Di Incar .

Hari Minggu ini , sebenar nya Aditya malas pulang kerumah nya , dia takut menghadap sang ibu .

Jangan kan untuk bicara , melihat wajah sedih ibu nya saja , hati nya serasa di iris iris .

Tetapi kerinduan nya pada sang ibu , tidak lagi bisa dia bendung lagi .

Dengan membawa beberapa ekor ikan lele dan gabus , serta beberapa sayuran , akhirnya dengan nekat , di paksa nya kaki nya untuk menggenjot sepeda kearah kampung .

Di halaman rumah nya , tidak dia dapati ibu nya menyapu halaman seperti biasa nya.

Jantung nya mulai berdetak kencang , perasaan nya gelisah , dia takut ibu nya itu sakit .

Setelah menyandarkan sepeda nya di dinding rumah , Aditya langsung berlari kedalam rumah sambil memanggil ibu nya .

Di dalam rumah kecil itu , di lihat nya sang ibu duduk di kursi , sambil termenung menatap kearah luar jendela dengan tatapan kosong , sehingga Aditya memanggil diri nya , dia tidak mendengar .

Terlihat air mata menetes satu persatu di pipi wanita cantik yang masih muda itu .

Aditya tahu , sesuatu sudah terjadi dengan ibu nya .

Di peluk nya kedua kaki wanita yang paling disayangi nya itu , wajah nya dia benamkan diantara dua lutut ibunya , sambil tangis nya berderai .

Rahmah segera menghapus air mata nya cepat cepat , dia tidak ingin putra nya itu melihat dia menangis .

Lalu dibelai nya rambut putra kesayangan nya itu , "kenapa Didit tidak jujur sama ibu nak ? , kenapa ?, apakah ibu ada membuat Didit kecewa atau marah nak ?" terdengar suara wanita cantik itu bergetar dan agak serak , pertanda dia terlalu banyak menangis .

Tangis Didit pun kian keras , "bu !, ibu jangan bilang seperti itu bu , jangan per berat beban pikiran Didit bu , Didit cuma punya ibu seorang , Didit sayang ibu , demi Allah , awal nya Didit kira , Didit di per*osa siluman beneran bu , tidak tahu nya , itu wanita betulan bu , dan sekarang mereka mengandung anak Didit , cucu ibu , apa yang harus Didit lakukan bu, tolong Didit bu , Didit tidak ingin putus sekolah , Didit ingin membuat ibu bangga dengan keberhasilan Didit !" tangis Didit di pangkuan ibu nya .

Cukup lama kedua anak beranak itu saling ber tangisan , hingga akhirnya Rahmah memegang kepala putra nya itu , lalu ditengadahkan nya kepala putra nya itu menghadap wajah nya .

Dengan kedua tangan nya , di usap nya kedua belah pipi putra nya itu .

"Dit !, kau laki laki sayang , mulai sekarang , belajarlah menghadapi resiko dari perbuatan kita sendiri , air mata tidak akan menyelesaikan permasalah nya , kedua wanita itu sudah mendatangi ibu di sini , dan mereka sudah menceritakan semua nya , tidak ada yang perlu disalah kan nak , kau cuma anak remaja bertubuh ringkih , apalah daya menghadapi dua orang wanita dewasa , sedangkan mereka berdua , juga terkena pengaruh obat perangsang yang di berikan oleh orang orang jahat itu kepada mereka , ini semua takdir nak , mulai sekarang , belajarlah berdamai dengan takdir mu sayang , meskipun takdir mu pedih dan perih , dan tidak seindah khayalan , karena , dengan menerima takdir , kau akan menghadapi hidup ini jauh lebih mudah nak !, langkah mu baru di mulai , masih panjang jalan yang mesti kau lalui , kau sudah merasa perih nya hidup tanpa ayah , jangan sampai anak mu kelak mengalami , kepedihan yang kau rasakan , ambil keputusan yang terbaik menurut Didit , dan ibu akan mendukung , apapun keputusan Didit , percayalah , ibu akan berdiri di depan Didit !" kata Rahmah sambil menyapu air mata putra nya itu .

"Apakah ibu tidak marah dengan Didit bu ?" tanya Aditya .

"Marah untuk apa sayang ?, untuk hal yang menimpa mu sekarang ?, berarti ibu juga marah dengan sang pemberi takdir itu sendiri nak , semua ini tidak akan terjadi , seandainya , tidak ada garis takdir dari Allah sang pemberi takdir itu sendiri , meridhoi nya , cuma itu jalan keluar nya !" ucapan yang keluar dari mulut Rahmah , seperti air dingin yang di guyur pada saat panas .

Hati Aditya yang tadinya terasa ada beban yang sangat berat , kini terasa plong semua nya .

"Kata mereka , mereka sudah membelikan handphone untuk mu , ayo sekarang hubungi mereka , ibu mau bicara !" pinta ibu nya .

Aditya segera mengeluarkan handphone yang dia buat di dalam kantong kresek dan dia ikat di pinggang nya itu .

Lalu dengan cekatan , dia pencet kontak Aurelia .

"Halo Dit , ada apa ?" terdengar suara aurelia dari seberang sana .

"Halo non !, ini bu Rahmah ibu nya Aditya !" kata Rahmah .

"Oh !, ibu !, ada apa bu ?" tanya Aurelia pelan .

"Begini non !, saya sudah bicara dengan Aditya , dan dia menyanggupi semua usul yang non berikan kemarin , atur saja segala nya non , kami setuju saja !" kata Rahmah dengan suara agak bergetar .

" Oh terimakasih bu !, tolong ibu jangan lagi panggil kami non , mulai sekarang , ibu adalah ibu kami juga bu , secepat nya akan kami urus semua nya , ibu tidak usah khawatir !" kata Aurelia dari seberang sana .

"Eh i iya nak !, segala urusan , kami serahkan sepenuh nya pada kalian berdua ya nak " kata Rahmah , mengakhiri pembicaraan mereka di telepon .

Aditya berlari keluar rumah , dia ingat , masih meninggalkan ikan dan beberapa sayuran di sepeda nya .

Setelah menyerahkan ikan dan beberapa sayuran untuk ibu nya , Aditya segera menimba air dari sumur untuk mengisi bak mandi ibu nya .

Setelah semua nya beres , barulah Aditya kembali ke pondok di kebun koh Ahong untuk menjaga kebun itu .

Hari kembali bergulir , dari Senin , tanpa terasa Senin lagi .

Kali ini seperti biasa nya , Aditya bersepeda sendirian dari kebun menuju ke sekolahan nya .

Namun kali ini , di belakang Aditya ada sebuah mobil Alphard warna hitam yang mengikuti nya dari kejauhan .

Keluar arah ke jalan raya , nampak sebuah mobil berwarna putih lain yang nampak seperti sedang mogok itu .

Di dalam mobil itu terlihat empat orang laki laki sedang bercakap cakap serius .

Ketika sepeda Aditya melewati mereka , spontan mobil itu bergerak di belakang Aditya dengan jarak yang teratur .

Tiba tiba dari arah belakang , terlihat dua buah sepeda motor dipacu dengan kencang kearah Aditya yang sedang bersepeda itu .

Beberapa detik lagi , sepada Aditya ditabrak oleh sepeda motor itu , namun tiba tiba mobil Alphard warna hitam tadi dengan sengaja melintang di hadapan sepeda motor itu , sehingga tabrakan pun tidak terhindarkan lagi .

"Brang !!" ...

Dua sepeda motor itu menghantam body mobil dengan telak , hingga pengendara nya terlempar ke udara cukup jauh , lalu jatuh tanpa bergerak lagi .

Mobil Alphard warna hitam yang penyok tadi segera meluncur dan menghilang di tikungan jalan .

Dengan tubuh gemetar , Aditya segera mengayuh sepeda balap tua nya kearah sekolahan nya .

Sesampai nya di sekolah , Aditya segera masuk kedalam lingkungan halaman sekolah , memarkir sepeda nya di tempat parkir , lalu duduk di bawah pohon tempat mereka sering nongkrong bersama .

Ternyata disana ketiga sahabat nya , seperti biasa nya , sudah tiba terlebih dahulu dari pada diri nya .

Dari kejauhan , dilihat nya Anita Chan sedang memperhatikan diri nya sedari awal dia masuk , hingga tiba di bawah pohon itu .

Dari raut wajah nya , sukar untuk di baca , apa yang sedang dia pikirkan saat itu .

Saat tatapan mereka bertemu , Anita cepat cepat membuang muka nya kearah lain .

"Aku sudah tidak sesuci yang kau kira , aku terjatuh di dalam lumpur yang paling berbau , meskipun aku menyukai mu , tetapi aku bukanlah pasangan yang pantas untuk mu maafkan aku " bisik Aditya perlahan .

Namun rupanya , bisikan nya itu tidak cukup kecil , hingga masih di dengar oleh Deri Chan .

"Apapun yang terjadi , kita tetap sahabat Dit !" kata Deri Chan sambil menepuk bahu Aditya .

Aditya menatap belakang Anita yang berjalan semakin menjauh dari nya , lalu menghilang dibalik pintu kelas nya .

...****************...

Episodes
1 Aditya .
2 Persahabatan .
3 Aurelia .
4 Perasaan Hampa .
5 Berbagi hati .
6 Masuk Perangkap .
7 Malapetaka .
8 Gara gara Siluman .
9 Khayalan Nyata .
10 Bertemu lagi .
11 Bujukan .
12 Dilema .
13 Di Incar .
14 Nikah yok .
15 Tiupan Angin Jahat .
16 Ngambek .
17 Hinaan .
18 Rasa Cemburu .
19 Kejujuran .
20 Penculikan .
21 Sepi tanpa Kamu .
22 Evelyne yang misterius .
23 Ruangan Pribadi .
24 Putra Mahkota .
25 Serasa dalam Mimpi .
26 Cinta Tersangkut di Jaring Laba Laba .
27 Pak Yanuar Tersandung Batu .
28 My Hanny .
29 Ngambek Lagi .
30 Cinta Jadi benci , Benci jadi Dendam .
31 Putaran Roda Nasib .
32 Korban Pengeroyokan .
33 Tiga Wanita Tangguh .
34 Siuman .
35 Teror !.
36 Kehilangan Sahabat .
37 Kedatangan para Sahabat .
38 Kembali ke Mansion .
39 Ambisi Zon Ibram .
40 Lara Hati Anita Chan .
41 Mencintai , Meskipun tidak Untuk Memiliki .
42 Kebersamaan .
43 Evelyne berjumpa Ibu .
44 Ngidam Mangga dan Dondong .
45 Balapan Motor Maut .
46 Memancing di Telaga Wiring .
47 Teror di Telepon .
48 Teror di Jalan Raya .
49 Serangan .
50 Obsesi Helena .
51 Sumpek .
52 Ketiduran di Taman .
53 Jadi kecemburuan .
54 Mulai Timbul Rong Rongan .
55 Mencinta bukan untuk memiliki .
56 Fransiska cemburu .
57 Kemesraan Aditya dan Fransiska .
58 Ter Fitnah .
59 Penyesalan .
60 Galau .
61 Arti Sebuah Kehilangan .
62 Pertemuan Sejenak .
63 Pamit ! .
64 Kawah Candradimuka.
65 Bara mulai panas.
66 Black Devil.
67 Rencana.
68 Pertemuan di restoran.
69 Jhonatan Bertindak.
70 Masa Tenang.
71 Adilia dan Ameralia.
72 Roy Edan.
73 Ditolak Dua Wanita.
74 Kecurigaan Fransiska.
75 Black Angel.
76 Di Teror lagi.
77 Teror Terus Berdatangan.
78 Runtuh nya Sebuah Kerajaan Bisnis.
79 Adilia dan Ameralia di Culik.
80 Pasrah Dalam Takdir.
81 Jamuan Makan Malam.
82 Merajut Kebersamaan Kembali.
83 Pengganggu Kecil.
84 Shoping.
85 Keangkuhan seorang wanita.
86 Insiden di Mall.
87 Kesandung Batu.
88 Tertuduh.
89 Pengkhianatan.
90 Musuh dalam Selimut.
91 Titik Balik.
92 Hukuman Gangster.
93 Ke Kampus.
94 Dua Serigala putih.
95 Dendam Dua Serigala Putih.
96 Membeli Kafe Bangkrut.
97 Menelpon Deri Chan.
98 Membuat Rencana.
99 Pertarungan di taman Kecil.
100 Benci apa Suka.
101 Pertemuan Empat Sahabat.
102 Kafe Sahabat D3T.
103 Mengatur Rencana.
104 Hidup Diantara Dua Rasa.
105 Ada Cinta dalam Balutan Benci.
106 Karyawan Baru Kafe.
107 Jadi Karyawan Kafe.
108 Reunian.
109 Tersinggung.
110 Merajut Kebersamaan.
111 Rasa Was Was.
112 Adilia dan Ameralia di Culik.
113 Kemurkaan.
114 Irene Murka.
115 Tabir Tersingkap.
