Tubuhku terkapar di tanah, kali ini terasa jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya. Aku kembali terbunuh karena keteledoran yang aku buat sendiri. Sebuah kesalahan fatal yang mungkin akan membuat seluruh kerja keras ku selama ini melawan para Gagak akan berakhir menjadi sia-sia.
Aku lupa jika pohon kering yang dijadikan tempat bertengger kawanan gagak juga sebenarnya adalah monster. Sistem pemandu orang kebingungan sebelumnya telah memberitahu, tetapi karena terlalu senang setelah mengalahkan semua gagak membuatku melupakan semuanya.
[You are Death]
Melihat notifikasi itu membuatku kesal, kini aku harus memulai dari awal lagi. Mengumpulkan bulu untuk membuat anak panah dan kembali membuat perlengkapan bertarung.
Mungkin kali ini akan lebih mudah karena levelku akhirnya meningkat setelah pertarungan sebelumnya. Tetapi tetap saja mengulang pekerjaan yang seharusnya sudah selesai rasanya sangat merepotkan.
Ding!
[Efek gelar Fresh Meat aktif. Player akan menjadi Undead selama 10 menit]
"Eh!"
Tubuhku kembali bisa digerakkan, meskipun sangat sulit karena rasa sakit yang semakin parah, tetapi aku terus berusaha dengan keras untuk bisa bangkit.
Rasa gatal dan perih menjalar ke seluruh tubuhku, seakan seluruh dagingku tengah membusuk. "Jadi seperti ini rasanya menjadi zombie? Sangat tidak nyaman," ungkapku.
Dengan cepat rasa sakit yang aku rasakan menghilang, dan tubuhku bisa digerakkan dengan leluasa. Merasa heran dengan keadaan tubuhku yang tiba-tiba berubah begitu cepat, Sistem pemandu akhirnya memberitahu penyebabnya.
Keadaan ini disebabkan kemampuan ras Undead yang menjadi lebih kuat saat game masuk zona malam. Dari penjelasan Sistem pemandu, aku pun akhirnya sadar jika langit telah menjadi gelap.
Aku hanya memiliki waktu kurang dari sepuluh menit untuk mendapatkan karung berdarah itu, jika aku tidak bisa menggapainya selama waktu yang aku miliki maka semuanya akan berakhir.
Dengan tubuh yang telah berubah menjadi zombie, aku kembali menantang Treant (sejenis monster pohon).
Sadar tidak akan ada kesempatan untuk menang melawan monster yang puluhan kali lebih kuat dibandingkan kawanan Gagak, membuat aku hanya bisa terus mendekat sambil menghindari semua serangan yang datang ke arahku hingga akhirnya aku mencapai tempat di mana karung itu digantung.
"Dapat!"
Aku sangat senang setelah berhasil meraih karung tersebut. Awalnya aku hendak menyimpannya di dalam inventori agar meskipun nantinya aku kembali terbunuh, karung itu masih akan tersimpan di dalam inventori.
Tetapi hal yang tidak terduga terjadi...
Ding!
[Tidak dapat memasukkan makhluk hidup ke dalam inventori]
"Apaaaaaa!"
Karena terlalu terkejut, aku hampir saja melempar karung berdarah yang sudah payah aku dapatkan. Siapa sangka seseorang di dalam karung yang aku kira telah mati dimutilasi, ternyata masih hidup.
"Aku lupa jika ini adalah sebuah game," gumamku.
Dahan kayu yang menjadi tempatku berpijak bergetar, membuatku sadar jika waktuku tidak banyak yang tersisa. Aku segera turun dari monster pohon lalu berlari menuju batas area kekuasaan monster pohon.
Di belakang, akar-akar dari Treant mengejar-ku tidak ingin membiarkan aku kabur membawa karung berdarah. Sementara itu waktu yang tersisa kurang dari satu menit.
Antara akar pohon atau kehabisan waktu, entah mana yang akan membunuhku. Aku terus berlari secepat yang aku bisa, berharap bisa mengeluarkan karung berdarah dari dalam area monster.
Jika aku tidak bisa melakukannya maka semuanya akan kembali ke awal, semua gagak akan respawn dan jaring ini pun akan kembali ke tempat asalnya. Sungguh, aku sudah muak dengan pertarungan melawan gagak...
Kwak!
Terdengar suara gagak. "Sial, itu adalah gagak terakhir," aku tidak tahan untuk mengumpat.
Gagak yang aku biarkan tetap hidup karena berpikir jika burung itu sudah tidak berdaya, tapi saat ini justru akan membuatku menyesali keputusan untuk bersikap baik.
Gagak itu menghalangi jalanku, meskipun tidak bisa terbang secepat biasanya, burung itu tetap bisa menggunakan paruh dan cakar untuk menyerang. Aku berhasil menghindari serangan gagak, tetapi ternyata aku salah.
Melakukan serangan nyatanya bukanlah tujuan sebenarnya dari gagak itu. Dia hendak memperlambatku dengan menarik karung berdarah yang berada di punggungku.
