Bab Enam

Di dalam kamarnya, Hana yang terbangun tengah malam, kembali melihat sang suami tidur di sofa. Dia mendekati Gus Shabir dan membangunkan pria itu.

"Mas, kenapa tidur di sini lagi?" tanya Hana, membangunkan sang suami dengan mengguncang tubuhnya pelan.

Gus Shabir membuka matanya. Tersenyum melihat Hana. Dia bangun dan langsung duduk. Sudah hampir tiga malam mereka menikah, selalu saja begini. Suaminya itu tidak pernah mau seranjang dengannya.

Hana duduk di samping sang suami. Mencoba menatap mata Gus Shabir. Ingin tahu, apa yang ada dalam pikiran pria itu.

"Mas, kenapa kamu selalu menghindar dariku. Tidak pernah mau tidur seranjang?" tanya Hana pelan.

"Hana, aku sudah katakan jika aku belum terbiasa. Tolong beri aku waktu. Aku minta maaf, karena belum bisa jadi suami kamu seutuhnya dan belum bisa menunaikan kewajibanku," jawab Gus Shabir.

Hana tampak menarik napas. Dia tak tahu harus mengatakan apa lagi. Selalu saja alasan belum siap.

"Jika kamu belum siap menikah, kenapa kamu menerima lamaran abangku, dan ingin menikah segera?" tanya Hana.

"Maaf, Hana. Semua memang salahku. Seharusnya aku berpikir matang dulu sebelum menerima pernikahan. Aku mengira diri ini telah siap, ternyata salah. Aku masih belum siap menikah denganmu!" ujar Gus Shabir.

Hana tak bisa lagi membendung air matanya. Dia memandangi sang suami dengan perasaan kecewa.

"Apa ini berarti kamu menyesali pernikahan kita?" tanya Hana dengan suara terbata karena menahan isak tangisnya. Dia tidak ingin ada yang mendengar.

Gus Shabir meraih tangan wanita itu. Dia sadar jika semua ini bukan salah Hana. Atau salah kedua orang tuanya. Semua salah dirinya yang terlalu gegabah mengambil satu langkah. Seharusnya dia bertanya dulu siapa calon pengantin dan bertemu dulu dengannya.

"Maaf, Hana. Bukannya aku menyesali pernikahan ini. Tapi aku mohon, beri aku waktu hingga aku siap," balas Gus Shabir.

Hana menarik tangannya dari genggaman sang suami. Menghapus air mata yang membasahi pipi. Mencoba tersenyum pada pria yang sangat dia cintai itu.

"Mas, aku juga minta maaf. Seharusnya aku memahami kamu. Emang tidak mudah menerima suatu hal yang baru. Mungkin kamu masih kaget melihat ada wanita di stau kamar denganmu. Aku seharusnya tidak terburu-buru meminta pengertian darimu. Pernikahan ini juga baru berjalan tiga hari, wajar jika membutuhkan penyesuaian," jawab Hana.

"Terima kasih, Hana. Terima kasih atas pengertian darimu. Aku harap dapat melalui ini semua," balas Gus Shabir.

"Tolong yakinkan aku jika memang semua ini adalah yang terbaik bagiku, aku masih mengharapkan Anin. Apakah ini salah?" tanya Gus Shabir pada dirinya sendiri.

Hana lalu berdiri. Dia membuka bajunya dihadapan sang suami. Sepertinya itu sengaja dia lakukan untuk memancing pria itu. Namun, di luar dugaan. Gus Shabir berdiri dan masuk ke kamar mandi tanpa menoleh sedikitpun pada istrinya.

Terdengar suara air kran dari kamar mandi. Mungkin pria itu mengambil air wudhu. Beberapa saat kemudian Gus Shabir keluar.

"Kamu mau solat malam denganku?" tanya Gus Shabir dengan lembut. Hana hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

Di dalam kamar mandi, kembali air mata Hana jatuh membasahi pipinya. Dia sedih karena menyadari sang suami tidak melihat ke dirinya.

"LIHATLAH AKU, GUS! Aku ini istrimu. Telah sah di agama dan negara. Tidakkah ada rasa ketertarikanmu padaku? Apa alasan sebenarnya kamu menikahi aku? Aku tahu, dari matamu, jika tak ada aku di hatimu?"

Hana menghapus air matanya. Dia mengambil wudhu, setelah itu baru keluar dan berdiri di belakang sang suami.

"Gus Shabir, saat di pondok pesantren aku dan teman lainnya mengkhayal bisa menjadi makmum'mu. Akhirnya aku yang bisa menggapai itu, tapi ternyata itu tak seindah khayalan kami. Kau begitu dingin dan kaku pada istrimu sendiri," gumam Hana pada diri sendiri.

Mereka berdua melakukan solat malam berdua, setelah itu Gus Shabir kembali merebahkan tubuhnya di atas sofa. Hana melihat semua itu dengan memegang dadanya yang terasa sakit.

***

Siang ini, Anin telah diizinkan pulang, Gus Shabir yang menawarkan diri menjemputnya. Hana mengizinkan karena berpikiran, kasihan dengan abangnya jika harus menyetir sendirian.

Shabir mengendarai mobil dengan semangat menuju ke rumah sakit. Dia langsung menuju ke kamar Anin. Gus Shabir masuk setelah mengetuk dan mendengar jawaban dipersilahkan masuk.

Dia pikir di dalam kamar rawat inap itu ada Ghibran dan Aisha. Tenyata hanya ada Anin yang telah bersiap untuk pulang. Wajahnya begitu cantik, sehingga Gus Shabir menunduk, tak ingin memandangi wajahnya lebih lama. Begitu juga Anin, dia langsung menunduk begitu menyadari yang datang Gus Shabir.

"Bapak dan ibu kamu kemana, Anin?" tanya Gus Shabir. Dia sengaja membuka pintu kamar itu dengan lebar agar tak terjadi fitnah.

"Sedang melakukan pembayaran dan mengambil obatku, Mas, Om, eh ... aku panggil siapa ya Gus?" tanya Anin dengan gugup.

"Terserah kamu mau memanggil aku apa, boleh, Mas, Oom atau Gus," jawab Gus Shabir.

"Aku panggil Gus saja, boleh'kan?" tanya Anin lagi.

"Tentu saja boleh," jawab Gus Shabir.

Ghibran dan Aisah yang telah melakukan pembayaran dan telah menebus obat di apotik, berjalan menuju kamar sang putri. Melihat ada Gus Shabir keduanya menyapa. Pria itu lalu menyalami Ghibran.

"Maaf, Shabir. Kami jadi merepotkan kamu," ucap Aisha.

"Tak apa, Kak. Aku juga belum ada kegiatan," balas Gus Shabir. Karena Ghibran merupakan kakak iparnya, jadi dia memanggil Abang dan Aisha, kakak.

Gus Shabir masih mengambil cuti. Dia akan seminggu lamanya di rumah Ghibran, setelah itu baru kembali ke pondok.

Aisha mengumpulkan semua barangnya Anin. Setelah semua siap, Ghibran dan Gus Shabir mengangkatnya menuju mobil. Anin hanya diam selama perjalanan. Dia masih gugup jika berhadapan dengan pria itu. Masih sulit bagi Anin untuk melupakan dan menghapus rasa kagumnya pada Gus Shabir.

"Apa yang paling tidak bisa dilupakan, kadang merupakan hal yang tidak bisa dimiliki. Makin kuat kamu mencoba melupakan, makin kuat pula kamu mengenangnya dalam ingatan. Cara melupakan yang terbaik adalah berhenti memperhatikan. Hidup adalah tentang bertahan dan belajar menerima, atau pergi dan belajar melupakan."

...----------------...

Bonus Visual

Anin

Gus Shabir

Hana

Terpopuler

Comments

Jumaria Ani

Jumaria Ani

kenapa cantikan anin dari pada hana thor kan pemeran utamanya hana...jdi kecewa deh/Frown/

2024-05-10

0

ꪶꫝ༄༅⃟𝐐MD𝕿𝖎𝖌𝖊𝖗⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽

ꪶꫝ༄༅⃟𝐐MD𝕿𝖎𝖌𝖊𝖗⒋ⷨ͢⚤☠️⃝⃟𝑽

wooo cantik dan ganteng

2024-04-21

0

Neulis Saja

Neulis Saja

visualnya pas beautiful and handsome

2024-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima.
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Enam Puluh Enam
67 Bab Enam Puluh Tujuh
68 Bab Enam Puluh Delapan
69 Bab Enam Puluh Sembilan
70 Bab Tujuh Puluh
71 Bab Tujuh Puluh Satu
72 Bab Tujuh Puluh Dua
73 Bab Tujuh Puluh Tiga
74 Bab Tujuh Puluh Empat
75 Bab Tujuh Puluh Lima
76 Bab Tujuh Puluh Enam
77 Bab Tujuh Puluh Tujuh
78 Bab Tujuh Puluh Delapan
79 Bab Tujuh Puluh Sembilan
80 Bab Delapan Puluh
81 Bab Delapan Puluh Satu
82 Bab Delapan Puluh Dua
83 Bab Delapan Puluh Tiga
84 Bab Delapan Puluh Empat
85 Bab Delapan Puluh Lima
86 Bab Delapan Puluh Enam
87 Bab Delapan Puluh Tujuh
88 Novel SALAHKAH AKU TURUN RANJANG
89 Bab Delapan Puluh Delapan
90 Bab Delapan Puluh Sembilan
91 Bab Sembilan Puluh
92 Bab Sembilan Puluh Satu
93 Bab Sembilan Puluh Dua
94 Bab Sembilan Puluh Tiga
95 Bab Sembilan Puluh Empat
96 Bab Sembilan Puluh Lima
97 Bab Sembilan Puluh Enam
98 Bab Sembilan Puluh Tujuh
99 Promo novel terbaru
100 Novel Paman, I Love You
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima.
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Enam Puluh Enam
67
Bab Enam Puluh Tujuh
68
Bab Enam Puluh Delapan
69
Bab Enam Puluh Sembilan
70
Bab Tujuh Puluh
71
Bab Tujuh Puluh Satu
72
Bab Tujuh Puluh Dua
73
Bab Tujuh Puluh Tiga
74
Bab Tujuh Puluh Empat
75
Bab Tujuh Puluh Lima
76
Bab Tujuh Puluh Enam
77
Bab Tujuh Puluh Tujuh
78
Bab Tujuh Puluh Delapan
79
Bab Tujuh Puluh Sembilan
80
Bab Delapan Puluh
81
Bab Delapan Puluh Satu
82
Bab Delapan Puluh Dua
83
Bab Delapan Puluh Tiga
84
Bab Delapan Puluh Empat
85
Bab Delapan Puluh Lima
86
Bab Delapan Puluh Enam
87
Bab Delapan Puluh Tujuh
88
Novel SALAHKAH AKU TURUN RANJANG
89
Bab Delapan Puluh Delapan
90
Bab Delapan Puluh Sembilan
91
Bab Sembilan Puluh
92
Bab Sembilan Puluh Satu
93
Bab Sembilan Puluh Dua
94
Bab Sembilan Puluh Tiga
95
Bab Sembilan Puluh Empat
96
Bab Sembilan Puluh Lima
97
Bab Sembilan Puluh Enam
98
Bab Sembilan Puluh Tujuh
99
Promo novel terbaru
100
Novel Paman, I Love You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!