Pukul sepuluh siang , Aditya membuka mata nya , sekujur tubuh nya terasa remuk redam , dan tenaga nya pun terasa terkuras habis .
Di biarkan nya tubuh nya tetap terbaring diatas karpet tua itu , malas rasa nya dia untuk bangun .
Di ingat ingat nya apa yang terjadi tadi malam .
Setelah ingatan nya pulih sempurna , buru buru dia bangkit duduk , namun dia menjerit melihat tubuh polos nya , tanpa sehelai benang pun .
Di lihat nya di lantai ada beberapa bercak darah tertinggal , namun tidak ada siapapun di pondok itu .
Setelah mengenakan pakaian nya , Didit segera melangkah ke bilik mandi , untuk membersihkan diri nya .
Selesai mandi , Didit merebus air di ceret kecil , kali ini dia ingin bikin kopi , agar tubuh nya kembali fit lagi .
Hari Minggu seperti sekarang ini , Togar dan Dodo melakukan misa Minggu pagi , jadi seperti biasa nya , mereka tidak akan ke kebun .
Begitupun dengan Deri Chan , dia kalau Dodo dan Togar tidak pergi ke kebun , dia juga akan malas pergi ke kebun .
Diambil nya sisir dan cermin kecil untuk menyisir rambut nya .
Namun betapa kaget nya dia melihat bayangan nya sendiri di dalam cermin yang penuh dengan totol totol warna merah memenuhi leher dan sekujur tubuh nya .
Dia ingat bahwa itu pekerjaan salah seorang wanita cantik tadi malam .
Pikiran horor segera menghampiri diri nya , "jangan jangan wanita tadi malam itu bukan manusia , tetapi Siluman yang menghisap darah ku , pantesan badan ku loyo , lagi pula kalau manusia , masa ganas nya seperti setan " pikir nya sambil bergidik dan bulu tengkuk nya meremang .
"Ah hari ini badan ku lemas , dari pada memikirkan Siluman sialan yang memper*osa ku tadi malam , mending mancing di Empang belakang saja ah !" pikir Didit sambil bangkit berdiri , mengambil cangkul , mengali cacing .
Setelah dapat beberapa ekor cacing , Didit segera membawa kail dan ember kosong serta parang kearah Empang yang agak jauh dari pondok itu .
Baru saja dia mau berangkat , terdengar teriakan tiga Baboon itu dari kejauhan .
"Hei Didit Diridit Didit !" teriak Togar si mulut lemes , "mau kemana kau heh ?" ...
"Menghindar dari para Baboon yang datang merusuh !" teriak Didit berniat lari , namun tangan nya keburu dicekal Dodo .
"Eh tunggu dulu , aku melihat hal aneh hari ini , kenapa sekeliling leher mu penuh cupang he ? , kau kelayapan kemana tadi malam ?" tanya Dodo sambil membuka kerah baju Aditya .
"Amboi alamak banyak nya , kau bertemu hantu semalam ya ?" tanya si lemes Togar .
Aditya duduk di kursi di bawah pohon , di ikuti oleh ketiga teman nya .
"Kalian tahu tidak , tadi malam aku di per*osa oleh dua orang Siluman , tenaga mereka sangat kuat , aku tidak berdaya mereka buat !" kata Aditya mulai menceritakan pengalaman nya tadi malam .
"Alamak !, Siluman ompong rupanya mereka ya ?, jadi pakai kenyot saja , tanpa di kunyah kunyah ?" tanya Togar .
"Seperti cupang , tetapi wanita gila mana yang mau malam malam mendatangi anak remaja di pondok tengah hutan seperti ini ?" tanya Dodo .
"Mungkin wanita Siluman gila !" sahut Deri Chan yang sedari tadi diam menyimak pembicaraan ketiga sahabat nya itu .
"Heh Dit Diridit Dit !, gimana rasa nya diperkosa dua siluman perempuan , enak ya !" tanya Togar .
"Enak Mbah mu !, yang ada badan ku tidak lagi bertenaga , mungkin banyak darah ku yang mereka sedot tadi malam !" sahut Didit .
"Hii !, ngeri !" teriak Togar sambil bergidik .
"Eh kau menggali cacing banyak kah ?" tanya Dodo sambil membuka tempat cacing Didit .
"Waaaoooo !, banyak !, ayo kita mancing di empang yok , siapa tahu dapat untuk makan siang kita nanti !" ajak Deri Chan sambil mengambil alat pancingan nya .
Sekitar dua ratus meter di belakang pondok itu , ada sebuah Empang tua yang sudah tak di urus lagi .
