POV dimas

Aku tak menyangka zahra akan menerima lamaranku. Aku memang tidak pernah mengutarakan isi hatiku padanya. Aku memang sangat pemilih tapi bukan berarti aku suka menjalin hubungan tanpa adanya ikatan. Aku tidak ada niat sama sekali bermain-main untuk mempersunting dirinya. Untuk memberitahu bahwa dia adalah gadis yang selama ini yang ku suka. Aku tidak punya keberanian yang besar.

Aku sudah terlanjur menyukai gadis sederhana dan pendiam itu. Aku cukup tahu diri bahwa tidak semua akan berjalan sesuai yang ku inginkan tapi jawabannya kemarin sangat membuat suasana hatiku berbunga-bunga. Meskipun tidak mengatakan apa pun tetap saja aku tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan baru saja ku dapatkan.kehadiran gadis itu sangat membuatku merasa nyaman. Terlebih lagi ibuku dan orang tua zahra punya hubungan yang sangat dekat.

Jujur aku tidak pernah menyukai adanya penolakan tapi aku tidak bisa memaksa kalau semua akan berjalan seperti yang ku inginkan. Aku menyadari, orang lain juga berhak untuk menginginkan sesuatu sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Punya wajah yang cantik,pantang menyerah dan selalu bersikap jujur. Aku yakin tidak ada pria yang tidak menyukainya dan jatuh cinta padanya. Bagi sebagian orang memang harta adalah yang dijadikan sebagai salah satu untuk memenuhi kriteria. Tapi itu semua tidak berlaku untukku. Aku sudah memiliki segalanya dan yang kuinginkan hanya seorang pendamping yang akan setia mendampingiku saat susah atau pun senang. Aku menemukan sosok yang selama ini ku cari pada diri zahra. Semoga saja apa yang terlihat oleh mataku tidak ada kekeliruan.

Getaran hebat itu kurasakan saat pertama kali melihatnya bekerja untuk pertama kalinya di salah satu bisnis yang sedang di rintis oleh keluargaku. Meskipun awalnya sudah tertarik padanya tapi aku tidak pernah mengutarakan isi hatiku sebab aku berpikir untuk apa menjalani suatu hubungan kalau belum ada titik terangnya. Namun, pada saat pertama kali aku mengajaknya keluar sekedar makan bersama dia terlihat merasa bersalah entah karena apa.

" Ayolah. Kapan lagi kamu akan menikmati hidup selain bekerja dan beristirahat" ucapku saat itu.

" Baiklah. Rasanya benar yang kamu katakan. Selama ini aku tidak pernah membahagiakan diriku sendiri meskipun sekedar berjalan-jalan" ucapnya.

Namun, semuanya berantakan saat bibinya yang jahat berada di tempat yang sama. Bahkan, dia tega menghina keponakannya sendiri di depan banyak orang. Semua ucapannya sangat menyakiti siapa saja bagi yang mendengarnya saat itu.

Dari sekian banyak orang mungkin hanya zahra orang yang bisa diam tanpa membalas diperlakukan seperti sampah. Semenjak saat itu bayangan Zahra selalu menghantui pikiranku. Rasanya tidak adil jika harus diperlakukan seperti itu dan sikapnya yang selalu sopan dan selalu menghargai orang yang lebih tua membuatku menaruh perasaan lebih dalam padanya.

Ketika itu ia hanya memutuskan pergi tanpa menjawab sedikit pun ucapan orang yang menghinanya. Aku sering menangis membayangkan bagaimana sakitnya saat berada di posisinya. Aku diam-diam memantau apa saja yang dilakukannya.

Saat berdekatan dengannya salah satu pekerja sama seperti zahra selalu marah-marah tanpa sebab. Bahkan, tanpa segan dia meminta agar zahra pergi menjauhiku. Dia selalu memaki dan menghina orang yang sedang kudekati. Dia memang wanita tidak berakhlak dan terlihat murahan bahkan dengan tidak segan dia berani mengaku kalau aku adalah miliknya. Beruntung aku tidak pernah menaruh perasaan padanya meskipun punya wajah yang cantik dengan gaya yang modis seperti artis ternama.

Rasa Respekku hilang begitu saja pada saat melihatnya suka pamer dan menghina siapa saja orang yang tidak disukainya .

" Kenalkan, ini dimas pacarku" ucap diana dengan sangat sombong. Aku hanya mampu diam tanpa bisa menjelaskan.

Tidak ada niat sama sekali bertemu dengannya, tapi tanpa sengaja malah bertemu dengan dia dan teman-teman geng sosialita yang selalu di banggakan.

Ingin marah tapi melisa mencegahku untuk membongkar semuanya. Katanya lebih baik diam dari pada membuat masalahnya semakin panjang.

Semenjak saat itu hubunganku dengannya semakin renggang hingga apa pun yang dilakukannya selalu membuatku merasa tidak nyaman.

Meskipun hidupnya sama sepertiku penuh kemewahan tapi aku tidak pernah menyukai sikapnya yang angkuh dan merasa derajatnya lebih tinggi dari siapa pun. Tak lama aku bertemu dengan zahra, dia gadis yang sederhana mudah bergaul dengan siapa pun dan tidak sombong seperti diana. Selain cantik zahra juga sangat lembut dan sangat menghormati orang tua.

Terkadang berjauhan dengannya membuatku merasa sedih menahan rindu yang tidak bisa ku bendung hingga ku putuskan untuk mengutarakan niatku pada ibu dan berkat dukungannya. Aku memutuskan untuk melamarnya.

" Dimas maukah kamu jadi kekasihku. Aku akan memberikan segalanya padamu" ucap diana.

" Apa kau sudah gila ! Dimana harga diri dan martabatmu sebagai wanita. Tidakkah kamu malu mengatakan ini padaku. Dasar wanita murahan" ucapku emosi.

" Iya. Kamu memang benar dimas. Aku sudah tak punya harga diri dan martabat karena kamu. Kamu jangan munafik. Bukankah dengan menerima tawaranku kita sama-sama beruntung. Aku dengan suka rela akan memberi segalanya padamu. Di luar sana belum tentu ada orang yang akan memberi dengan suka rela padamu" ucapnya tak tahu malu.

" Kamu benar. Wanita di luar sana pasti akan menjaga kehormatan mereka. Mereka terlalu berharga jika harus dibeda-bedakan denganmu" ucapku.

" Sangat tidak pantas jika mereka harus disamakan denganmu yang murahan. Asalkan kamu tahu saja, kamu beri dengan gratis pun aku tidak sudi menyentuhmu" ucap dimas.

" Dasar munafik. Kalau tidak menginginkannya lantas apa yang kamu inginkan kalau bukan menuntaskan nafsumu" ucap diana.

" Pergilah dari kehidupanku dan berhenti bertingkah bodoh seperti ini. Jangan sampai aku hilang kendali dan menghajarmu" geram dimas.

" Benarkah. Dengan suka hati aku akan menerima hajaran darimu. Tadi dengan angkuhnya kamu menolakku. Sekarang malah menginginkannya. Hey... Kita sudah kenal cukup lama. Kamu tidak perlu malu-malu padaku" ucap diana dengan genit.

Saat itu aku sedang bekeja di salah satu perusahaan keluarga kami yang di rintis sejak kakek masih muda.

Entah apa yang membuat diana dengan berani mengganggu konsentrasiku mengutarakan niatnya yang sama sekali tidak baik untuk dicontoh terlebih lagi bagi seorang perempuan.

Sesampainya di ruangan yang biasa dipakai oleh orang tuaku. Dengan genit dia mencoba memegang keningku yang berkeringat. Aku hanya diam, jika aku memarah atau memakinya di kantor takutnya malah jadi Boomerang bagi orang lain. Bahkan, dia bisa lebih nekat memojokkanku .

Jujur saja, selama hidup kini pertama kalinya aku bertemu dengan wanita sepertinya.

Wanita gila itu selalu saja membuatku tak berkutik. saat aku mencoba bernegosiasi dengannya, kebetulan dia memintaku untuk menemaninya ke kafe sebelah kantor.

" Aduhh, bahagianya bisa berduaan seperti ini. Kalau saja dari dulu kamu mau berduaan denganku seperti ini . Aku tidak perlu susah payah melakukan segala cara untuk mendekatimu" ucap diana.

Aku berusaha menghindar darinya tapi dia malah nekat melakukan sesuatu yang memalukan. Dengan terpaksa aku harus mengikuti apa yang dia mau, meskipun hanya sekedar duduk di kafe.

Namun, dia kembali berulah dengan memelukku dengan sangat erat. Kali ini tingkahnya sudah keterlaluan dan membuatku bertindak kasar. Dia menangis sejadi-jadinya untuk menarik simpati pengunjung kafe . Aku terjebak dan masuk dalam perangkapnya .

Aku pergi meninggalkan diana menangis sambil memegang pipinya yang merah.

Semenjak saat itu dia tak pernah menggangguku lagi. Namun, itu hanya sementara saja . Kini sekarang ia dengan berani terang-terangan mengaku aku dengannya ada hubungan spesial yang membuatku semakin merasa jijik jika berdekatan dengannya.

Saat aku ingin memberitahukan tingkah diana pada melisa. Namun, sangat di sayangkan niatku tidak berjalan dengan mulus karena saat itu rumah kediaman keluarga melisa kosong. Setelah bertanya pada ART yang di rumah, ternyata mereka baru saja pergi meninggalkan rumah. Kini sampai sekarang aku belum bisa memberitahukannya pada melisa. Aku tidak ingin mengganggunya saat bekerja demi kepentingan pribadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!