menyebut adik. Bukankah kemarin, saat pengambilan hasil nilai akhir, dia di sebut sebagai ayah dari Anin. Pikir Shabir. Tapi, dia tidak mungkin bertanya lebih jauh lagi karena Abinya berbisik.

"Shabir, jangan bengong saja. Kamu membuat Abi malu. Masa pembacaan ijab kabul saja kamu tidak bisa," bisik Abinya Shabir.

Shabir mengangguk sebagai jawaban. Dia tidak ingin Abinya malu. Kali ini harus bisa mengucapkan ijab kabul dengan sekali tarikan napas.

"Silakan Pak Ghibran ulangi ijab kabul-nya," ucap petugas itu. Dia juga bertanya dengan Gus Shabir, apakah siap untuk mengucapkan ijab kabul. Pemuda itu langsung menjawab siap.

"Shabir Ahmad Shadiq," panggil Ghibran.

"Saya nikah dan kawinkan engkau dengan adik kandungku Hana Kayla Maira binti Abdul Hakim, dengan mas kawin seperangkat alat salat dan seperangkat perhiasan emas, dibayar tunai!" ucap Ghibran, mengulanginya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Hana Kayla Maira binti Abdul Hakim, dengan mas kawin tersebut di atas, dibayar tunaiii," ucap Shabir dengan sekali tarikan napas.

Pak penghulu lalu bertanya pada saksi, apakah pernikahan sah, kedua saksi menjawab serempak.

"Sahh ...," ucap mereka serempak.

Semua yang hadir di mesjid tampak lega dan memancarkan kebahagiaan, kecuali seorang gadis. Air matanya tak henti mengalir sejak Gus Shabir mulai mengucapkan ijab kabul.

Anin memegang dadanya yang terasa sesak menahan sebak. Menghapus air mata yang jatuh membasahi pipi. Dia tidak ingin orang-orang memandangnya dengan tatapan heran jika melihat dia menangis di hari bahagia sang tante.

"Ya Allah, sangat menyakitkan memang, ketika kita dipaksa untuk melupakan seseorang yang bahkan belum pernah kita miliki sebelumnya," gumam Anin dalam hatinya.

Hana di minta duduk di samping Shabir untuk menyematkan cincin dan memberikan mas kawin. Mereka juga akan menandatangani surat nikah. Saat ini dia telah berada di hadapan pria yang telah sah menjadi calon suaminya itu.

Gus Shabir menyematkan cincin dengan senyuman, dalam hati dia berkata, jika akhirnya dia kini bisa menikahi wanita yang dicintainya dalam diam. Saat memberikan mas kawin, kedua pengantin di minta berdiri agar bisa di foto untuk dijadikan kenangan.

Anin sudah tidak bisa menahan rasa sesak di dadanya. Dia berdiri dari duduknya. Pada saat itu, Gus Shabir sedang memandang ke arah dirinya. Terjadilah kontak mata di antara keduanya.

Anin berjalan keluar dari ruang mesjid dengan tergesa. Sementara itu Gus Shabir tampak syok. Wajahnya yang semula ceria berubah pucat.

"Bukankah yang aku lihat tadi adalah Anin? Jadi siapa wanita yang aku nikahi saat ini?" tanya Gus Shabir dalam hatinya.

Anin berlari ke samping mesjid. Dia memilih duduk di bangku taman yang berada di sisi kiri mesjid. Tangis gadis itu akhirnya pecah.

Duhai hati, kamu baik-baik saja'kan? Tidak seharusnya aku pertanyakan itu. Menangis saja. Tak apa menangislah. Kadang tak baik menahan emosi yang seharusnya dikeluarkan. Namun, jika bisa jangan sampai ada yang tahu kamu menangis. Mencintai dalam diam tak selalu berakhir manis, tapi jika kita mau mengambil bagian untuk berprasangka baik pada Allah. InsyaAllah akan manis meskipun tak bersama dia yang kamu idamkan selama ini. Barangkali di bagian bumi sana ada seseorang yang mendoakan kamu meskipun tak tahu namamu.

