rumah baru

Tak lama kami pun sampai di sebuah kontrakan teman ayah dan langsung bertemu dengan pemiliknya.

Sebelum menanyakan harga terlebih dahulu kami melihat kondisi rumah tersebut. biar bagaimanapun aku tidak mau rugi dan ada masalah di kemudian hari. Meskipun uang pegangan saat ini seadanya. Tidak apa yang penting masih bisa bertahan sampai tanggal gajian di bulan berikutnya.

Dengan fasilitas tiga kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Peralatan masak-memasak juga sudah tersedia. Kelihatannya rumah ini sangat layak untuk kami huni. Kapan lagi bisa mendapat rumah kontrakan semurah ini dan bisa mendapat fasilitas yang lengkap seperti saat ini. Di tempat lain, belum tentu bisa dapat kontrakan murah dengan fasilitas yang lengkap.

" kira-kira bayaran perbulannya berapa nih ton?" Tanya ayah pada pemilik kontrakan.

" terserah kamu aja mas. dibayar berapa pun aku nggak masalah. Kalian mau tinggal disini saja aku sangat bersyukur. Sebenarnya, dulu banyak yang ingin tinggal disini. Namun, orang yang tinggal disini tidak ada yang bertahan lama. banyak orang menolak tinggal lama disini sebab bangunan sudah tua dan rumah ini tidak ada yang menempati hingga terkesan menakutkan bagi kebanyakan orang. Rumah ini juga belum pernah direnovasi, sebab tidak ingin mengubah kenangan masa kecilku. Meskipun sekarang sudah tidak punya siapa-siapa tetap saja aku sama sekali tidak berniat untuk mengubah bentuk rumah ini. Banyak kenangan bersama almarhum orang tuaku di rumah ini. Aku berharap orang yang tinggal dirumah ini juga melakukan hal yang sama untuk tidak mengubah apa pun dan kebetulan kalian berminat menempati rumah ini. Aku mempercayaimu dan keluarga bisa merawat dan menjaga rumah ini dengan baik.

" memangnya kenapa om tidak ingin mengubahnya? Meskipun diubah, tetap saja tidak akan bisa mengubah kenangan masa kecil om dengan keluarga" tanya Zahra penasaran.

" kamu benar. Bangunan ini meskipun diubah tetap saja tidak bisa mengubah kenangan yang ada di rumah ini, tapi tanpa mengubahnya rasanya lebih bagus sebab rumah ini berbeda dengan bentuk bangunan zaman sekarang yang terlihat modern" jelasnya lagi.

Aku hanya tersenyum menanggapinya. Ucapan om anton mengingatkanku pada rumahku yang lama. Saat itu rasanya berat sekali untuk meninggalkan rumah yang sudah bertahun-tahun jadi tempat ternyaman bagiku dan keluarga. Meskipun rumah yang sederhana tapi terasa sangat berharga meninggalkan kenangan yang ada. Aku berharap suatu saat nanti bisa memiliki rumah sendiri dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan om anton. Sebagian orang mungkin menganggap pemikiranku dan om anton sangat kuno tapi hanya segelintir orang saja yang bisa memahaminya.

" tidak apa-apa om. Saya dan keluarga akan menjaga rumah ini dengan baik. Om tidak perlu khawatir, kami tidak akan pernah mengubah apapun dari rumah ini termasuk barang-barang yang sudah ditata rapi sebelum kami menempati rumah ini. Tapi kami harus tahu dulu berapa bayaran yang harus kami beri pada om setiap bulannya. Rumah ini terlihat sangat nyaman, sama seperti kontrakan kami yang lama" ucapku minta kepastian.

" untuk bayaran setiap bulannya saya serahkan pada kalian. Sebenarnya, saya tidak berharap mendapatkan uang dari hasil sewa rumah ini tapi mengingat sikap orang tuamu yang tidak pernah mau berhutang budi pada orang lain, lebih baik kalian membayar semampunya saja dengan catatan rumah ini kalian jaga dengan baik dan tidak ada yang boleh mengubahnya sedikit pun" jelasnya.

" om ayolah beri keputusan yang benar. Aku sudah terlanjur menyukai rumah ini. Aku tidak peduli dengan ucapan orang yang mengatakan bentuk rumah ini sangat kuno. Rumah ini kan dikontrakkan jadi semua harus jelas. Zahra takut ada masalah dikemudian hari hingga membuat kami harus meninggalkan rumah ini dan harus mencari kontrakan yang baru lagi" ucapku .

" bagaimana kalau kamu dan keluarga menempati rumah ini dengan gratis. Yang terpenting rumah ini ada yang merawat dan semua barang yang dirumah ini tidak ada yang berubah" ucapnya.

" saya ikhlas. Seperti yang saya ucapkan tadi saya tidak berharap mendapat uang dari rumah ini. Ada yang mau menempati dan bisa menjaga rumah ini dengan baik saja saya sangat bersyukur. kalau orang lain yang menempati rumah ini belum tentu mereka mau mengikuti keinginan saya" ucapnya lagi.

" terima kasih banyak om, kalau bukan karena om rasanya tidak mungkin bisa menemukan rumah sebagus ini. Insyaallah kami pasti akan menjaga dan merawat rumah ini seperti yang om mau" ucapku tanda setuju atas kesepakatan dengan pemilik kontrakanku yang baru.

" gimana bu, apa ibu dan ayah setuju kita tinggal disini. Maaf ya bu terlalu bersemangat melihat keadaan rumah ini, aku lupa minta persetujuan dari ibu dan ayah. Zahra memang menyukai rumah ini, tapi kalau ibu ingin mencari tempat lain juga tidak apa-apa"ucapku .

" hey kenapa tiba-tiba tidak bersemangat begini? Kalau kamu menyukainya, kami sebagai orang tua juga pasti menyukainya. ibu hanya berharap suatu hari nanti kita bisa berkumpul bersama seperti dulu. semoga saja adikmu yang nakal itu juga mau tinggal bersama kita lagi" ucap ibu sambil tersenyum.

" aku pasti bisa membujuknya Bu. Mungkin tidak sekarang tapi nanti aku akan mencoba menghubunginya dan memberitahukan kalau kita sudah Pindah kerumah yang baru dan masih berdekatan dengan rumah kita yang lama. tapi Zahra juga tidak yakin sebab anak itu sangat ingin menunjukkan kalau dirinya juga bisa hidup mandiri. Kita doakan saja semoga suatu hari nanti bisa berkumpul lagi seperti dulu" ucapku sambil memeluk ibu.

sebelum masuk aku segera membersihkan rumah. Sebenarnya, rumah ini sudah dibersihkan terlebih dahulu tapi tetap saja aku ingin melakukannya karena ingin memberi yang terbaik pada keluargaku. Ketika orang yang kusayang bahagia, aku juga merasa bahagia begitu juga sebaliknya. Saat mereka sedih aku juga bisa merasakan kesedihan mereka.

setelah rumah bersih, aku segera mengajak ibu dan lainnya untuk masuk kedalam rumah.

saat kaki melangkah kedalam rumah tidak henti-hentinya kami mengucap syukur dan mengucapkan assalamualaikum terlebih dahulu. Setelah itu aku segera memasukkan semua barang kami kedalam rumah. Biarlah hari ini sangat melelahkan yang penting bisa beristirahat dengan nyaman tanpa ada yang mengganggu seperti di rumah nenek. tiap hari selalu saja ada yang mengganggu ketenangan kami. Padahal, apa yang tidak seharusnya jadi masalah justru malah jadi masalah yang besar.

Selalu bersyukur dan mengucapkan bismillah begitulah pesan ibu yang selalu ku ingat.

Meskipun rumah ini bukan milik kami tapi itu sama saja sebab sekarang rumah ini sekarang kami yang menempati. Apalagi rumah ini lama tidak ada yang menempati jadi terkesan sedikit horor. saat bekerja diluar negeri aku bukanlah tipe orang yang penakut. Berbeda sekali saat di tanah kelahiran. Suasana rumah yang gelap saja bisa membuatku ketakutan dan tidak bisa tidur sampai pagi .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!