Begitu menyakitkan hingga otakku seakan ingin meledak. Kematian pertama yang aku alami sangat mengerikan, di mana puluhan gagak menyerangku, mencakar kulitku bertubi-tubi hingga terkelupas. Lalu mereka mulai memakan ku hidup-hidup secara beramai-ramai.
“Ugh, hemppp!”
Perutku bergejolak, aku tidak dapat menahan diri untuk muntah. “Sialan, ini bahkan lebih parah dari BEOL,” ucapku setelah muntah di lantai. Aku kembali memasuki game untuk mencoba melawan para gagak sekali lagi, tetapi hasilnya tetap sama, aku kembali terbunuh begitu mendekati pohon.
“Dahlah capek,” aku merasa sangat lelah, jadi aku memutuskan untuk tidur.
Pergi ke kamar mandi, mencuci kaki, menyikat gigi, lalu pergi ke kamar. Ketika berbaring di tempat tidur, aku masih memikirkan tentang Metal Saga, 'Bagaimana orang-orang masih bertahan memainkan game yang bisa memberikan rasa melebihi kenyataan?' Tanyaku dalam pikiran.
Terbunuh lebih dari sepuluh kali di dalam game membuat kepalaku hampir pecah. Jika aku melanjutkannya, mungkin kejiwaanku akan terganggu.
***
Esok pagi, setelah membersihkan rumah, terutama bekas muntah semalam yang tidak sempat aku bersihkan, aku pergi ke kebun belakang untuk menyiram tanaman. Aku merasa semuanya masih terlihat sama seperti kemarin, tidak ada satu pun tanaman di pot yang menunjukkan perkembangan.
“Seharusnya butuh dua hingga tiga hari untuk mulai berkecambah. Aku tidak sabar untuk melihatnya,” gumamku. Setelah merawat tanaman, aku meninggalkan rumah dengan niat berbelanja di minimarket dekat rumah.
“Selamat datang!”
Kasir yang merupakan seorang gadis bertelinga hewan menyambut kedatanganku. Tanpa banyak berpikir, aku segera mencari apa yang aku butuhkan.
“Mana yang sebaiknya aku beli?”
Meskipun aku ingin segera menyelesaikan belanjaan ini, tetapi tidak semudah itu. Aku selalu kesulitan menentukan apa yang aku ingin beli ketika terdapat dua produk yang sama dengan merek berbeda.
“Tidak tahu mana yang lebih baik.”
Biasanya aku akan membeli keduanya agar tidak bingung, tetapi ada terlalu banyak yang ingin aku beli. Jika aku menggunakan cara tersebut, bisa-bisa aku akan mengosongkan minimarket ini.
Ketika aku tengah kesulitan menentukan apa yang ingin ku beli, beberapa pengunjung memasuki minimarket. Mereka adalah sekelompok anak muda, lima orang, dengan satu gadis dan empat lelaki.
Aku menatap mereka sekilas, biasanya aku tidak tertarik dengan orang asing yang aku temui di jalan. Tetapi perasaanku terasa begitu buruk saat ini, mungkin ini adalah pengaruh dari kekalahan ku semalam.
“Selamat datang.”
Gadis kasir menyambut kedatangan mereka dengan ramah seperti dia menyambutku sebelumnya, tidak ada masalah dengan sambutan itu. Namun, balasan yang gadis kasir terima justru sangat tidak mengenakan.
"Kyaaa! Tidak, aku telah dinodai oleh suara dari makhluk menjijikkan itu!" seru gadis dalam kelompok itu dengan histeris, alasan yang tidak masuk akal membuatnya panik.
"Pemuda itu langsung menanggapi dengan nada intimidasi, "Oi, makhluk rendahan sepertimu berani berbicara pada kami!"
Gadis kasir sangat terkejut dan segera meminta maaf kepada mereka. Namun, para pemuda semakin marah, salah satu dari mereka bahkan mengeluarkan senjata api.
Tapi ini bukan urusanku, jadi aku tidak perlu memikirkannya. Aku hanya perlu mengambil barang yang kubutuhkan dan kembali pulang untuk bermain.
"Tolong berikan semua uang di kasir!" mereka mengancam.
"Tidak, berhenti, tolong!" gadis kasir berusaha melawan, tetapi salah satu pemuda mengarahkan senjatanya padanya.
Brak!
Terdengar suara keras saat pemuda itu memukul gadis kasir. Dengan cepat, gadis itu jatuh bersimbah darah.
Para pemuda itu tertawa dengan gembira, melihat gadis kasir yang tak berdaya. Salah satu dari mereka mengambil uang dari kasir, sementara yang lain menendang tubuh gadis kasir.
"Berhenti!"
Para pemuda itu terdiam dan menatapku. Lampu minimarket mulai berkedip-kedip, seolah-olah ada gangguan listrik.
"Bagaimana aku bisa membayar semua barang yang sudah kubeli jika kasirnya pingsan?" gangguan pada lampu semakin parah. Apakah pemilik minimarket ini lupa membayar tagihan listrik?
"Hah? Apa kau berbicara padaku?" salah satu pemuda mendekatiku dengan senjata. Dia terlihat tenang, seolah tidak takut bahwa aksi perampokan dan kekerasan yang dilakukannya bersama teman-temannya terbongkar.
Dengan senyum jahat di wajahnya, pemuda itu semakin mendekat. Namun, senyumnya segera terhapus saat melihat tanduk di kepalaku.
"Cih, sialan. Dia sama menjijikkan seperti kasir, binatang!" katanya.
Aku menatap pemuda itu dengan bosan, meskipun senjata api sudah mengarah ke wajahku.
"Bajingan, berani saja makhluk menjijikkan seperti kamu menatapku dengan cara itu," pemuda itu semakin marah, meskipun aku tidak melakukan apapun.
"Ahahaha, ini akan menjadi seru. Luk akan membunuh hewan itu..." kata gadis dalam kelompok anak-anak itu.
"Bukankah ini menarik? Tidak ada yang akan peduli jika makhluk menjijikkan seperti mereka mati," kata pemuda dengan tongkat besi, yang telah memukul kepala gadis kasir.
"Kalian benar, masyarakat akan berterima kasih kepada kita karena telah menghilangkan makhluk tidak berguna seperti mereka."
Gelak tawa dari para pemuda itu bergema di minimarket. Aku tidak peduli dengan mereka dan ingin melihat kondisi gadis kasir, tetapi tiba-tiba pemuda yang mengarahkan senjatanya padaku menembak.
Dor!
Tawa digantikan dengan suara tembakan yang keras.
Aku segera menghindar dari peluru, tidak percaya bahwa pemuda itu benar-benar menembak.
"Peluru meleset?" kataku dengan nada tidak percaya. Pemuda itu juga terkejut, tetapi dengan alasan yang berbeda, "Aku meleset?" katanya, tubuhnya gemetar karena kemarahannya. Dia tidak berpikir bahwa tembakannya akan meleset, terutama pada jarak yang begitu dekat dengan senjatanya.
"Ahaha, dia pasti wanita yang beruntung," kata gadis nakal itu.
"Beruntung? Menurutku lebih baik dia mati karena tembakan tadi daripada merasakan kemarahan Luk," kata pemuda tersebut, yang telah memukul kepala gadis kasir.
Mendengar percakapan mereka, aku menghela nafas. "Apa yang diajarkan di sekolah saat ini? Sampai ada anak-anak bodoh dan haus darah seperti kalian," kataku, menyayangkan keadaan anak-anak muda yang mengenaskan seperti mereka.
"Sialan!"
Merasa direndahkan, pemuda di depanku menjadi marah. Dua pemuda lainnya mencoba menembakku lagi, tetapi kali ini dengan mode tembakan otomatis yang melepaskan puluhan peluru dalam sekejap. Dengan jarak yang sangat dekat, aku dapat menghindari setiap peluru yang diarahkan padaku.
"Apa ibumu tidak pernah mengajarmu untuk tidak merusak properti orang lain?"
Bam!
"Ghaak!"
Tendanganku mengenai perut pemuda itu dan membuatnya terlempar ke arah teman-temannya. Aku mengambil senapan yang terjatuh, dan tatapanku tertuju pada para perampok kecil yang mulai waspada.
"Permainan sudah berakhir, anak-anak," kataku sambil menggenggam senapan yang telah kubawa.
Penerangan di belakangku kini benar-benar telah mati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
ku rama
keren 👍
2023-12-19
0
Adrian Syifa
cantik
next chapter
2023-12-05
1
Anonymous
akhirnya ada ilustrasi MC di dunia nyata, tinggal yg di dalam game aja lagi
2023-12-05
2