Setelah bersepeda beberapa lama , mereka pun tiba di kebun koh Ahong yang di jaga oleh Didit .
Kebun koh Ahong yang membentang dari Timur ke Barat di sepanjang jalan kecil ini seluas dua hektar , menghadap ke arah selatan .
agak jauh di belakang pondok , ada sebuah Empang tua yang sudah tidak ter urus .
Lebih ke Utara lagi sejauh tiga kilo meter , setelah melewati hutan hutan dan kebun warga , ada sebuah jalan raya ke pusat kota Megapolitan .
Disepanjang jalan itu banyak berdiri hotel hotel besar bertebaran .
Didit membuka gembok pintu , dan memasukan beras satu sak , bersama minyak goreng , gula dan teh kedalam pondok itu .
Di teras luar pondok , ada empat buah cangkul yang sudah siap di garan nya , serta empat buah pisau arit dan sebuah semprotan merek Solo .
"Hei sementara kalian kerja , biar aku merebus air untuk kita bikin kopi ya " kata Deri Chan menawarkan diri nya .
"Iya ya , tidak apa apa , Deri bikin kopi saja , kan ada beberapa pisang yang bisa di rebus !" kata Didit sambil mengganti pakaian nya dengan pakaian kerja .
Pagi itu , mereka mulai bekerja membersihkan samping pondok , lalu mencangkul nya .
Lagi asik nya mereka bekerja sambil sesekali bercanda , dari jalanan datang dua buah motor metik yang di naiki empat orang dara cantik .
Mereka adalah Anita Chan, adik nya Deri Chan yang berusia satu tahun dibawah Didit , serta baru kelas tiga SMP , dengan teman teman satu kelas nya Monik , Nova , dan Nina .
Anita yang berbadan mungil , namun berwajah paling cantik , berkulit putih dan berhidung mancung mungil khas para amoy itu menatap kearah Didit .
"Ta !, tuh lihat suami mu keringat nya minta ampun , pakai lepas baju lagi , eh lihat tuh dada dan lengan nya , penuh otot !" goda Monik pada Anita Chan .
Mereka memang sering menggoda Anita sebagai istri Didit , karena tubuh mereka yang sama sama kecil .
Awal nya Anita marah besar hingga mencak mencak di goda seperti itu , tetapi lama kelamaan , telinga nya sudah biasa mendengar godaan tiga kecoa itu , bahkan kadang kadang candaan ketiga teman nya itu dia ikuti juga .
"Ooh iya , kasihan suami ku !, ayolah beristirahat sejenak suami , kita minum teh dulu !" goda Anita pada Didit sambil mengeluarkan termos air dari tas nya , dan menuangkan air teh di dalam nya pada tutup termos yang sekaligus sebagai cangkirnya itu , dan diserahkan nya pada Didit .
Dengan wajah memerah karena malu , Didit menerima cangkir itu , lalu menegak isi nya .
Melihat itu , ramai lah sorak Sorai dan tepuk tangan dari para sahabat nya .
Deri Chan keluar dari dapur membawa empat gelas kopi panas dan pisang rebus lalu mengomel melihat Didit malah minum teh dari Anita Chan .
"Hei adik ipar la'nat kau ini , aku sudah Susan bikin kopi , malah kau minum teh !" kata Deri Chan pura pura marah .
"Kalian senang membuat aku mati berdiri rupanya !" kata Didit sambil duduk di di kursi kayu , dibawah pohon sawo Manila yang rimbun .
Anita Chan mengikuti nya dari belakang , serta duduk Disamping Didit , sambil membawa dua buah bungkusan kantong kresek .
Nova membantu nya mengeluarkan sebuah kotak kardus dari kantong kresek , serta meletakan nya di meja kayu di depan Didit .
Setelah di buka , ternyata itu sebuah kue ulang tahun , bertuliskan Aditya Hasan dan ada lilin ber angka kan satu dan enam .
Anita menyalakan lilin berbentuk angka satu dan enam itu , lalu mereka semua serentak menyanyikan lagu ulang tahun untuk Didit .
"Panjang umur nya ,
panjang umur nya ,
panjang umur nya serta mulia ,
serta mulia , serta mulia .
Tiup lilin nya ,
tiup lilin nya ,
tiup lilin nya sekarang juga ,
sekarang juga " ...
"Ayo tiup lilin nya !" kata Deri Chan mengagetkan Didit .
"Puh !" ...
"Puh !" ...
Dua batang lilin berbentuk angka satu dan enam itupun padam di tiup Didit .
"Potong kue nya ,
potong kue nya ,
potong kue nya sekarang juga ,
sekarang juga " ...
