POV tria

"ibu !" Teriakku berlari sambil menangis menghampiri ibu.

Ibu hanya mematung melihatku berlari seperti anak kecil. sesak di dada hanya itu yang kurasakan saat ini. Begitu banyak yang terjadi pada keluargaku . Sedangkan aku tidak ada saat mereka dalam keadaan yang sulit. Justru aku hanya mementingkan egoku tanpa berpikir apa dampak dari perbuatan-perbuatanku yang selalu mementingkan diri sendiri. Saat ini minta maaf pun tidak ada gunanya. Semua sudah terjadi dan itu bukanlah kemauanku.

"nak, benarkah ini kamu? Benarkah kamu kembali untuk ibu?tanya ibu.

" aku hanya mampir bu. Mba zahra sudah menceritakan semua yang terjadi belakangan ini. Maafkan aku. Sungguh aku sangat menyesal. Saat keluarga kita dalam keadaan sulit aku malah pergi menghilang begitu saja. Bukannya membantu aku malah menambah beban pikiran" ucapku .

" tidak apa-apa. Ini semua bukan salahmu. Semua yang terjadi belakangan ini bukan salah siapa-siapa. Dalam hal ini tidak ada yang perlu dipermasalahkan semua sudah berlalu. Seperti katamu dulu kamu juga berhak bahagia dan menentukan jalanmu sendiri" ucap ibu sambil tersenyum.

" beristirahatlah dulu, kamu pasti letih. Lihatlah badanmu ini yang terlihat semakin kurus. apa kamu tidak makan selama berbulan-bulan? pergi tiba-tiba dan datang mendadak tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Beri kabar terlebih dahulu kan ibu bisa memasak makanan kesukaanmu" gerutu ibu.

" he he he Maafkan aku . Kalau aku beri kabar itu bukan kejutan namanya" ucapku sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

" dasar anak nakal. Sudah sebesar ini masih saja suka membuat orang khawatir" ucapnya lagi.

Sebenarnya hari ini aku harus bekerja tapi aku tidak ingin membuat ibu berlarut-larut dalam kesedihan seperti yang dikatakan mba zahra saat bertemu denganku kemarin. Ku akui aku memang selalu mementingkan egoku tapi aku sudah berusaha untuk menghilangkan kebiasaanku yang buruk. Namun, semuanya tidak mudah. Bahkan, terkadang apa yang sudah ku niatkan malah bertolak belakang dengan apa yang ku lakukan. Setelah melakukan kesalahan, penyesalanlah yang selalu mengganggu pikiranku.

" terima kasih untuk semuanya. Tadinya ku pikir pasti aku akan di usir dari rumah ini mengingat betapa buruknya kelakuanku selama ini. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya. Ibu dan lainnya menyambutku dengan baik seolah-olah aku tidak pernah membuat kesalahan. Maafkan aku bu. Aku janji pasti akan berubah" ucapku merasa bersalah yang selalu ingin orang menuruti egoku yang belum tentu orang akan menyukainya.

" apa yang kamu katakan dek. yang berlalu biarlah berlalu. tidak ada manusia yang sempurna. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Kita jadikan saja kesalahan kita di masa lalu menjadi pelajaran agar tidak melakukan hal yang sama di kemudian hari. Dan rumah ini akan selalu terbuka untukmu. mampirlah ke sini setiap kamu ada waktu luang" ucap mba zahra .

Setelah beberapa jam di rumah ibu aku pun segera berpamit untuk pulang ke kontrakan ku. Rumah kontrakanku dengan rumah ibu memang tidak berapa jauh. Untuk sampai kesana hanya perlu menempuh waktu yang singkat . Tapi tetap saja aku tidak boleh pulang malam. Biar bagaimanapun aku tetaplah anak perempuan dan sangat berbahaya bagiku pulang sendiri. takutnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

dek ! Panggil seseorang dari mobil .

Seseorang itu berhenti tepat disebelahku lalu membuka pintu mobil. Setelah beberapa saat mengamati wajah seseorang itu baru aku menyadari ternyata dia ada adalah mba mel sahabat sekaligus orang yang bekerja di tempat yang sama dengan mba zahra.

"Kamu dari mana dan mau kemana bukankah rumahmu sudah lewat?" tanyanya heran.

" aku mau pulang mba. memang benar yang mba mel katakan rumahku sudah lewat. Aku baru saja dari rumah ibu dan sekarang ingin pulang ke rumah kontrakan ku" jelasku.

" tunggu! maksud kamu gimana? mba sama sekali tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan barusan. Kamu tidak berniat kabur dari rumah kan hingga harus mengontrak rumah lainnya. Padahal rumah kamu yang sekarang sangat nyaman di tempati sama seperti rumahmu yang lama" tanyanya lagi.

"tidak mba. Aku tidak kabur dari rumah" ucapku.

Sebenarnya keluargaku cukup mengenal siapa mba melisa. Selama ini mba melisa juga sudah banyak membantu keluarga kami saat berada dalam kesulitan termasuk masalah untuk makan sehari-hari. Meskipun dia tidak memberi setiap hari tapi tetap saja apa yang dilakukannya sampai saat ini belum bisa membalas semua kebaikannya.

" kamu tidak sedang berusaha untuk menipu mba kan? Agar mudah percaya dengan apa yang baru saja kamu katakan" selidiknya.

aku hanya tersenyum sambil menghela nafas dengan tingkah mba mel yang sangat prosesif. Berusaha menipunya tentu tidak akan pernah bisa berhasil. Dengan terpaksa aku pun menceritakan apa yang terjadi berapa bulan akhir-akhir ini. Dia hanya diam mengangguk-anggukkan kepala tanda paham apa yang baru saja ku sampaikan.

" naiklah. Aku akan mengantarmu . Tidak baik berjalan sendiri dalam keadaan sepi seperti ini" ucapnya.

" tapi rumahku sudah tidak jauh dari sini. Sebentar lagi pasti sampai" ucapku menolak.

" jangan membantahku. Segera naik atau kamu mau ku seret masuk ke dalam mobil" ucapnya sambil tersenyum.

Mau tidak mau aku segera mengikutinya Sama seperti yang dikatakan mba mel. Sebenarnya aku juga tidak terlalu berani berjalan sendiri. Beruntung sekali ada orang yang memberi tumpangan gratis meskipun dengan drama yang menyebalkan.

" terima kasih sudi mengantarku . silahkan mampir dulu mba" ucapku.

" baiklah" ucapnya menerima tawaranku. Padahal tadinya aku berpikir dia akan menolak apa yang ku tawarkan.

"Maaf mba . Keadaan rumah berantakan" ucapku merasa malu.

Menerima tamu dengan keadaan rumah yang berantakan sungguh sangat memalukan terlebih lagi aku adalah seorang perempuan.

" nggak apa-apa dek dah biasa dengan keadaan begini. Mba juga saat kelelahan langsung beristirahat tanpa melihat keadaan rumah bagaikan kapal pecah" ucapnya.

Tak lama aku pun segera membawa nampan yang berisi air teh untuk mba melisa.

" maaf mba, minuman seadanya. jauh berbeda dengan menu yang biasa mba nikmati. Jangan lupa segera minum teh ini. Lumayanlah bisa menghangatkan badan" ucapku.

" kamu ini kayak sama siapa aja. lihatlah baru bertemu beberapa saat tapi sudah berapa kali kamu mengucapkan kata maaf. Padahal tidak ada yang bersalah dan membuat kesalahan. Seharusnya kamu juga tidak perlu repot-repot membuat teh. Kalau mba mau, mba bisa membuat sendiri" ucapnya.

mba. Hmm...

" ada apa? Apa ada yang ingin kamu sampaikan? Tanyanya.

" menginaplah disini mba meskipun hanya semalam" ucapku.

" ha ha ha ha . Sebenarnya mba mengantarmu dan menerima tawaranmu sebab ingin menginap disini sebab merasa kesepian dirumah" ucapnya sambil tersenyum malu.

" bagus kalau begitu. Malam ini kita bisa tidur dengan nyenyak. Setidaknya tidak merasa kesepian" ucapku.

setelah menghabiskan teh yang tadinya ku hidangkan. Kami pun segera bersiap-siap melakukan ibadah sholat magrib sebagai kewajiban bagi beragama islam.

Usai sholat kami pun makan malam bersama sambil menunggu waktu sholat isya tiba

Terpopuler

Comments

Atha Diyuta

Atha Diyuta

setangkai bunga biar mkn smangat

2024-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!