"Gagak sialan, biarkan aku pergi. Seharusnya kau berterimakasih kepadaku karena membiarkanmu tetap hidup," ucapku kesal di tengah pertarungan saling tarik karung dengan gagak.
Kwak Kwak Kwak!
Tapi gagak itu justru tertawa seakan menertawakan diriku yang sangat naif Karena memberikan rasa belas kasih pada hewan buas yang ingin memakan ku.
"Ini sangat memuakkan."
Dengan kuat, aku menarik karung beserta gagak yang cakarnya menancap pada karung hingga sulit untuk dilepaskan. Tanganku bergerak cepat meraih leher gagak.
"Dasar unggas menyebalkan," tatapanku yang dipenuhi rasa benci menatap tajam pada gagak yang seakan begitu terkejut.
Gagak hanya terdiam saat lehernya masih aku cekik. Keadaan ini membuatku teringat dengan ayam yang pernah dipelihara oleh ibuku, tetapi tidak ada waktu untuk flashback, saat ini nyawaku berada di ujung tanduk.
Merasa tidak mungkin mencapai batas area monster, aku memilih melempar gagak yang cakarnya masih menancap pada karung. Aku khawatir jika lemparanku tidak cukup kuat untuk membuat karung keluar, tetapi aku bersyukur karena kekhawatirannya itu akhirnya tidak terjadi.
Jrasss!
"Ghak!"
Rasa sakit yang luar biasa kembali menyerang-ku, membuat otakku membeku selama beberapa saat. Dari belakang, sebuah akar menembus perutku.
[Your are Death]
Pada akhirnya, aku kembali terbunuh.
Aku terbangun di dalam kamar karena sambungan dengan permainan telah terputus karena kematian karakter. Begitu sadar, aku segera memeriksa perutku, khawatir jika ada lubang di sana.
Menghela nafas lega, aku bersyukur tidak menemukan sedikit pun luka di tubuhku. "Hufft, tadi itu rasanya sangat nyata," ucapku seraya mengelap keringat di kening.
Setelah karakter di dalam game terbunuh, aku tidak bisa kembali ke dalam permainan selama sepuluh menit. Selama waktu tunggu itu, aku pergi ke toilet untuk menyelesaikan urusan yang tidak terlalu mendesak.
***
[Selamat datang kembali, Nyarlan.]
Seperti biasanya, sistem menyambutku saat aku kembali tersambung dengan permainan. Di depanku, pemandangan yang sudah biasa aku lihat, dimana puluhan gagak bertengger di dahan kering, kembali bisa aku lihat.
Meskipun sebelumnya aku telah mengalahkan semua gagak itu, tetapi mereka kembali Respawn karena aku terbunuh dalam pertempuran. Satu langkah saja ke depan maka semua gagak akan segera terbang ke arahku.
Melihat para gagak yang kembali seperti sediakala, membuatku merasa khawatir jika karung bernoda darah yang telah susah payah aku dapatkan juga kembali ke tempatnya semula.
[Player bisa menemukan item yang telah diambil dari monster Treant di tempat player melempar item tersebut.]
Informasi dari sistem pemandu membuatku merasa sangat lega karena tidak harus mengulang dari awal untuk mendapatkan karung misterius. Berjalan di pinggiran area pertarungan, aku menuju tempat dimana karung itu berada.
Kawak!
Seekor gagak hitam berteriak ke arahku, itu adalah gagak yang sama yang telah menggangguku saat mencoba kabur dari serangan monster pohon keramat. Karena gagak itu, aku terbunuh dengan begitu menyakitkan.
"Hoho, apa kau sedang terjebak?" Sky tersenyum saat melihat cakar gagak itu sepertinya terlilit oleh karung yang sebelumnya ingin gagak itu rebut dariku.
Kwak!
Dia terus berteriak seakan memohon untuk dibebaskan. Tetapi aku memiliki rencana lain, "Bagaimana jika kau dijadikan gagak panggang?" ucapku sembari menjilat kapak batu yang merupakan satu-satunya senjata yang masih tersisa.
Tidak diduga, gagak tersebut tidak menunjukkan ketakutan saat mengetahui aku hendak membunuhnya. Burung hitam itu terlihat pasrah saja seakan mengetahui jika tidak ada gunanya mencoba memberontak.
Melihat banyaknya bulu yang berserakan di sekitar karung, aku dapat menyimpulkan jika dia sebelumnya sudah berusaha untuk melepaskan cakarnya namun berakhir dengan kegagalannya.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan padamu?" Melihat gagak yang begitu pasrah menerima nasibnya, membuat keinginanku untuk balas dendam seketika menghilang.
Pada akhirnya, aku membantu gagak itu lepas dari karung. Awalnya aku waspada jika tiba-tiba dia akan menyerang, namun gagak itu justru terbang dan hanya berputar-putar di langit. Dia seakan telah kehilangan arah tujuannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments