Aurelia .

Jauh dari tempat Aditya , nun di tengah hingar bingar kota Megapolitan , di halaman kantor pusat Gold Pasifik Nusantara atau GPN , yang bertingkat sepuluh itu , masuk sebuah mobil BMW hitam di iringi sebuah mobil lain nya .

Mobil BMW warna hitam itu langsung masuk kedalam ruang parkir khusus di ikuti mobil yang mengiringi di belakang nya tadi .

Setelah mereka tiba di dalam ruang parkir khusus itu , empat orang laki laki keluar dari mobil yang berada di belakang , dan berdiri berjejer , sementara itu , salah seorang membuka kan pintu mobil BMW hitam tadi .

Dari dalam mobil itu , keluar seorang wanita cantik jelita berkulit putih , tinggi tubuh seratus tujuh puluh senti berhidung mancung , dengan rambut sebahu , mengenakan jas hitam dan dengan lapisan dalam rok pendek selutut berwarna putih .

Ke empat orang laki laki tadi membungkukan badan nya pada wanita itu .

Wanita cantik jelita itu masuk kedalam sebuah lift , dan memencet tombol paling atas di ikuti oleh ke empat laki laki tadi .

Di lantai paling atas , wanita itu keluar di iringi ke empat laki laki tadi .

Di satu ruangan , ke empat laki laki tadi duduk di sofa yang sudah di sedia kan , sementara itu , wanita cantik tadi terus berjalan masuk ruangan lain nya .

Di sebelah sebuah pintu , ada sebuah meja yang di tempati oleh seorang wanita cantik pula .

melihat wanita cantik tadi datang , wanita yang asik membolak balik map itu segera berdiri , dan membungkukan badan nya , "selamat pagi Bu Aurelia !" ...

"Apa agenda hari ini Nabila ?" tanya wanita yang dipanggil Aurelie tadi .

"Ini Bu , pagi pagi meeting dengan para direksi , jam sepuluh pertemuan dengan direktur Menara Emas , lalu jam dua pertemuan dengan utusan dari Tower Agung bu !" jawab Nabila membacakan agenda Aurelie hari ini .

Naila bangkit membukakan pintu ruangan yang ada di sebelah nya , yang bertuliskan "Ruangan Presdir " itu .

Setelah Aurelia masuk terlebih dahulu , barulah dia mengiringi di belakang sang direktris itu .

Sebelum duduk , Aurelia melepaskan jas nya yang dibantu oleh Nabila sang asisten pribadi nya .

Setumpuk berkas yang harus dia pelajari dan tanda tangani , sudah menunjuk di atas meja nya .

Meeting pagi ini singkat saja , cuma acara rutin biasa , dan setelah acara meeting selesai , mereka kembali ke ruang kerja masing masing .

Sementara Nabila kembali ke meja nya , Aurelia mulai tenggelam dalam kesibukan nya , mempelajari berkas berkas yang masuk , yang perlu di tanda tangani .

Tiba tiba mata nya melihat sesuatu yang menarik tergeletak di sudut meja nya .

Diambil nya benda itu , sebuah undangan reuni SMA kebangsaan tempat dulu dia sekolah

Sudah bertahun tahun dia tidak lagi tahu kabar berita teman teman nya semasa SMA dulu .

Ada semacam kerinduan pada masa masa waktu masih di SMA dulu .

Kini usia nya sudah dua puluh enam tahun , dan semenjak lulus kuliah di Jerman , dia dipercaya papa nya , untuk memegang perusahaan nya yang berada di negeri ini .

Jadi sudah delapan tahun berlalu , dan selama itu , dia tidak lagi mengetahui kabar berita teman teman satu kelas nya dahulu .

"Tulilit tulilit !" ...

"Tulilit tulilit !" ...

Handphone di tas nya tiba tiba berbunyi .

Setelah di buka nya , ternyata Siska , teman sedari SD hingga SMA nya yang cantik jelita dan kini sukses menjadi super model di Paris .

"Halo Sis , apa kabar , lama tidak ada kabar berita nya lagi , tumben nelpon , ada apa ?" tanya Aurelia .

"Eh Rel , kau terima undangan reunian kelas SMA kita dulu nggak ?, aku terima nih undangan via online nya !" kata Fransiska dari seberang sana .

"Dapat dapat , tanggal sepuluh bulan depan kan ? , di hotel Santika , kau datang tidak ?" ...

"Datang datang , aku menginap di Mansion milik mu ya Rel ?" ...

"Boleh lah !, tetapi wani piro ?" ...

"Huuuh, sama sahabat sendiri perhitungan amat sih !" Siska terdengar mengomel .

"Iya iya iya ah !, tanggal berapa nek ?" tanya Aurelia .

"Tanggal delapan sore lah kira kira. !" jawab Siska .

"iya iya iya , kabari lagi nanti , kalau kalau aku lupa ya !" ...

"Oke , tapi ingat jemput aku , kau tahu keluarga ku sudah pindah ke Paris , aku tidak lagi punya keluarga selain kau di situ , oke ?"...

"Iya iya nek !, cerewet mu sedari dahulu tidak pernah hilang , udah dulu ya Sis !, nanti malam kita sambung lagi ya , aku mau kerja dulu !" ...

"Iya !, daaah !" ...

Aurelia merenung sesaat , terbayang Siska yang cantik , tinggi semampai selalu ceria serta cerewet itu .

Tersenyum sebentar , Aurelia kembali pada kesibukan nya memeriksa berkas yang masuk satu demi satu .

Lama Aurelia tenggelam dalam kesibukan nya sendiri , hingga telpon meja berdering .

Telpon ini hanya bisa dari Nabila saja , tidak bisa dari sambungan lain nya .

"Halo Nab !, ada apa ?" tanya Aurelia .

"Ini Bu , orang orang dari menara emas sudah menunggu di ruang pertemuan !" jawab Nabila .

"Mieke sudah siap kah ?" tanya Aurelia pada Nabila .

Mieke adalah sekretaris nya , yang menggantikan Aurelia , bila sedang sibuk .

"Sudah sedari tadi di ruang pertemuan Bu , berbincang bincang dengan orang orang dari Menara Emas !" jawab Nabila .

"Oh ya Nab , berkas berkas nya sudah kau bawa kah ?" tanya Aurelia lagi .

"Sudah semua Bu , sudah saya siapkan sesuai dengan yang ibu suruh kemarin !" jawab Nabila .

Mereka segera berjalan beriringan menuju lift khusus di ikuti empat orang laki laki tadi .

Nabila memencet tombol nomor lima , dan lift pun mulai bergerak turun dari tingkat sepuluh , ketingkat lima .

Ditingkat lima liftnya berhenti , saat pintu terbuka , Aurelia keluar di ikuti oleh Nabila dan empat pengawal nya .

Ruang pertemuan ini memiliki dua buah pintu , yaitu pintu belakang yang khusus untuk presiden dan para direktur , serta pintu depan yang mengarah langsung ke lorong menuju lift untuk umum .

Sebelum masuk ke ruang pertemuan itu , ada sebuah ruangan seukuran tiga kali empat meter , dengan sofa berjejer di kiri dan kanan ruangan , dengan pasilitas lengkap seperti kulkas , tv dan buku buku .

Ke empat pengawal tadi berhenti di tempat itu , karena disitu lah tempat mereka ketika mengawal sang presiden direktur saat mengadakan pertemuan , ataupun rapat .

Di ujung ruangan itu , ada sebuah pintu menuju ke ruang pertemuan .

Aurelia dan Nabila memasuki pintu itu menuju ke ruang pertemuan .

Didalam ruang pertemuan yang sangat besar itu ada sebuah meja panjang berbentuk huruf U .

Di kanan dan kiri meja duduk dua orang laki laki dan dua orang perempuan muda yang cantik .

Sedangkan di ujung tikungan meja dekat pintu belakang sudah ada seorang wanita muda yang cantik duduk di samping kiri sambil berbincang bincang dengan ke empat orang tamu .

Ketika melihat Aurelia datang , kelima orang itu segera berdiri sambil membungkukan badan .

"Selamat pagi Bu presiden !" ...

"Ya , selamat pagi juga kalian semua !" sahut Aurelia sambil duduk di kursi tengah , dan Nabila duduk di sebelah kanan nya .

"Baiklah !, marilah kita mulai pertemuan ini , beberapa waktu yang lalu , saya mengundang beberapa perusahaan untuk menawarkan pekerjaan persiapan lahan bandara baru di kota B , kemudian ada beberapa proposal yang masuk kepada kami , saya telah membaca dan mempelajari semua proposal yang masuk kepada saya itu , dari beberapa yang masuk itu , ada beberapa yang memenuhi kriteria saya , dan yang sangat penting bagi saya adalah kredibilitas dan tanggung jawab pada pekerjaan , tawaran kalian , dari Menara Emas untuk pekerjaan persiapan lahan ini , termasuk nanti nya pembuatan barak barak sementara tempat para pekerja , sebesar sepuluh milyar itu saya setujui , dengan pembayaran sistem empat empat dua , juga tidak masalah , artinya pencairan pertama empat puluh persen , kedua empat puluh persen dan setelah proyek selesai , dua puluh persen , selebih nya , kalian bisa bicara dengan bu Mieke , sekretaris saya , terima kasih !" .

Seorang laki laki paro baya menanggapi ucapan Aurelia tadi sambil tersenyum senang .

"Terimakasih bu presiden , terimakasih dan penghargaan sebesar besar nya untuk persetujuan ini Bu , nama saya Handoko , direktur utama Menara Emas , kami berjanji akan mengerjakan nya tepat waktu , sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan , bila mana sudah tidak adalagi yang harus di selesaikan , maka secepat nya akan kami kirim alat berat nya kesana bu , lantas bagai mana dengan masalah keamanan nya bu ?" tanya pak Handoko .

Aurelia menatap kearah Mieke , dan Mieke pun menganggukkan kepala nya .

...****************...

Episodes
1 Aditya .
2 Persahabatan .
3 Aurelia .
4 Perasaan Hampa .
5 Berbagi hati .
6 Masuk Perangkap .
7 Malapetaka .
8 Gara gara Siluman .
9 Khayalan Nyata .
10 Bertemu lagi .
11 Bujukan .
12 Dilema .
13 Di Incar .
14 Nikah yok .
15 Tiupan Angin Jahat .
16 Ngambek .
17 Hinaan .
18 Rasa Cemburu .
19 Kejujuran .
20 Penculikan .
21 Sepi tanpa Kamu .
22 Evelyne yang misterius .
23 Ruangan Pribadi .
24 Putra Mahkota .
25 Serasa dalam Mimpi .
26 Cinta Tersangkut di Jaring Laba Laba .
27 Pak Yanuar Tersandung Batu .
28 My Hanny .
29 Ngambek Lagi .
30 Cinta Jadi benci , Benci jadi Dendam .
31 Putaran Roda Nasib .
32 Korban Pengeroyokan .
33 Tiga Wanita Tangguh .
34 Siuman .
35 Teror !.
36 Kehilangan Sahabat .
37 Kedatangan para Sahabat .
38 Kembali ke Mansion .
39 Ambisi Zon Ibram .
40 Lara Hati Anita Chan .
41 Mencintai , Meskipun tidak Untuk Memiliki .
42 Kebersamaan .
43 Evelyne berjumpa Ibu .
44 Ngidam Mangga dan Dondong .
45 Balapan Motor Maut .
46 Memancing di Telaga Wiring .
47 Teror di Telepon .
48 Teror di Jalan Raya .
49 Serangan .
50 Obsesi Helena .
51 Sumpek .
52 Ketiduran di Taman .
53 Jadi kecemburuan .
54 Mulai Timbul Rong Rongan .
55 Mencinta bukan untuk memiliki .
56 Fransiska cemburu .
57 Kemesraan Aditya dan Fransiska .
58 Ter Fitnah .
59 Penyesalan .
60 Galau .
61 Arti Sebuah Kehilangan .
62 Pertemuan Sejenak .
63 Pamit ! .
64 Kawah Candradimuka.
65 Bara mulai panas.
66 Black Devil.
67 Rencana.
68 Pertemuan di restoran.
69 Jhonatan Bertindak.
70 Masa Tenang.
71 Adilia dan Ameralia.
72 Roy Edan.
73 Ditolak Dua Wanita.
74 Kecurigaan Fransiska.
75 Black Angel.
76 Di Teror lagi.
77 Teror Terus Berdatangan.
78 Runtuh nya Sebuah Kerajaan Bisnis.
79 Adilia dan Ameralia di Culik.
80 Pasrah Dalam Takdir.
81 Jamuan Makan Malam.
82 Merajut Kebersamaan Kembali.
83 Pengganggu Kecil.
84 Shoping.
85 Keangkuhan seorang wanita.
86 Insiden di Mall.
87 Kesandung Batu.
88 Tertuduh.
89 Pengkhianatan.
90 Musuh dalam Selimut.
91 Titik Balik.
92 Hukuman Gangster.
93 Ke Kampus.
94 Dua Serigala putih.
95 Dendam Dua Serigala Putih.
96 Membeli Kafe Bangkrut.
97 Menelpon Deri Chan.
98 Membuat Rencana.
99 Pertarungan di taman Kecil.
100 Benci apa Suka.
101 Pertemuan Empat Sahabat.
102 Kafe Sahabat D3T.
103 Mengatur Rencana.
104 Hidup Diantara Dua Rasa.
105 Ada Cinta dalam Balutan Benci.
106 Karyawan Baru Kafe.
107 Jadi Karyawan Kafe.
108 Reunian.
109 Tersinggung.
110 Merajut Kebersamaan.
111 Rasa Was Was.
112 Adilia dan Ameralia di Culik.
113 Kemurkaan.
114 Irene Murka.
115 Tabir Tersingkap.
116 Kemarahan Aditya.
117 Mendung Diatas Bukit.
118 Om Dodo.
119 Pertemuan yang mengharu biru.
120 Bougenville Merah Ungu.
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Aditya .
2
Persahabatan .
3
Aurelia .
4
Perasaan Hampa .
5
Berbagi hati .
6
Masuk Perangkap .
7
Malapetaka .
8
Gara gara Siluman .
9
Khayalan Nyata .
10
Bertemu lagi .
11
Bujukan .
12
Dilema .
13
Di Incar .
14
Nikah yok .
15
Tiupan Angin Jahat .
16
Ngambek .
17
Hinaan .
18
Rasa Cemburu .
19
Kejujuran .
20
Penculikan .
21
Sepi tanpa Kamu .
22
Evelyne yang misterius .
23
Ruangan Pribadi .
24
Putra Mahkota .
25
Serasa dalam Mimpi .
26
Cinta Tersangkut di Jaring Laba Laba .
27
Pak Yanuar Tersandung Batu .
28
My Hanny .
29
Ngambek Lagi .
30
Cinta Jadi benci , Benci jadi Dendam .
31
Putaran Roda Nasib .
32
Korban Pengeroyokan .
33
Tiga Wanita Tangguh .
34
Siuman .
35
Teror !.
36
Kehilangan Sahabat .
37
Kedatangan para Sahabat .
38
Kembali ke Mansion .
39
Ambisi Zon Ibram .
40
Lara Hati Anita Chan .
41
Mencintai , Meskipun tidak Untuk Memiliki .
42
Kebersamaan .
43
Evelyne berjumpa Ibu .
44
Ngidam Mangga dan Dondong .
45
Balapan Motor Maut .
46
Memancing di Telaga Wiring .
47
Teror di Telepon .
48
Teror di Jalan Raya .
49
Serangan .
50
Obsesi Helena .
51
Sumpek .
52
Ketiduran di Taman .
53
Jadi kecemburuan .
54
Mulai Timbul Rong Rongan .
55
Mencinta bukan untuk memiliki .
56
Fransiska cemburu .
57
Kemesraan Aditya dan Fransiska .
58
Ter Fitnah .
59
Penyesalan .
60
Galau .
61
Arti Sebuah Kehilangan .
62
Pertemuan Sejenak .
63
Pamit ! .
64
Kawah Candradimuka.
65
Bara mulai panas.
66
Black Devil.
67
Rencana.
68
Pertemuan di restoran.
69
Jhonatan Bertindak.
70
Masa Tenang.
71
Adilia dan Ameralia.
72
Roy Edan.
73
Ditolak Dua Wanita.
74
Kecurigaan Fransiska.
75
Black Angel.
76
Di Teror lagi.
77
Teror Terus Berdatangan.
78
Runtuh nya Sebuah Kerajaan Bisnis.
79
Adilia dan Ameralia di Culik.
80
Pasrah Dalam Takdir.
81
Jamuan Makan Malam.
82
Merajut Kebersamaan Kembali.
83
Pengganggu Kecil.
84
Shoping.
85
Keangkuhan seorang wanita.
86
Insiden di Mall.
87
Kesandung Batu.
88
Tertuduh.
89
Pengkhianatan.
90
Musuh dalam Selimut.
91
Titik Balik.
92
Hukuman Gangster.
93
Ke Kampus.
94
Dua Serigala putih.
95
Dendam Dua Serigala Putih.
96
Membeli Kafe Bangkrut.
97
Menelpon Deri Chan.
98
Membuat Rencana.
99
Pertarungan di taman Kecil.
100
Benci apa Suka.
101
Pertemuan Empat Sahabat.
102
Kafe Sahabat D3T.
103
Mengatur Rencana.
104
Hidup Diantara Dua Rasa.
105
Ada Cinta dalam Balutan Benci.
106
Karyawan Baru Kafe.
107
Jadi Karyawan Kafe.
108
Reunian.
109
Tersinggung.
110
Merajut Kebersamaan.
111
Rasa Was Was.
112
Adilia dan Ameralia di Culik.
113
Kemurkaan.
114
Irene Murka.
115
Tabir Tersingkap.
116
Kemarahan Aditya.
117
Mendung Diatas Bukit.
118
Om Dodo.
119
Pertemuan yang mengharu biru.
120
Bougenville Merah Ungu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!