Di salah satu kamar mansion, aku merunduk ke lantai, berusaha meraih sesuatu di bawah kasur. "Akhirnya, aku menemukannya!" seruku gembira saat berhasil meraih benda berkilau yang terselip dalam kegelapan.
[Mendapatkan Anting Telinga Panjang]
Benda yang aku temukan adalah sebuah anting, namun bukan anting biasa. Jika pada umumnya anting dipasang dengan cara menusukkan jarumnya ke daun telinga, anting ini justru didesain untuk diletakkan di daun telinga.
Anting tersebut tampak begitu mempesona dengan warna emasnya dan hiasan daun berwarna hijau yang terbuat dari permata. Ketika memakainya, aku merasa seolah pendengaranku menjadi lebih tajam, seakan-akan ada pengeras suara di telingaku.
"Apakah ini efek dari anting ini?" tanyaku penasaran.
[Benar. Anting Telinga Panjang adalah pusaka dari ras Elf yang memiliki kemampuan mempertajam pendengaran penggunanya.]
"Wah, ini pusaka dari ras Elf... Tapi, apakah ini satu-satunya kemampuannya? Seharusnya masih ada kemampuan lainnya. Untuk sebuah pusaka, kemampuan anting ini terasa biasa saja."
[Sebenarnya, Anting Telinga Panjang memiliki kekuatan yang lebih besar, yaitu dapat membuat penggunanya mendengar suara pikiran orang lain dan penerjemah semua bahasa]
Aku terpesona dengan kekuatan Anting Telinga Panjang. Namun sayangnya, aku tak bisa memanfaatkan kekuatan penuhnya karena saat ini aku hanya memiliki satu anting saja. Untuk bisa merasakan potensi sebenarnya dari Anting Telinga Panjang, aku harus memiliki satu pasang anting lainnya.
Aku dapat mendengar suara kepakan sayap dari burung-burung yang berterbangan di luar, suara dedaunan yang tertiup angin, suara tikus yang berlarian di loteng. Semua suara itu terdengar begitu jelas hingga akhir aku memutuskan untuk melepas anting tersebut karena merasa tidak nyaman dengan semua yang aku dengar.
Setelah mengambil anting telinga panjang dari kamar istri gubernur, aku kemudian pindah ke ruangan kerja gubernur. Sistem pemandu orang bingung mengatakan jika terdapat harta karun terbesar di kota ini yang terletak di kantor gubernur.
Dengan penuh rasa penasaran aku menuju ruangan tersebut yang terletak di lantai dua. Sesampainya di ruangan itu aku melihat keadaannya begitu berantakan, kertas berserakan dengan noda darah mengotori lantai, goresan pedang, beberapa lembar kertas dan sebuah meja kayu yang terbelah dua.
“Sebenarnya apa yang terjadi di sini?” ini membingungkan, saat mengelilingi kota aku sama sekali tidak melihat adanya tanda-tanda kekerasan yang berarti para warga dengan patuh meninggalkan kota.
“Tetapi kenapa justru ada tanda-tanda perkelahian di tempat yang seharusnya aman?.”
Melihat dari jejak sepatu dari darah yang menempel pada kertas, aku menyimpulkan jika orang yang berada di ruangan ini saat kejadian berjumlah lebih dari lima orang.
Melihat dengan seksama seluruh sudut ruangan, aku berakhir dengan kesimpulan bahwa...
“Sepertinya di Gubernur berniat melawan, namun usahanya berakhir sia-sia. Bukan karena tidak bisa bertarung, tetapi karena dia tidak siap dan jumlah lawannya yang lebih banyak”
[Apa player tahu bagaimana keadaan saat itu?]
“Hem...” aku menyentuh dagu saat berpikir, memperhatikan kembali ruangan, bergerak dengan hati-hati agar tidak merusak TKP.
"Dari darah yang sudah mengeras aku memperkirakan penyerangan terjadi antara 15 hingga 16 jam yang lalu."
Di malam hari wali kota masih terjaga di dalam ruangannya, dia tengah membaca dokumen tentang gaji para prajurit dan pajak yang dinaikkan oleh pangeran ke dua.
“Melihat surat dari pangeran kedua yang begitu lusuh, aku yakin jika gubernur sangat marah saat membacanya”
Kemarahan yang dialami gubernur membuatnya tidak sadar jika ada empat orang yang diam-diam masuk dalam rumahnya.
“Tidak, mereka datang tidak dengan cara mengendap-endap seperti seorang pencuri. Tetapi mereka segera masuk tanpa mengetuk pintu”
Gubernur terkejut dengan kedatangan empat orang yang begitu tiba-tiba. Salah satu penyusup melepas pisau kearah gubernur, namun serangan itu berhasil dihalau menggunakan meja. Gubernur kemudian melempar meja yang telah digunakan sebagai perisai kearah para penyusup sebagai pengalihan, tetapi seorang penyusup menebas meja itu menjadi dua bagian.
“Setelah menggunakan meja sebagai pengalihan, gubernur berniat mengambil senjata yang terpajang tepat di dinding belakangnya. Namun tiba-tiba dia tertarik ke belakang, hem... kira-kira apa yang menariknya? Apa itu cambuk?.”
Setelah ditarik ke belakang dengan kuat, sebuah pedang menusuk punggung gubernur. Luka tusukan tidak begitu dalam sehingga gubernur masih bisa bertahan, dia mencoba melakukan perlawanan, namun tanpa senjata dia tidak dapat berbuat banyak.
“Dia tumbang setelah mendapatkan banyak luka yang membuatnya kehilangan banyak darah.” aku mengakhiri penyelidikan.
[Apakah player tahu apa yang terjadi selanjutnya?]
“Kenapa kau begitu ingin tahu?”
[Hanya ingin memastikan]
“Memastikan apa?”
[Apakah reka adegan yang player ceritakan sama seperti yang terjadi sebenarnya]
Aku berpikir sejenak, lalu bertanya "Apa yang akan terjadi jika aku menolak?." Kemudian dibalas dengan.
[Tidak ada]
Jawaban sederhana dari kerang ajaib.
“Ya kalau begitu aku tidak memiliki keharusan untuk melanjutkannya” aku kembali pada tujuanku mencari harta Karun.
[Maksudku tidak akan ada lagi panduan yang disediakan]
Dalam sekejap aku mematung, senyumku melebar namun tidak selebar seperti sebelumnya, selain itu juga terasa begitu kaku.
“Lupakan, lagipula aku tidak butuh apapun untuk saat ini.” aku menyerah mendapatkan harta karun. “Lagipula tujuanku bukanlah menjadi kaya ataupun menjadi player terkuat”
Aku berbalik dan berniat meninggalkan ruangan, tetapi sistem pemandu segera menghentikan aku.
[Tetapi jika player ingin membuat sebuah taman bunga, bukankah player membutuhkan sebuah lahan?]
“Aku bisa mendapatkannya setelah mendaftar sebagai seorang petani.” balasku.
[Namun Serikat pekerja di kota ini sedang tidak beroperasi]
"Kalau begitu, aku akan pergi ke kota lain," kataku sambil meninggalkan kantor gubernur.
Sistem dan aku terus berdebat, suara yang terdengar langsung di kepala membuatku merasa harus menyelesaikan investigasi ini. Sepertinya dia penasaran dengan kelanjutan cerita yang aku sampaikan.
[Hemp]
"Kalau begitu, aku akan pergi ke kota lain," aku pun keluar dari kantor gubernur.
Sistem dan aku terus berdebat; suara yang terdengar langsung di kepalaku seakan menginginkan aku menyelesaikan investigasi. Apa dia penasaran dengan kelanjutan narasi yang aku sampaikan?
[Heng]
"Heh?" Apa yang baru saja aku dengar, ku yakin sekarang dia sedang tersenyum, seakan-akan telah memenangkan sesuatu. Perasaanku menjadi tidak enak.
[Anda memang seorang pemain yang sedang kebingungan.]
"Apa kau sedang mengejekku?" aku merasa kesal dengan sistem yang terus saja memperlakukan aku seperti orang bodoh.
[Terdapat sebuah penghalang yang menutupi seluruh wilayah kota Renggas, sehingga semua pemain yang berada di dalam kota tidak akan bisa keluar.]
"Heh, gimana?" apa baru saja aku mendengar bahwa kota sedang mengalami Lockdown?
[Saat sebuah kota ditinggalkan oleh penduduknya, Game akan menjadikannya kota mati. Setelah mendapatkan status kota mati, para penghuni baru akan berdatangan untuk mendiami kota tersebut.]
"Biar aku tebak, para penghuni baru itu pasti tidak ramah, bukan?" melihat keluar jendela, aku melihat kabut mulai menyelimuti seluruh area kota.
[Benar, mereka adalah para monster Mob.]
Sebuah miasma atau energi jahat akan menyelimuti kota, membuat siapapun yang terperangkap di dalamnya tidak akan bisa keluar dalam jangka waktu tertentu.
"Aku juga tidak bisa menggunakan gulungan sihir perpindahan?"
Setiap pemain baru akan mendapatkan dua item yang merupakan starter pack. Salah satu diantaranya adalah sebuah gulungan teleportasi yang dapat memindahkan pemain ke kota lain. Diharapkan pemain baru yang merasa tidak cocok dengan tempat awal mereka bermain bisa memilih kota lain menggunakan item teleportasi.
"Jadi, apa yang harus aku lakukan?" menatap dari jendela, aku melihat siluet yang bergerak di dalam kabut.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Adrian Syifa
next chapter ditunggu thor
2023-12-01
2
𝑲𝒓𝒆𝒂𝒅 𝒆𝒊 ❄📕
Lanjut
2023-12-01
3