Terpaksa Berbohong

"Hmm.. Jadi itu suami Ainsley?" gumam Lewis memperhatikan dengan siapa Juni berbicara.

Beberapa saat kemudian Juni kembali naik ke dalam mobil. Dari ekspresi Juni yang tidak terlalu khawatir lagi, Lewis menganggap bahwa semuanya sudah teratasi. Lewis pun mengantarkan Juni pulang ke rumah.

Setelah itu Lewis kembali ke tempat di mana Ainsley jatuh pingsan. Di sana suasana sangat sunyi dan tegang. Perkelahian yang akan terjadi tadi telah menghancurkan hari yang seharusnya menggembirakan.

Lexa menunjuk sebuah kursi kosong di antara mereka seakan menyuruh Lewis yang baru datang duduk di sana. Lewis tidak bisa menolak karena sepertinya Lexa sudah sangat marah padanya.

"Jelaskan situasi yang terjadi." menatap pria yang nyaris dipukuli oleh Lewis.

"Mereka sangat ketakutan dan aku berniat menenangkannya. Aku ingin menawarkan mereka untuk duduk agar lebih rileks, tetapi aku tidak pernah mengira jika kakak itu berteriak."

Setelah mengetahui yang sebenarnya, Lewis jadi merasa bersalah karena sudah tersulut emosi. Kekhawatiran telah membuat dirinya lupa bahwa mereka semua yang ada di sana adalah teman yang selalu ada di saat Lewis melewati suka dan duka. Lewis pun meminta maaf pada mereka semua, khususnya pada teman yang nyaris dipukulinya itu.

"Jika bertengkar apa yang harus kalian lakukan?" tanya Lexa.

"Berpelukan." jawab mereka semua dan berpelukan tidak ubahnya teletabis.

***

"Tuan! Tuan!"

"Robin, tidak bisakah kau melihat keadaan? Aku sedang berbicara dengan klien."

Robin menepi tidak membantah. Robin menunggu dengan kegelisahan menyelimuti dirinya. Untuk menyampaikan berita penting dari Juni, Robin terpaksa harus menunggu perbincangan selesai.

"Mereka sangat menyukainya. Memang tidak salah mempercayai Hughes Property untuk kenyamanan tamu hotel kami."

"Ayah!! Ternyata ayah di sini. Aku sudah lama menunggu." seorang wanita menghampiri.

"Putriku ini selain cantik, juga sangat pintar." mengusap kepala anaknya.

"Ayah terlalu memujiku." melirik Zack sebentar, lalu tersenyum.

"Aku berharap seseorang seperti tuan Zack bisa menjadi bagian dari kami." tersenyum lebar.

Apakah ini ajang pencarian jodoh? Aku di sini untuk bisnis.

"Bagaimana jika kita makan malam bersama?"

"Saya sangat tersanjung menerima tawaran anda." memaksa senyum.

Mereka beranjak ke sebuah restoran. Zack tidak bisa menolak tawaran itu, karena orang yang menyantap makanan sekarang adalah klien penting. Pria itu adalah salah satu pelanggan yang membawa keuntungan besar bagi perusahaan. Hotel pria itu didominasi oleh perabotan merek Hughes Property.

***

Juni mengemasi pakaian untuk dibawa bersamanya ke rumah sakit. Hari ini Juni berencana menemani Ainsley. Kejadian tadi masih menjadi beban pikirannya. Juni tidak tega membiarkan Ainsley sendirian saja selama tidak sadarkan diri.

Sesampainya di rumah sakit, Juni merapikan rambut Ainsley dan sedikit mendandaninya. Hal itu dilakukan agar Ainsley tetap terlihat cantik saat bertemu dengan Zack. Kemudian Juni celingak-celinguk di koridor. Sudah malam hari, namun orang yang ditunggu masih belum datang.

Akhirnya Juni menyerah mempertahankan perut laparnya. Juni meraih jaket tebal yang dibawa dari rumah, lalu bertandang keluar mencari sesuatu yang bisa mengenyangkan perut. Pilihannya jatuh pada sate yang berada tidak jauh dari rumah sakit.

"Maafkan aku, Ley. Kali ini aku akan makan jajanan kaki lima seorang diri." gumamnya.

***

Berkali-kali Robin melirik jam tangan. Sudah malam hari tetapi Robin masih belum mengatakan hal penting yang harus dikatakan. Mereka masih berada dalam jamuan makan malam hingga sekarang. Perbincangan tidak kunjung usai.