Awal nya cuma di penuhi dengan rumput liar , tetapi oleh Didit dan kawan kawan nya , Empang tua itu di bersihkan dari rumput rumput liar nya , ternyata cukup banyak ikan yang terperangkap di dalam Empang itu .
Didit dan ketiga sahabat nya itupun segera mengulurkan pancing nya di Empang itu .
Tidak seberapa lama , pancing Didit disambar ikan cukup besar , hingga pancing nya melengkung kedalam air .
Didit menarik pancing nya , ternyata se ekor lele yang cukup besar yang menyangkut di pancing nya .
Tidak seberapa lama pancing Dodo pun disambar se ekor ikan Betok besar .
Lalu menyusul pancing milik Deri Chan yang disambar seekor ikan Betok besar.
Kali ini pancing Didit kembali disambar ikan besar .
Setelah dinaikan , ternyata se ekor ikan gabus sebesar lengan yang dia angkat .
Menjelang tengah hari , cukup banyak ikan yang mereka dapat kan .
Didit sengaja tidak membersihkan semua ikan nya , cuma seekor lele yang besar saja yang dia bersihkan .
Mereka bekerja sama hari itu , Dodo membuat bumbu ikan nya , dengan mengulek kunyit, jahe , lengkuas , kencur , dan bawang .
Sementara Togar menyalakan api di luar rumah , untuk membakar ikan .
Empat ekor ikan lele besar menjadi menu makan mereka hari itu .
Sedangkan bagian Deri Chan adalah memasak nasi di dapur pondok .
"Do !, bikin sambel ya , terasi nya ada di dapur ditempat bawang , agak pedessan ya !" teriak Didit sambil membawa empat ekor ikan lele besar .
Beberapa waktu kemudian , empat sahabat itu sudah duduk mengelilingi sebuah panci berisi nasi , empat ekor lele bakar serta se cobek sambal terasi .
Namun belum lagi mereka makan , tiba tiba dua buah sepeda motor metik datang kearah mereka .
"Dit ngumpet Dit , nyonya mu datang , dia pasti akan ngamuk nanti !" kata Deri Chan berbisik pada Didit .
Aditya menatap kearah muka Deri Chan , "memang nya kenapa Der ? ...
"Huuh ya ampun ni anak , cupang di sekujur tubuh mu itu akan membuat putri itu mengamuk , paham ?" kata Deri Chan geram .
"Oh iya ya , aku ngumpet dulu ya , awas ikan ku jangan di makan !" kata Aditya sambil melangkah ke arah belakang pondok .
Namun baru saja dia melangkah , kerah baju nya ditarik dari belakang .
"Alama !, bakal perang terbuka kaya nya nih !" si mulut lemes mulai kumat penyakit nya .
"Berbalik !" tiba tiba terdengar bentakan dari Anita Chan .
Didit memutar tubuh nya menghadap kearah dara mungil itu , sambil Menundukkan kepala nya dalam dalam .
"Angkat kepala nya !" bentak Anita Chan lagi .
Didit masih menundukan kepala nya dihadapan Anita Chan , seperti seorang pencuri yang tertangkap basah .
"Angkat !, ayo angkat kepala nya , kenapa sih ?" ...
Tangan mungil dara itu memegang dagu Aditya lalu mengangkat nya keatas .
Bibir Anita Chan tiba tiba bergetar , namun tak ada kata kata yang terucap dari bibir nya .
"Plak !" ...
Tiba tiba sebuah tamparan mendarat di pipi kiri nya .
Semua yang ada terkesima melihat Anita Chan menampar Aditya dengan sangat keras nya , hingga tubuh nya hampir terjerembab jatuh , kalau saja tidak cepat cepat ditangkap Deri Chan .
Mata Anita Chan memerah menatap kearah Deri Chan .
"Koko !, Koko bersekongkol dengan pengkhianat ini , aku kecewa sama Koko !" teriak Anita Chan .
Tanpa bicara lagi , Didit melangkah masuk ke dalam pondok nya , lalu menutup pintu pondok dari dalam .
"Kenapa kau mengambil keputusan buru buru , tanpa bertanya apa apa terlebih dahulu heh ?, koko berteman dengan Didit semenjak anak kecil , Koko tahu siapa dia , Koko tahu hati nya , seharus nya kau tanya dulu !" kata Deri Chan marah pada adik nya .
"Koko memang sahabat nya , dan wajar Koko membela nya , se salah apapun dia , bela saja dia , aku benci kalian !, kalian sama saja !" teriak Anita Chan sambil berlalu menuju kearah motor metik nya , di ikuti tiga orang sahabat nya .
Deri Chan termenung , tidak mengerti harus berbuat apa .
Dia tidak menyangka jika adik nya se kecewa itu pada Aditya .
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments