Aditya menatap wajah jelita kedua wanita cantik ini , serasa pernah melihat , tetapi kapan dan dimana ?, meskipun berusaha mengingat nya , dia tetap lupa .
"Kau ingat beberapa bulan yang lalu , malam malam di pondok kecil di kebun ?" tanya Aurelia .
Aditya menatap wajah wanita cantik jelita itu beberapa saat lama nya .
Ingatan nya melayang ke waktu beberapa bulan yang lalu , pada suatu malam , dia di kerjai habis habisan oleh dua orang siluman hutan .
Ya , samar samar dia baru ingat siapa pemilik wajah yang selalu menghantui malam malam nya itu .
Perlahan dia mundur satu langkah , tetapi Siska memeluk tubuh nya dari belakang .
"Ternyata kalian dua siluman yang sudah memper*osa ku malam itu kan ?, mengapa kalian senang mengganggu ku , tolonglah Kaka Siluman , jangan mengganggu hidup ku lagi , tolong lah Kaka , berbaik hati lah kepada ku , aku tidak pernah mengusik hidup kalian !" kata Aditya sambil menangkupkan kedua tangan nya di depan dada nya , dengan badan yang gemetaran .
Mendengar kata kata dari Aditya itu , Siska mempererat pelukan nya pada Aditya dengan rasa gemas , antara mau marah dan tertawa lucu .
Aurelia memegang dagu Aditya , mengangkat wajah nya , hingga mata mereka menjadi saling pandang .
"Heh lihatlah , apakah kami ini sebangsa Siluman kah ?, kami ini manusia biasa , manusia normal , lihatlah !" kata Aurelia agak nyaring .
"Kalau kalian manusia biasa , mengapa kelayapan di hutan malam malam , dan pakai menyiksa ku segala !" kata Aditya .
"Maafkan kami dik !" ucap Aurelia melemah kembali , " apa yang kami katakan malam itu adalah kejadian sebenar nya " Aurelia lalu menceritakan kejadian sebenar nya dari awal hingga akhir .
Mendengar cerita itu , tubuh Aditya lemah lunglai, sebagian tenaga nya tiba tiba menguap entah kemana .
"Ja jadi kalian hamil oleh ku ?, bagai mana kalian bisa yakin ?" tanya Aditya menyangkal .
"Karena kami tidak pernah melakukan nya dengan siapa pun juga , jangan kan melakukan itu , berciuman dengan laki laki saja kami belum pernah , kamulah yang mengambil nya pertama kali , kau pasti melihat ceceran darah di karpet itu kan , itu bukti nya , atau bila kau ingin lebih meyakinkan lagi , nanti setelah anak mu lahir , kita tes DNA , bagai mana ?" tanya Aurelia .
Aditya Menundukkan kepala nya , otak nya tiba tiba bleng begitu saja , seperti tidak lagi bisa di ajak untuk berpikir .
"Saya masih sekolah kak !, dan juga masih kecil , apakah saya mampu menjadi ayah ?" tanya Aditya dengan nada resah .
"Ku dengar ayah mu telah tiada semenjak kau belum lahir ya ?" tanya Siska ikut nimbrung bicara .
Aditya menganggukkan kepala nya , " iya kak , ayah meninggal waktu ibu mengandung saya !" ...
Siska menarik nafasnya dalam-dalam , " nah kau pasti tahu berat nya hidup tanpa ayah , apa kau tega anak mu nanti lahir mengulangi nasip mu ?, kami tentu saja mampu mencari orang lain pengganti mu dik !, tetapi mungkinkah mereka menyayangi anak mu kelak seperti ayah nya sendiri ?, tega kah kau bila nanti anak mu di sia sia kan orang lain ?" ...
"Kami memang salah dik !, dengan melibatkan diri mu , tetapi ini bukan keinginan kami , seandainya kami tidak lari waktu itu , mungkin nasib yang lebih buruk menanti kami , terus terang kami tidak menginginkan hal ini terjadi , ini bukan untuk kami , tetapi untuk anak mu , bila anak mu nanti lahir , kau bebas dengan kehidupan mu , tetapi yang pasti satu hal , kami akan membiayai sekolah mu hingga selesai kuliah , asal saja kau mau menjadi suami kami , hanya hingga anak mu lahir saja , bagai mana ?" tanya Aurelia .
Aditya masih diam sambil menundukkan kepala nya , menatap lantai Gazebo itu .
"Saya tidak bisa memutuskan ini buru buru kak , saya perlu waktu untuk berpikir !" jawab Aditya .
"Apakah kau menunggu hingga anak mu lahir tanpa ayah ?, kalau begitu , sudah tidak ada guna nya lagi dik !"ucap Siska dengan nada agak tinggi .
"Sebenar nya aku tidak ingin anak kita memiliki ayah yang bukan ayah biologisnya , aku ingin dia hidup normal selayak nya anak yang lain , memiliki ayah yang memang ayah biologis nya sendiri , tetapi bila kau tidak bisa memberikan keputusan , biarlah dia memiliki ayah yang bukan ayah biologis nya !" ancam Aurelia .
"Tidak !, tidak !, jangan lakukan itu , saya tahu hidup tanpa ayah , saya tidak ingin anak ku lahir , mewarisi nasip ku !" ucap Aditya tiba tiba setelah mendengar ancaman Aurelia itu .
Dengan tersenyum , Aurelia yang lihai melobi kemana mana itu , kembali membuat permainan , yang sebenar nya cuma dia sendiri yang menganggap seperti itu .
"Kau tahu dik , kandungan itu ibarat bibit tanaman yang kau tanam di sebuah lahan , lalu mulai tumbuh , nah setelah bibit itu tunas nya mulai tumbuh , apa yang harus rutin kau lakukan ?" tanya Aurelia pada Aditya .
Siska yang tidak mengerti arah omongan Aurelia itu , mengambil sikap diam saja .
"Tentu saja harus rutin merawat nya , memberi pupuk serta menyirami nya !" jawab Aditya seadanya .
"Nah itu kau tau , mau kah kamu jika bibit dari mu , di siram dan di pupuk ki oleh orang lain , atau setidak nya tumbuh cacat karena tidak di pupuk ki dan di sirami dengan rutin ?" tanya Aurelia lagi .
Aditya menggelengkan kepala nya , "tidak kak , tentu saja saya tidak rela jika darah daging saya di campuri oleh orang lain !" ...
"Nah itu kau sudah mengerti , beri keputusan sekarang !" kata Aurelia mendesak .
"Beri saya waktu barang dia atau tiga hari kak , saya harus bicara pelan pelan dengan ibu saya , kasihan beliau bila sampai shock mendengar nya !" kata Aditya .
"Kalau sama ibu , itu urusan kami berdua dik , yang penting adik mau apa tidak , kalau tidak mau , terpaksa kami mencari pemuda lain !"ucap Aurelia mulai menancapkan cakar nya .
" Saya mau kak , saya mau , biarlah apapun yang terjadi , asal jangan darah daging saya dicampuri oleh orang lain kak !" kata Aditya .
"Berapa nomor hp mu , biar kita bisa bicara ?" tanya Aurelia .
Aditya Menundukkan kepala nya sambil menggeleng , "saya tidak punya handphone kak , dulu sempat punya sebentar , hadiah dari teman , tetapi karena dia marah besar dengan saya , jadinya handphone itu dia ambil kembali !" kata Aditya .
Dia memang pernah punya handphone , pemberian dari Anita Chan , tetapi karena dara itu marah besar pada Aditya tempo hari , akhirnya handphone itu dia ambil kembali , karena disangka nya , Aditya mengadakan janji dengan wanita nakal lewat handphone itu .
Semenjak kejadian tempo hari , Anita tidak pernah lagi mau menegur nya , bahkan dia akan menghindar dari jauh , bila melihat Aditya .
Rupanya , kemarahan dara mungil itu benar benar sampai ke ubun ubun nya .
Meskipun Deri Chan berusaha menjelaskan , tetapi dia tetap tidak mau balikan baik dengan Aditya .
Bahkan kini terlihat koh Ahong mulai berubah acuh kepada nya , tidak hangat seperti dahulu , bahkan kini segala perlengkapan yang dahulu dia dapat , seperti beras , gula , dan teh , kini tidak ada lagi .
Gajian pun kini mulai tidak teratur lagi .
Yang membuat Aditya bingung , tiba tiba pihak sekolah memberikan tagihan kepada nya sebesar dua juta lima ratus ribu , uang sekolah yang belum dia lunasi .
Tenggang waktu yang diberikan cuma satu bulan , bila dalam satu bulan itu dia tidak bisa melunasi nya , maka dia akan di keluarkan dari sekolah .
Aurelia menarik nafas panjang , ada rasa iba di hati nya melihat remaja itu .
"Ayolah kita pulang , aku akan membelikan handphone untuk mu , agar kita bisa saling bicara !" kata Aurelia .
"Tidak usah kak !, saya tidak punya handphone juga tidak apa apa !" kata Aditya tersenyum getir .
Tanpa menghiraukan penolakan dari Aditya itu , Aurelia segera menarik tangan Aditya dan membawa nya kembali ke mobil mereka .
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Rikarico
woaw
2024-10-12
0