Berbagi hati .

Entah sudah berapa lama Aurelia menunggu di ruang tunggu kedatangan di bandara internasional itu , ketika satu suara memanggil nya dari kejauhan .

"Aurel !, Aurel !, Hai !" sapa seorang dara cantik jelita tinggi semampai berkacamata hitam berjalan menghampiri nya .

Setelah terdiam sesaat , Aurelia langsung berlari kearah dara cantik jelita itu , lalu mereka berpelukan .

"Berapa tahun kita tidak bertemu heh ?, rasa nya dua tahunan ya Sis , terakhir saat pertunjukan terakhir mu di Paris waktu itu !" kata Aurelia sambil mencium pipi sahabat karib nya itu .

Dahulu sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar , mereka berdua sempat bersumpah tidak akan berpisah , dan rela bersuamikan satu orang .

Tetapi itu dulu , sewaktu masih sama sama bocah ingusan yang bicara asal ceplos saja , tanpa berpikir apa apa .

Persahabatan mereka memang semenjak sama sama masih bocah ingusan , hingga melanjutkan ke SMP dan SMA , persahabatan mereka masih tetap erat , lebih dari sebuah persaudaraan .

Saat kuliah , persahabatan mereka lewat handphone , karena Aurelia kuliah di Jerman , sedangkan Fransiska kuliah di Paris .

"Kau ingat dengan Jhonatan Rel ?" tanya Siska waktu mereka didalam mobil .

"Jhonatan , Jhonatan , Jhonatan yang tinggi kurus dulu itu kah ?" tanya Aurelia berusaha mengingat ingat .

"Lha iya lah , Jhonatan yang selalu menyisir rambutnya bila dekat wanita itu lah !" ...

"Ooh iya iya , aku ingat , yang menyatakan cinta nya pada mu di depan WC itu kan ?" tanya Aurelia sambil tertawa terbahak bahak .

Wajah Siska mencibir mendengar Aurelia mengingatkan kembali , kisah masa lalu paling menyebalkan dalam hidup nya itu .

"Kau mengingat kan aku masa paling memalukan dalam hidup ku itu Rel , bagai mana tidak memalukan , saat itu aku lari karena marah mendengar pernyataan dari Jhonatan itu , eh tidak di sangka sangka , menabrak bu Wiwiek sang guru killer itu hingga roboh ke lantai , dan ujung ujung nya , aku di hukum sama bu Wiwiek berdiri panas panasan !" kenang Siska .

"Lalu ada apa dengan Jhonatan ?" tanya Aurelia .

"Aku mendapatkan undangan via online dari Jhonatan Rel , kata nya dia ketua panitia reunian kelas SMA kita dulu !" kata Siska menjelaskan .

"Ooh iya iya , aku baru ingat , pada undangan yang ku terima juga ada nama Jhonatan sebagai ketua panitia !" kata Aurelia baru mengingat nya .

Setelah cukup lama di perjalanan , akhirnya mereka sampai juga di mansion milik Aurelia .

Mansion ini memang milik Aurelia sendiri , hasil dari jerih payah nya sendiri , bukan warisan dari orang tua nya .

Kalau mama nya Aurelia ini orang Jerman , mama dari Fransiska ini orang Prancis , cuma papa mereka lah yang asli orang pribumi .

Setiba nya di Mansion milik Aurelia , Fransiska segera mengguyur tubuh nya dengan air shower di dalam kamar mandi .

Bu Sandra , kepala pelayan di Mansion itu , segera memerintahkan para pelayan untuk mempersiapkan kamar untuk Siska , tetapi di larang oleh Aurelia , karena Aurelia ingin tidur satu kamar dengan Siska , melepas kerinduan nya , dan banyak yang akan dia obrol li dengan sahabat nya itu .

Selepas makan malam , sambil duduk di sofa di dalam kamar tidur Aurelia , mereka kembali bercerita tentang masa masa mereka sekolah dahulu .

"Sis , pernah enggak kamu berpikiran , setelah setelah impian dan cita cita kita tercapai , lantas apa lagi yang akan kita lakukan , dan untuk apa semua kesuksesan ini ?" tanya Aurelia pada Siska .

Siska terdiam untuk beberapa saat lama nya , menatap kosong ke satu arah sudut kamar .

"Dulu aku sangat berambisi untuk menjadi seorang model yang sukses , bergelimang kemewahan , uang dan harta , tetapi beberapa waktu ini , hati ku bertanya tanya , semua harta dan kesuksesan ini untuk siapa , karena mengejar popularitas , aku lupa menata hidup ku sendiri Rel , hingga sekarang usia ku sudah dua puluh enam tahun , jangan kan suami apa lagi putra , pacar saja aku tidak punya !" ucap Siska pelan , seperti bicara dengan diri nya sendiri .

"Lalu apa artinya harta dan kekayaan yang kita kumpulkan ini Sis , bila kita sudah tua dan mati , untuk siapa harta kekayaan kita ini ?" tanya Aurel .

Dua dua nya tenggelam dalam kesunyian dan melayang di alam pikiran mereka masing masing .

"Rel !, semakin sukses , aku semakin tahu , jika para pemuda yang datang cuma sekedar memanfaatkan harta kekayaan dan ketenaran kita saja , bukan karena cinta sesungguh nya !, itulah mengapa aku semakin selektif dalam memilih teman hidup , setahun atau dua tahun lagi , atau mungkin juga lima enam tahun lagi !" kata Siska .

"Kau benar Sis , itulah yang membuat aku menjadi semakin jauh dari urusan cinta !" sahut Aurelia .

"Eh Rel !, ingat enggak , dulu kita pernah berjanji waktu kita sekolah dasar dulu !, masih ingat enggak ?" tanya Siska tiba tiba seolah mengganti topik pembicaraan .

"Bagai mana aku bisa melupakan itu Sis , aneh kan , masa berbagi satu suami , bisa bisa satu hari langsung mati tuh cowok nya !" sahut Aurelia .

"Tetapi aku sering berkhayal , punya suami sederhana , yang mencintai bukan karena harta dan ketenaran , berbagi bersama mu , kita hidup rukun dalam satu rumah , mengurus anak anak kita bersama sama !" kata Siska sambil menerawang langit langit kamar .

"Kadang kadang bila lagi bete sendirian dan kangen berat sama kamu , aku juga berpikir tentang itu Sis , rasanya bila memang harus berbagi suami , asal sama kamu , aku tidak masalah Sis !" ucap Aurelia sambil membayang masa kanak kanak mereka dulu .

Kedua sahabat itu saling pandang , lalu tawa mereka terdengar memecah kesunyian malam .

"Hidup seperti kita ini dikira orang sangat bahagia Rel , padahal , aku sering merasa hampa , seolah olah hidup tanpa arah , aku bosan dengan segala kemewahan ini , ketenaran dan popularitas tidak membuat kita bahagia , aku selalu berpikir tentang hari tua ku nanti seperti apa ?, bersama siapa ?, jangan jangan , masa tua ku nanti justru ku habiskan di panti jompo , hidup kesepian , ah itu mengerikan Rel , sementara teman teman kita hidup bahagia bersama anak cucu mereka !" kata Siska berlinang air mata nya .

"Apakah kita sudah terlambat Sis ?" tanya Aurelia .

Siska mengangkat bahu nya , "tau !, aku pasrah , tidak ingin asal terima , karena banyak yang cuma memanfaatkan saja !" ...

"Ya kau benar , mending menjomblo , daripada buru buru , akhirnya jadi penyesalan seumur hidup !"sahut Aurelia .

Memang satu hal yang sangat pasti , semakin tinggi kedudukan seorang wanita , semakin sulit laki laki menjangkau nya .

Akan lebih banyak laki laki yang menundukkan kepala nya , daripada yang menengadah .

Meskipun tidak di pungkiri , sangat banyak juga yang mengharap , tetapi biasanya , habis sebatas khayalan saja .

Ke esokan hari nya , hari Sabtu , seperti biasa nya Aurelia libur kerja .

Hari itu dia habiskan dengan jalan jalan di sekitar kota Megapolitan, menemani Fransiska bernostalgia .

Untuk keluar seperti ini , Aurelia sengaja menggunakan mobil butut nya , agar tidak menarik perhatian orang orang .

Akhirnya mereka nongkrong di warung Ma' nya , tempat dulu mereka berdua sering nongkrong disitu jika sedang acara bolos belajar .

Warung sederhana itu masih seperti dulu , tetap sederhana , namun memiliki banyak pelanggan setia nya .

Ma' Odah sang pemilik warung menatap kearah Aurelia dan Fransiska beberapa saat lama nya .

"Ma' seperti mengenal non berdua , tapi lupa , siapa ya ?" tanya beliau sambil meletakan teh es di depan kedua wanita jelita itu .

"Dulu beberapa tahun yang lalu , kami sering nongkrong di warung Ma' ini , sambil menunggu waktu pulang sekolah tiba !" jawab Siska .

"Iya Ma' saya Lia , dan ini Ika teman saya , sudah lama sekali sih Ma' sekarang lagi bernostalgia , pura pura nya kami lagi bolos sekolah !" sahut Aurelia .

Mereka memang sering menggunakan nama panggilan itu bila berada di luar rumah .

Hal itu menjaga , agar tidak ada orang yang mengenal mereka .

...****************...

Episodes
1 Aditya .
2 Persahabatan .
3 Aurelia .
4 Perasaan Hampa .
5 Berbagi hati .
6 Masuk Perangkap .
7 Malapetaka .
8 Gara gara Siluman .
9 Khayalan Nyata .
10 Bertemu lagi .
11 Bujukan .
12 Dilema .
13 Di Incar .
14 Nikah yok .
15 Tiupan Angin Jahat .
16 Ngambek .
17 Hinaan .
18 Rasa Cemburu .
19 Kejujuran .
20 Penculikan .
21 Sepi tanpa Kamu .
22 Evelyne yang misterius .
23 Ruangan Pribadi .
24 Putra Mahkota .
25 Serasa dalam Mimpi .
26 Cinta Tersangkut di Jaring Laba Laba .
27 Pak Yanuar Tersandung Batu .
28 My Hanny .
29 Ngambek Lagi .
30 Cinta Jadi benci , Benci jadi Dendam .
31 Putaran Roda Nasib .
32 Korban Pengeroyokan .
33 Tiga Wanita Tangguh .
34 Siuman .
35 Teror !.
36 Kehilangan Sahabat .
37 Kedatangan para Sahabat .
38 Kembali ke Mansion .
39 Ambisi Zon Ibram .
40 Lara Hati Anita Chan .
41 Mencintai , Meskipun tidak Untuk Memiliki .
42 Kebersamaan .
43 Evelyne berjumpa Ibu .
44 Ngidam Mangga dan Dondong .
45 Balapan Motor Maut .
46 Memancing di Telaga Wiring .
47 Teror di Telepon .
48 Teror di Jalan Raya .
49 Serangan .
50 Obsesi Helena .
51 Sumpek .
52 Ketiduran di Taman .
53 Jadi kecemburuan .
54 Mulai Timbul Rong Rongan .
55 Mencinta bukan untuk memiliki .
56 Fransiska cemburu .
57 Kemesraan Aditya dan Fransiska .
58 Ter Fitnah .
59 Penyesalan .
60 Galau .
61 Arti Sebuah Kehilangan .
62 Pertemuan Sejenak .
63 Pamit ! .
64 Kawah Candradimuka.
65 Bara mulai panas.
66 Black Devil.
67 Rencana.
68 Pertemuan di restoran.
69 Jhonatan Bertindak.
70 Masa Tenang.
71 Adilia dan Ameralia.
72 Roy Edan.
73 Ditolak Dua Wanita.
74 Kecurigaan Fransiska.
75 Black Angel.
76 Di Teror lagi.
77 Teror Terus Berdatangan.
78 Runtuh nya Sebuah Kerajaan Bisnis.
79 Adilia dan Ameralia di Culik.
80 Pasrah Dalam Takdir.
81 Jamuan Makan Malam.
82 Merajut Kebersamaan Kembali.
83 Pengganggu Kecil.
84 Shoping.
85 Keangkuhan seorang wanita.
86 Insiden di Mall.
87 Kesandung Batu.
88 Tertuduh.
89 Pengkhianatan.
90 Musuh dalam Selimut.
91 Titik Balik.
92 Hukuman Gangster.
93 Ke Kampus.
94 Dua Serigala putih.
95 Dendam Dua Serigala Putih.
96 Membeli Kafe Bangkrut.
97 Menelpon Deri Chan.
98 Membuat Rencana.
99 Pertarungan di taman Kecil.
100 Benci apa Suka.
101 Pertemuan Empat Sahabat.
102 Kafe Sahabat D3T.
103 Mengatur Rencana.
104 Hidup Diantara Dua Rasa.
105 Ada Cinta dalam Balutan Benci.
106 Karyawan Baru Kafe.
107 Jadi Karyawan Kafe.
108 Reunian.
109 Tersinggung.
110 Merajut Kebersamaan.
111 Rasa Was Was.
112 Adilia dan Ameralia di Culik.
113 Kemurkaan.
114 Irene Murka.
115 Tabir Tersingkap.
116 Kemarahan Aditya.
117 Mendung Diatas Bukit.
118 Om Dodo.
119 Pertemuan yang mengharu biru.
120 Bougenville Merah Ungu.
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Aditya .
2
Persahabatan .
3
Aurelia .
4
Perasaan Hampa .
5
Berbagi hati .
6
Masuk Perangkap .
7
Malapetaka .
8
Gara gara Siluman .
9
Khayalan Nyata .
10
Bertemu lagi .
11
Bujukan .
12
Dilema .
13
Di Incar .
14
Nikah yok .
15
Tiupan Angin Jahat .
16
Ngambek .
17
Hinaan .
18
Rasa Cemburu .
19
Kejujuran .
20
Penculikan .
21
Sepi tanpa Kamu .
22
Evelyne yang misterius .
23
Ruangan Pribadi .
24
Putra Mahkota .
25
Serasa dalam Mimpi .
26
Cinta Tersangkut di Jaring Laba Laba .
27
Pak Yanuar Tersandung Batu .
28
My Hanny .
29
Ngambek Lagi .
30
Cinta Jadi benci , Benci jadi Dendam .
31
Putaran Roda Nasib .
32
Korban Pengeroyokan .
33
Tiga Wanita Tangguh .
34
Siuman .
35
Teror !.
36
Kehilangan Sahabat .
37
Kedatangan para Sahabat .
38
Kembali ke Mansion .
39
Ambisi Zon Ibram .
40
Lara Hati Anita Chan .
41
Mencintai , Meskipun tidak Untuk Memiliki .
42
Kebersamaan .
43
Evelyne berjumpa Ibu .
44
Ngidam Mangga dan Dondong .
45
Balapan Motor Maut .
46
Memancing di Telaga Wiring .
47
Teror di Telepon .
48
Teror di Jalan Raya .
49
Serangan .
50
Obsesi Helena .
51
Sumpek .
52
Ketiduran di Taman .
53
Jadi kecemburuan .
54
Mulai Timbul Rong Rongan .
55
Mencinta bukan untuk memiliki .
56
Fransiska cemburu .
57
Kemesraan Aditya dan Fransiska .
58
Ter Fitnah .
59
Penyesalan .
60
Galau .
61
Arti Sebuah Kehilangan .
62
Pertemuan Sejenak .
63
Pamit ! .
64
Kawah Candradimuka.
65
Bara mulai panas.
66
Black Devil.
67
Rencana.
68
Pertemuan di restoran.
69
Jhonatan Bertindak.
70
Masa Tenang.
71
Adilia dan Ameralia.
72
Roy Edan.
73
Ditolak Dua Wanita.
74
Kecurigaan Fransiska.
75
Black Angel.
76
Di Teror lagi.
77
Teror Terus Berdatangan.
78
Runtuh nya Sebuah Kerajaan Bisnis.
79
Adilia dan Ameralia di Culik.
80
Pasrah Dalam Takdir.
81
Jamuan Makan Malam.
82
Merajut Kebersamaan Kembali.
83
Pengganggu Kecil.
84
Shoping.
85
Keangkuhan seorang wanita.
86
Insiden di Mall.
87
Kesandung Batu.
88
Tertuduh.
89
Pengkhianatan.
90
Musuh dalam Selimut.
91
Titik Balik.
92
Hukuman Gangster.
93
Ke Kampus.
94
Dua Serigala putih.
95
Dendam Dua Serigala Putih.
96
Membeli Kafe Bangkrut.
97
Menelpon Deri Chan.
98
Membuat Rencana.
99
Pertarungan di taman Kecil.
100
Benci apa Suka.
101
Pertemuan Empat Sahabat.
102
Kafe Sahabat D3T.
103
Mengatur Rencana.
104
Hidup Diantara Dua Rasa.
105
Ada Cinta dalam Balutan Benci.
106
Karyawan Baru Kafe.
107
Jadi Karyawan Kafe.
108
Reunian.
109
Tersinggung.
110
Merajut Kebersamaan.
111
Rasa Was Was.
112
Adilia dan Ameralia di Culik.
113
Kemurkaan.
114
Irene Murka.
115
Tabir Tersingkap.
116
Kemarahan Aditya.
117
Mendung Diatas Bukit.
118
Om Dodo.
119
Pertemuan yang mengharu biru.
120
Bougenville Merah Ungu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!