Hari ini aku harus kembali bekerja. Beberapa hari ini ada saja yang selalu mengganggu pikiranku, ditambah lagi saat rumahku dijual hingga terpaksa harus segera angkat kaki membuatku semakin tidak fokus melakukan apa pun .
" Doakan aku ya Bu. Semoga pekerjaanku hari ini lancar tidak ada kendala apa pun" ucapku sambil mencium tangan wanita yang selalu mengajarkanku kebaikan. Kemana pun kakiku melangkah ada saja nasihat yang selalu diucapkan ibu .
" Tanpa kamu minta pun, ibu selalu mendoakanmu. Tidak ada orang tua yang tidak ingin anaknya selalu dalam keadaan baik-baik saja" ucap ibu.
Dengan berjalan kaki hampir satu jam. Aku sudah samapi ditempatku bekerja seperti biasa. Sangat melelahkan, tapi tidak dapat yang bisa kulakukan. Ingin mengeluh tentu saja tidak, bagaimana aku bisa mengeluh sedangkan orang tuaku sentiasa semangat dalam keadaan apa pun. Tidak tenang rasanya meninggalkan ibu seorang diri dirumah nenek yang tidak bernyawa. Mengingat ibu yang selalu sabar meskipun banyak orang yang menghina kami membuatku merasa khawatir . Sedangkan, ayah dia hanya diam membuatku sulit memahami sikapnya yang sulit ditebak.
" hey anak baru! Apa yang kau lakukan, kenapa hanya diam ? Kamu disini dibayar untuk kerja bukan untuk melamun" ucap diana membentukku.
Huh apa lagi ini ? Mendengar ocehannya hari ini hanya membuat mood ku jadi berantakan.
" Maafkan aku. Lain kali aku akan lebih fokus lagi" ucapku .
Malas sekali rasanya harus berhadapan dengannya. Apa yang ku lakukan selalu saja salah dimatanya. Tingkahnya mengalahkan sikap orang yang menggajiku. Menyebalkan sekali, padahal aku tidak pernah ada masalah dengannya.
" Minta maaf saja terus dan buat hal yang sama . Dasar muka minta dikasihani" ucapnya pergi tanpa menghiraukanku lagi.
Huh! Aku harus bisa lebih fokus. Jangan sampai aku kehilangan pekerjaan yang susah kudapatkan bisa hilang begitu saja karena kelalaianku sendiri.
Setelah pindah dari rumahku yang lama, hari-hari yang ku lewati terasa begitu berat. Pekerjaan yang biasanya mudah ku kerjakan kini membuatku pusing. Di tempat kerja harus berhadapan dengan diana yang selalu marah-marah, di rumah malah harus berhadapan dengan bibi yang menjengkelkan. Entah sampai kapan kami mampu bertahan. Lama-kelamaan menjalani hari-hari yang rumit seperti ini bisa mengganggu kewarasanku saja.
Masak, sudah menjadi rutinitas yang kulakukan setiap harinya. Masak sendiri memang rasanya lebih nikmat dari makanan restoran bintang lima. Tapi, akhir-akhir ini nafsu makanku berkurang sebab tingkah bibi yang menjengkelkan. Ada saja tingkahnya yang selalu menguji kesabaranku. Semua yang ku lakukan selalu saja salah dimatanya. Seolah-olah kami hanya beban baginya.
" Hey babu setrika bajuku cepat" perintah bibi sambil membuang pakaiannya yang sudah disetrika sebelumnya.
" Bik ini kan sudah disetrika dan masih kelihatan rapi. Kenapa harus disetrika lagi. Bukankah ini sama saja dengan pemborosan listrik" tanyaku.
" Heh! Kamu tau apa? Kamu tuh hanya anak kemarin sore tau apa kamu hah! Lakukan saja apa yang saya perintahkan dan jangan pernah membantah. Kami tidak lupa kan, bahwa kamu dan keluargamu hanya menumpang gratis di rumah ini. Jadi jangan pernah membuat Saya marah yang bisa membuat kamu dan keluargamu jadi gelandangan" ucapnya dengan angkuh.
Ya allah sebenarnya terbuat dari apa hati wanita yang dihadapanku ini. Begitu teganya dia menghinaku dan keluargaku tanpa memikirkan perasaan kami.
Padahal posisi keluarga dan dia sama-sama menumpang. Bahkan semua keperluan di rumah ini, akulah yang membelikannya. Sedikit pun aku tidak pernah mengungkit tapi dia selalu saja menghinaku .
Selama ini aku selalu diam, meskipun banyak orang yang menghinaku. Bukan sebab aku tidak marah tapi mencoba untuk bersabar dan masih menghargai dan menghormati orang yang lebih tua dariku.
*****
Rasanya tidak bisa ku percaya ketika Dimas mengajakku jalan. Lama-lama berdekatan dengannya membuat jantung bergetar tidak karuan. Entah apa alasannya ingin berteman denganku aku tidak tau, tapi tidak apa . Ada yang mau berteman dengan ku saja sudah membuat ku senang.
" Assalamualaikum Zahra, apa kamu sudah siap" tanya dimas .
" Hmm.. su - sud- sudah mas tapi...
" Ada apa ?
Apa ada yang memarahimu atau ada yang membuatmu tidak nyaman? Tanya dimas.
" Ah tidak . Maksudku bukan begitu, tapi apa baju yang ku pakai kelihatan bagus? tanyaku.
" Baju apa pun yang kamu pakai pasti kelihatan bagus Zahra. Kita di nilai orang, layak atau tidak layak bukan tergantung baju yang di pakai tapi tergantung sikap orang yang ku memakainya" ucap dimas.
" Maaf mas, aku hanya ingin memastikan kalau aku pantas berteman dengan mu. Selama ini banyak yang menghina ku sebab bukan orang kaya. Aku hanya takut orang-orang yang melihat kita bersama akan memarahiku" ucap Zahra sambil menundukkan kepala.
" Zahra dengarkan aku. Banyak yang menghina bukan berarti semua orang sama. Suatu saat kamu pasti tau kenapa aku ingin selalu berdekatan denganmu. Semoga setelah mengetahuinya kamu tidak pergi menjauh dariku dan aku tidak bermaksud apa-apa. Niat baik, hanya saja aku takut kamu salah paham" ucap dimas.
HUH! Lagi-lagi aku hanya bisa diam setiap mendengarnya berbicara. Semoga saja kedekatanku dengannya tidak ada masalah. Aku hanya ingin berteman. Meskipun aku tau siapa diriku dan siapa dia. Aku juga cukup tau diri .
" Hmm, apa kamu menyukai tempat ini?
Atau apa kamu pernah ke tempat ini dengan kekasihmu? Tanya dimas penasaran.
" Ha ha ha ha ha kamu lucu sekali. Seorang Zahra memiliki kekasih itu mustahil. Punya banyak teman saja itu rasanya tidak mungkin. Apalagi punya seorang kekasih. Aku memang menyukai tempat ini tapi bukan berarti aku punya kekasih. Aku menjalin hubungan dengan pria mana pun" jawab Zahra.
Lucu sekali. Bisa-bisanya dia berpikir kalau aku punya kekasih. Andai saja dia tau kalau aku menyukainya dari zaman putih abu-abu. Bahkan rasa itu tidak benar-benar hilang semakin dekat dengannya membuatku tidak bisa mengontrol diri dan membuat jantungku berdetak lebih cepat.
" Kamu cantik. Rasanya mustahil sekali kalau ada pria yang tidak menyukaimu . Selain wajah yang cantik, kamu juga mempunyai sesuatu yang tidak semua orang bisa memilikinya" ucap dimas.
"OOPS! maaf sengaja" ucap seseorang yang menumpahkan minuman di baju ku.
Dia bibi istri paman. Menyebalkan sekali kenapa harus bertemu dengannya disini. Sempit sekali dunia ini hingga bisa bertemu dengannya dimana saja.
" Heh gadis miskin sedang apa kamu disini?" tanya bibi dengan angkuh.
" Dan kamu Dimas, apa kamu mengenal wanita miskin ini" ucap bibi sambil menunjukkan jarinya padaku.
" Maaf Tante. Aku mengenalnya dan dia juga satu-satunya orang yang dekat denganku" ucap dimas.
" Cukup bik. Dah cukup bibi menghinaku dan keluargaku. Bahkan di tempat yang ramai pun bibi melakukan hak yang sama. Untuk kamu mas terima kasih sudah mengajakku ke tempat senyaman ini, tapi aku minta maaf . Untuk saat ini suasana hatiku sangat tidak baik. Aku ingin pulang sendi
ri dan aku juga butuh waktu sendiri. Maaf " ucap Zahra pergi sambil menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Agatha cute🤍
betul yang penting berteman dulu
2024-03-10
0
Atha Diyuta
makin seru thor
2024-01-03
1
Hiatus
semangat kak
2023-11-27
0