116 Kemarahan Aditya.
117 Mendung Diatas Bukit.
118 Om Dodo.
119 Pertemuan yang mengharu biru.
120 Bougenville Merah Ungu.
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Aditya .
2
Persahabatan .
3
Aurelia .
4
Perasaan Hampa .
5
Berbagi hati .
6
Masuk Perangkap .
7
Malapetaka .
8
Gara gara Siluman .
9
Khayalan Nyata .
10
Bertemu lagi .
11
Bujukan .
12
Dilema .
13
Di Incar .
14
Nikah yok .
15
Tiupan Angin Jahat .
16
Ngambek .
17
Hinaan .
18
Rasa Cemburu .
19
Kejujuran .
20
Penculikan .
21
Sepi tanpa Kamu .
22
Evelyne yang misterius .
23
Ruangan Pribadi .
24
Putra Mahkota .
25
Serasa dalam Mimpi .
26
Cinta Tersangkut di Jaring Laba Laba .
27
Pak Yanuar Tersandung Batu .
28
My Hanny .
29
Ngambek Lagi .
30
Cinta Jadi benci , Benci jadi Dendam .
31
Putaran Roda Nasib .
32
Korban Pengeroyokan .
33
Tiga Wanita Tangguh .
34
Siuman .
35
Teror !.
36
Kehilangan Sahabat .
37
Kedatangan para Sahabat .
38
Kembali ke Mansion .
39
Ambisi Zon Ibram .
40
Lara Hati Anita Chan .
41
Mencintai , Meskipun tidak Untuk Memiliki .
42
Kebersamaan .
43
Evelyne berjumpa Ibu .
44
Ngidam Mangga dan Dondong .
45
Balapan Motor Maut .
46
Memancing di Telaga Wiring .
47
Teror di Telepon .
48
Teror di Jalan Raya .
49
Serangan .
50
Obsesi Helena .
51
Sumpek .
52
Ketiduran di Taman .
53
Jadi kecemburuan .
54
Mulai Timbul Rong Rongan .
55
Mencinta bukan untuk memiliki .
56
Fransiska cemburu .
57
Kemesraan Aditya dan Fransiska .
58
Ter Fitnah .
59
Penyesalan .
60
Galau .
61
Arti Sebuah Kehilangan .
62
Pertemuan Sejenak .
63
Pamit ! .
64
Kawah Candradimuka.
65
Bara mulai panas.
66
Black Devil.
67
Rencana.
68
Pertemuan di restoran.
69
Jhonatan Bertindak.
70
Masa Tenang.
71
Adilia dan Ameralia.
72
Roy Edan.
73
Ditolak Dua Wanita.
74
Kecurigaan Fransiska.
75
Black Angel.
76
Di Teror lagi.
77
Teror Terus Berdatangan.
78
Runtuh nya Sebuah Kerajaan Bisnis.
79
Adilia dan Ameralia di Culik.
80
Pasrah Dalam Takdir.
81
Jamuan Makan Malam.
82
Merajut Kebersamaan Kembali.
83
Pengganggu Kecil.
84
Shoping.
85
Keangkuhan seorang wanita.
86
Insiden di Mall.
87
Kesandung Batu.
88
Tertuduh.
89
Pengkhianatan.
90
Musuh dalam Selimut.
91
Titik Balik.
92
Hukuman Gangster.
93
Ke Kampus.
94
Dua Serigala putih.
95
Dendam Dua Serigala Putih.
96
Membeli Kafe Bangkrut.
97
Menelpon Deri Chan.
98
Membuat Rencana.
99
Pertarungan di taman Kecil.
100
Benci apa Suka.
101
Pertemuan Empat Sahabat.
102
Kafe Sahabat D3T.
103
Mengatur Rencana.
104
Hidup Diantara Dua Rasa.
105
Ada Cinta dalam Balutan Benci.
106
Karyawan Baru Kafe.
107
Jadi Karyawan Kafe.
108
Reunian.
109
Tersinggung.
110
Merajut Kebersamaan.
111
Rasa Was Was.
112
Adilia dan Ameralia di Culik.
113
Kemurkaan.
114
Irene Murka.
115
Tabir Tersingkap.
116
Kemarahan Aditya.
117
Mendung Diatas Bukit.
118
Om Dodo.
119
Pertemuan yang mengharu biru.
120
Bougenville Merah Ungu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!