Keesokan harinya baru saja ingin pergi kerja. Tiba-tiba datang menjemputku tanpa memberi tahu terlebih dahulu.
Kalau dia memberi tahu terlebih dahulu pun tentu aku pasti menolak. Aku tidak ingin merepotkan siapa pun. Selagi masih bisa dilakukan sendiri kenapa harus melibatkan orang lain.
" Zahra bolehkah aku bertanya" ucap dimas tiba-tiba.
" Bukankah kamu sedang bertanya mas?" Ucapku menanggapi.
" Baiklah" ucapnya menghela nafas.
" Zahra, aku ingin bertanya alasan kamu menerima lamaran kemarin. Apakah itu murni keputusanmu atau atas paksaan dari orang lain" ucapnya lagi .
" Menurutmu gimana mas. Apakah itu adalah paksaan? Jawabku.
" Beritahu sejujurnya. Jangan membuatku semakin bingung dan menganggap bahwa keputusanmu kemarin memang atas dasar paksaan dari seseorang" ucap dimas.
" Mas, kurasa jawabanku kemarin sudah cukup jelas" ucapku.
" Kamu memang sudah memberi jawaban kemarin dan kamu menerima lamaranku. Tapi aku takut kalau itu tidak berdasarkan atas suka sama suka" jelas dimas.
" Baiklah aku akan memberitahumu. Tapi, sebelum menjawab pertanyaan kamu. Bolehkah aku bertanya padamu" ucap Zahra.
"Silahkan. Dengan senang hati dan tidak ada yang melarangmu untuk bertanya" ucap dimas.
" Ada hubungan apa kamu dengan diana mas?" Tanyaku.
Dimas yang biasanya ramah dan mudah tersenyum kini terlihat cemas dan menghela nafas dengan kasar.
" Kenapa dengan Diana?" Ucap dimas datar.
" Mas, jangan memberi pertanyaan yang lain padaku sebelum kamu bisa menjawab apa yang baru saja kutanyakan. Kamu tentu tahu apa yang ku maksud" kesal zahra.
" Aku dan melisa saling mengenal sudah cukup lama. Aku mengenalnya sebelum kita bertemu. Dia anak yang baik meskipun sikapnya yang suka ceplas-ceplos" ucap dimas.
" Dari semua pekerja yang menjadi bawahan ibu, melisalah orang yang mau menganggapku sebagai teman. Mencari teman memang mudah tapi tidak semua orang punya hati yang tulus dan niat yang baik. Tak lama setelah mengenal melisa, aku pun bertemu dengan diana yang di kenalkan oleh melisa sendiri. Katanya mereka masih bersaudara. Sejak saat itu diana selalu membuntutiku dan berusaha mencari perhatianku. Meskipun berusaha menjauh darinya, dia tetap saja berusaha melakukan apa yang ku suka. Bukannya menyukai malah membuatku semakin risih berdekatan dengannya. Aku lebih menyukai gadis pendiam dari pada agresif seperti dirinya" ucap dimas menjelaskan.
" Tapi, apa yang membuatmu Sampai bertanya tentang kedekatanku dan diana?" Tanya dimas heran .
" Dia selalu marah setiap melihatku berdekatan denganmu mas. Bahkan, dia juga selalu menghina dan mengatakan kalau aku harus sadar siapa aku dan siapa kamu. Kita hidup di tanah yang sama tapi status kita yang berbeda. Aku hanya gadis biasa dan tidak berpendidikan. Sedangkan, kamu? Kamu tentu tahu sendiri kan bagaimana" ucap zahra sambil menundukkan kepalanya.
" aku sudah memberitahu padamu segalanya dan ku harap tidak akan ada yang disembunyikan diantara kita. Aku juga tidak pernah memandang statusmu" ucap dimas.
" sekarang giliranmu. Bagaimana dengan pertanyaanku sebelumnya" ucapnya lagi.
" kemarin tidak ada yang memaksaku mas. Jujur, sudah lama aku menaruh hati padamu. Meskipun aku cukup tahu diri" ucap Zahra.
" lalu bagaimana denganmu. Bagaimana dengan gadis yang kamu sukai. Kenapa kemarin kamu hanya diam tanpa berkomentar sedikit pun" ucap zahra.
" orang itu adalah kamu zahra. Sama sepertimu bahkan sudah sejak lama aku menaruh hati padamu. semua yang kamu suka dan tidak kamu sukai, apa saja yang kamu lakukan setiap hari juga aku mengetahuinya" ucap dimas.
apa yang baru saja ku dengar sungguh sangat membuatku tercengang. Ku kira status kami akan menjadi penghalang, tapi ternyata malah tidak ada kaitannya sama sekali. Bahkan, kedatangannya kemarin sangat membuatku bahagia.
Aku berharap agar semuanya di permudah. Hati dimas sekarang milikku. begitu juga sebaliknya meskipun belum ada ikatan halal di antara kami. Aku akan menjaganya sebisaku.
" jika di takdirkan berjodoh. Aku sangat beruntung bisa mendapatkanmu" ucap dimas.
Aku tak menanggapi ucapan dimas dan pergi begitu saja. Entah apa yang membuatnya merasa tertarik padaku. Bahkan, kalau dia ingin tanpa harus memilih pun banyak wanita yang bersedia jadi pendamping hidupnya.
apa pun alasannya untuk memilihku. Ku harap semua berjalan dengan lancar dan tidak ada niat yang tidak baik. Hidupku sudah cukup banyak penderitaan. Aku tidak ingin ada yang menjadi masalah hingga membuat keluargaku kecewa.
****************
" eh, orang susah . Lihatlah ini beberapa hari yang lalu, aku baru membeli perhiasan satu set dengan model terbaru" ucap diana memamerkan perhiasan barunya.
Iri dengan perhiasannya tentu tidak akan pernah terjadi. Aku tidak pernah iri pada orang yang punya segalanya. Hidup sederhana, bisa makan dan masih punya keluarga yang peduli itu lebih dari cukup.
tidak semua orang bahagia dengan bergelimang harta. Banyak orang yang hidupnya tidak bahagia meskipun sudah memiliki segalanya.
Diana, memang selalu mencari cara untuk menjatuhkanku. Tapi, aku tidak akan mudah terpengaruh dengan semua kata-kata kasar yang di ucapkannya.
Mungkin orang tuanya sangat royal untuk memenuhi semua yang diinginkannya. Meskipun bisa membeli segalanya, tapi tetap saja mereka tidak akan pernah bisa membeli kebahagiaan.
Hidup sederhana tapi masih bisa menolong sesama yang membutuhkan. Bukankah itu salah satu kebaikan dan bisa membuat kita bahagia. Apalagi saat melihat anak jalanan yang menahan rasa lapar berhari-hari sangat membuatku sadar akan kehidupanku dulu. bisa membuat perut mereka merasa kenyang saja sudah membuatku merasa tenang.
" jadi orang kok hobinya melamun aja. Pasti iri Kan kamu dan kamu juga berharap bisa memiliki banyak aset seperti yang ku punya. semua orang pasti ingin memiliki segalanya, tapi menghayal tuh jangan ketinggian takutnya nanti jatuh sampai nggak bisa menerima kenyataan" ucap diana remeh.
ha ha ha ha ....
" apa yang baru saja mba sampaikan itu seharusnya untuk mba diana sendiri. Hidup susah bagi saya sudah biasa. Jadi kalau seandainya jatuh pun saya tidak akan pernah merasa tidak bisa bangkit kembali. Saya sudah jatuh berkali-kali tapi berkat dukungan dari keluarga saya. Saya mampu bertahan dan semangat untuk menjalani semuanya" ucap Zahra tak kalah jawab.
" lihatlah mba diana yang sudah terbiasa hidup dengan bergelimang harta. Sekali jatuh mba akan merasa dunia ini terbalik. Meskipun memiliki segalanya mba diana seharusnya bisa melihat kalau di atas langit masih ada langit. Mungkin di pikirkanmu kamu sudah hebat dengan memiliki segalanya tapi perlu diingat bahwa masih ada orang lain punya lebih dari yang kamu punya . Bisa saja kan orang memandangmu lebih rendah dariku. apa yang kamu punya saat ini hanya titipan dan bisa saja diambil kapan pun sesuai kehendak yang memberi. Punya aset kok dari orang tua, dari hasil jerih payah sendiri dong baru pantas diacungi jempol" ucapnya lagi.
" alah , nggak usah sok kamu ngatain saya seperti itu. Kamu bisa bilang gitu sebab kamu hidup pas-pasan kan" ucap diana.
" terserah deh mba. Semoga suatu saat nanti kamu bisa menyadari dan memahami apa yang ku maksud" ucap zahra tersenyum berlalu pergi.
HUH... sialan. niat hati ingin memamerkan perhiasan baru dan mempermalukannya tapi justru aku yang malu atas ucapannya. Baklah, ku biarkan hari ini menang memperlakukanku tapi lihat saja lain kali aku pasti akan membalasnya lebih dari ini. Orang tuaku bekerja untukku lalu untuk apa aku harus susah payah bekerja. Aku mau bekerja seperti sekarang saja sudah syukur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments