kedatangan tamu spesial

hari ini entah kenapa jantungku berdetak lebih cepat saat ibu melarangku bekerja dan meminta agar satu hari ini tetap berada di rumah.

di hari-hari sebelumnya libur kerja mungkin sangat menyenangkan. Berbeda dengan hari ini. semua orang terlihat bertingkah sangat aneh. Pagi-pagi sekali ibu menyuruhku segera bersiap-siap, tapi dilarang untuk pergi meninggalkan rumah.

sebenarnya ada apa? tingkah mereka benar-benar sangat membuatku bingung. Bertanya pun tidak ada gunanya sebab pasti tidak akan mendapat jawaban.

" tumben sekali ibu masak makanan sebanyak ini dan menyuruhku cuti kerja dengan tiba-tiba. Padahal, hari ini kita tidak ada kedatangan tamu hingga semua orang harus berada dalam rumah" ucapku menghampiri ibu. siapa tahu dengan bertanya langsung pada beliau, aku bisa mendapat semua jawaban dari semua hal yang serba tiba-tiba pagi ini.

" eh, kata siapa kita tidak ada tamu? Hari ini ada yang akan datang ke rumah. tapi setelah mereka datang nanti, ibu harap kamu bisa menghargai perasaan mereka. Suka atau pun tidak suka kamu tetap harus menghargai perasaan lain dan juga selalu bersikap sopan pada yang lebih tua" ucap ibu membuatku semakin kebingungan. Bukannya mendapatkan jawaban dari semua hal yang mengganggu pikiran kini malah membuatku semakin merasa pusing. Tidak biasanya keluargaku bersikap seperti ini dan merahasiakan sesuatu dariku.

Dari pada membuatku semakin pusing memikirkan keanehan ini lebih baik segera membersihkan diri dan berdiam di kamar. Saat ibu melakukan ritual masak di dapur, maka tidak ada siapapun yang bisa mengganggunya.

setelah membersihkan diri aku langsung menemui ibu. Meskipun, dilarang ke dapur tapi tetap saja aku tidak bisa diam tanpa melakukan sesuatu dan membiarkan ibu bekerja sendiri.

" Bu, apa yang bisa ku bantu dan sebenarnya untuk apa ibu memasak sebanyak ini" ucapku menawarkan bantuan.

" semua sudah selesai dan kamu tidak perlu repot-repot. semua makanan yang sudah matang, silahkan dibawa ke meja makan" perintah ibu.

" baiklah " ucapku tanpa banyak protes.

selesai memindahkan semua makanan sesuai yang di perintahkan ibu. Tak lama terdengar suara seseorang dan memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah.

Terlihat orang yang sangat ku kenal dan setiap hari ku temui turun dari mobil. Dia bos tempat ku bekerja dan anaknya mas dimas. Saat mereka memasuki rumah wajah mereka sangat bahagia dan terlihat berseri.

pantas saja semua orang sangat bersemangat untuk menyambut tamu yang akan datang hari ini. orang sebaik mereka sangat pantas diperlakukan dengan sangat baik. Apalagi kata ibu keluarga bu siti sudah sangat banyak membantu keluarga kami. jadi, tidak ada alasan untuk tidak menyukai mereka.

Kami pun menyambut mereka dengan hangat dan langsung menghidangkan berbagai cemilan dan makanan yang sudah di masak ibu dengan penuh kasih sayang.

" Bu Siti, lama tak berkunjung. Kami kira ibu tidak ingin bertemu dengan kami lagi. Kami sekeluarga sangat merindukanmu" ucap ibu .

" saya juga merindukan kalian sekeluarga" ucap bu siti.

Aku pun segera mencium tangan bu siti dan menyapa anaknya yang baru saja kutemui kemarin sangat terlihat kaku.

Kami pun mempersilahkan tamu kami duduk dan menyantap makanan yang sudah tertata rapi di meja makan.

" lezat sekali makanan ini. Apa kamu yang memasak ini semua nak Zahra?" tanya bu siti.

" ah, tidak bu, ini semua ibu yang memasak . Bahkan tidak ada satu pun diantara kami diizinkan memasuki dapur" ucap Zahra sambil tersenyum malu-malu.

kami pun menyantap makanan dengan sangat nikmat. masakan ibu memang selalu menggugah selera ditambah lagi kebersamaan dengan keluarga membuat semakin terasa lebih nikmat dari apa pun.

" mas, silahkan ditambah lagi nasinya. Ini semua sengaja dimasak untuk kita santap bersama" ucap zahra.

Dimas hanya tersenyum menanggapi tanpa menjawab ucapan zahra. entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Sikapnya bagaikan bunglon yang selalu berubah-ubah. Kemarin saat bertemu dia begitu ramah dan tertawa lepas. Namun hari ini jangankan untuk berbicara, ditanya pun dia hanya menanggapi dengan senyuman.

tanpa menunggu lama ibu sudah menambahkan nasi serta lauk ke piring tepat di hadapan dimas.

sedikit pun tidak ada komentar dari mulut dimas. dia pun menyantapnya dengan lahap. Sepertinya dari tadi dia memang menyukainya tapi malu untuk menambah makanannya. Ibuku memang hebat tanpa berbicara pun dia bisa mengetahui isi pikiran orang lain.

Selesai makan kami pun ngobrol dan aku hanya tersenyum menanggapi mereka. Ikut campur dengan urusan orang tua rasanya sangat tidak sopan. Daripada melakukan kesalahan lebih baik diam dan duduk dengan manis.

" nak zahra, apa kamu sudah memiliki seorang kekasih atau seseorang yang akan menemanimu sampai tua nanti?" tanya bu siti membuka obrolan.

" hmmm, belum bu" ucap zahra sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

" wah, kayaknya kita bakal jadi besan nih. Untuk kamu nak dimas cepetan dilamar anak ibu, jangan sampai di ambil orang entar nyesal lagi. Kalau sudah terjadi menangis pun tidak ada gunanya" ucap ibu.

apa yang baru saja dikatakan ibu sungguh sangat membuatku merasa bersalah pada dimas. Bukankah dia sudah punya tambatan hati dan dia juga berharap cintanya akan terbalas dengan wanita yang disukainya.

Kami hanya saling pandang dan merasa bingung bagaimana untuk menjelaskannya pada semua orang. Aku tidak ingin apa yang di harapkan kedua orang tua kami malah tidak sesuai dengan yang diinginkan dan malah membuat hubunganku dengan dimas jadi renggang.

jujur saja aku memang menyukainya tapi juga sadar diri. Bagaimana mungkin ada orang yang menyukai anak orang susah sepertiku.

" nak zahra, kalau anak ibu tidak mampu mengungkapkan perasaannya biarkan ibu saja yang memberitahu apa niat kami datang ke sini. Nak, sebenarnya kami datang bukan hanya untuk berkunjung dan makan bersama tapi kami datang ingin melamarmu sebagai pendamping hidup anak ibu sekaligus jadi menantu ibu" ucap siti.

" kami juga sudah memberitahu hal ini pada ibumu dan beliau sangat mendukungnya hingga membuat kami berani datang hari ini" ucapnya lagi.

aku kembali tercengang sebab tak menyangka hari ini adalah untuk pertama kalinya aku dilamar pria yang sudah lama ku ucapkan setiap sujud doaku.

Mungkinkah aku adalah orang yang selama ini yang disukai dimas? Kalau jawabannya iya kenapa selama ini dia tidak pernah mengutarakan isi hatinya. Kalau saja tahu dari dulu bakal dilamar olehnya. tentu, aku tidak perlu merasa cemburu pada wanita yang berusaha mendekatinya.

" nak, kami tahu ini sangat cepat untukmu. Kami akan menunggu jawaban darimu. Berapa lama pun kamu ingin memikirkannya kami akan tetap menunggu. Apa pun jawabanmu, menerimanya atau pun tidak pasti kami akan menghargai semua keputusanmu" ucap ibu.

"Sebagai orang tua kami hanya bisa memberi restu. tapi kalau memang kalian ditakdirkan tidak berjodoh maka kami pun tidak akan memaksa apa yang kami inginkan. semua orang tua pasti menginginkan anaknya bahagia" ucapnya lagi.

aku mencoba memberanikan diri meskipun masih syok, karena tidak ada pertanda apa pun tiba-tiba langsung dilamar. Bahkan, ibu pun tidak pernah memberitahu apa-apa. Padahal, selama ini ibu tidak pernah merahasiakan apa pun dariku.

" sebelumnya, Zahra sangat berterima kasih pada keluarga ibu. Ibu sudah banyak membantu keluarga kami. bahkan, bersedia memberi Zahra pekerja meskipun tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Jujur, tiba-tiba dilamar dengan tiba-tiba seperti ini sangat membuatku terkejut. Zahra dengan senang hati menerima lamaran ini dan bersedia jadi pendamping hidup mas dimas dengan catatan dia harus memiliki perasaan yang sama seperti zahra" ucapku.

Jujur saja, aku tidak ingin berharap lebih dan menjalin hubungan dengan pria yang sama sekali tidak ada perasan terhadapku.

Kata orang seiring berjalannya waktu perasaan itu pasti akan ada. Tapi aku sadar bahwa aku tidak sehebat mereka yang bisa menunggu sampai kapan pun hingga cintanya terbalas. Terlebih lagi pria yang kusukai adalah idaman setiap wanita. Punya wajah tampan, baik akhlaknya, paham agama dan berpendidikan tinggi. Bukankah itu sudah sempurna, sedangkan aku hanya manusia biasa yang tidak punya kelebihan apa pun dan jika dibandingkan dengan siapa pun aku bukanlah apa-apa.

Terlihat dari wajah mereka sangat bahagia. aku berharap keputusan yang telah ku ambil saat ini adalah yang terbaik.

Setelah mereka pamit pulang tidak ada lagi yang membicarakan perihal lamaran.

Saat tidak ada aktivitas seperti ini entah kenapa wajah dimas selalu di pikirkanku. Berulang kali sudah ku coba untuk menghilangkannya tapi hasilnya nihil. Terkadang, aku merasa seperti orang yang hilang kewarasan dan suka senyum sendiri. Beruntung tidak ada yang melihatnya. Kalau ada yang melihatku bertingkah aneh seperti ini, entahlah apa yang dipikirkan mereka.

*****

Seperti biasa pagi ini aku kembali bekerja. Sampai disana sudah banyak pekerja dan pengunjung yang datang lebih awal.

" tumbet banget nih datangnya lama. Biasanya pasti kamu yang lebih awal dari kita semua. Ada apa gerangan" goda melisa.

" bener banget. kalian sadar nggak sih kalau pagi ini auranya berbeda. Hari ini kelihatan sangat berseri" ucap yang lainnya menimpali.

" apaan sih . Masa datang telat dikit aja harus ada cerita sih. Yang lain ada yang telat kalian nggak ada tuh nanya-nanya gini" gerutu Zahra.

" ada yang ngambek nih. Awas jangan sampai kesambet sama ayang" goda Melisa sambil berlari meninggalkanku.

Para pembeli berdatangan

Untuk membeli barang-barang yang mereka butuhkan. Bahkan, ada yang datang hanya sekedar tanya-tanya harga dan pergi begitu saja.

setelah pekerjaanku selesai, aku pulang berjalan kaki untuk menghemat biaya. Lumayanlah untuk berhemat dan bisa digunakan untuk membeli keperluan lainnya.

" Zahra, tunggu. Biarkan aku yang mengantarmu pulang" ucap dimas.

" nggak perlu repot-repot mas. Biasanya juga sendiri" ucapku sambil tersenyum.

" Widih, tadi yang mukanya kusut kayak setrikaan. Sekarang malah senyum-senyum bareng ayang nih. Lama-lama kayak bunglon aja nih suka berubah-ubah" ucap goda melisa.

entah kenapa dengan anak itu selalu bersemangat menggodaku terlebih lagi saat bersama dimas. Aku sudah seperti hiburan sesaat baginya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!