"Saya sangat senang kita bisa makan malam bersama."

"Benar, ayah. Aku juga sangat senang bisa makan malam bersama tuan Zack." tidak bisa menyembunyikan senyumannya.

Robin tidak tenang memikirkan keadaan istri tuannya di rumah sakit. Mereka menikmati makan malam, sedangkan Ainsley terbaring di sana. Setelah memikirkan berbagai macam pertimbangan, akhirnya Robin memberanikan diri. Robin membisikkan kabar penting tersebut ke telinga Zack.

"Sesuatu yang buruk terjadi pada nona Ainsley, tuan."

Bukan hanya Zack yang melihat ke arah Robin, begitu juga dengan klien beserta sang putri. Mereka yang masih memegangi alat makan melongo heran. Mulut yang mengunyah makanan juga berhenti.

"Mohon maaf. Sayang sekali saya ada urusan mendadak. Silahkan anda melanjutkan makan malam berdua." undur diri.

Tanpa memedulikan bagaimana tanggapan kliennya, Zack mengayunkan kaki dengan cepat meninggalkan restoran dan pergi menuju rumah sakit. Di dalam perjalanan Zack memarahi Robin, karena tidak memberitahukan kabar itu lebih awal. Lantas Robin hanya bisa tersenyum kecut.

"Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa Ainsley bisa ada di rumah sakit?"

"Teman nona yang bernama Juni tadi datang ke kantor. Dia mengatakan kalau nona Ainsley tiba-tiba saja pingsan dan dokter perlu berbicara pada wali nona secara langsung."

Selama perjalanan Zack terus berharap bahwa Ainsley baik-baik saja. Meskipun pernikahan bukanlah keinginannya, namun tetap saja Zack merasa khawatir jika terjadi sesuatu pada Ainsley. Entah itu karena Emily yang meminta dirinya untuk menjaga Ainsley, entah itu karena dirinya memang khawatir pada Ainsley.

Baru saja tiba di rumah sakit, Zack mendatangi Ainsley terlebih dahulu. Sedangkan Robin menunggu di luar untuk memastikan tidak ada orang lain yang mengganggu waktu antara Zack dan Ainsley.

Zack duduk sembari memperhatikan Ainsley yang masih tidak sadarkan diri. Itu adalah kali pertama Zack menatap lama wanita yang selama ini ditunggunya, bahkan itu juga kali pertama selama usia 3 tahun pernikahan.

Usia mereka terpaut jarak 7 tahun. Sekarang Ainsley sudah berusia 23 tahun, sedangkan Zack sudah memasuki usia 30 tahun. Menurutnya Ainsley masih terlalu muda untuk menikah di usia 20 tahun. Zack berpikir pasti ada banyak hal yang ingin Ainsley raih.

Selama ini Zack tidak pernah menganggap Ainsley ada. Pernikahan baginya adalah sebuah alasan untuk melindungi Ainsley, sesuai permintaan terakhir Emily. Walaupun Ainsley adalah wanita yang dicarinya, namun waktu singkat yang dilalui bersama Emily juga berharga. Selama ini Zack menghindari Ainsley agar perasaan bersalahnya tidak terlalu besar pada Emily, karena telah curang mencintai orang lain.

Zack menyesal karena perbuatannya berdampak pada Ainsley. Tidak tau betapa sedihnya Ainsley selama tinggal sendirian di Casa Felise. Zack juga meninggalkan Ainsley ketika mereka baru saja menikah, bahkan setiap kali peringatan kematian Emily. Alasannya tetap sama, saat bersama Ainsley rasa bersalahnya pada Emily semakin besar.

***

Kenyang menyantap makan malam, Juni pun kembali ke tempat di mana Ainsley berada. Berulang kali Juni mengeluarkan tangan dari saku jaket sekedar untuk menutup mulut yang menguap. Tidak heran karena Juni baru saja selesai makan.

Dengan mata terkantuk-kantuk Juni berjalan menelusuri koridor. Sampai di depan pintu kamar pasien, Juni menggapai gagang pintu. Alih-alih membuka pintu, kenyataannya Juni sedang memegang tangan Robin. Menyadari hal itu Juni terperanjat kaget.

Juni ingin berteriak namun mulutnya ditutup lebih dulu oleh Robin. Juni mengangguk mengerti akan maksud Robin yang menyuruhnya untuk diam. Tidak sengaja Juni menoleh ke arah kaca. Tampak Zack sedang duduk sambil memandangi Ainsley.

Robin pun membawa Juni menjarak dari kamar pasien dan beralih duduk di kursi tunggu. Robin membeli 2 minuman berbeda dari mesin minuman, kopi dan teh. Kemudian menyodorkan minuman tersebut pada Juni. Kaleng berisi kopi diambil Juni dari tangan Robin.

"Saya sarankan agar nona Juni tidak memberitahukan pada nona Ainsley bahwa tuan Zack datang."

"Kenapa?! Aku tetap akan memberitahukannya. Tidak ada yang perlu disembunyikan."

"Saya anggap itu sebagai jawaban atas kesediaan nona Juni menerima amarah tuan Zack." tersenyum tipis.

"Aku lebih memilih temanku." tetap berpegang teguh pada pendirian.

Juni meneguk minuman kaleng itu sampai habis, lalu mengembalikannya pada Robin. Dengan tatapan menantang Juni pergi meninggalkan Robin seorang diri. Tanpa peduli akan kemarahan Zack, dengan santainya Juni membuka pintu kamar pasien.

Belum sempat membuka pintu, tiba-tiba seseorang lebih dulu membukanya. Zack keluar dari ruangan. Sedangkan Juni yang seharusnya berpegang teguh pada pendirian, tiba-tiba goyah lantaran tatapan dingin yang baru dilihat pertama kali dalam hidupnya. Tatapan itu berhasil membuat Juni bergidik.

Juni tersenyum kaku dan tanpa mengucapkan satu patah kata pun Juni menyingkir dengan sendirinya. Juni menepikan tubuh menempel ke pintu dan mempersilahkan Zack melanjutkan perjalanan.

"Maafkan aku, Ley. Aku harus menyimpan pertemuan malam ini rapat-rapat karena suamimu sangat menyeramkan." berbicara sendiri.

Zack menemui dokter yang menangani Ainsley, dituntun oleh Robin mendatangi sebuah ruangan. Di sana sudah ada dokter yang menunggu kedatangan mereka, yang mana sudah dihubungi oleh Robin sebelumnya.

Menurut penuturan dokter kondisi Ainsley sudah baik-baik saja dan kemungkinan Ainsley akan sadar besok. Zack menanyakan apakah ada hal buruk yang terjadi pada Ainsley. Sang dokter tidak bisa memastikan karena butuh pemeriksaan lebih lanjut dari orang yang bersangkutan. Mengingat Ainsley masih belum sadar, untuk sekarang dokter hanya bisa berasumsi.

Kondisi Ainsley membuat Zack tidak karuan. Zack tidak bisa tenang, apalagi setelah mendengar kata-kata dokter tadi semakin membuat dirinya diliputi kekhawatiran. Lantas ponselnya diberikan pada Robin. Zack meminta Robin untuk menghubungi Jessica. Zack ingin masalah itu Jessica yang menangani.

Kejadian itu membuat Zack berubah pikiran. Setelah ini Zack berpikir tidak akan lagi menghindari Ainsley. Zack ingin menjaga Ainsley agar kejadian seperti sekarang tidak terulang lagi. Zack ingin melindungi Ainsley seperti yang Emily inginkan, bukan sebagai status saja. Bukan juga sebagai suami, melainkan sebagai kakak ipar.

Meskipun akan sangat berat untuknya karena Zack tau bahwa dirinya akan jatuh cinta pada Ainsley, akan tetapi seperti itu lebih baik dibandingkan terjadi sesuatu pada Ainsley. Zack akan menanggung beban itu sebagai hukuman akibat mencintai orang lain saat bersama Emily dan melibatkan Emily hingga kejadian buruk terjadi.

***

Juni kembali pulang keesokan paginya karena harus pergi ke kampus. Juni tidak bisa libur lantaran sebentar lagi ujian kelulusan akan segera dimulai. Juni berharap Ainsley segera sembuh agar bisa mengikuti ujian.

Kopi tadi malam membuat Juni kantuk siang hari ini. Juni tidak bisa mencerna pelajaran dengan baik. Alhasil Juni tidak sanggup lagi dan terpaksa merebahkan kepala. Buku catatan dijadikan penghalang agar niatnya tidak diketahui oleh dosen.

Drrt.. Drrt..

Getar ponsel membangunkan Juni yang hampir terlelap. Sebuah pesan masuk dibaca oleh Juni. Di sana tertulis nama Robin yang mana kontaknya didapatkan pagi hari sebelum meninggalkan rumah sakit, ketika tidak sengaja berselisih jalan dengan Robin.

Seketika Juni berdiri saat melihat isi pesan tersebut. Di sana tertulis bahwa Ainsley sudah siuman. Saking senangnya Juni tidak menyadari bahwa semua orang kini sedang menatap ke arahnya, tidak terkecuali dosen.

"Apa ada pertanyaan, Juni?"

Juni tersadar kembali dan menggelengkan kepala. Tersenyum kecut melihat ke sekeliling, lalu kembali duduk mendengarkan pelajaran. Sayangnya Juni tidak bisa menemui Ainsley, karena pulang dari kampus Juni harus bekerja. Akhirnya Juni mengirimkan pesan saja sebagai bentuk kepeduliannya dan mengabari Lewis untuk mewakili dirinya.

Sebelum Robin mengabari Juni..

Saat itu Robin sedang berbicara dengan Jessica melalui ponsel. Tidak sengaja matanya mengarah pada Ainsley yang sudah sadar. Robin segera menyudahi panggilan dan memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Ainsley.

Setelah itu tanpa berkata-kata Robin pergi bersama dokter. Robin menanyakan bagaimana keadaan Ainsley. Beruntung keadaan Ainsley sudah stabil meski ada beberapa hal yang masih harus diperiksa lebih jauh mengenai penyebab pingsannya Ainsley, agar tidak terjadi hal serupa di kemudian hari. Sesuai perintah Zack hal tersebut akan diserahkan sepenuhnya pada Jessica.

Robin kembali ke ruang pasien. Menghampiri Ainsley yang duduk sambil menatap bingung sekeliling. Robin menanyakan bagaimana keadaan Ainsley untuk memastikan apa yang dirasakan oleh Ainsley saat itu.

"Aku masih sedikit pusing."

"Mungkin karena nona belum makan apa-apa sejak kemarin. Sebentar lagi akan ada pegawai rumah sakit yang mengantarkan makanan."

Ainsley memikirkan kejadian sebelum pingsan. Saat itu Ainsley bersama Juni dan yang lainnya. Mereka akan merayakan ulang tahun Lexa, namun kejadian tidak terduga membuat dirinya tidak sadarkan diri. Ainsley bingunh bagaimana harus mencerna kejadian itu, karena dirinya belum pernah pingsan sebelumnya.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau ada di sini Robin?"

"Nona Juni datang ke kantor mencari tuan. Tapi tuan sedang sibuk saat itu."

"Apa dia tau jika aku di sini?"

"Ya, tapi tuan tidak bisa datang." terpaksa berbohong.

Ainsley kelihatan sedih mengetahui Zack tidak datang membesuk. Pria tua berhati dingin adalah anggapan Ainsley terhadap Zack. Tidak mungkin Zack meluangkan waktu hanya sekedar untuk melihat dirinya di rumah sakit.

Kenapa dia jadi sedih dan memikirkannya?!

Secepat mungkin Ainsley menepis perasaan tidak karuan itu. Ainsley tidak ingin terbawa suasana hanya karena Zack tidak datang membesuknya. Apalagi ikatan mereka sekarang bukanlah apa yang diharapkan dan seharusnya Ainsley bersikap masa bodoh pada hubungan pernikahan itu.

"Karena nona sudah siuman, saya harus kembali ke kantor. Saya juga sudah menghubungi nona Juni. Akan ada yang menemani nona nantinya."

Robin pun pergi dan tidak beberapa lama setelah itu Lewis datang bersama seseorang. Kata maaf menjadi sambutan yang diucapkan pertama kali oleh orang yang membuat Ainsley berteriak kemarin.

"Ini bukan salahmu. Seharusnya aku yang meminta maaf karena sudah membuat kalian khawatir."

"Tetapi kakak ipar, kemarin aku hanya bermaksud menenangkanmu karena wajahmu sangat ketakutan saat itu."

"Hah? Kakak ipar?"

"Hey! Kau tidak boleh menyebutnya sembarangan begitu!" menjitak kepala temannya.

"Ah! Apa aku salah?" kebingungan karena berpikir jika Ainsley adalah kekasih Lewis.

"Bagaimana mungkin wanita bersuami menjadi kakak iparmu." bergumam.

Terpopuler

Comments

Jeni Safitri

Jeni Safitri

Baper dan bucin akut aja sekalian buat suaminya thor

2021-04-02

1

al - one ' 17

al - one ' 17

gw g suka apa karakternya se zack, egois ama perasaannya 😡 ama emily g suka justru sukanya ama ainsley tp ps nikah malah di sia" in. maunya apa se lu zack ??? lagian jg hrs muvon donk masa 3th msh lebay aja ama kematiannya se emily

2021-03-22

1

IKA 🌹SSC🌷💋plf

IKA 🌹SSC🌷💋plf

knp harus d rahasiakan kedatangan Zack k rumah sakit yaaa ?????

eh itu geng nya si Lewis bagus nya d kasih nama apa yaaa mereka bertato tapi baik hati dan lucu......😁😁😁

2020-12-01

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Selimut Kesedihan
2 Episode 2: Membenahi Kehidupan
3 Episode 3: Duplikat Hati
4 Episode 4: Kenangan Lama
5 Episode 5: Kebahagiaan Emily
6 Episode 6: Teman Baru
7 Rahasia Tersembunyi
8 Menolak Takdir
9 Pertemuan Duka
10 Kabar Buruk
11 Berteman Sepi
12 Gaun Pernikahan
13 Angin Lewat
14 Pria Bule
15 Episode 15: Salah Makan
16 Seorang Pencuri
17 Berita Penting
18 Terpaksa Berbohong
19 Situasi Rumit
20 Pria Tua
21 Bisnis Perjodohan
22 Terlambat Pulang
23 Khalayak Ramai
24 Melewati Bersama
25 Memastikan Hati
26 Melindungi Harapan
27 Pemandangan Langka
28 Cangkang Siput
29 Hadiah Penyesalan
30 Mencuri Start
31 Sebuah Kesalahan
32 Menahan Diri
33 Bintang Kecil
34 Menggoda Kekasih
35 Mengulur Waktu
36 Kartu Nama
37 Wanita Lain
38 Secarik Kertas
39 Tolong Aku!
40 Bunga Tulip
41 Efek Lampau
42 Rasa Bersalah
43 Obat Penawar
44 Salah Paham
45 Penderitaan Robin
46 Strategi Penjualan
47 Menanti Pertemuan
48 Mengingkari Janji
49 Takut Kecoak
50 Bersembunyi
51 Pesta Kecil
52 Ancaman Kepemilikan
53 Dansa
54 Kecemburuan
55 Jadwal Egois
56 Mogok Makan
57 Salmon Sushi
58 Cookies
59 Bertemu Juni
60 Dunia Baru
61 Menarik Perhatian
62 Kejutan
63 Episode 63: Pengacau
64 Episode 64: Keburaman
65 Buta
66 Episode 66: Karma
67 Kambuh
68 Syarat
69 Lepas
70 Kehilangan Arah
71 Pulang
72 Mi
73 Tamu Pertama
74 Posisi
75 Terancam
76 Diculik Ibu Tiri
77 Siapa Catrin?
78 Episode 78: Mengasuh Eilaria
79 Kesalahan Aaron
80 Kepergian Jeslyn
81 Terlambat Sadar
82 Menjadi Parasit
83 Perkara Ponsel
84 Menyelamatkan Catrin
85 Kesiaan Rindu
86 Mengasihani Diri
87 Rencana Lidya
88 Berpura-pura Bahagia
89 Jalan Keluar
90 Perseteruan Lama
91 Memulai Kembali
92 Penyamaran Ke-2
93 Tanpa Rencana
94 Benang Merah
95 Tamu Lain
96 Orang Kaya
97 Selamat Tidur
98 Episode 98: Wali Terhormat
99 Tuan & Nona
100 Lelucon Daun
101 Kepala Keluarga
102 Sandaran Bahu
103 Berbagi Hati
104 Seorang Kakak
105 Meminjam Nama
106 Tanpa Jejak
107 Gudang Kosong
108 Pakaian Sempit
109 Satu Atap
110 Dalang Kegelisahan
111 Ingin Pulang
112 Rumah Lama
113 Pasangan Favorit
114 Pil Pelukan
115 Menebak Kalimat
116 Detik Berharga
117 Provokator Asmara
118 Melenyapkan Egois
119 Bahu Sandaran
120 Jiwa Jomlo
121 Bulan Penumbra
122 Penjara Abadi
123 Pengalihan Tahta
124 Nenek
125 Terima Kasih
126 Penting!
127 Episode 1: Meminta Saran
128 Episode 2: Berdamai
129 Episode 3: Kencan Buta
130 Episode 4: Kacamata Hitam
131 Episode 5: Tempat Semula
132 Episode 6: Sekretaris Pribadi
133 Episode 7: Pertemuan Rahasia
134 Episode 8: Membangunkan Gavin
135 Episode 9: Menjalin Waktu
136 Episode 10: Pekerjaan Alea
137 Episode 11: Lembur
138 Episode 12: Larut Malam
139 Episode 13: Tanda Bahaya
140 Episode 14: Kehilangan Pegawai
141 Episode 15: Bertamu
142 Episode 16: Dilema
143 Episode 17: Sebuah Tamparan
144 Episode 18: Terikat Berita
145 Episode 19: Ingin Berkunjung
146 Episode 20: Kebohongan Besar
147 Episode 21: Menyatakan Perasaan
148 Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149 Episode 23: Nyctophobia
150 Episode 24: Penolakan Keras
151 Episode 25: Genggaman Tangan
152 Episode 26: Liburan
153 Episode 27: Kemarahan Ainsley
154 Episode 28: Tempat Tidur
155 Episode 29: Mencari Nayra
156 Episode 30: Pengharapan
157 Episode 31: Menceburkan Diri
158 Episode 32: Wanita Aneh
159 Episode 33: Salah Kira
160 Episode 34: Hamil
161 Episode 35: Makan Siang Keluarga
162 Episode 36: Pertemuan Kembali
163 Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164 Episode 38: Flashback
165 Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166 Episode 40: Berusaha Bangkit
167 Episode 41: Hubungan Khusus
168 Episode 42: Kemustahilan
169 Episode 43: Satu Persen
170 Episode 44: Kiriman Bunga
171 Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172 Episode 46: Terperangkap Hujan
173 Episode 47: Hak Milik
174 Episode 48: Api Kecemburuan
175 Episode 49: Keputusan Willy
176 Episode 50: Keinginan Nayra
177 Episode 51: Obsesi
178 Episode 52: Rumah Nayra
179 Episode 53: Pengaruh Alkohol
180 Episode 54: Penggemar Fanatik
181 Episode 55: Melamar
182 Episode 56: Persiapan Pernikahan
183 Episode 57: Pernikahan
184 Episode 58: Dua Pilihan
185 Episode 59: Waktu Berdua
186 Episode Khusus: Happy Anniversary
187 Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188 Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189 Dear Pembaca
Episodes