Didit segera memotong kue ulang tahun di atas meja itu .
Kini dia bingung mau memberikan kepada siapa potongan kue pertama itu , konon kata orang , potongan kue pertama itu adalah untuk orang yang sangat spesial di hati .
Dia menatap kearah Deri Chan , ingin memberikan kue itu pada nya , tetapi remaja itu malah mengangkat bahu nya dan mengerling kearah Anita Chan .
Akhirnya, meskipun ragu ragu , Didit tetap melangkah ke arah Anita Chan , dan memberikan potongan kue pertama itu kepada Noni cantik itu .
"Nita !, terimakasih atas kue ulang tahun dari mu ini , seumur hidup ku , aku tidak akan melupakan nya !" kata Didit menahan rasa gugup dan malu .
Dengan agak gemetaran , Anita Chan menerima kue itu dari tangan Didit , "terimakasih atas pemberian spesial ini dit !" ...
"Cium !" ...
"Cium !" ...
"Cium !" ...
Teriak Togar yang memang agak lemes itu .
Namun ternyata teriakan Togar di ikuti oleh yang lain nya juga sambil bertepuk tangan .
"Cium !" ...
"Cium !" ...
"Cium !" ...
"Kau harus mencium Anita Chan Dit , kalau tidak , itu berarti kau memperhinakan dia , ini adat orang orang Tionghoa !" kata Monik berusaha mengompori , padahal dia tidak mengerti bila yang dia katakan itu benar atau salah , dia asal ceplos saja .
Didit menatap kearah Deri Chan , dan remaja atletis itu menganggukkan kepala nya bersamaan dengan Anita Chan yang menganggukkan kepala nya , sambil menunduk .
Betapa gugup nya Didit mengetahui jika permintaan teman teman nya itu tidak di turuti , itu berarti dia menghina Anita Chan .
Dara jelita itu terlalu baik dan banyak berjasa kepada nya dan ibu nya , sehingga dia tidak bisa memperhinakan nya .
Didit melangkah maju ke depan Anita Chan yang masih menunduk , "Maaf Anita , bukan nya saya kurang ajar , maafkan saya !" kata Didit minta ijin .
Tanpa berkata kata lagi , Anita cuma menganggukkan kepala nya saja .
"Cup !" ...
"Cup !" ...
"Cup !" ...
Didit mencium pipi kanan dan kiri Anita , serta juga di antara kedua mata nya .
Ini adalah pertama kali nya di dalam hidup Didit , mencium wanita selain ibu nya .
Begitupun juga dengan Anita , ini pertama kali nya didalam hidup nya , dia di cium oleh laki laki .
Para sahabat nya pun segera bersorak dan bertepuk tangan dengan riuh nya , seolah ada berpuluh puluh anak remaja yang ada di tempat itu .
Terlihat wajah Anita seperti kepiting rebus , menahan malu karena merasa telah kena di kerjain oleh teman teman nya .
Dan tanpa sadar , rupanya Monik sempat mengabadikan kejadian tadi dengan kamera handphone milik nya .
Anita mengeluarkan bungkusan yang kedua dari dalam kantong kresek nya .
Sebuah kotak kado kecil , dengan panjang sejengkal diserahkan kepada Didit , "selamat ulang tahun yang ke enam belas tahun ya Dit , semoga panjang umur , selalu sehat , dan di berikan kesuksesan oleh tuhan yang maha esa !" ...
"Aameeen !" ...
Serentak para sahabat nya mengaminkan ucapan Anita itu .
"Cup !" ...
"Cup !" ...
Meskipun dengan muka yang merah seperti kepiting rebus , Anita mencium kedua pipi Didit .
Kini para sahabat mereka , ramai bersorak sorai sambil bertepuk tangan yang meriah .
"Buka !" ...
"Buka !" ...
"Buka !" ...
Kini Togar si mulut lemes kumat lagi penyakit lemes nya .
Didit menatap kearah Anita Chan , dan dara jelita itu menganggukkan kepala nya .
Di buka nya bungkusan kado itu , ternyata sebuah handphone merk opo keluaran terbaru .
Harga baru nya di toko memang tidak seberapa bagi Anita Chan yang putri orang kaya itu , tetapi bagi Didit itu sesuatu yang tidak bisa dia jangkau .
"Semoga kau menyukai nya dit , itu sudah lengkap dengan kartu nya , serta nomor teman teman kita , semua nya ada di situ !, maaf , cuma ini yang bisa aku kasih !" kata Anita Chan .
Didit tidak mampu berkata kata lagi , semua nya serba kejutan bagi nya .
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments