Aku bermaksud meminta Gubernur untuk menandatangani surat pengalihan kepemilikan lahan. Mengambil pena dari dalam inventori, aku merasa ada sesuatu yang agak aneh.
Pena yang aku bawa berasal dari kantor Gubernur, tapi aku tidak tahu mengapa sistem pemandu memintaku untuk membawanya. Kupikir pena ini hanya akan menjadi aksesori.
"Ternyata ini alasannya kau menyuruhku membawa pena?" Katakan dengan datar. Tidak ada balasan dari sistem.
Sistem pemandu pasti sudah mengetahuinya jika sebenarnya Gubernur masih hidup. Sementara rencana untuk mengambil lahan dengan darah dan sidik jari hanya karangan belaka.
[Pena itu hanya sebagai rencana cadangan jika player tidak dapat menyelamatkan Gubernur tepat waktu]
Sistem pemandu menjelaskan bahwa meskipun tidak ada lengan yang terdapat pada karung berdarah, aku masih bisa mendapatkan sidik jari Gubernur yang tertinggal di rumahnya.
"Jadi rencana utamanya, setelah bertarung dengan gagak dan Treant, kau ingin aku kembali ke kota yang sudah dikuasai oleh monster?" tanyaku penuh kecurigaan.
Jika memang bisa mengambil sidik jari yang tertinggal di rumah Gubernur, seharusnya dia menyarankan aku melakukan itu saat aku masih di dalam kota. Tetapi dia justru menyarankan aku untuk menemukan tubuh Gubernur lebih dahulu.
[Player mengalami kebingungan]
"Oh ya? Kau pikir siapa yang membuat aku menjadi kebingungan?"
"Uhk uhk..."
Sistem dan aku hampir saja berdebat, tapi suara sekarat Gubernur menghentikan kami. Keadaannya semakin buruk setelah keluar dari dalam karung, wajahnya begitu pucat karena terus kehilangan darah.
Sistem pemandu memberitahuku bahwa karung yang digunakan untuk membungkus tubuh Gubernur ternyata memiliki mekanisme sihir yang dapat menahan pendarahan.
"Hanya menahan bukan untuk menghentikan, sepertinya orang-orang yang melakukan hal kejam ini pada Gubernur menginginkan dia tersiksa dalam waktu yang lama."
Aku mengatakan kondisi tubuhnya pada Gubernur dan menyarankannya untuk kembali masuk ke dalam karung. Gubernur pun mengerti dan bersedia kembali masuk ke dalam karung, tapi dia memintaku untuk tetap membuat kepalanya berada di luar.
".k. k..u..ta......" Gubernur berbicara dengan bahasa yang sama sekali tidak aku mengerti.
[Gubernur mengatakan bahwa dua orang tidak dapat bernafas saat berada dalam karung]
"Oh, oke."
Aku kembali memasukkan tubuh Gubernur beserta potongan kakinya, tapi tetap membiarkan kepalanya berada di luar. Keadaannya mulai stabil, tapi kami tidak bisa membiarkannya tetap seperti itu.
"Tuan Gubernur, ini demi kebaikan kita semua. Mohon tandatangani surat pengalihan lahan ini."
Aku menjelaskan apa yang aku ketahui dari sistem pemandu, bahwa semakin lama waktu berlalu, area terkutuk yang menjadi wilayah kekuasaan para monster akan semakin meluas.
Gubernur memahami situasi tersebut, karena dia adalah penduduk asli dunia game ini yang pernah mengalami kota ditinggalkan oleh penduduknya. Beliau bersedia menandatangani surat tersebut dengan syarat aku bersedia merawatnya hingga dia pulih.
Ding!
Lonceng notifikasi tiba-tiba berbunyi, membuatku sedikit terkejut.
[Anda mendapatkan Quest baru]
"Quest?"
___________________________________________
[Quest Menyelamatkan hidup Gubernur Renggas]
Keterangan: Mengikuti arahan dari seorang pemandu, membuat Anda menemukan Gubernur kota Renggas yang tengah sekarat. Gubernur memintamu untuk merawatnya hingga pulih dengan imbalan sebuah lahan yang subur di hutan terlarang.
Apakah Anda menerima permintaan dari Gubernur?
YES/NO
___________________________________________
Keterangan Quest sedikit berbeda dengan apa yang telah aku lalui, mungkin ada skenario lain yang bisa ditempuh agar player bisa menemukan Gubernur.
"Baiklah, aku menerima tawaran yang Anda berikan."
Ding!
[Jawaban dikonfirmasi]
Setelah itu, sistem menunjukkan sebuah Statistik yang menunjukkan angka 26%, statistik tersebut merupakan tingkat kesehatan Gubernur.
[Player harus menjaga agar kesehatan Gubernur tidak turun hingga 15%, jika sampai itu terjadi maka Quest akan gagal]
Setelah menyetujui penerimaan Quest, aku baru sadar jika tidak tahu akan sampai mana aku harus menyembuhkan Gubernur, apakah aku juga perlu mencari potongan lengannya?.
“Itu akan sangat merepotkan jika benar demikian”
Begitu aku menerima permintaannya, Gubernur akhirnya bersedia menandatangani surat pengalihan kepemilikan tanah.
“Mulut anda sangat terlatih yah.” komentarku setelah melihat tanda tangan Gubernur yang dibuat dengan sangat baik meskipun dia menulisnya hanya menggunakan mulut.
Ding!
[Player berhasil menjadi pemilik sah hutan larangan]
Notifikasi memberitahu jika usahaku untuk mendapatkan lahan yang nantinya akan aku buat sebagai taman bunga akhirnya berhasil.
Meskipun aku agak heran kenapa notifikasi itu menyebutkan hutan larangan secara gamblang, bukan ‘Suatu wilayah di dalam hutan larangan’.
“Jangan katakan akte tanah ini mencakup seluruh area hutan larangan.”
[Ya, menang itu yang tertulis di sana. Apa kau tidak bisa membacanya?]
Seketika aku membanting akte tersebut ke tanah. ‘Sial, dia menipuku’. Ini adalah masalah besar. Yang aku inginkan hanya sebuah lahan yang cukup untuk membuat taman bunga, bukan seluruh hutan.
Aku bisa membayangkan akan ada banyak masalah yang datang padaku karena akte kepemilikan tanah ini. Dunia ini adalah sebuah simulasi game dimana banyak player yang menginginkan kekuasaan dan harta.
Merasa semua berlomba-lomba untuk mendapatkan wilayah luas, terutama yang kaya akan hasil alamnya. Jika mereka tahu saat ini aku memilih akte tanah hutan terlarang, sudah dapat dipastikan permainan santai yang aku inginkan tidak akan bisa terwujud.
“Mungkin nanti aku bisa menjualnya” ucapku seraya menyimpan akte tersebut kedalam inventori.
Setelah aku menjadi pemilik hutan larangan, tempat ini akan bebas dari para makhluk jahat selama satu Minggu. Aku harus menggunakan waktu itu sebaik mungkin untuk meningkatkan kekuatan Avatar dan ....
“Tunggu, bukankah tujuanku bermain karena ingin menanam bunga?.” aku merasa kebingungan.
***
Menggunakan meja kerajinan, aku membuat sebuah perahu dan memodifikasinya dengan menambahkan roda di bawahnya.
"Agak bergelombang, semoga tuan Gubernur bisa menahannya," kataku kepada Gubernur yang ditempatkan di atas perahu.
Roda yang aku buat menggunakan batang pohon tidak berbentuk lingkaran sempurna sehingga perahu bergetar saat bergerak.
[Gubernur mengatakan bahwa berada di atas perahu jauh lebih baik daripada diseret.]
"Hah?"
Diseret? Apa dia berpikir aku akan menyeretnya sepanjang jalan? Tidak, aku pikir dia bisa berpikir seperti itu karena orang-orang yang membawanya kemari lah yang telah menyeretnya.
Kami memasuki hutan. Malam yang cerah membuat hutan tidak terlalu gelap, sinar rembulan yang masuk melalui celah dedaunan menerangi jalanku.
Selama perjalanan, aku takjub dengan keindahan hutan ini saat malam hari. Sesekali, aku juga memanen herbal untuk diolah menjadi Potion penyembuh.
[Kita sudah cukup jauh dari batas hutan.]
"Sudah saatnya membangun tempat tinggal, bukan?"
[Benar, kamu harus memiliki tempat aman terlebih dahulu sebelum membuat kebun.]
Seperti area berbahaya lainnya dalam game ini, hutan larangan juga memiliki beberapa monster kuat yang berkeliaran. Mengikuti panduan sistem pemandu, aku akhirnya menemukan tempat aman yang jauh dari wilayah monster kuat.
Tempat itu adalah sebuah danau dengan air yang sebening kaca. Cahaya misterius dari pepohonan di sekitarnya membuat danau ini terlihat lebih indah.
"Ini membuatku merasa nostalgia."
Aku merasa sangat akrab dengan tempat ini, meskipun sebenarnya ini adalah pertama kalinya aku datang ke tempat seperti ini.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments