Undertier
Lewat tengah malam, waktu yang terlalu larut untuk seorang wanita pulang dari tempatnya bekerja, tetapi hal seperti ini sudah menjadi hal biasa bagiku.
Setelah keluar dari dalam taksi yang telah mengantarku pulang, aku terdiam menatap rumahku yang telah ditinggalkan selama satu minggu penuh. Perasaanku begitu cemas saat memikirkan berbagai hal yang tidak terurus selama aku meninggalkan rumah.
Aku berjalan menuju kebun belakang sambil memikirkan apa saja yang telah terjadi selama satu minggu berakhir. Seorang karyawan di kantor telah dipromosikan menjadi manajer. Demi memberikan kesan yang baik pada atasan, manajer baru itu pun menambah pekerjaan yang begitu banyak pada bawahannya, termasuk aku sendiri.
Saat itu, entah kenapa pekerjaan yang diberikan padaku lebih banyak dari karyawan lainnya. "Mungkin hanya perasaanku." Bahkan karena terlalu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, membuatku terpaksa tidak pulang selama tujuh hari penuh.
Manajer baru itu terus memarahiku saat melihat ada berkas di atas meja kerjaku yang belum diselesaikan. Dia selalu mengatakan hal-hal aneh hampir berjam-jam saat aku bekerja, meskipun aku sama sekali tidak menghiraukan apa yang dia katakan dan memfokuskan diri pada pekerjaan yang sedang aku lakukan.
Bahkan saat manajer menjadikanku sebagai ikon karyawan terburuk di perusahaan, aku tidak peduli dan terus bekerja. Aku berhenti hanya saat pergi ke toilet dan ketika aku menatap dunia luar lewat jendela, berharap turunnya hujan.
***
Kakiku terhenti saat akhirnya sampai di kebun belakang. Aku diam seribu bahasa saat menatap seluruh tanaman di kebun itu layu hingga kering, layaknya dedaunan di musim gugur.
Sangat mudah diprediksi. Apa yang bisa diharapkan pada tanaman yang tidak mendapatkan asupan air selama satu minggu penuh di musim kemarau panjang? Tidak lain hanya akan ada kematian bagi tanaman-tanaman itu.
"Lagi-lagi berakhir seperti ini."
Dengan perasaan hampa, aku masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa yang telah berdebu karena tidak ada yang membersihkannya selama aku bekerja.
Selama satu minggu terakhir, aku kekurangan tidur karena tidak ada kasur empuk yang bisa digunakan saat lembur di kantor. Yang ada hanya meja kerja penuh dokumen dan kaleng minuman energi yang berserakan.
Ketika akhirnya bisa pulang, seharusnya aku langsung tidur karena begitu lelah. Namun entah kenapa aku sama sekali tidak merasa kantuk sedikitpun. Pikiranku dipenuhi oleh penyesalan karena semua tanaman di kebun belakang telah mati.
"Maafkan Ningsih, Bu. Ningsih tidak bisa menjaga taman bunga yang ibu percayakan padaku." Tanpa sadar, aku mulai menangis, kelelahan yang telah aku tahan akhirnya tidak bisa lagi aku lawan, hingga akhirnya aku tertidur di sofa hingga pagi.
***
Suara dari ponsel yang berdering terdengar mengganggu, hingga aku terbangun dari tidurku.
Semalam, aku tertidur setelah menangisi kematian semua tanaman di kebun belakang. Aku tertidur begitu lelap, bermimpi saat-saat indah bersama ibuku yang mungkin akan segera aku lupakan.
Setiap bunga dan tumbuhan yang tumbuh di kebun belakang memiliki banyak kenangan yang membuatku bisa mengingat kembali sosok ibuku.
Semua itu adalah harta karun yang sangat berharga bagiku, namun kini semuanya telah mati, membuatku didera oleh kecemasan. Aku takut jika nantinya tidak bisa lagi mengingat tentang ibuku.
“Meskipun dalam mimpi ibu mengatakan jika dia tidak marah tentang apa yang terjadi pada tanaman di halaman belakang, namun aku masih tetap harus memperbaikinya.”
Ingatan tentang mimpi semalam mulai pudar, yang masih jelas dalam ingatanku hanya sebuah bunga yang ibu berikan.
“Aku tidak tahu apa arti dari bunga itu.”
Ponsel masih berdering, tetapi aku tidak memperdulikannya, meskipun yang menghubungi aku adalah Manajer sekalipun. Tidak ada alasan lain kenapa dia menelfon ku selain memintaku untuk segera berangkat bekerja. Dia pasti akan segera berteriak dan memaki-maki jika ponsel itu aku angkat.
Aku hanya diam, tidak tahu apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Suara dering ponsel yang begitu mengganggu aku biarkan begitu saja, hingga akhirnya suara perut yang mulai kelaparan terdengar cukup keras.
Setelah berpikir sejenak, aku menyadari sulit mengingat kapan terakhir kali aku makan. Mungkin itu dua hari lalu saat aku tengah sendiri di ruang kantor yang telah sepi, karena karyawan lainnya sedang menghadiri pesta ulang tahun Manajer.
Besoknya, aku mendengar bahwa pesta itu sangat meriah dengan berbagai minuman dan makanan mewah. Membayangkannya saja, aku sudah mengira bahwa pesta itu sangat menyenangkan, terlebih saat mereka tidak perlu memikirkan pekerjaan yang telah diserahkan padaku.
Tapi, itu bukan masalah besar.
Sungguh, itu bukan masalah besar bagiku.
Setidaknya, seorang karyawan masih memiliki hati dengan memberiku satu cup mie instan dan sebotol air mineral sebagai ucapan terima kasih karena pekerjaannya yang telah aku selesaikan. Itulah makanan terakhir yang aku makan, sejauh yang aku ingat.
Suara dari ponsel akhirnya berhenti membuat keadaan di dalam rumah menjadi begitu sepi. Meskipun aku menyukai hidup sendirian, tetapi aku tidak begitu menyukai keadaan yang terlalu sunyi. Karena itulah aku menyalakan televisi agar suaranya menjadi latar belakang saat aku memasak di dapur.
Bahan makanan di dalam lemari pendingin sebagian besar telah melewati masa kadaluarsa, mungkin akan menimbulkan masalah jika dikonsumsi oleh manusia, tetapi tidak akan ada masalah untukku.
{Ini sungguh pencapaian yang tidak terduga....}
Televisi menampilkan seorang pembawa acara yang begitu bersemangat.
{....Rekor pengguna online terbanyak yang sebelumnya dipegang oleh Game Braves Enchanters online selama 4 tahun akhirnya terpecahkan!}
Pisau yang aku gunakan untuk memotong sayuran busuk berhenti saat mendengar pembawa acara menyebutkan nama game yang terdengar tidak asing.
“BEOL (Braves Enchanters Online)?”
{Itu benar! Ini adalah sebuah rekor yang tidak ada seorangpun di dunia ini akan terpikir bisa terpecahkan. Terutama pemecah rekor itu adalah game yang baru saja keluar lima bulan lalu yang tidak lain adalah Mega Ultimate Legend Saga, atau disingkat sebagai....}
“MULeS?”
{.... Benar! MULeS.... Eh maaf maksud saya adalah Metal Saga!}
"...."
Empat tahun yang lalu, game BEOL sangat populer hingga banyak orang, termasuk aku, yang memainkannya. Kabarnya, rekor tertinggi pemain aktif yang dimiliki oleh game tersebut mencapai 150 juta pemain dari seluruh dunia.
Sulit dipercaya bahwa ada game yang bisa memecahkan rekor tersebut. Mungkin keadaan ini juga disebabkan oleh tutupnya server game BEOL yang secara tiba-tiba empat tahun yang lalu dan hingga kini tidak ada game yang mampu menggantikannya.
Melihat bahwa pengembang game Metal Saga adalah perusahaan yang sama yang membuat BEOL, membuat para gamer di seluruh dunia berpikir bahwa Metal Saga dibuat sebagai penyempurna pendahulunya.
Melihat jumlah pemain yang begitu besar, sepertinya memang benar bahwa Metal Saga ini lebih baik dari game empat tahun yang lalu.
"Aku agak tertarik untuk memainkan game itu. Tetapi..." tatapanku tertuju pada ponsel yang telah berhenti bergetar, lalu beralih pada halaman belakang.
"Terlalu banyak pekerjaan yang harus aku lakukan."
Aku duduk di depan televisi sambil memakan makanan yang baru aku masak. Jujur rasanya sangat berantakan, bukannya aku tidak pandai memasak, tetapi bahan makanan yang telah melewati batas expired mengakibatkan terciptanya rasa aneh dan menjijikan. Tetapi aku tidak peduli dan tetap memakannya.
Siaran TV masih menampilkan tentang game Metal Saga, tepatnya sebuah iklan promosi.
{Di game ini, kau bisa menjadi apapun yang kau inginkan. Seorang kesatria? Apa itu terlalu pasaran? Baiklah, bagaimana dengan menjadi kesatria naga? Hah! Kurang menarik kalau begitu, jadilah naga itu sendiri!}
Iklan promosi itu terdengar begitu bombastis, seolah-olah pemain bisa menjadi seekor naga di dalam game ini. Saat aku mencari tahu lebih lanjut, ternyata pemain hanya bisa menjadi Naga jika mendapatkan ras tersebut dari gacha saat pembuatan karakter.
Naga termasuk dalam ras yang sangat langka, jadi aku pikir hanya pemain yang sangat beruntung atau para pemain yang memiliki banyak uang yang bisa mendapatkan ras tersebut melalui gacha.
Setelah aku selesai makan, aku berniat mematikan televisi. Tetapi aku berhenti saat...
{Sungguh, bunga yang sangat cantik...}
Pembawa acara menampilkan bunga yang ditemukan oleh seorang pemain.
{Benar, melihat keindahan bunga ini membuatku ingin menjadi seorang Botanis.}
{Ahaha, anda pasti bercanda, bukan?}
{Tentu saja, mana mungkin aku mau mengubah pekerjaanku sebagai Paladin menjadi pekerjaan Undertier seperti Botanis.}
Tanpa sadar, aku tersenyum. Pada akhirnya, aku terus menonton acara tersebut hingga selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Al Fatah
makanya urus bonsai aja jangan bunga
2024-05-23
0
Agniz
aduh, mc nya terlalu ngenes. udah kerja kayak slave, perut jarang diisi. sekali diisi, makanannya sangat gk bergizi. /Gosh/
2023-12-22
1
siro
pantesan SPS g update lagi bikin baru toh, ini kayaknya bagus semoga bisa Ampe tamat
2023-12-18
0