"Aku mengenalmu secara tidak sengaja, mencintaimu secara tiba-tiba dan harus melupakan kamu secara terpaksa. Apakah aku harus mengikhlaskan'mu? Memilikimu saja belum sempat, bagaimana caranya aku mengikhlaskan kamu?" tanya Anin pada dirinya sendiri dengan terisak.

Shabir yang penasaran ingin tahu siapa wanita yang telah menjadi istrinya itu, makin merapatkan berdirinya. Dia lalu mengulurkan tangan untuk membuka cadar yang Hana pakai. Gadis itu tersenyum saat sang suami ingin membuka kain penutup wajahnya. Hana berpikir pria itu pasti ingin melihat wajahnya yang telah di rias. Sementara kerabat yang lain ikut tersenyum, mereka berpikir Gus Shabir pasti tidak sabar ingin melihat wajah cantik sang istri.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Alivaaaa

Alivaaaa

menurutku yg salah Gus Shabir, ngapa dia langsung jawab iya dan tidak menanyakan nama calonnya 🤦🏻‍♀️ dan dalam hal ini tanpa terasa dia akan menyakiti dua wanita sekaligus

2024-05-18

0

ꪶꫝ༄༅⃟𝐐MD𝕿𝖎𝖌𝖊𝖗⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽

ꪶꫝ༄༅⃟𝐐MD𝕿𝖎𝖌𝖊𝖗⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽

makanya jgn langsung iya

2024-04-21

0

Kiki Rizkia Apriliani

Kiki Rizkia Apriliani

loh trnyata gus e salah sangka. mau2 aja ngirani hana itu Anin wah gawat

2024-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima.
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Bab Tujuh Puluh Empat
75 Bab Tujuh Puluh Lima
76 Bab Tujuh Puluh Enam
77 Bab Tujuh Puluh Tujuh
78 Bab Tujuh Puluh Delapan
79 Bab Tujuh Puluh Sembilan
80 Bab Delapan Puluh
81 Bab Delapan Puluh Satu
82 Bab Delapan Puluh Dua
83 Bab Delapan Puluh Tiga
84 Bab Delapan Puluh Empat
85 Bab Delapan Puluh Lima
86 Bab Delapan Puluh Enam
87 Bab Delapan Puluh Tujuh
88 Novel SALAHKAH AKU TURUN RANJANG
89 Bab Delapan Puluh Delapan
90 Bab Delapan Puluh Sembilan
91 Bab Sembilan Puluh
92 Bab Sembilan Puluh Satu
93 Bab Sembilan Puluh Dua
94 Bab Sembilan Puluh Tiga
95 Bab Sembilan Puluh Empat
96 Bab Sembilan Puluh Lima
97 Bab Sembilan Puluh Enam
98 Bab Sembilan Puluh Tujuh
99 Promo novel terbaru
100 Novel Paman, I Love You
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima.
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Bab Tujuh Puluh Empat
75
Bab Tujuh Puluh Lima
76
Bab Tujuh Puluh Enam
77
Bab Tujuh Puluh Tujuh
78
Bab Tujuh Puluh Delapan
79
Bab Tujuh Puluh Sembilan
80
Bab Delapan Puluh
81
Bab Delapan Puluh Satu
82
Bab Delapan Puluh Dua
83
Bab Delapan Puluh Tiga
84
Bab Delapan Puluh Empat
85
Bab Delapan Puluh Lima
86
Bab Delapan Puluh Enam
87
Bab Delapan Puluh Tujuh
88
Novel SALAHKAH AKU TURUN RANJANG
89
Bab Delapan Puluh Delapan
90
Bab Delapan Puluh Sembilan
91
Bab Sembilan Puluh
92
Bab Sembilan Puluh Satu
93
Bab Sembilan Puluh Dua
94
Bab Sembilan Puluh Tiga
95
Bab Sembilan Puluh Empat
96
Bab Sembilan Puluh Lima
97
Bab Sembilan Puluh Enam
98
Bab Sembilan Puluh Tujuh
99
Promo novel terbaru
100
Novel Paman, I Love You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!