Perasaan Hampa .

Sebelum menjawab pertanyaan dari pak Handoko , terlebih dahulu Mieke menganggukkan kepala nya pada Aurelia .

"Masalah keamanan saya rasa sudah Klir pak Handoko , kami sudah berkordinasi dengan pihak kepolisian , maupun pihak pihak yang terkait , nanti setelah pembukaan lahan dan pemagaran , yang perlu di utamakan adalah pos pos sekuriti , agar para keamanan bisa bekerja maksimal !" jawab Mieke .

Perundingan itu memakan waktu cukup lama , hingga hampir jam dua belas siang .

Meninggalkan ruang pertemuan itu , Aurelia langsung kembali ke ruangan nya .

Di ruang istirahat nya yang mirip hotel bintang lima itu , di hempaskan nya tubuh nya diatas tempat tidur .

Tubuh nya memang lelah , tetapi hati nya lebih lelah lagi , segalanya harus dia hadapi sendiri , sedangkan kedua orang tua nya sudah lama pindah ke Jerman , dan mengembangkan perusahaan nya yang ada di sana .

Awal nya perusahaan ini adalah perusahaan kecil yang di tinggalkan papa nya , dan berkat usaha dan kerja keras nya lah hingga bisa bangkit menjadi sepuluh besar di negeri ini seperti sekarang .

Ingatan Aurelia melayang kemasa masa dia baru lulus kuliah di Jerman , lalu memutuskan melanjutkan perusahaan kontraktor milik ayah nya yang hampir tutup itu .

Berkat kegigihan nya melobi kemana mana , hingga akhirnya satu demi satu proyek dia dapat kan , dan sekarang perusahaan ini sudah berstatus kontraktor internasional .

Belum puas dengan pencapaian perusahaan kontraktornya , Aurelia kembali membuka perusahaan perkebunan sawit dan pertambangan batu bara .

Untuk menaungi beberapa perusahaan nya itu , dia mendirikan sebuah group yang dia beri nama Gold Pasifik Nusantara atau GPN dengan diri nya yang duduk sebagai presiden direktur nya .

Baru beberapa saat Aurelia merenung , pintu di ketuk dari luar .

Nabila berdiri di depan ruang pribadi aurelia itu , "ibu makan di sini apa di kan tin bu ?" ...

"Hmm , disini saja deh , pesankan makanan yang biasa ya Nab !" ujar aurelia , sambil melangkah menuju meja nya .

Kembali dia memeriksa berkas berkas yang masuk itu satu persatu , lalu menandatangani nya .

Tidak seberapa lama Nabila masuk kembali bersama seorang pelayan kantin yang mengantarkan makanan ke ruangan itu .

"Nab !, sini duduk di sini , temani saya makan , malas makan sendirian !" pinta Aurelia .

Nabila tahu , bila sang bos nya ini meminta ditemani , paling paling mau curhat .

"Nab !, kamu sudah punya pacar ?" tanya Aurelia sambil makan .

Dengan tersenyum malu malu , Nabila menganggukkan kepalanya , "sudah bu , rencana nya tahun depan kami akan menikah bu , pacar saya sedang bekerja keras mengumpulkan uang untuk perkawinan kami nanti !" ...

"Hmmm !, punya pacar enak nggak sih Nab ?" tanya Aurelia .

Mendengar pertanyaan dari sang bos nya itu , Nabila sampai tersedak di buat nya .

Di tatap nya wajah jelita sang bos nya itu , wajah yang lebih pantas menjadi bintang ketimbang bos killer , aneh rasa nya bila ada seorang gadis cantik jelita , putri seorang sultan yang kaya raya serta lulusan luar negri , tetapi tidak pernah pacaran , sungguh sulit di terima akal .

"Memang nya ibu tidak pernah pacaran ?" tanya Nabila heran , sambil menatap kearah sang bos .

Sambil tersenyum hambar , Aurelia menggelengkan kepala nya , " tidak pernah , kau heran kan ?" ...

"Iya bu !, ibu cantik jelita , bahkan para bintang film aja lewat bila di bandingkan dengan ibu , kaya raya , putri konglomerat , lulusan luar negri lagi , dimana disana keperawanan tidaklah ada arti nya , tetapi ibu , pacaran saja tidak pernah !" kata Nabila heran .

"Ya !, itulah kenyataan nya Nab , yang mau banyak , mungkin aku wanita karier sejati Nab , yang tidak tertarik dengan urusan cinta asmara , aku lebih tertarik kerja dan kerja , itu saja , seperti para wanita karier di luar negri sana , yang gila kerja , banyak yang memilih hidup sendirian hingga tua !"kata aurelia sambil mata nya menerawang jauh .

"Lalu mereka kerja untuk apa bu , kita kan kerja untuk anak , kalau kita tidak punya anak , lantas harta kita yang setinggi gunung dan seluas samudra itu untuk siapa bila kelak kita sudah tua ?" tanya Nabila lagi .

Mendengar pertanyaan dari Nabila itu , sukses membuat Aurelia tercengang , alam pikiran nya seperti di gugah .

"Harta kekayaan untuk siapa ?" ...

"Untuk siapa ?" ...

"Untuk siapa ?" ...

Ditarik nya nafas dalam-dalam , di coba nya membuang jauh jauh pertanyaan yang tidak dia kehendaki itu .

Tetapi pertanyaan itu kembali berulang ulang di kepala nya .

"Aku sudah mencoba membuka hati pada beberapa laki laki , tetapi aku tetap tidak bisa untuk menyukai nya Nab , aku sangat ingin hidup seperti orang lain , di cintai dan mencintai , tetapi aku tidak bisa !" kata aurelia dengan suara agak bergetar .

Dengan wajah takut dan agak gemetar , Nabila memberanikan diri bertanya , "apakah , i , i , ibu a' a , anu eh enggak !" ...

Aurelia menatap wajah Nabila , "maksud mu aku penyuka sesama jenis ?" ...

Nabila cuma mengangguk kecil , tanpa berkata kata .

"Huh !, amit amit Nab Nab !, aku masih wanita normal yang menyukai laki laki , tetapi untuk mencintai , itu yang susah ku lakukan !" jawab Aurelia .

"Yaah bersabar lah bu , jodoh itu seperti kata orang , dikejar dia lari , di diemin datang sendiri !" sahut Nabila .

"Semoga kau benar Nab !, aku juga ingin seperti orang lain , ntar keburu tua dan tidak laku !"seloroh Aurelia .

Selesai makan , seorang pelayan kantin datang membereskan bekas makan mereka .

"Nab , buatkan aku secangkir kopi ya , aku pengen ngopi sebentar " pinta Aurelia pada Nabila .

Dara lincah berusia dua puluh empat tahun itu segera ke ruang belakang , tempat membuat kopi .

Di ruangan itu , ada sebuah mesin pembuat kopi .

Nabila segera membuat kopi dengan takaran yang sudah di ingat nya , kopi kesukaan sang bos .

Tidaklah terlalu lama , secangkir kopi sudah terhidang di meja Aurelia .

"Nab !, kau dan Mieke tolong gantikan aku menemui utusan dari Tower Agung itu , aku mau refreshing sebentar , tiba tiba pikiran ku bleng tanpa ide apapun Nab !" pinta Aurelia pada Nabila .

"Baiklah bu , akan saya katakan pada bu Mieke segera !" ...

"Suruh mang Ayin menyiapkan mobil , aku mau kerumah dulu !" kata aurelia sambil mengemasi barang barang nya kedalam tas nya .

Setelah semua nya beres , aurelia segera keluar dari ruangan nya , menuju ke lift khusus , di ikuti empat orang pengawal di belakang nya .

Ke empat pengawal ini adalah orang suruhan Zion kakak nya di Jerman untuk mengawal dan melindungi nya , dari apa pun .

Ke empat orang ini merupakan orang orang yang sangat terlatih dalam hal senjata dan berkelahi .

Mobil BMW hitam yang di kemudikan mang Ayin segera melaju ke selatan kota Megapolitan , kesebuah komplek rumah elite .

Di sebuah Mansion bertingkat tiga , mobil itu berhenti , mang Ayin membunyikan klaksonnya dua kali .

Pintu gerbang pun bergerak membuka sendiri , dan setelah mereka masuk , pintu gerbang itu pun menutup sendiri .

Aurelia segera masuk kedalam kamar nya , melepaskan pakaian kerja nya , lalu masuk kedalam kamar mandi .

Tidak seberapa lama , dia keluar dari kamar nya , dengan balutan celana jeans sedikit ketat , baju panjang .

Dia melangkah ke belakang Mansion nya , memasuki sebuah bangunan berbentuk gudang ukuran lima meter kali delapan meter .

Dibuka nya sebuah lemari besar , ternyata di dalam lemari itu ada sebuah pintu seukuran lebar tujuh puluh senti dan tinggi seratus lima puluh senti .

Aurelia masuk kedalam pintu kecil itu , ternyata pintu itu menuju ke ruang bawah Tanah yang merupakan sebuah lorong .

Setelah berjalan cukup jauh , dia tiba di sebuah tangga naik .

Dengan menaiki tangga itu , dia keluar di sebuah gudang kosong jauh di luar tembok , namun tanah itu masih milik Aurelia juga .

Di gudang itu ada sebuah motor tua , dan dengan motor tua itu , Aurelia keluar arah ke jalan raya .

Begitulah jika lagi gabut , Aurelia sering keluar sendirian tanpa pengawalan , dan dengan pakaian sederhana yang tidak seorangpun mengenal nya .

...****************...

Episodes
1 Aditya .
2 Persahabatan .
3 Aurelia .
4 Perasaan Hampa .
5 Berbagi hati .
6 Masuk Perangkap .
7 Malapetaka .
8 Gara gara Siluman .
9 Khayalan Nyata .
10 Bertemu lagi .
11 Bujukan .
12 Dilema .
13 Di Incar .
14 Nikah yok .
15 Tiupan Angin Jahat .
16 Ngambek .
17 Hinaan .
18 Rasa Cemburu .
19 Kejujuran .
20 Penculikan .
21 Sepi tanpa Kamu .
22 Evelyne yang misterius .
23 Ruangan Pribadi .
24 Putra Mahkota .
25 Serasa dalam Mimpi .
26 Cinta Tersangkut di Jaring Laba Laba .
27 Pak Yanuar Tersandung Batu .
28 My Hanny .
29 Ngambek Lagi .
30 Cinta Jadi benci , Benci jadi Dendam .
31 Putaran Roda Nasib .
32 Korban Pengeroyokan .
33 Tiga Wanita Tangguh .
34 Siuman .
35 Teror !.
36 Kehilangan Sahabat .
37 Kedatangan para Sahabat .
38 Kembali ke Mansion .
39 Ambisi Zon Ibram .
40 Lara Hati Anita Chan .
41 Mencintai , Meskipun tidak Untuk Memiliki .
42 Kebersamaan .
43 Evelyne berjumpa Ibu .
44 Ngidam Mangga dan Dondong .
45 Balapan Motor Maut .
46 Memancing di Telaga Wiring .
47 Teror di Telepon .
48 Teror di Jalan Raya .
49 Serangan .
50 Obsesi Helena .
51 Sumpek .
52 Ketiduran di Taman .
53 Jadi kecemburuan .
54 Mulai Timbul Rong Rongan .
55 Mencinta bukan untuk memiliki .
56 Fransiska cemburu .
57 Kemesraan Aditya dan Fransiska .
58 Ter Fitnah .
59 Penyesalan .
60 Galau .
61 Arti Sebuah Kehilangan .
62 Pertemuan Sejenak .
63 Pamit ! .
64 Kawah Candradimuka.
65 Bara mulai panas.
66 Black Devil.
67 Rencana.
68 Pertemuan di restoran.
69 Jhonatan Bertindak.
70 Masa Tenang.
71 Adilia dan Ameralia.
72 Roy Edan.
73 Ditolak Dua Wanita.
74 Kecurigaan Fransiska.
75 Black Angel.
76 Di Teror lagi.
77 Teror Terus Berdatangan.
78 Runtuh nya Sebuah Kerajaan Bisnis.
79 Adilia dan Ameralia di Culik.
80 Pasrah Dalam Takdir.
81 Jamuan Makan Malam.
82 Merajut Kebersamaan Kembali.
83 Pengganggu Kecil.
84 Shoping.
85 Keangkuhan seorang wanita.
86 Insiden di Mall.
87 Kesandung Batu.
88 Tertuduh.
89 Pengkhianatan.
90 Musuh dalam Selimut.
91 Titik Balik.
92 Hukuman Gangster.
93 Ke Kampus.
94 Dua Serigala putih.
95 Dendam Dua Serigala Putih.
96 Membeli Kafe Bangkrut.
97 Menelpon Deri Chan.
98 Membuat Rencana.
99 Pertarungan di taman Kecil.
100 Benci apa Suka.
101 Pertemuan Empat Sahabat.
102 Kafe Sahabat D3T.
103 Mengatur Rencana.
104 Hidup Diantara Dua Rasa.
105 Ada Cinta dalam Balutan Benci.
106 Karyawan Baru Kafe.
107 Jadi Karyawan Kafe.
108 Reunian.
109 Tersinggung.
110 Merajut Kebersamaan.
111 Rasa Was Was.
112 Adilia dan Ameralia di Culik.
113 Kemurkaan.
114 Irene Murka.
115 Tabir Tersingkap.
116 Kemarahan Aditya.
117 Mendung Diatas Bukit.
118 Om Dodo.
119 Pertemuan yang mengharu biru.
120 Bougenville Merah Ungu.
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Aditya .
2
Persahabatan .
3
Aurelia .
4
Perasaan Hampa .
5
Berbagi hati .
6
Masuk Perangkap .
7
Malapetaka .
8
Gara gara Siluman .
9
Khayalan Nyata .
10
Bertemu lagi .
11
Bujukan .
12
Dilema .
13
Di Incar .
14
Nikah yok .
15
Tiupan Angin Jahat .
16
Ngambek .
17
Hinaan .
18
Rasa Cemburu .
19
Kejujuran .
20
Penculikan .
21
Sepi tanpa Kamu .
22
Evelyne yang misterius .
23
Ruangan Pribadi .
24
Putra Mahkota .
25
Serasa dalam Mimpi .
26
Cinta Tersangkut di Jaring Laba Laba .
27
Pak Yanuar Tersandung Batu .
28
My Hanny .
29
Ngambek Lagi .
30
Cinta Jadi benci , Benci jadi Dendam .
31
Putaran Roda Nasib .
32
Korban Pengeroyokan .
33
Tiga Wanita Tangguh .
34
Siuman .
35
Teror !.
36
Kehilangan Sahabat .
37
Kedatangan para Sahabat .
38
Kembali ke Mansion .
39
Ambisi Zon Ibram .
40
Lara Hati Anita Chan .
41
Mencintai , Meskipun tidak Untuk Memiliki .
42
Kebersamaan .
43
Evelyne berjumpa Ibu .
44
Ngidam Mangga dan Dondong .
45
Balapan Motor Maut .
46
Memancing di Telaga Wiring .
47
Teror di Telepon .
48
Teror di Jalan Raya .
49
Serangan .
50
Obsesi Helena .
51
Sumpek .
52
Ketiduran di Taman .
53
Jadi kecemburuan .
54
Mulai Timbul Rong Rongan .
55
Mencinta bukan untuk memiliki .
56
Fransiska cemburu .
57
Kemesraan Aditya dan Fransiska .
58
Ter Fitnah .
59
Penyesalan .
60
Galau .
61
Arti Sebuah Kehilangan .
62
Pertemuan Sejenak .
63
Pamit ! .
64
Kawah Candradimuka.
65
Bara mulai panas.
66
Black Devil.
67
Rencana.
68
Pertemuan di restoran.
69
Jhonatan Bertindak.
70
Masa Tenang.
71
Adilia dan Ameralia.
72
Roy Edan.
73
Ditolak Dua Wanita.
74
Kecurigaan Fransiska.
75
Black Angel.
76
Di Teror lagi.
77
Teror Terus Berdatangan.
78
Runtuh nya Sebuah Kerajaan Bisnis.
79
Adilia dan Ameralia di Culik.
80
Pasrah Dalam Takdir.
81
Jamuan Makan Malam.
82
Merajut Kebersamaan Kembali.
83
Pengganggu Kecil.
84
Shoping.
85
Keangkuhan seorang wanita.
86
Insiden di Mall.
87
Kesandung Batu.
88
Tertuduh.
89
Pengkhianatan.
90
Musuh dalam Selimut.
91
Titik Balik.
92
Hukuman Gangster.
93
Ke Kampus.
94
Dua Serigala putih.
95
Dendam Dua Serigala Putih.
96
Membeli Kafe Bangkrut.
97
Menelpon Deri Chan.
98
Membuat Rencana.
99
Pertarungan di taman Kecil.
100
Benci apa Suka.
101
Pertemuan Empat Sahabat.
102
Kafe Sahabat D3T.
103
Mengatur Rencana.
104
Hidup Diantara Dua Rasa.
105
Ada Cinta dalam Balutan Benci.
106
Karyawan Baru Kafe.
107
Jadi Karyawan Kafe.
108
Reunian.
109
Tersinggung.
110
Merajut Kebersamaan.
111
Rasa Was Was.
112
Adilia dan Ameralia di Culik.
113
Kemurkaan.
114
Irene Murka.
115
Tabir Tersingkap.
116
Kemarahan Aditya.
117
Mendung Diatas Bukit.
118
Om Dodo.
119
Pertemuan yang mengharu biru.
120
Bougenville Merah Ungu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!