Updated 189 Episodes

1
Episode 1: Selimut Kesedihan
2
Episode 2: Membenahi Kehidupan
3
Episode 3: Duplikat Hati
4
Episode 4: Kenangan Lama
5
Episode 5: Kebahagiaan Emily
6
Episode 6: Teman Baru
7
Rahasia Tersembunyi
8
Menolak Takdir
9
Pertemuan Duka
10
Kabar Buruk
11
Berteman Sepi
12
Gaun Pernikahan
13
Angin Lewat
14
Pria Bule
15
Episode 15: Salah Makan
16
Seorang Pencuri
17
Berita Penting
18
Terpaksa Berbohong
19
Situasi Rumit
20
Pria Tua
21
Bisnis Perjodohan
22
Terlambat Pulang
23
Khalayak Ramai
24
Melewati Bersama
25
Memastikan Hati
26
Melindungi Harapan
27
Pemandangan Langka
28
Cangkang Siput
29
Hadiah Penyesalan
30
Mencuri Start
31
Sebuah Kesalahan
32
Menahan Diri
33
Bintang Kecil
34
Menggoda Kekasih
35
Mengulur Waktu
36
Kartu Nama
37
Wanita Lain
38
Secarik Kertas
39
Tolong Aku!
40
Bunga Tulip
41
Efek Lampau
42
Rasa Bersalah
43
Obat Penawar
44
Salah Paham
45
Penderitaan Robin
46
Strategi Penjualan
47
Menanti Pertemuan
48
Mengingkari Janji
49
Takut Kecoak
50
Bersembunyi
51
Pesta Kecil
52
Ancaman Kepemilikan
53
Dansa
54
Kecemburuan
55
Jadwal Egois
56
Mogok Makan
57
Salmon Sushi
58
Cookies
59
Bertemu Juni
60
Dunia Baru
61
Menarik Perhatian
62
Kejutan
63
Episode 63: Pengacau
64
Episode 64: Keburaman
65
Buta
66
Episode 66: Karma
67
Kambuh
68
Syarat
69
Lepas
70
Kehilangan Arah
71
Pulang
72
Mi
73
Tamu Pertama
74
Posisi
75
Terancam
76
Diculik Ibu Tiri
77
Siapa Catrin?
78
Episode 78: Mengasuh Eilaria
79
Kesalahan Aaron
80
Kepergian Jeslyn
81
Terlambat Sadar
82
Menjadi Parasit
83
Perkara Ponsel
84
Menyelamatkan Catrin
85
Kesiaan Rindu
86
Mengasihani Diri
87
Rencana Lidya
88
Berpura-pura Bahagia
89
Jalan Keluar
90
Perseteruan Lama
91
Memulai Kembali
92
Penyamaran Ke-2
93
Tanpa Rencana
94
Benang Merah
95
Tamu Lain
96
Orang Kaya
97
Selamat Tidur
98
Episode 98: Wali Terhormat
99
Tuan & Nona
100
Lelucon Daun
101
Kepala Keluarga
102
Sandaran Bahu
103
Berbagi Hati
104
Seorang Kakak
105
Meminjam Nama
106
Tanpa Jejak
107
Gudang Kosong
108
Pakaian Sempit
109
Satu Atap
110
Dalang Kegelisahan
111
Ingin Pulang
112
Rumah Lama
113
Pasangan Favorit
114
Pil Pelukan
115
Menebak Kalimat
116
Detik Berharga
117
Provokator Asmara
118
Melenyapkan Egois
119
Bahu Sandaran
120
Jiwa Jomlo
121
Bulan Penumbra
122
Penjara Abadi
123
Pengalihan Tahta
124
Nenek
125
Terima Kasih
126
Penting!
127
Episode 1: Meminta Saran
128
Episode 2: Berdamai
129
Episode 3: Kencan Buta
130
Episode 4: Kacamata Hitam
131
Episode 5: Tempat Semula
132
Episode 6: Sekretaris Pribadi
133
Episode 7: Pertemuan Rahasia
134
Episode 8: Membangunkan Gavin
135
Episode 9: Menjalin Waktu
136
Episode 10: Pekerjaan Alea
137
Episode 11: Lembur
138
Episode 12: Larut Malam
139
Episode 13: Tanda Bahaya
140
Episode 14: Kehilangan Pegawai
141
Episode 15: Bertamu
142
Episode 16: Dilema
143
Episode 17: Sebuah Tamparan
144
Episode 18: Terikat Berita
145
Episode 19: Ingin Berkunjung
146
Episode 20: Kebohongan Besar
147
Episode 21: Menyatakan Perasaan
148
Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149
Episode 23: Nyctophobia
150
Episode 24: Penolakan Keras
151
Episode 25: Genggaman Tangan
152
Episode 26: Liburan
153
Episode 27: Kemarahan Ainsley
154
Episode 28: Tempat Tidur
155
Episode 29: Mencari Nayra
156
Episode 30: Pengharapan
157
Episode 31: Menceburkan Diri
158
Episode 32: Wanita Aneh
159
Episode 33: Salah Kira
160
Episode 34: Hamil
161
Episode 35: Makan Siang Keluarga
162
Episode 36: Pertemuan Kembali
163
Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164
Episode 38: Flashback
165
Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166
Episode 40: Berusaha Bangkit
167
Episode 41: Hubungan Khusus
168
Episode 42: Kemustahilan
169
Episode 43: Satu Persen
170
Episode 44: Kiriman Bunga
171
Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172
Episode 46: Terperangkap Hujan
173
Episode 47: Hak Milik
174
Episode 48: Api Kecemburuan
175
Episode 49: Keputusan Willy
176
Episode 50: Keinginan Nayra
177
Episode 51: Obsesi
178
Episode 52: Rumah Nayra
179
Episode 53: Pengaruh Alkohol
180
Episode 54: Penggemar Fanatik
181
Episode 55: Melamar
182
Episode 56: Persiapan Pernikahan
183
Episode 57: Pernikahan
184
Episode 58: Dua Pilihan
185
Episode 59: Waktu Berdua
186
Episode Khusus: Happy Anniversary
187
Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188
Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189
Dear Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!